Anda di halaman 1dari 9

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN PADA MASA JANIN, BAYI, DAN ANAK

SELVIRA MAULDY RUSTO PUTRI


P17111173042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
MALANG
2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi obat merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi respon tubuh
terhadap pengobata n. Obat dapat berinteraksi dengan makanan atau minuman, zat kimia atau
dengan obat lain. Dikatakan terjadi interaksi apabila makanan, minuman, zat kimia, dan obat
lain tersebut mengubah efek dari suatu obat yang diberikan bersamaan atau hampir
bersamaan (Ganiswara, 2000).

Beberapa obat sering diberikan secara bersamaan pada penulisan resep, maka
mungkin terdapat obat yang kerjanya berlawanan. Obat pertama dapat memperkuat atau
memperlemah, memperpanjang atau memperpendek kerja obat kedua. Interaksi obat harus
lebih diperhatikan, karena interaksi obat pada terapi obat dapat menyebabkan kasus yang
parah dan tingkat kerusakan-kerusakan pada pasien, dengan demikian jumlah dan tingkat
keparahan kasus terjadinya interaksi obat dapat dikurangi (Mutschler, 1991).

Risiko interaksi obat dan zat gizi selama kehamilan dan menyusui menyajikan
tantangan untuk petugas kesehatan. Seorang dokter harus terbiasa dengan potensi risiko
teratogenik dan perkembangan yang terkait dengan resep obat. Dengan resepobat , dokter
juga dapat mempengaruhi ibu dan janin atau bayi dengan satu atau lebih interaksi. Oleh
karena itu , sangat penting jika dokter paham mengenai interaksi obat dan makanan dan
mereka terus mendidik dirinya dan wanita hamil atau menyusui untuk mengoptimalkan obat
yang efektif dan meminimalkan risiko toksisitas atauinteraksi antara obat dan makanan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana interaksi obat dan makanan pada masajanin, bayi, dan anak-anak.

C. Tujuan
Menjabarkan bagaimana interaksi obat dan makanan pada masa janin, bayi dan
anak-anak.
ISI

A. Interaksi Obat Dan Makanan Saat Janin


Hingga tahun 1940 an sebagian besar peneliti percaya bahwa janin terlindung
dari lingkungan luar ketika di kandungan ibu. $emberian obat kepada wanita
hamil harus dilakukan dengan hati-hati. Pasien dan dokter harus menyadari bahwa
obat-obatan yang diambil selama kehamilan dapat mempengaruhi janin. Untuk
meminimalkan risiko penggunaan obat selama kehamilan, biasanya dianjurkan
untuk memberikan obat dengan dosis efektif terendah untuk periode terpendek.
Selain risiko teratogenik dari pemberian obat selama kehamilan, interaksi obat
dan makanan dapat berkontribusi untuk hasil yang merugikan bagi ibu dan janin.
adanya hubungan antara ibu dan janin, gizi yang cukup, dan pemberian obat
memiliki dampak yang signifkan terhadap hasil kehamilan. namun, efek dari
rendahnya asupan zat gizi mikro tertentu tidak selalu tepat. Ketika obat yang
diberikan untuk wanita hamil, risikonya pada zat gizi tertentu dapat
mengakibatkan defisiensi pada wanita, dimana bisa memberikan efek teratogenik
pada janin. Hubungan yang telah disebutkan harus dipertimbangkan ketika
meresepkan obat untuk wanita hamil.
Kegagalan interaksi antara obat dan makanan dapat mempengaruhi ibu dan
janin pada kegagalan pengobatan, toksisitas, atau reaksi yang merugikan yang
mengancam jiwa. misalnya, seorang wanita hamil yang menerima fenitoin untuk
gangguan kejang harus disarankan mengenai potensi efek teratogenik nya. Selain
itu, pasien harus diberi tahu tentang interaksi antara obat dan makanan yaitu
antara fenitoin dan asam folat yang meningkatkan risiko kekurangan asam folat
dan kebutuhan untuk suplementasi.
Interaksi antara obat dan makanan dapat terjadi atau tidak terjadipada wanita
hamil, namun banyak karakteristik dari kehamilan normal yang meningkatkan
risiko dari interaksi antara obat dan makanan seperti yang tercantum dalam tabel
dibawah ini :
Pengobatan farmakologi untuk keadaan penyakit terjadi selama kehamilan
perlu dipertimbangkan. Prinsip untuk mengobati wanita hamil harus mencakup
perawatan yang khusus dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil
dan pengobatannya harus aman bagi ibu dan janinnya.

B. Interaksi Obat Dan Makanan Saat Bayi


Menurut American Academy of Pediatrics, ASI adalah makanan yang disukai
untuk semua bayi, termasuk bayi baru lahirprematur sakit, dengan pengecualian
produksi susu manusia yang langka maka bayi harus diberi makan secara
eksklusif selama 6 bulan . ASI harus menjadi sumber utama kalori bagi bayi pada
tahun pertama. Untuk mendapatkan gizi yang ideal dan kesehatan yang optimal,
menyusui harus terus menerus dilakukan secara konsisten selama 2 tahun.
Secara umum, pengurangan mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang
saat proses menyusui akan menurunkan potensi berbahaya terhadap bayi karena
bayi tidak mampu melepaskan dengan cepat zat kimia seperti kafein, mependine
atau semacamnya yang terkandung di dalam obat tersebut dan terbaik untuk
menghindari penggunaan narkoba atau obat terlarang.
Terbagi atas 6 jenis obat yang masuk ke dalam ASI dan berdampak terhadap
bayi menurut american academi of pediatric
1. Obat sitotoksik, obat yang mungkin mengganggu metabolisme sel pada bayi
2. Obat tindakan yang berefek buruk pada bayi selama menyusui 
3. Senyawa radio aktif yang membutuhkan penghentian sementara menyusui
4. Obat yang berefek pada bayi menyusui namun
tidak diketahui secara pasti tetapi menjadi perhatian
5. Obat yang telah dikaitkan dengan efek signifikan pada beberapa bayi
menyusui dan harus diberikan kepada ibu menyusui dengan hati-hati 
6. Obat maternal, obat yang biasanya kompatibel dengan proses menyusui.
C. Interaksi Obat Dan Makanan Saat Anak-Anak
Ada beberapa cara untuk mengkategorikan obat-obatan untuk anak-anak yang
telah diuraikan baru-baru ini dalam Pedoman Investigasi Klinis Produk Obat pada
Anak. Ini terdiri dari empat kelompok obat yang terpisah, sebagai berikut:
1. Obat-obatan untuk penyakit yang memengaruhi anak-anak secara eksklusif
2. Obat-obatan yang dimaksudkan untuk mengobati penyakit yang terutama
mempengaruhi anak-anak atau memiliki efek khusus pada anak-anak, atau
memiliki riwayat alami yang berbeda pada anak-anak.
3. Obat-obatan yang dimaksudkan untuk mengobati penyakit yang terjadi pada
orang dewasa dan anak-anak yang dimana belum ditemukan obatnya.
4. Obat-obatan yang dimaksudkan untuk mengobati penyakit yang terjadi pada
orang dewasa dan anak-anak, yang dimana sudah ditemukan obatnya.
Dalam berbagai macam penyakit diketahui terdapat interaksi yang terjadi pada
makanan dan obat seperti tabel dibawah ini :
Semua obat dapat mempengaruhi pada kualitas dan produksi ASI. Hal
ini dapat mempengaruhi dalam konsentrasi yang rendah maupun tinggi.
Konsentrasi obat juga akan mempengaruhi jumlah obat dalam susu.
KESIMPULAN

Potensi interaksi obat dengan makanan harus dipertimbangkan bagi Janin, bayi
ataupun anak-anak .Hal ini penting bagi mereka dengan status gizi yang berada
dibatas bawah atau membutuhkan beberapa obat. Pengaruh masing-masing obat
pada janin atau bayi menyusui harus dievaluasi sebelum diberikan. Penyesuaian
yang diperlukan untuk terapi atau monitoring yang disarankan oleh data yang
tersedia harus dilakukan untuk membatasi risiko yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,. Edisi 5,
diterjemahkan oleh Widiarto, M.B., dan Ranti, A. S., 177, ITB,. Bandung

Vincent T. Armenti, 2004, Handbook Of Drug Nutrient Interaction.

Merliana, Pertimbangan Interaksi Obat dan Zat Gizi pada Kehamilan dan Menyusui. Online.
Diakses pada tanggan 8 Februari.
1. Potensi deplesi cadangan nutrisi ibu memiliki ciri seperti
a. Meningkatkan kebutuhan gizi
b. Mual Muntah
c. Meningkatnya BB
d. Turunnya konsentrasi protein
e. Penundaan pengosongan lambung
2. Pengubahan volume dan distribusi obat memiliki ciri seperti :
a. Meningkatkan kebutuhan gizi
b. Mual Muntah
c. Meningkatnya BB
d. Turunnya konsentrasi protein
e. Penundaan pengosongan lambung
3. Berikut ini yang merupakan obat untuk kondisi medis epilepsi adalah
a. Albuterol
b. Theophylline
c. Digoxin
d. Hydralazine
e. Phenytoin
4. Berikut ini yang merupakan obat untuk kondisi medis asma adalah
a. Albuterol
b. Theophylline
c. Digoxin
d. Hydralazine
e. Phenytoin
5. Berikut adalah interaksi obat yang diterjadi pada kondisi medis mual muntah adalah
a. Penurunan bioavaibilitas methyldopa dengam mengonsumsi Fe
b. Makanan meningkatkan bioavaibilitas dari metropolol dan propanol
c. Jus anggur dapat meningkatkan konsentrasi nifedipine
d. Perubahan persepsi rasa
e. Pencegahan defisiensi zat gizi

Anda mungkin juga menyukai