Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGARUH STATUS MINERAL DAN BIOAKTIF


TERHADAP OPTIMASI OBAT DAN EFEKNYA

ELMA NATALIA ANGGRAENI


P17111173036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN GIZI
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberian obat dalam terapi penyembuhan menimbulkkan berbarbagai
macam pengaruh. Interaksi obat merupakan situasi di mana suatu zat memengaruhi
aktivitas obat, yaitu meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek
baru yang tidak diinginkan atau direncanakan. Interaksi dapat terjadi antar-obat atau
antara obat dengan makanan serta obat-obatan herbal. Secara umum, interaksi obat
harus dihindari karena kemungkinan hasil yang buruk atau tidak terduga. Interaksi
obat tidak hanya terjadi antar obat. Ada obat-obat tertentu yang jika berinteraksi
dengan zat – zat yang terkandung dalam makanan, akan meningkatkan kinerja obat
namun ada juga jenis obat yang jika bereaksi dengan makanan tertentu dapat
menurunkan kerja obat dalam tubuh, bahkan dapat meningkatkan toksisitas bagi
tubuh.
Oleh karena itu, sangat perlu diketahui dan dipahami dengan benar hal tentang
pengaruh interaksi obat dan optimalisasi kerja obat dengan zat – zat yang terkandung
dalam makanan terlebih pada mineral serta bioaktifnya agar dapat tercapai kesehatan
yang optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka ditarik rumusan masalah bagaimana pengaruh
mineral dan bioaktif terhadap optimamasi obat dan efeknya?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh mineral dan bioaktif terhadap optimamasi obat dan efeknya
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui terkait dengan mineral
2. Mengetahui fungsi mineral
3. Mengetahui makanan sumber mineral dan dampaknya
4. Mengetahui pengaruh mineral terhadap optimasi obat dan efeknya
5. Mengetahui terkait senyawa bioaktif
6. Mengetahui fungsi senyawa bioaktif
7. Mengetahui manfaat senyawa bioaktif
8. Mengetahui makanan sumber senyawa bioaktif
9. Mengetahui pengaruh senyawa bioaktif terhadap obat dan efeknya
D. Manfaat
1. Manfaat Keilmuan
Memberikan informasi bagi pembaca terkait mineral dan senyawa bioaktif serta
pengaruhnya terhadap optimasi obat dan efeknya.
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan pembaca agar mengetahui
mengenai keoptimalan kerja obat serta dapat menghindari dari pengaruh negatif
interaksi obat yang tidak sesuai apabila dikonsumsi dengan makanan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mineral
1. Definisi
Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk
mendukung proses tumbuh dan berkembang. Berdasarkan kebutuhannya, mineral
digolongkan dalam dua kelompok utama, yaitu mineral makro dan mineral mikro
(Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).
Mineral makro dibutuhkan oleh tubuh dalam ukuran > 100 mg/hari yaitu
terdiri dari kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), magnesium (Mg),
klorida (Cl), sulfur (S) sementara itu, mineral makro (trace elemens) dibutuhkan <
100 mg/hari. Mineral mikro terdiri dari arsen (As), boron (B), selenium (Se),
mangan (Mn), tembaga (Cu), fluor (F), zink (Zn), molibdenum (Mo), nikel (Ni),
silikon (Si), iodium (I), kromium (Cr), kobalt (Co) dan besi (Fe).
2. Fungsi Mineral
Menurut Helmyati dkk (2017) fungsi mineral dalam tubuh adalah sebagai
berikut :
1. Sebagian besar mineral mempengaruhi keseimbangan cairan, misalnya
natrium (Na), kalium (K) dan klorida (Cl)
2. Penting untuk transmisi saraf dan kontraksi otot, misalnya natrium (Na),
kalium (K), magnesium (Mg) dan kalsium (Ca).
3. Terlibat dalam metabolisme energi, misalnya fosfor (P) dan magnesium
(Mg)
4. Terlibat dalam pembentukan struktur tulang dan gigi, misalnya kalsium
(Ca), fosfor (P) dang magnesium (Mg).
5. Ikut menentukan bentuk dari protein, misalnya sulfur (S).
3. Sumber, Fungsi dan Dampak Mineral
Adapun sumber, fungsi dan dampak mineral menurut Susilowati dkk
Kuspriyanto (2016) serta Mayer dkk (2011) antara lain seperti pada tabel dibawah
ini
Tabel 1. Mineral Bersasarkan Sumber Pangan, Fungsi, Akibat Kekurangan dan
Kelebihan dalam Tubuh
No. Jenis Sumber Fungsi Dampak Dampak
Mineral Pangan Kekurangan Kelebihan
Kalsium  Susu  Memperkuat  Rakhitis  Gejala
(Ca)  Padi – tulang dan gigi  Osteoporosis kelelahan,
padian  Menghantarkan  Osteomalasi lemah, mual,
utuh impuls saraf a (pada muntah,
 Kacang  Pertumbuhan dan orang sembelit, sakit
 Polong – kontraksi otot dewasa) diperut, sering
polongan  Pembentukan  Gangguan buang air
 Sayuran darah pencernaan kecil, rasa
hijau  Pemelihara irama  Sindrom haus
 Daun jantung pramenstrua  Serangan
singkong  Permebealitas si (PMS) jantung
 Ikan membran sel  Gangguan
 Udang  Transmisi inpuls ginjal dan
 Tulang saraf kencing batu
lunak empedu
 Keju  Arthritis
 Molasse  Menghambat
regenerasi sel
 Youghurt
 Tubuh
kekurangan
mineral
penting
 Menganggu
penyerapan
vitamin K, Fe
dan Zn
 Gangguan
keseimbangan
hormon
2. Fosfor (P)  Daging  Pembentukan  Bayi lahir Kejang – kejang
 Keju tulang dan gigi prematur
 Unggas  Pengatur  Pertumbuha
 Ikan perpindahan atau n bayi
 Susu pengendalian terhambat
 Biji bunga energi dan  Lemah
matahari pembentukan  Gangguan
 Suplemen ATP persendian
 Mengangkut zat
gizi hingga
menyebrangi
membran sel
 Pertumbuhan
jaringan lunak

3. Kalium (K)  Beberapa  Mencegah stroke  Sering sakit  Hiperkalemia


buah dan mengurangi kepala
 Sayuran risiko penyakit  Insomnia
jantung  Nyeri
 Mencegah punggung
No. Jenis Sumber Fungsi Dampak Dampak
Mineral Pangan Kekurangan Kelebihan
diabetes  Detak
 Memelihara jantung tak
kesehatan otot, terkontrol
sistem saraf dan hingga gagal
tulang jantung
 Mengurangi  Otot lemas
risiko kram
 Kesehatan otak
dan kecerdasan
 Menyeimbangkan
cairan tubuh dan
tekanan darah
 Menghilangkan
stress
 Memelihara
metabolisme
tubuh
 Mengurangi
risiko batu ginjal
4. Besi (Fe)  Hati  Unsur  Anemia  Muntah, diare
 Daging haemoglobin,  Fisik dan dan kerusakan
 Kuning moglobin dan mental usus
telur beberapa enzim menjadi  Sembelit
 Sayuran oksidatif lamban Dampak kurang
berdaun  Terdapat dalam  Reaksi dan baik pada
hijau tua semua sel tubuh, koordinasi kesehatan
 Tiram tetapi disimipan menurun jantung
 Udang sebagai ferritin Tidak dapat
 Salem dalam hati, limfa, berkonsentrasi
 Kijing dan sumsum
tulang, terutama
dalam jaringan
retikulo
endothelial
5. Zinc (Zn)  Tiram  Berperan dalam Terjadi  Diare
 Makanan bekerjanya lebih hipozinkkemia  Kram perut
laut dari 200 enzim dengan gejala dan muntah –
 Hati  Sebagai mudah terkena muntah
 Gandum antioksidan dan infeksi, rambut  Anemia
 Ragi berperan dalam rontok, Tulang rapuh
 Daging fungsi membran kehilangan
selera makan,
 Telur
gangguan
 Unggas
indera
 Ikan pengecap dan
penciuman,
kulit kasar ata
berjerawat,
pertumbuhan
anak lambat,
luka lama
sembuh, rabun
No. Jenis Sumber Fungsi Dampak Dampak
Mineral Pangan Kekurangan Kelebihan
senja, diare
dan lesu
6. Yodium (I)  Garam  Unsur hormon  Gondok Pembesaran
beryodium tiroksin yang sederhana kenjar tiroid
 Makanan berfungsi untuk dan gondok
laut menstimulasi endemik
metabolisme  Gangguan
dalam tubuh, pertumbuhan
konversi karoren janin
menjadi vitamin
A, sintesis
protein,
penyerapan gula,
dan untuk
sintesis kolestrol
 Tiroksin juga
essensial untuk
proses reproduksi
7. Selenium  Ikan laut  Bagian penting  Penyakit  Terjadi
(Se)  Kerang – dari enzim keshan selenosis
kerangan glutation  Crdiomyopat dengan gejala
 Daging peroksidase, hy napas tak
 Susu yang dapat  Gelisah sedap,
 Telur menghancurkan tanpa sebab gangguan
Kadarnya peroksida yang  Alergi pencernaan,
dalam terbentuk dari rambut rontok,
pangan hasil oksidasi kuku pecah,
nabati lemak tubuh letih, lesu dan
tergantung (sebagai kerusakan
pada antioksidan) saraf
kandungan  Berhubngan  Pada tahap
selenium dengan fungsi fatal, selenosis
pada tanah hati, pelepasan dapat
tempat energi oleh sel menyebabkan
tanaman dan pembentukan kerusakan hati
tersebut protein struktural
tumbuh sel sperma
(pada jenis
serealia)
8. Tembaga  Hati  Mencegah  Anemia  Gangguan
(Cu)  Tiram terjadinya anemia  Menghambat saluran
 Daging dengan cara pertumbuhan pencernaan
 Ikan membantu pada anak (Mual dan
 Kacang – penyerapan Fe, muntah)
kacangan menstimulasi  Hambatan
 Tepung sintesis fraksi – pembentukan
gandum fraksi heme atau air kemih
globi,  Anemia
melepaskan Fe
simpanan dari
ferritin dalam
hati
No. Jenis Sumber Fungsi Dampak Dampak
Mineral Pangan Kekurangan Kelebihan
 Membantu
sintesis
fosfolipida
(untuk
pembentukan
myelin yang
menyelimuti
serat saraf )
 Sebagai bagian
dari enzim
pernafasan
(misalnya
sitokrom
oksidase), untk
proses pelepasan
energi
9. Mangan  Tepung Mengaktifkan Kulit Kerusanak saraf
(Mn) gandum beberapa enzim kemerahan dengan gejala
 Kacang – seperti fosfatase tremor dan
kacangan darah dan tulang, kesulitan
 Daging arginase bergerak
 Ikan karboksilase dan
 Ayam konestrease
 Sayuran
hijau
10. Flour (F) Air minum  Mencegah Gigi berlubang Flurosis yaitu
terjadinya terdapat bercak
kerusakan gigi tidak beraturan
dan menjaga pada email gigi,
stabilitas tulang berwarna putih
dari kehilangan kapur yang
kalsiun kemudian
 Diperlukan untuk berubah menjadi
proses kuning
pertumbuhan dan kecoklatan
reproduksi sehingga email
gigi terlihat
bintik – bintik
11. Kromium  Sayuran Membantu  Masalah Ruam kulit
(Cr) hijau metabolisme lemak jantung
 Biji – dan karbohidrat  Gangguan
bijian metabolisme
 Serealia  Diabetes
 Hasil laut
 Daging
12. Molibden  Susu Kofaktor berbagai  Denyut  Gejala mirip
(Mo)  Hati enzim jantung gout
 Serealia cepat  Peningkatan
 Kacang –  Sesak napas kadar asam
kacangan  Mual dan urat dalam
muntah darah
No. Jenis Sumber Fungsi Dampak Dampak
Mineral Pangan Kekurangan Kelebihan
 Disorientasi  Nyeri sendi
13. Nikel (Ni)  Kacang –  Menstabilkan
kacangan struktur asam
 Serealia nukleat dan
protein
 sebagai kofaktor
berbagai enzim
14. Silikon (Si) Bahan Mempengaruhi
nabati sintesis kolagen
terutama
biji –
bijian dan
serealia
utuh
 Bir
Sumber : Gizi Dalam Daur Kehidupan

4. Pengaruh Mineral terhadap Optimasi Obat dan Efeknya


 Kelebihan tembaga mempunyai efek yang sama seperti defisiensi tembaga,
yakni berkurangnya kemampuan untuk memetabolisme obat (Gibson, 1991).
Kerja obat menjadi tidak optimal dan berefek menurunkan khasiat obat
 Konsumsi makanan yang tinggi zat besi bersamaan dengan obat antasida
misalnya, Maalox dan Mylanta akan mengurangi penyerapan zat besi oleh
tubuh (Haekness, 1984). Penyerapan zat besi menurun apabila terdapat antasida
pada produk obat sakit Maag (Hallberg dan Hulten, 2000).
 Konsumsi makanan yang tinggi zat besi, kalsium dan seng dengan obat –
obatan antibiotika tetrasiklin membuat optimasi obat tetrasiklin untuk
melawan infeksi menjadi kurang. Efek yang ditimbulkan yaitu infeksi tidak
mungkin terkendali dengan baik (Haekness, 1984). Interaksi susu dan
tetrasiklin termasuk dalam interaksi farmakokinetik pada fase absorpsi karena
kalsium yang terdapat pada susu akan membentuk senyawa kompleks molekul
besar dengan golongan obat tetrasiklin, sehingga sama sekali tidak bisa
diabsorpsi dan tidak akan menimbulkan efek (Prarika dkk., 2018)
B. Senyawa Bioaktif
1. Pengertian Senyawa Bioaktif
Senyawa bioaktif adalah senyawa esensial dan non esensial (misalnya vitamin atau
polifenol) yang terdapat di alam, menjadi bagian dari rantai makanan, dan memiliki
pengaruh terhadap kesehatan tubuh manusia. Senyawa bioaktif yang juga disebut sebagai
nutraceuticals, didalam pangan berperan sebagai unsur alami dalam bahan pangan dan
memberikan manfaat kesehatan diluar nilai gizi dasar bahan pangan (Biesalski et al,
2009).
Senyawa makanan bioaktif adalah komponen di makanan atau suplemen diet, selain
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dasar, yang bertanggung jawab untuk
perubahan status kesehatan.
2. Fungsi Senyawa Bioaktif
Senyawa bioaktif memiliki berbagai fungsi bagi kehidupan manusia, diantaranya
dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, dan antikanker.
Prabowo et al. (2014) menyatakan bahwa pada berbagai penelitian tentang senyawa
bioaktif telah dilakukan untuk tujuan kesehatan manusia, mulai dari dijadikan suplemen
sampai obat bagi manusia.
3. Sumber Senyawa Bioaktif
Senyawa bioaktif banyak terkandung dalam sayur dan buah – buahan. Senawa
bioaktif yang terkandung dalam buah – buahan disebut dengan senyawa fitokimia. Tabel
berikut merupakan golongan fitokimia dan sumbernya.
Tabel 2. Golongan Fitokimia dan Sumbernya

Fitokimia Sumber (Bahan Makanan)


Karotenoid Jeruk, berbagai buah dan sayur
Fitosterol Kedelai, leguminosa
Saponin Bawang putih dan bawang merah
Glukosinolat Brokoli
Polifenol Buah, teh dan anggur merah
Protease inhibitor Kedelai, semua sayuran
Monoterpen Jeruk
Fitoestrogen Kedelai
Sulfida Bawang
Asam fitat Kedelai
Sumber : (Himenma, 2016)
Adapun jenis – jenis senyawa bioaktif pada sayur dan buah, adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Jenis-jenis Senyawa Bioaktif pada Buah dan Sayur


Jenis buah-buahan & sayuran Senyawa bioaktif
Wortel Beta karoten
Umbi Gadung Fenol dan diosgenin
Ubi Kelapa Fenol dan dioscorin
Umbi Garut Fenol
Jeruk Limonene
Pear Asa ferulat
Bayam Merah Flavonoid
Tomat Likopen
Terong Antosianin
Kiwi Tokotrienol dan Kuersetin
Jenis buah-buahan & sayuran Senyawa bioaktif
Selada air Fenol
Semangka Likopen
Anggur Antosianin
Apel Flavonol
Stroberi Proantosianidin
Kubis Sulforafan
Brokoli Glukosinolat
Papaya Asam folat
Aprikot Karoten
Labu kuning Beta karoten
Bawang putih Allicin
Sumber : (Himenma, 2016)
4. Manfaat Senyawa Bioaktif
Tabel 4. Manfaat Senyawa Bioaktif yang Terkandung dalam Bahan Makanan

Bahan Makanan Senyawa Bioaktif Manfaat


Tomat Likopen  Meningkatkan kadar
karatenoid dalam darah
 Mencegah kerusakan
DNA limfosit dengan
meningkatkan resistensi
terhadap tekanan
oksidatif sehingga
berakibat mengurangi
resiko kanker
Brokoli Glukosinolat  Pengobatan kanker
kelenjar payudara
Labu kuning Beta karoten  Mencegah terjadinya
plak atau timbunan
kolesterol di dalam
pembuluh darah.
 Anti nyeri dan anti-
peradangan
Sumber : (Himenma, 2016)
5. Pengaruh Senyawa Biaoktif terhadap Optimalisas Obat dan Efeknya
 Makanan yang mengandung tinggi asam folat yang dikonsumsi bersamaan
dengan obat barbiturat, pil KB, Fenitoin (Dilantin), Primidon (Mysoline),
Sulfasalzin (Azulfidine) obat – obat tersebut akan menghilangkan asam folat dari
tubuh. Efek yang ditimbulkan akan menyebabkan kekurangan asam folat dalam
tubuh (Haekness, 1984).

BAB III
KESIMPULAN
 Mineral terdiri atas 2 kelompok yaitu maro dan mikro. Keduanya memiliki
peran yang sangat penting bagi kehidupan
 Konsumsi makanan mengandung mineral yang tinggi secara berlebihan,
jika dikonsumsi dengan obat maka kerja obat tidak akan maksimal dan
menyebabkan penurunan khasiat obat
 Senyawa bioaktif banyak terkandung pada sayur dan buah. Mengonsumsi
senyawa bioaktif seperti asam folat yang berlebihan bersamaan dengan
obat akan menyebabkan defisiensi asam folat.

PERTANYAAN
1. Mineral dikelompokkan menjadi 2 yaitu ....
a. Mineral makro dan essensial
b. Minerla makro dan mikro
c. Mineral makro dan mikro
d. Non essensial dan mikro
2. Konsumsi mineral tembaga (Cu) dalam jumlah berlebih akan menyebabkan ....
a. Interaksi obat dan makanan
b. Metabolisme obat terganggu
c. Gangguan kecemasan
d. Kehilangan asam folat
3. Mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi yang dibarengi dengan mengonsumsi
obat antasida akan menyebabkan ....
a. Anemiae
b. Leukimia
c. Peningkatan zat besi
d. Defisiensi zat besi
e. Defisiensi kalium
4. Senyawa bioaktif banyak terkandung dalam ....
a. Oat
b. Jagung dan padi
c. Sayur dan buah
d. Makanan sereal
e. Buah dan daging ‘
5. Siang itu ibu A makan snack yang mengandung asam folat yaitu pepaya.
Kemudian, beliau ingat bahwa harus meminum pil KB yang diberikan oleh bidan
desa. Beliau langsung meminumnya dan melanjutkan makan pepaya lagi.
Beberapa saat kemudian ibu A merasa pusing, jantung berdebar, dan sesak napas.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ....
a. Pil KB beracun
b. Makan pepaya dan pil KB bersamaan dapat menyebabkan keracunan
c. Terjadi defisiensi asam folat
d. Terjadi anemia

DAFTAR PUSTAKA
Biesalski, HK dan Erhardt, JG. 2007. Vitamin A in Nutritional Anemia. In Kraemer, K and
Zimmermann, M.B Nutritional Anemia..
Gibson. G.G., dan Sket. P. (1991). Pengantar Metabolisme Obat. Diterjemahan oleh : Aisyah. B.I. UI
Press, Jakarta.
Hallberg dan Hulten. (2000) . Iron, Zink and Other Trace Elements Human Nutrition and Diettetics.
Edinburgh Journal: Churchill Livingstone ed 10, 174 - 87
Harkness, R. (1984). Interaksi Obat. Diterjemahkan oleh : Agoes, G dan Widianto, M.B. ITB,
Bandung.
Helmyati, S., Rahmawati, N.F., Purwanto., dan Yuliati. (2017). Buku Saku Interaksi Obat dan
Makanan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Himenma, M. 2016. Senyawa Bioaktif. https://id.scribd.com/doc/315350626/RINGKASAN-
SENYAWA-BIOAKTIF-docx, diakses 6 Februari 2020
Mayer, B., Tucker, L., Wiliams, S. (2011). Ilmu Gizi Sangat Mudah. Edisi 2. Diterjemahkan oleh :
Dwijayanthi, L. Buku Kedokteran ECG, Jakarta
Prabowo, A., T. Estiasih, I., dan Purwatiningrum. 2014. Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L.) sebagai
Bahan Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(3):129-
135.
Prarika, D., Wjaya, A., Dianritami, A.A., dan Tanto, I.A. (2018). Nutrisi Interaksi Susu dengan
Ciprofloxa. https://islidedocs.com/document/nutrisi-interaksi-susu-dengan-ciprofloxa-docx,
diakses 6 Februari 2020.
Susilowati dan Kuspriyanto. (2016). Gizi dalam Daur Kehidupan. PT. Refika Aditama, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai