Anda di halaman 1dari 14

Makalah Sosiologi Pendidikan (Pendidikan dan Masyarakat)

Diposkan oleh Adnan Ganteng pada tanggal March 08, 2019

A. Latar Belakang

Di era ini, pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan
berhubungan dengan trasmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek
kelakuan lainnya kepada generasi bangsa.

Dalam pengertian ini pendidikan dimulai dengan interaksi pertama individu itu dengan anggota
masyarakat lainnya. Dalam masyarakat primitif tidak ada pendidikan formal yang tersendiri. Setiap anak
harus belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah kekuatan yang dibutuhkan pada
saatnya tanpa adanya guru tertentu yang bertanggung jawab atas kelakuannya. Juga dalam masyarakat
yang maju kebanyakan kebiasaan dan pola kelakuan yang pokok dalam kebudayaan dipelajari melalui
proses pendidikan atau sosialisasi informal.

Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas
diri yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan. Sementara itu, dilihat dari lingkungan
pendidikan, masyarakat disebut lingkungan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan
berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.

B. Pendidikan dan Masyarakat

1. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata ‘didik’ yang berarti cara atau proses.

Pendidikan adalah proses mengembangkan potensi manusia melalui pengajaran atau pelatihan. Ada
beberapa pengertian tentang pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah:

1) Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah suatu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.

2) Stella van Petten Henderson

Pendidikan yaitu suatu kombinasi dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.

3) Kohnstamm dan Gunning

Pendidikan adalah pembentukan hati nurani manusia, yakni pendidikan ialah suatu proses pembentukan
dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.

4) UU SISDIKNAS No.22 tahun 2003

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian
diri, berakhlak mulia, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.

b. Tujuan pendidikan
Pendidikan memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1) Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah manusia pancasila

2) Tujuan institusional pendidikan

Tujuan institusional pendidikan yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk
mencapainya. Misalnya tujuan pendidikan di SD berbeda dengan tujuan pendidikan di tingkat menengah
dan seterusnya. Untuk mencapai tujuan institusionalnya sekolah menggunakan kurikulum. Kurikulum
memiliki tujuan yang disebut tujuan kurikuler.

3) Tujuan kurikuler

Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran. Misalnya tujuan pelajaran IPA
berbeda dengan IPS dan Matemetika.

4) Tujuan instruksional

Related:Makalah Sosiologi Pendidikan (Pendidikan dan Masyarakat)

Tujuan instruksional meliputi tujuan pokok bahasan dan subpokok bahasan. Tujuan pokok bahasan
disebut tujuan instruksional umum (TIU). Sedangkan tujuan subpokok bahasan disebut tujuan
instruksional khusus(TIK).

c. Unsur – unsur pendidikan

Unsur-unsur pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:

1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)


Peserta didik ini mempunyai status sebagai subjek, yaitu yang diberikan pendidikan. Pandangan modern
cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom,
yang ingin diakui keberadaannya. Ciri-ciri peserta didik yang harus dipahami oleh pendidik adalah:

a) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik

b) Individu yang sedang berkembang

c) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi

d) Individu yang mempunyai kemampuan untuk mandiri

2) Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu yang bertanggung
jawab atas pendidikan adalah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran dan latihan, dan
masyarakat.

3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi eduktif)

Interaksi eduktif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik
yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui
proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi, isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode pendidikan)

Alat dan metode di sini diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus, alat itu untuk melihat jenisnya, sedangkan
metode melihat efisiensi dan efektifitasnya.

7) Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

d. Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan meliputi:

1) Memberikan keterampilan yang dibutuhkan agar dapat turut aktif mengambil bagian dalam proses
demokrasi.

2) Mengembangkan bakat yang ada pada tiap orang untuk kepentingan pribadi dan masyarakat.

3) Mempersiapkan seluruh anggota masyarakat agar dapat mencari nafkah.

4) Untuk melestarikan kebudayaan.


5) Mengurangi pengontrolan orang tua, dengan menggunakan mekanisme pendidikan yang ada
disekolah dan peran orang tua digantikan oleh pendidik untuk mendidik anaknya di sekolah.

Related:Makalah Sosiologi Pendidikan (Pendidikan dan Masyarakat)

6) Sebagai sarana untuk mengakomodasi segala kesalahpahaman yang berujung pada perselisihan
karena adanya perbedaan pandangan antara pihak umum dan pihak sekolah dalam beberapa nilai
tertentu seperti hadirnya pendidikan seks dan sebagainya.

7) Menjaga sistem kelas di masyarakat dimana pendidikan sebagai sarana siswa dalam melangkah
pada tahapan selanjutnya sehingga mendapatkan status sosial yang sama atau lebih tinggi dari orang
tuanya, walaupun demikian di sekolah mengajarkan untuk bisa menerima perbedaan status di
masyarakat.

8) Memperpanjang masa remaja pada seseorang sebab peserta didik masih dianggap tergantung
secara finansial dan psikologis pada orang tuanya.

Fungsi pendidikan menurut David Popenoe sebagai pengembang resepsi social seseorang semisal
sumber inovasi sosial, sarana pengejaran tentang keberadaan berbagai kultur dan corak kehidupan,
menjamin integrasi sosial, transmisi sosial dan mengajarkan serta memilih berbagai peranan yang ada
dalam kehidupan sosial yang diharapkan dikemudian hari agar dapat menjadi seorang pribadi yang peka
dalam kehidupan sosial sekitarnya.

2. Masyarakat

a. Pengertian masyarakat

Secara umum, pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama. Istilah
masyarakat berasal dari bahasa Arab dengan kata "syaraka". Syaraka, yang artinya ikut serta
(berpartisipasi). Sedangkan dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan "society" yang
pengertiannya adalah interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Pengertian masyarakat
menurut para ahli antara lain :

1) Menurut Emile Durkheim, pengertian masyarakat adalah suatu kenyataan objektif dari individu-
individu yang merupakan anggotanya.

2) Menurut Karl Marx, pengertian masyarakat adalah suatu sturktur yang mengalami ketegangan
organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terpecah secara ekonomi.

3) Menurut M. J. Herkovits, pengertian masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan


dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.

4) Menurut J. L. Gillin dan J. P. Gillin, pengertian masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan
perasaan persatuan yang sama.

5) Menurut Max weber, pengertian masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya
ditentukan oleh harapan dan nilai-nila yang dominan pada warganya

6) Menurut Selo Soemardjan, pengertian masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.

7) Menurut Paul B. Horton, pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri
dengan hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan
memiliki kebudayaan yang sama, dan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.

b. Ciri-ciri masyarakat
Masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Masyarakat adalah manusia yang hidup berkelompok

2) Masyarakat yang melahirkan kebudayaan

3) Masyarakat mengalami perubahan

4) Masyarakat adalah manusia yang berinteraksi

5) Dalam masyarakat terdapat suatu kepemimpinan

6) Dalam masyarakat terdapat stratifikasi sosial

c. Tipe-tipe masyarakat

Ferdinand Toniest dalam J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto mengungkapkan masyarakat terbagi
menjadi dua tipe yaitu :

1) Gemeinschaft (hubungan primer)

Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin murni yang bersifat alamiah dan kekal.

Related:Makalah Sosiologi Pendidikan (Pendidikan dan Masyarakat)


Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang sudah dikodratkan. Kehidupan
tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organisir.

Ciri pokok paguyuban :

a) Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra

b) Private : hubungan yang bersifat pribadi

c) Exclusife : hubungan tersebut hanya untuk "kita" saja tidak untuk orang lain diluar "kita"

2) Gesellschaft (hubungan sekunder)

Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir
yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri kelompok patembayan :

a) Hubungan antaranggota bersifat formal

b) Memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal

c) Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)

d) Lebih didasarkan pada kenyataan social


C. Pendidikan dan Sumber Daya Manusia

Dalam sejarah perkembangan manusia sebelumnya telah mengalami suatu proses yang panjang yakni
melalui belajar, pendidikan dan pengalaman tersendiri berdasarkan zamannya. Proses balajar dan
pendidikan yang dialami mereka dalam zaman yang berbeda tersebut telah menjadikan manusia
mampu memenuhi kebutuhan menjalani kehidupan hingga memasuki zaman peradaban seperti
sekarang ini.

Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan
suatu masyarakat suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan dalam penyiapan
sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sumber daya manusia bangsa
Indonesia ke depan tidak terlepas dari fungsi pendidikan nasional.

D. Sekolah dan Masyarakat

Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki pengertian yang sangat luas. Tim Dosen dari Universitas
Pendidikan Indonesia mengemukakan bahwa “hubungan antara masyarakat dan sekolah merupakan
komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung
fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan
kepentingan bersama.

Usaha yang dapat dilakukan oleh sekolah yaitu menjadikan masyarakat sebagai sumber pelajaran
dengan memberikan kesempatan luas dalam mengenal kehidupan masyarakat, sehingga diharapkan
anak didik dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat, lebih mengenal lingkungan
sosial, dapat berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Oleh karena
itu apa yang dipelajari dalam sekolah hendaknya berguna bagi kehidupan anak di masyarakat.

Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang lebih erat dalam pencapaian tujuan sekolah , dimana
sekolah harus bisa menunjang proses pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat
khususnya kebutuhan pendidikan. Sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan,
harapan, dan tuntunan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Sekolah dan masyarakat juga perlu
dibina dan dikembangkan suatu hubungan yang harmonis.

Hubungan yang harmonis tersebut ada beberapa manfaat pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat (School Public Relation) yaitu: bagi Sekolah/lembaga pendidikan.

1. Memperbesar dorongan mawas diri, sebab seperti diketahui pada saat dengan berkembangnya
konsep pendidikan oleh masyarakat, untuk masyarakat dan dari masyarakat serta mulai berkembangnya
impelementasi manajemen berbasis sekolah, maka pengawasan sekolah khususnya kualitas sekolah
akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat antara lain melalui dewan
pendidikan dan komite sekolah.

2. Memudahkan/meringankan beban sekolah dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas


penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah. Hal ini akan tercapai apabila sekolah benar-benar
mampu menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan dan peningkatan sekolah. Berbagai
hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada sekolah yang berkembang dan berkualitas baik apabila
tidak mendapat dukungan yang kuat dari masyarakat lingkungannya. Masyarakat akan mendukung
sepenuhnya serta membantunya apabila sekolah mampu menunjukkan kinerja yang berkualitas.

3. Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru. Melalui hubungan yang erat dengan
masyarakat, maka profesi guru akan semakin mudah untuk tumbuh dan berkembang. Sebab pada
dasarnya laboraturium terbaik bagi lembaga pendidikan seperti sekolah adalah masyarakatnya sendiri.
Demikian pula laboraturium profesi guru yang professional akan dibuktikan oleh masyarakatnya.

4. Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif/benar. Opini yang positif akan sangat
membantu sekolah dalam mewujudkan segala program dan rencana pengembangan sekolah secara
optimal, sebab opini yang baik merupakan modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Bantuan masyarakat hanya akan lahir apabila mereka memiliki opini dan persepsi yang
positif tentang sekolah. Karena itu keterbukaan, kebersamaan dan komitmen bersama perlu
ditumbuhkembangkan di lingkungan sekolah.

5. Masyarakat akan ikut serta memberikan kontrol/koreksi terhadap sekolah, sehingga sekolah akan
lebih hati-hati.
6. Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap sekolah sehingga memudahkan mendapatkan
bantuan material dari masyarakat dan akan memberikan kemudahan dalam penggunaan berbagai
sumber belajar termasuk nara sumber yang ada dalam masyarakat.

Related:Makalah Sosiologi Pendidikan (Pendidikan dan Masyarakat)

E. Peran Masyarakat dalam Pendidikan

Masyarakat umumnya memandang pendidikan sebagai peranan penting dalam mencapai tujuan sosial.
Pemerintah bersama orang tua menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan untuk kemajuan
pendidikan, sosial, dan pembangunan bangsa sebagai upaya mempertahankan nilai tradisional yang
berupa nilai luhur yang harus dilestarikan, seperti rasa hormat kepada orang tua, kewajiban mematuhi
aturan dan norma-norma yang beraku. Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk iman dan takwa
kepada Allah, meningkatkan kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan.

Peran masyarakat dalam pendidikan terlihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB XV, Bagian Kesatu, Pasal 54, Ayat 1,2 dan 3.

1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga,
organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan.

2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

3. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

F. Kesimpulan
1. Pendidikan dan Masyarakat

a. Pendidikan

Pendidikan adalah proses mengembangkan potensi manusia melalui pengajaran atau pelatihan.

b. Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam jangka
waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki kebudayaan yang sama, dan
sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.

2. Pendidikan dan Sumber Daya Manusia

Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan
suatu masyarakat suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan dalam penyiapan
sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Sekolah dan Masyarakat

Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang lebih erat dalam pencapaian tujuan sekolah , dimana
sekolah harus bisa menunjang proses pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat
khususnya kebutuhan pendidikan. Sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan,
harapan, dan tuntunan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Sekolah dan masyarakat juga perlu
dibina dan dikembangkan suatu hubungan yang harmonis.

4. Peran Masyarakat dalam Pendidikan


Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk dan menciptakan masyarakat sesuai yang
diharapkan. Dengan adanya pendidikan apa yang dicita-citakan masyarakat dapat diwujudkan melalui
anak didik sebagai generasi masa depan. Salah satu peranan pendidikan dalam masyarakat adalah dalam
fungsi sosial yakni sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang diharapkan masyarakat.

G. DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rhineka Cipta.

Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai