Anda di halaman 1dari 1

1.1.

Latar Belakang
Segala upaya pencegahan telah dilakukan pemerintah demi menangani wabah
covid-19 yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia tak terkecuali Indonesia.
Upaya tersebut berupa adanya larangan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak massa
hingga himbauan untuk melakukan physical distancing menjadi penekanan penting bagi
masyarakat. Hal ini telah membawa perubahan terhadap berbagai aspek kehidupan,
terutama pergeseran pada bidang sosial budaya yang di dalamnya mengandung unsur
penting seperti gagasan, nilai, dan norma yang ada pada masyarakat. Perubahan ini
terjadi secara signifikan yang mempengaruhi tiga unsur penting tersebut. Pertama,
gagasan merupakan ide atau pemikiran yang terkonstruksi secara sosial di masyarakat
dalam menyikapi suatu keadaan, termasuk pada kondisi pandemi ini. Kuatnya
gagasan masyarakat pedesaan yaitu tidak makan jika tidak bekerja menjadi salah satu
faktor penguat mereka tetap bekerja dan tidak mengindahkan himbauan pemerintah
untuk tetap di rumah (Puspensos, 2020). Gagasan tersebut kemudian menjadikan
upaya pencegahan covid-19 tidak dapat terlaksana dengan maksimal. Kedua adalah
nilai, nilai merupakan ukuran pantas atau tidaknya suatu tindakan di lingkungan
masyarakat seperti halnya nilai kepercayaan. Masyarakat pedesaan cenderung
percaya bahwa kematian merupakan hak prerogratif Tuhan sehingga mereka kurang
waspada dengan pandemi yang sedang terjadi. Ketiga adalah norma, merupakan
aturan tidak tertulis yang disepakati bersama dalam menjalani kehidupan. Salah satu
contohnya adalah ketika bertemu seseorang umumnya saling bertegur sapa dan
bersalaman. Namun, saat pandemi seperti ini kebiasaan tersebut harus dibatasi
dengan mengurangi aktifitas fisik secara langsung.
Pikiran yang cenderung kolot dan berpegang teguh pada budayanya
menyebabkan masyarakat desa sulit untuk menerima hal-hal baru, terlebiih jika hal
itu dapat menggeser nilai-nilai kebudayaan yang telah ada. Adanya pemikiran
tersebut menghambat pemerintah dalam mengatasi permasalahan pandemi yang
sedang terjadi. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI) tertanggal 22 Agustus 2020 jumlah kasus positif
di Indonesia telah mencapai angka 151.498 dengan jumlah kasus kematian sebesar
6.594 dan angka kesembuhan sebesar 105.198 kasus. Tingginya kasus positif di
Indonesia salah satunya disebabkan oleh acuhnya dan kurang pahamnya masyarakat
terhadap protokol kesehatan yang dihimbau oleh pemerintah dan tenaga medis.
Pada masyarakat desa protokol kesehatan yang berlaku cenderung diabaikan
karena pikiran kolot dan kurangnya wawasan mereka dalam menanggapi suatu
masalah yang terjadi. Oleh karena itu harus ada suatu langkah untuk merubah pola
pikir pada masyarakat desa.

Anda mungkin juga menyukai