Anda di halaman 1dari 6

Terjebak Candaan

Berperang dengan Topeng Senyum

Cemburuku Halu

Senyum Munafik

Kau Pura-pura Tak Mengerti

Labirin

Terperangkap

Semoga Kamu Cepat Tahu

Jika Kamu Maka Aku

Tersenyum diam-diam

Berdiskusi dengan Tuhan

Menangis Saja Agar Reda

Aku Tidak Memaksamu untuk Mencintaiku

Berbohong pada Diri Sendiri

Membahagiakan Diri Sendiri

Harus Ku Apakan Rindu Ini?

Lima Tahun Tak Berujung

Aku Egois
Terjebak Candaan

Semula memang hanya ingin bermain kata

Sekedar bercanda bertukar tawa saling menggoda

Sepintas tak ada unsur saling sungguh, tapi ada sesuatu yang makin luruh

Entah dari mana ku dapat kelihaian merangkai aksara jadi untaian rasa yang ku sebut bercanda

Lama-lama ada tatapan mata yang tak biasa, ada senyum yang tak terbaca

Sial!

Apakah aku kini terjebak dalam candaan yang tak sengaja ku buat

Ku pikir aku yang memainkan kata yang ku anggap bercanda dan kau yang menerima dengan
segenap rasa

Nyatanya sebaliknya

Aku terjebak dalam rasa yang dulu ku sebut bercanda

Hujan

Kau tahu hujan?

Katanya dia akan selalu mengingatkan ku tentangmu

Tentang bahagianya aku ketika bersamamu

Tentang betapa tersipunya aku hanya karna melihatmu

Tentang kamu yang selalu terlihat indah di mataku

Tapi sayang semua itu Cuma tentang masa lalu

Kita sekarang tak lagi memandangn hujan di langit yang sama

Tidak dengan seseorang yang sama

Kau dengan dia dan aku dengan pelukanmu yang tak mungkin

Lima tahun tak pernah merubahmu

Kau tetap sama seperti saat kau dulu menikmati wangi hujan di sampingku
Kau tetap dan akan selalu sama di mataku

Kau akan tetap jadi seorang pencuri debarku

Kau tahu setengahnya hilang tak pernah ku rasa lagi semenjak kau pergi

Dulu aku memang berjanji akan membunuh rasa ini

Dulu dalam kataku memang hanya menginginkanmu bahagia

Meski aku hanya bisa memelukmu dengan rindu

hanya bisa menyapamu lewat syairku

Tapi tak tahu kah kau?

Itu hanya bualan kata sialan

Yang tak pernah kulakukan

Bahkan sekalipun

Yang sebenarnya ku ingin sampai detik ini adalah

Aku yang selalu bisa melihatmu

Aku yang selalu bisa mendengar tawamu

Dan aku yang menjadi pendengar pertama di setiap ceritamu

Huhh

Lucu bukan? Aku hanya berusaha memimpikan sebuah pengharapan yang tak pernah kau
dengarkan

Sekali lagi hanya bualan kata sialan

Aku memang egois

Tapi inilah yang ku pikirkan setiap kali hujan

Bukan kenangan, tapi harapan

Harapan untuk bisa kembali lagi bersamamu

Bumi, 17 Mei 2020


Pendusta

Hai kau yang di sana

Tidakkah kau dengar?

Banyak mulut teriakan kemanusiaan

Nyatanya pemilikanya hanya sekedar seperti manusia

Merasa paling benar

Tong kosong nyaring terdengar

Berteriak tanpa tindakan

Bersandirawa seolah-olah terabaikan

Tak pernah berkaca\sekedar lempar batu tanpa usaha mengangkatnya

Cuma sebagai penonton dan terus teriak

Tak berguna

Pendusta yang sembunyi dibalik teriakan kemanusiaan

Cuma saja otak hati bajingan

Bumi, 24 Maret 2016

Titik Balik

Mereka bilang Demokrasi

Nyatanya

Yang dibawah hanya perang mulut lewat aplikasi

Dan pada akhirnya yang di atas Cuma perang politisi

Ada juga yang bilang religious

Tapi tiada tahu konsep ketuhanan

Apalagi cinta tanah air

Cuma mati ditangan bangsa sendiri


Tertelan bualan janji para politisi

Ada yang teriak cinta damai

Tapi dibalik cinta damai pasti ada pendamai bukan?

Lagi pula itu Cuma bualan bangku sekolahan

Tanpa ada solah tingkah di masyarakat sebagai tujuan

ARS

Penikmaat

Adalah aku

Yang beriman pada kehidupan

Pada sobekan kertas yang terbuang jatuh ke perapian

Bara dan api jadi kawan

Jiwa melebur menjadi kobar

Berjalan bersama penat dan pylox merah di tangan kanan

Langkah bimbang di pucuk duri

Adalah aku

Figuran dalam kehidupan

Penjaja

Dasar jalang

Sekumpulan yang terbuang

Langkah goyah taka da harga

Tinta merah tak bermakna

Apa yang ia cari?

Bersama gelap ia tinggal

Dengan rayuan penuh muslihat

Matikan saja lampunya!


Biar tambah gelap

Tetap saja jatuh pada lubang hitam

Nampakkah?

Terdengar jeritan

Mencekik, menggelepar tengah malam

Terbungkus rapi hiasan kenikmatan

AKU MENCINTAI SESEORANG YANG MASIH MENCINTAI TAKDIR DI MASA


LALUNYA

Anda mungkin juga menyukai