A. Latar Belakang
Interaksi obat merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi respon tubuh
terhadap pengobata n. Obat dapat berinteraksi dengan makanan atau minuman, zat kimia atau
dengan obat lain. Dikatakan terjadi interaksi apabila makanan, minuman, zat kimia, dan obat
lain tersebut mengubah efek dari suatu obat yang diberikan bersamaan atau hampir
bersamaan (Ganiswara, 2000).
Beberapa obat sering diberikan secara bersamaan pada penulisan resep, maka
mungkin terdapat obat yang kerjanya berlawanan. Obat pertama dapat memperkuat atau
memperlemah, memperpanjang atau memperpendek kerja obat kedua. Interaksi obat harus
lebih diperhatikan, karena interaksi obat pada terapi obat dapat menyebabkan kasus yang
parah dan tingkat kerusakan-kerusakan pada pasien, dengan demikian jumlah dan tingkat
keparahan kasus terjadinya interaksi obat dapat dikurangi (Mutschler, 1991).
Risiko interaksi obat dan zat gizi selama kehamilan dan menyusui menyajikan
tantangan untuk petugas kesehatan. Seorang dokter harus terbiasa dengan potensi risiko
teratogenik dan perkembangan yang terkait dengan resep obat. Dengan resepobat , dokter
juga dapat mempengaruhi ibu dan janin atau bayi dengan satu atau lebih interaksi. Oleh
karena itu , sangat penting jika dokter paham mengenai interaksi obat dan makanan dan
mereka terus mendidik dirinya dan wanita hamil atau menyusui untuk mengoptimalkan obat
yang efektif dan meminimalkan risiko toksisitas atauinteraksi antara obat dan makanan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana interaksi obat dan makanan pada masajanin, bayi, dan anak-anak.
C. Tujuan
Menjabarkan bagaimana interaksi obat dan makanan pada masa janin, bayi dan
anak-anak.
ISI
Potensi interaksi obat dengan makanan harus dipertimbangkan bagi Janin, bayi
ataupun anak-anak .Hal ini penting bagi mereka dengan status gizi yang berada
dibatas bawah atau membutuhkan beberapa obat. Pengaruh masing-masing obat
pada janin atau bayi menyusui harus dievaluasi sebelum diberikan. Penyesuaian
yang diperlukan untuk terapi atau monitoring yang disarankan oleh data yang
tersedia harus dilakukan untuk membatasi risiko yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,. Edisi 5,
diterjemahkan oleh Widiarto, M.B., dan Ranti, A. S., 177, ITB,. Bandung
Merliana, Pertimbangan Interaksi Obat dan Zat Gizi pada Kehamilan dan Menyusui. Online.
Diakses pada tanggan 8 Februari.
1. Potensi deplesi cadangan nutrisi ibu memiliki ciri seperti
a. Meningkatkan kebutuhan gizi
b. Mual Muntah
c. Meningkatnya BB
d. Turunnya konsentrasi protein
e. Penundaan pengosongan lambung
2. Pengubahan volume dan distribusi obat memiliki ciri seperti :
a. Meningkatkan kebutuhan gizi
b. Mual Muntah
c. Meningkatnya BB
d. Turunnya konsentrasi protein
e. Penundaan pengosongan lambung
3. Berikut ini yang merupakan obat untuk kondisi medis epilepsi adalah
a. Albuterol
b. Theophylline
c. Digoxin
d. Hydralazine
e. Phenytoin
4. Berikut ini yang merupakan obat untuk kondisi medis asma adalah
a. Albuterol
b. Theophylline
c. Digoxin
d. Hydralazine
e. Phenytoin
5. Berikut adalah interaksi obat yang diterjadi pada kondisi medis mual muntah adalah
a. Penurunan bioavaibilitas methyldopa dengam mengonsumsi Fe
b. Makanan meningkatkan bioavaibilitas dari metropolol dan propanol
c. Jus anggur dapat meningkatkan konsentrasi nifedipine
d. Perubahan persepsi rasa
e. Pencegahan defisiensi zat gizi