Oleh kelompok 2
A. Pengertian
Nutrisi parenteral (PN) adalah pemberian formula nutrisi selain melalui
saluran gastrointestinal (GI). Kebutuhan nutrisi lengkap dapat diberikan
sebagai nutrisi parenteral total, atau ditambah, dan formula dapat mencakup
karbohidrat, asam amino, lipid, elektrolit dan / atau mikronutrien. Indikasi
utama PN pada penyakit akut adalah memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
gagal usus (IF/intestinal failure) akibat penyakit atau pengobatan, atau
saluran GI yang tidak dapat diakses. Ulasan ini berfokus pada memberikan
panduan praktis kepada para dokter mengenai manajemen PN pada pasien
dewasa yang sangat tidak sehat (Fetterplace, dkk., 2020)
B. Tujuan
Tujuan dari PN yaitu memastikan penyediaan nutrisi yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Indikasi utama untuk PN adalah gagal usus (IF)
karena penyakit atau pengobatan yang mendasari, atau jika saluran GI tidak dapat
diakses. Formula nutrisi yang diberikan tersebut termasuk karbohidrat, asam amino,
lipid, elektrolit dan / atau mikronutrien (Fetterplace, dkk., 2020)
C. Indikasi
Kegagalan usus (IF) dapat didefinisikan sebagai penurunan fungsi usus minimum
untuk melakukan penyerapan nutrisi dari saluran gastrointestinal (GI) untuk
menjaga kesehatan tubuh. Kegagalan usus dapat dikategorikan menjadi tipe I
(akut), tipe II (akut berkepanjangan), dan tipe III (kronis). Pasien dengan IF tipe II,
pemberian nutrisi parenteral (PN) dapat berdasarkan status nutrisi, dengan ada atau
tidaknya malnutrisi menentukan seberapa cepat PN dimulai.
1. Indeks Massa Tubuh (IMT) rendah (<20 kg jika <70 tahun atau <22 kg jika>
70 tahun)
2. penurunan berat badan yang tidak disengaja ( ≥ 5% dalam 6 bulan terakhir);
D. Kontraindikasi
PN tidak diindikasikan pada pasien yang bergizi normal jika saluran GI
dapat diakses, fungsi dan kebutuhan nutrisi kemungkinan besar dapat
dipenuhi oleh nutrisi oral atau enteral dalam 5 - 7 hari. Ini dapat termasuk
pada pasien pasca operasi yang bergizi baik dengan kemungkinan kondisi
nutrisi membaik dalam beberapa hari atau pasien bergizi baik yang
menunggu prosedur pembedahan yang akan meningkatkan fungsi dan
aksesibilitas sistem GI.
PN harus digunakan dengan hati-hati jika ada bukti kelebihan cairan, atau
kelainan elektrolit yang parah. PN tidak boleh digunakan sebagai
tatalaksana pertama dalam kondisi seperti pankreatitis akut dan penyakit
radang usus (Fetterplace, dkk., 2020)
E. Alat
Peralatan yang dibutuhkan untuk menyiapkan PN (NHS Lothian, 2015) :
1. Bagan resep pasien
2. Kantong PN yang diresepkan
3. Stand infus
4. Troli ganti bersih
5. Set intravena PN kecuali kantong telah dilengkapi filtrasi khusus dan
sistem konektor bebas jarum.
6. Larutan PN harus dikeluarkan dari lemari es dua jam sebelum
diinfuskan untuk mencapai suhu ruangan yang mendekati.
7. Set balutan steril
8. Sarung tangan steril
9. Paket usab (swabs) yang mengandung 2% klorheksidin dalam 70%
isopropil alkohol
10. Pompa volumetrik
11. Natrium klorida 0,9% 10ml untuk injeksi
12. Spuit steril 10ml
13. Safety box
F. Prosedur
Metode akses PN adalah dengan kateter vena sentral (CVC). Bahaya utama
yang terkait dengan pemberian PN melalui CVC adalah infeksi. Oleh karena
itu pemasangan kateter hanya boleh dilakukan dengan menggunakan teknik
aseptik yang ketat. Sebelum memberi terapi PN, pastikan kebenaran obat,
dosis, tanggal dan waktu pemberian, rute/metode pemberian, validitas resep,
dan tanda tangan pemberi terapi. Set pemberian PN harus diganti tiap 24
jam sekali atau segera setelah diketahui suspek kontaminasi atau produk
dalam keadaan rusak.
1. Mencuci tangan dan menyiapkan peralatan
2. Buka paket usap (swabs) klorheksidin 2% untuk memastikan
pembersihan yang benar
3. Cuci tangan dengan sabun dan air/dengan handrub alkohol
4. Kaji area insisi untuk mendeteksi tanda-tanda peradangan, infiltrasi, dan
segera.
5. Kenakan sarung tangan steril
6. Letakkan handuk steril dibawah lengan pasien
7. Bersihkan tutup jarum dengan swab 2% klorheksin, dan biarkan
mengering selama 30 detik
8. Aspirasi 5-10 ml dari garis dan kaji jika ada aliran balik darah yang
baik saat aspirasi untuk memastikan kepatenan rute pemberian PN.
9. Injeksi perlahan 10 ml natrium klorida 0,9% untuk konfirmasi
kepatenan rute pemberian PN.
10. Kaji apakah tidak ada resistensi, tidak ada rasa sakit atau
ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien, tidak ada pembengkakan
yang terlihat, tidak ada kebocoran di sekitar perangkat
11. Hubungkan infus ke perangkat dan sambungkan selang ke dalam
pompa infus dan lakukan pemompaan. PN harus selalu diberikan
melalui perangkat infus.
12. Kaji area insersi dan tanyakan status kenyamanan pasien
13. Sesuaikan laju aliran sesuai ketentuan
14. Rekatkan set pemberian PN jika perlu dengan cara yang tidak memberi
beban pada perangkat, yang hal ini juga dapat merusak pembuluh
darah.
15. Lepaskan sarung tangan
16. Peralatan harus dibersihkan dan peralatan baru hanya disiapkan jika
diperlukan di akhir prosedur penginfusan.
17. Pantau laju aliran dan area perangkat sesering mungkin.
J. Referensi
-. (2018). Administration Of Parenteral Nutrition Procedure (Adult In Patient).
Clinical Policy Advisor/ Nutrition Nurse Specialist NHS Lothian. Retrieved from :
https://policyonline.nhslothian.scot/Policies/Procedure/Administration%20of
%20Parenteral%20Nutrition.pdf
Fetterplace, K., D. Holt, A. Udy, and e,Ridley. (2020). Parenteral Nutrition
In Adult During Acute Illness: A Clinical Perspective For Clinicians.
Internal Medicine Journal. Retrieved from :
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32270615/