Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

WAHYU

DOSEN PENGAMPU

Dr. Hj. Yayan Rathikawati, M.Ag

DISUSUN OLEH :

Muhammad Bahruddin

(1195020089)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah untuk bahan mata kuliah studi
Ulumul Qur’an ini dengan judul “Al-qur’an”.

Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai
pihak, saya telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan,
walaupun didalam pembuatannya saya menghadapi berbagai macam kesulitan, karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr. Hj. Yayan Rathikawati, M.Ag selaku dosen pengampu Ulumul Qur,an. Dan juga
kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada saya. Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan agar dapat menyempurnakannya di
masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah inidapat bermanfaat bagi
teman-teman dan pihak yang berkepentingan.

Bandung, 5 Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Wahyu......................................................................................................................2
B. Cara dan Proses Turunnya Al-Qur’an........................................................................................3
C. Allah Mewahyukan Al-Qur’an..................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................................................6
Daftar pustaka............................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, dan
itu merupakan kitab suci bagi umat Islam. Selain itu Al-Qur’an juga dimaksudkan sebagai
petunjuk seluruh masyarakat dari zaman nabi Muhammad sampai akhir zaman. Kitab ini
juga memuat tema-tema yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, seperti pula
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antar sesama manusia, dan hubungan
manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Maka dari itu wahyu al-Qur’an selain
diturunkan kepada diri nabi Muhammad, beliau juga wajib untuk menyampaikan kepada
umatnya.
Proses turunnya Al-Qur’an juga melalui beberapa tahap atau secara mutawattir, itu
terjadi dalam kurun waktu 23 tahun. Dan dalam kurun waktu tersebut dapat dibagi
menjadi dua fase, yaitu ayat-ayat yang turun di Makkah atau sering disebut Makkiyah dan
ayat-ayat yang turun di Madinah atau sering disebut Madaniyah. Semua ini membuktikan
adanya hubungan dialektis dengan ruang dan waktu ketika ia diturunkan. Dengan
demikian studi tentang Al-Qur’an tidak bisa dilepaskan dari konteks kesejarahannya, yang
meliputi nilai-nilai sosial, budaya politik, ekonomi, dan nilai religius yang hidup pada
masa itu.
Sebagai umat Islam, kita harus tahu dan mau mempelajari Al-Qur’an mulai dari
sejarah turunnya Al-Qur’an sampai dengan memahami isi dari kandungan ayat-ayat Al-
Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan makalah Al-Qur’an ini, rumusan sebagai berikut:

1. Apa pengertian wahyu?


2. Bagaimana cara dan proses turunnya Al-Qur’an?
3. Bagaimana Allah mewahyukan Al-Qur’an?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari wahyu
2. Untuk mengetahui cara dan proses turunnya Al-Qur’an
3. Untuk mengetahui bagaimana Allah mewahyukan Al-Qur’an

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahyu

Wahyu atau al-wahy adalah kata mashdar (infinitif); dan materi katanya
menunjukkan dua pengertian dasar, yaitu; ‫( اإلعالم الخفي السريع‬tersembunyi dan
cepat).
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy menyatakan bahwa wahyu itu ialah yang dibisikkan
ke dalam sukma, diilhamkan dan isyarat cepat yang lebih mirip kepada dirahasiakan
daripada dilahirkan.
Dalam al-Quran tercantum ada 15 bentuk kata yang berasal dari akar kata wayu,
yaitu awhā, awhaitu, awhaina, nūhi, nūhihi, nuhiha, layūhuna, yūhi, fayūhiya, ūhiya,
yūha, yūhā, wahyun, wahyin, wahyan, wahyina, wahyuhu. Mengenai pengertian
wahyu dari aspek bahasa yang dikemukakan para ulama dapat disepadankan dengan
kalimat antara lain;

1. Ilham sebagai bawaan dasar manusia, dan ilham berupa naluri pada binatang.
2. Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakariah yang
diceritakan dalam Al-Quran.
3. Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam
diri manusia.
4. Apa yang disampaikan Allah kepada para malaikatnya berupa suatu perintah
untuk dikerjakan.

Jadi, pengertian wahyu secara etimologi adalah pemberitahuan secara


tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa
diketahui orang lain.
Pengertian wahyu secara terminologi adalah firman (petunjuk) Allah yang
disampaikan kepada para nabi dan awliya. Defenisi yang lebih ringkas, namun jelas
adalah “‫( ”كالم هللا تعالى المنزل على نبي من أنبيائه‬Kalam Allah kepada para nabi-Nya).
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy mendefinisikan bahwa wahyu secara terminologi
adalah nama bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam
dada nabi-nabi-Nya, sebgaimana diperghunakan juga untuk lafaz al-Quran. Wahyu
yang dimaksud di sini adalah khusus untuk nabi, sedangkan ilham adalah khusus
selain nabi.

Jadi, beda antara wahyu dengan ilham adalah bahwa ilham itu intuisi yang
diyakini jiwa sehingga terdorong untuk mengikuti apa yang diminta, tanpa

2
mengetahui dari mana datangnya. Hal seperti itu serupa dengan perasaan lapar, haus,
sedih dan senang.

B. Cara dan Proses Turunnya Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai wahyu Illahi disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui


suatu proses yang disebut inzal, yaitu proses perwujudan Al-Qur’an dengan cara:
Alloh mengajarkan kepada malaikat Jibril kemudian Jibril menyampaikannya kepada
Nabi Muhammad. Ada juga ulama yang membedakan antara al-inzal dengan at-tanzil.
Yang pertama berarti proses turunnya Al-Qur’an ke Al-lawh al-mahfudz, sedangkan
yang kedua berarti proses penyampaian Al-Qur’an dari Al-lawh al-mahfudz kepada
Nabi Muhammad Saw.
Proses turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad terdapat beberapa
pendapat, anatara lain sebagai berikut:
1. Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke Al-lawh al-mahfudz sebagaimana firman Alloh
dalam QS. Al-Buruj ayat 21-22.
2. Al-Qur’an diturunkan ke Al-lawh al-mahfudz ke langit bumi
sekaliguskemudisn diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad
selama 23 tahun, sebagaimana firman Alloh QS. Al-Baqarah ayat 158.
Mengenai bentuk wahyu yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Muhammad
Saw. Melalui perantara Jibril terdapat tiga versi pendapat ulama: pertama, Jibril
hanya menyampaikan makna, lalu Nabi menangkap dan memahami makna itu
kemudian Nabi mengungkapkannya kedalam Bahasa Arab. Kedua, Jibril menerima
makna dari Alloh Swt, lalu Jibril menyampaikannya kepada Nabi dalam Bahasa Arab.
Ketiga, yang diterima Jibril dari Alloh Swt ialah lafadz dan makna, lalau Jibril
menghafalkannya, kemudian disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Pendapat
terakhir inilah yang didukung oleh Jumhur Ulama.
Bentuk lahirnya Al-Qur’an yaitu berbahasa Arab, karena itu kedudukan
bahasa Arab menjadi penting. Bahasa Arab yang digunakan alam Al-Qur’an bukanlah
redaksi Nabi Muhammad atau Jibril, melainkan jibril menerima wahyu Al-Al-Qur’an
dalam bentuk makna dan lafadz yang berabahasa Arab. Hal ini sesuai dengan QS. Al-
Sura ayat 7, Al-Zukhruf ayat 3 dan Yusuf ayat 2.

3
Jumhur Ulama berpendapat bahwa Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada
Nabi Muhammad ketika sedang berkhalwat seorang diri di Gua Hira pada malam
lailatul qadar yaitu pada tanggal 27 Ramadhan, ketika usia Nabi mencapai 40 tahun,
atau sekitar tahun 10 M.
Masa turunnya Al-Qur’an dapat dibagi ke dalam dua periode. Periode pertama
disebut periode Makiyah, yaitu ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad
masih bermukim di Mekah, yaitu 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramdhan tahun 41
dari kelahiran Nabi. Periode kedua disebut periode Madaniyah, yaitu ayat-ayat
diturunkan ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9 hari,
yakni dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari kelahiran Nabi sampai 9 Dzulhijjah
tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 hijrah.
Ayat-ayat yang turun dalam periode Mekkah disebut ayat-ayat Makiyah dan
ayat-ayat yang turun dalam periode Madinah disebut ayat-ayat Madaniyah. Jika
direkapitullasi jumlah Al-Qur’an yang terdiri atas 144 ayat, maka ayat-ayat Makiyah
berkisar 19/30 dan ayat-ayat Madaniyah 11/30.

C. Allah Mewahyukan Al-Qur’an

Dalam Al Qur’an al kariim wa tarjamatu ma’anihi ila al lughah al


indunisiyah (1971), diceritakan bahwasannya ada bermacam-macam cara dan keadaan
nabi Muhammad Saw dalam menerima wahyu, beberapa cara dan keadaan itu adalah
sebagai berikut;

Pertama, malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati nabi Muhammad


Saw. Dalam hal ini, Nabi tidak melihat sesuatu apapun, hanya merasa bahwa wahyu
itu sudah berada di dalam kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi mengatakan: “Ruhul
Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku”.

Kedua, malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang lelaki


yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga Nabi mengetahui dan dapat
menghafal benar kata-kata itu.

Ketiga, wahyu datang kepada Nabi seperti suara gemerincingnya lonceng.


Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya
berpencaran berkeringat, meskipun turunnya wahyu di musim dingin. Kadang-kadang
unta Baginda Nabi terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat bila wahyu
turun ketika Nabi sedang mengendarai unta.

Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: “Aku adalah penulis wahyu yang
diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu ia seakan-

4
akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata.
Kemudian setelah selesainya wahyu turun, barulah beliau kembali seperti biasa.

Terakhir, malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang


laki-laki, tetapi benar-benar sebagaimana rupa aslinya. Hal ini sebagaimana yang
terdapat dalam Alquran surat (53) An Najm ayat 13 dan 14.

)١٤( ‫) ِع ْن َد ِس ْد َر ِة ْال ُم ْنتَهَى‬١٣( ‫َولَقَ ْد َرآهُ ن َْزلَةً أُ ْخ َرى‬

Artinya: “Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya pada kali yang lain (kedua).
Ketika (ia berada) di Sidratulmuntaha”

Itulah tadi cara-cara dan keadaan nabi Muhammad Saw dalam menerima
wahyu Alquran yang termaktub dalam Al Qur’an al kariim wa tarjamatu ma’anihi ila
al lughah al indunisiyah (1971). Semoga dapat menambah wawasan keislaman dan
pengetahuan qurani kita.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wahyu adalah pengetahuan yang didapat seseorang di dalam dirinya serta


diyakininya bahwa pengetahuan itu datang dari Allah, baik dengan perantaraan. dan
Wahyu Al-Qur’an wahyu yang paling tinggi yang diturunkan oleh Allah kepada nabi
Muhammad SAW.

Masa turunnya Al-Qur’an dapat dibagi ke dalam dua periode. Periode pertama
disebut periode Makiyah, yaitu ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad
masih bermukim di Mekah, yaitu 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramdhan tahun 41
dari kelahiran Nabi. Periode kedua disebut periode Madaniyah, yaitu ayat-ayat
diturunkan ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9 hari,
yakni dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari kelahiran Nabi sampai 9 Dzulhijjah
tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 hijrah.

6
Daftar pustaka

o Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Pustaka Al-Kautsar,


Jakarta Timur, 2006
o M. Quraish Shihab, dkk, Sejarah dan ‘Ulum Al-Qur’an, Pustaka Firdaus: Jakarta,
2001
o Manna’ al-Qaththan, Mahavis fi ‘Ulum al-Qur’an (Cet. III; Bairut: Masyurat al-‘Ashr
al-hadisah, 1973). T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-
Qur’an/Tafsir (Cet. VIII; Jakarta: Bulan Bintang, 1980). Tim Penulis IAIN Syarif
Hidayatullah, Ensiklopedi islamn Indonesia (Cet. I; Jakarta: Djambatan,
1992). Shubhi al-Shalih, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an (Jakarta: Dinamika, Utama,
t.th).

7
8

Anda mungkin juga menyukai