K4
(KEPERAWATAN, KEDARURATAN, KELAUTAN DAN KEBAHARIAN)
TENTANG
KERACUNAN O2
KELOMPOK 4
KEPERAWATAN IV A
JURUSAN KESEHATAN
T/A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
penyertaannya, Kami boleh menyelesaikan Makalah K4 Tentang Keracunan O2.
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi pembaca agar lebih mengetahui tentang keracunan
O2.
Dalam Pembuatan Makalah ini, jauh dari kata sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
1.2 PERUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
1.1 TUJUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN TOKSILOGI................................................................................................6
2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERACUNAN.......................................................6
2.3 FAKTOR PENYEBAB KERACUNAN OKSIGEN.............................................................7
2.4 GEJALA KERACUNAN OKSIGEN....................................................................................8
2.5 MEKANISME TOKSISITAS OKSIGEN.............................................................................9
2.6 MANIFESTASI KLINIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................12
2.7 TERAPI DAN PENCEGAHAN..........................................................................................13
2.8 PENGGUNAAN OKSIGEN...............................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................15
3.2 KRITIK DAN SARAN...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Setiap sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk melaksanakan fungsi metabolisme,
sehingga oksigen merupakan zat terpenting dalam kehidupan manusia. Mempertahankan
oksigenasi adalah upaya untuk memastikan kecukupan pasokan oksigen ke jaringan atau sel.
Oksigen adalah bagian dari udara terpeting kedua yaitu sebanyak 20,93% setelah nitrogen
(78,10%). Oksigen memiliki fungsi yang sangat penting untuk kehidupan. Priestly, penemu yang
pertama kali mengenali oksigen, termasuk juga yang pertama kali mengemukakan adanya efek
samping pada pemberian “udara murni”.Keracunan oksigen pada pasien sakit kritis masih
kontroversial namun demikian pada kondisi tertentu kelebihan oksigen dapat merupakan racun
yang berbahaya.
1.1 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Toksilogi
2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi keracunan
3. Untuk mengetahui penyebab keracunan oksigen
4. Untuk mengetahui gejala keracunan oksigen
5. Untuk mengetahui mekanisme toksisitas oksigen
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis dan pemeriksaan penunjang
7. Untuk mengetahui terapi dan pencegahan
8. Untuk mengetahui penggunaan oksigen
BAB II
PEMBAHASAN
Seseorang yang biasanya terkena paparan terhadap oksigen terlalu lama akan
mengkonsumsi oksigen secara berlebih. Sehingga hal ini menyebabkan seseorang yang terkena
paparan terhadap oksigen terlalu lama mengalami keracunan oksigen karena mengkonsumsi
oksigen secara berlebihan.
Setiap orang memiliki daya serap terhadap oksigen berbeda-beda. Bagi mereka yang
memiliki daya serap terhadap oksigen terlalu tinggi dapat menyebabkan seseorang mengalami
keracunan oksigen.
Memberikan tekanan Oksigen yang tidak sesuai juga dapat menjadi salah satu faktor
penyebab seseorang mengalami keracunan oksigen. Untuk itu jangan sekali-sekali memberikan
tekanan oksigen kepada seseorang tanpa pengawasan dari dokter
Selain dari faktor-faktor Penyebab seseorang mengalami keracunan oksigen alangkah lebih
baik jika anda juga mengetahui apa saja gejala-gejala yang dapat ditimbulkan dari seseorang
yang mengalami keracunan oksigen.
1. Kejang-kejang
3. Sesak nafas
Mengalami sesak nafas juga menjadi salah satu gejala yang disebabkan karena seseorang
mengalami keracunan oksigen. Sesak nafas terjadi karena adanya Oksigen yang berlebih di
dalam tubuh. Hindarilah penggunaan oksigen yang terlalu berlebih agar anda dapat terhindar
dari sesak nafas.
4. Sakit dada
Selain mengalami sesak nafas ternyata sakit dada juga dapat ditimbulkan karena
seseorang mengalami keracunan oksigen. Hal ini disebabkan karena sesak nafas yang terus-
menerus akan menyebabkan dada terasa sakit sehingga Anda mengalami sakit pada dada.
5. rabun jauh
Selain pernafasan seseorang yang mengalami keracunan pada Oksigen dapat mengalami
gejala seperti rabun jauh. Meskipun ada banyak Faktor atau penyebab yang menyebabkan
seseorang mengalami rabun jauh namun pada kenyataannya seseorang yang mengalami
keracunan oksigen juga dapat terkena rabun jauh.
Itulah beberapa gejala-gejala dari seseorang yang mengalami keracunan oksigen, untuk
mengetahui lebih lanjut tentang keracunan oksigen ada baiknya jika anda mengetahui apa saja
bahaya bahaya Ketika seseorang mengalami keracunan oksigen.
Sumber: Sawatzky D. Oxygen toxicity – signs and symptoms. Sport Diving Medicine 2012; 12:
55.
Seperti terlihat pada diagram, efek toksik dari tekanan parsial oksigen antara 0,5 – 1,6 atm
akan mengenai paru, sedangkan efek toksik pada tekanan parsial lebih dari 1,6 atm lebih
mengganggu otak.
Toksisitas oksigen yang disebabkan oleh ROS menyebabkan fase-fase cedera terjadi
tumpang tindih sesuai dengan keparahan dan reversibilitas cedera. Fase tersebut adalah inisiasi,
inflamasi, proliferasi, dan fibrosis.Diawali dengan peningkatan ROS dan kekurangan kadar
antioksidan, kemudian paru akan gagal membersihkan mukus yang ada. Fase inflamasi atau fase
eksudatif memiliki karakteristik adanya destruksi dari dinding paru dan migrasi leukosit dan
mediator inflamasi lain ke tempat cedera. Fase proliferasi merupakan fase subakut dan terjadi
hipertrofi sel, peningkatan sekresi dari sel alveolar tipe 2 yang mensekresi surfaktan dan
peningkatan monosit.Fase akhir adalah fase fibrotik dimana terjadi perubahan yang telah
ireversibel dan permanen.Terjadi deposisi kolagen dan penebalan ruang interstisial paru dan
terjadi fibrosis jaringan.Secara klinis, hipoksemia yang progresif atau peningkatan tekanan O 2
dalam darah, memerlukan peningkatan FiO2 dan bantuan ventilasi, yang menyebabkan
perburukan perubahan patofiologis yang berkaitan dengan toksisitas oksigen.Foto rontgen dada
bisa memperlihatkan adanya bentukan distribusi ireguler dari interstisial alveolar dengan adanya
gambaran atelektasis sedang, meskipun tidak banyak gejala klinis yang terlihat jelas.Biopsi
spesimen paru dapat memperlihatkan perubahan konsisten dengan toksisitas O 2, namun nilai
primer biopsi adalah untuk menyingkirkan penyebab lain dari cedera paru. Perubahan tekanan
udara bersamaan dengan tertutupnya kavitas paru dan cedera yang berkaitan dengan ventilator
juga dapat menyertainya dan sulit dibedakan dengan toksisitas paru itu sendiri. Keracunan
oksigen dapat diminimalisir dengan menjaga PaO 2 kurang dari 80 mmHg atau FiO 2 di bawah 0,4
sampai 0,5.
Respon selular paru terhadap paparan hiperoksik dan peningkatan ROS telah dapat
dijelaskan.Secara anatomis, permukaan epitel paru mudah terpapar respon inflamasi yang
bersifat detruktif. Proses inflamasi ini merusak barrier kapiler alveolar yang akan
mengakibatkan gangguan pertukaran udara dan edem paru. ROS merangsang sekresi
kemoatraktan oleh sel paru dan sitokinmenstimulasi pergerakan dan akumulasi makrofag dan
monosit menuju paru, yang akan semakin menambah ROS. Interaksi ROS dengan leukosit akan
mengeksaserbasi cedera yang lebih lanjut.
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Oksigen, merupakan zat yang sering digunakan untuk mengobati kondisi hipoksemia pada
berbagai kondisi klinis. Namun oksigen itu sendiri dapat menjadi trigger terjadinya cedera paru
akut jika tidak diberikan pada konsentrasi dan durasi yang sesuai. Paru merupakan organ yang
rawan terjadinya cedera yang diakibatkan oleh oksidan, yang diawalo oleh sinyal protein hingga
ke respon selular. Hal ini berakibat pada ruskanya epitel dan kapiler alveolar. Kemudian
hiperpermeabilitas, mikrotrombi (hasil dari gangguan koagulasi dan fibrinolisis), deposisi
kolagen dan fibrosis mengganggu struktur dan fungsi alveolus.5
Meskipun terapi oksigen sangat berguna pada berbagai kelainan, efek lainnya dapat
menyebabkan efek toksik biasanya pada SSP dan paru. Terapi yang dapat diberikan berupa terapi
suportif namun pencegahan dan deteksi dini merupakan hal yang penting pada keracunan
oksigen ini.
Lamb, John S. (1999). The Practice of Oxygen Measurement for Divers. Flagstaff: Best
Publishing, 120 pages. ISBN 0-941332-68-3. OCLC 44018369.
Lippmann, John; Bugg, Stan (1993). The Diving Emergency Handbook. Teddington, UK:
Underwater World Publications. ISBN 0-946020-18-3. OCLC 52056845.
Lippmann, John; Mitchell, Simon (2005). "Oxygen". Deeper into Diving (2nd ed.). Victoria,
Australia: J.L. Publications. pp. 121–4. ISBN 0-9752290-1-X. OCLC 66524750.