Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

SFESIFIKASI TEKHNIS

KEGIATAN : PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN


PEKERJAAN : GEDUNG PASAR RAKYAT MUARA BESAR KEC. OGODEIDE
( DAK )
LOKASI : DESA MUARA BESAR KEC. OGODEIDE KAB. TOLITOLI
TAHUN ANGGARAN : 2019

1. PERSYARATAN UMUM
1.1 Lokasi Proyek
Lokasi Pekerjaan terletak di Desa Muara Besar Kecamatan Ogodeide
Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah
1.2 Lingkup Pekerjaan
Pembangunan Pasar Tradisional/Modern Peraturan yang berlaku Untuk
pelaksanaan pekerjaan ini digunakan ketentuan-ketentuan Peraturan seperti
yang tercantum dibawah ini :
a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
b. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002.
c. Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI Nomor :
339 / KPTS / M / 2003 tanggal 31 Desember 2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi
Pemerintah.
d. Instruksi Presiden RI Nomo r : 1 Tahun 1998.
e. Algemene voorwearden voor de uitvoering bij aaneming van openbare
warken, yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia
Belanda Nomor 28 tanggal 9 Mei 1941 dan tambahan lembaran Negara
nomor 14571 (khusus pasal-pasal yang masih berlaku).
f. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971.
g. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977.
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961.
i. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 031/KPTS/1981.
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02 / KPTS/ 1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Tekhnis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
n. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan
pengawas pekerjaan untuk mencapai tujuan pembangunan.
Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan tersebut
diatas, maka revisi terakhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya.
Demikian pula apabila bertentangan dengan Sfesifikasi Teknis ini maka yang
berlaku adalah Instruksi / Keputusan Direksi Pengawas Pengawas.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 1


SPESIFIKASI TEKNIS

1.3 Kualitas Bahan dan Pekerjaan


Kualitas bahan dan pekerjaan harus memberikan penampilan dan kesan
yang rapi dan baik. Untuk itu tenaga kerja yang digunakan harus
berpengalaman dibidangnya, terampil dan cakap.
Apabila ternyata diperintahkan oleh Direksi Pengawas Pengawas, Kontraktor
harus membuat pembukaan / pembongkaran pada pekerjaan dan / atau
bahan agar dapat diadakan pemeriksaan.
Apabila dalam pemeriksaan itu Direksi Pengawas Pengawas menemukan
kesalahan, kerusakan atau cacat lain, kontraktor harus segera mebongkar
dan memperbaikinya sampai pada kondisi yang sesuai dengan sfesifikasi ini,
dan harus memikul biaya yang di perlukan untuk pembukaan / pembongkaran
pemeriksaan dan perbaikan tersebut.
1.4 Pemeriksaan Pekerjaan dan Pengamanan
1.4.1 Peralatan Pelaksanaan
Kontraktor harus mengadakan dan menyiapkan semua peralatan
pelaksanaan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kondisi
yang baik dan siap pakai, agar terjamin adanya kualitas pekerjaan
yang baik dan memenuhi persyaratan dan laju pekerjaan yang
memadai, hingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu
yang tepat seperti ditentukan dalam pelelangan.
Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat Direksi
Pengawas Pengawas tidak efesien pengoperasiannya atau tidak
sesuai dengan kegunaannya atau jumlah kurang, hingga mutu
pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan atau laju
pekerjaan tidak memadai, Direksi Pengawas Pengawas berhak
memerintahkan Kontraktor untuk mengganti atau menambah
peralatan dan Kontraktor harus mentaatinya.
Kegagalan Direksi Pengawas Pengawas dalam perintahnya pada
Kontraktor, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya
atau pemenuhan kualitas pekerjaan dan laju pekerjaan seperti yang
diuraikan dalam Dokumen Kontrak.
1.4.2 Perlindungan Terhadap Bangunan dan Utilitas
Kontraktor bertanggung jawab atas perlindungan terhadap semua
bangunan dan utilitas, baik milik pribadi maupun milik Negara /
masyarakat termasuk sarana dan prasarananya, baik yang tertera
dalam gambar maupun tidak.
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang di anggap perlu
untuk melindungi bangunan dari utilitas tersebut dari segala macam
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan-kegiatan
pelaksanaan oleh Kontraktor yang diperbaiki oleh dan atas beban
biaya Kontraktor, sesuai dengan kondisi sebelumnya.
Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor harus memberitahu pemilik
bangunan dan utilitas agar diperoleh kesepakatan tentang
perbaikannya.
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh informasi semua
bangunan dan utilitas yang terletak di dalam tanah. Prasarana yang

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 2


SPESIFIKASI TEKNIS

ada disekitar dan diperlukan oleh bangunan dan utilitas harus dijaga
agar tetap berfungsi.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pelaksanaan oleh
Kontraktor harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya Kontraktor
sesuai dengan kondisi sebelumnya.
1.4.3 Penjagaan dan Pemeliharaan
Untuk pekerjaan yang sudah selesai, Kontraktor bertanggung jawab
atas penjagaan, perlindungan dan pemeliharaan terhadap pekerjaan-
pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang telah selesai seperti
permukaan bagian dalam/luar, perlengkapan peralatan dan lain-
lainnya dari segala macam bentuk noda/kotoran, kerusakan dan cacat
– cacat lainnya selama masa kontrak berlangsung sampai pada saat
pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pemilik.
Persyaratan dan ketentuan khusus dibawah ini harus dianggap
sebagai standart kondisi akhir pekerjaan pada saat penyerahan
pertama.
a. Halaman Bangunan
Setelah pekerjaan selesai, kecuali apabila Direksi Pengawas
berpendapat lain, Kontraktor harus membongkar semua bangunan
sementara, peralatan pelaksanaan, mesin-mesin, kelebihan
bahan, puing-puing dan kotoran-kotoran lain dari halaman
bangunan. Kontraktor harus membuang bahan-bahan zat-zat
organic yang berada didalam, bawah dan sekitar bangunan dan
melakukan desinfektan terhadap dan bekas-bekasnya. Halaman
bangunan harus diserahkan dalam kondisi yang rapi dan
memuaskan.
b. Permukaan Beton, Pasangan dan Logam
Kontraktor harus membersihkan secara cermat semua permukaan
beton, pasangan dan logam serta eceran adukan, noda-noda
bekas bocoran pada beton bekas-bekas bekesting, eceran aspal,
cat dan lain-lain.
c. Kaca
Kontraktor harus memperbaiki / mengganti, apabila perlu mencuci,
menggosok, secara resmi semua permukaan kaca, dan
membersihkan / menghilangkan kelebihan bahan lapisan kompon,
ceceran cat dan goresan. Ruang antara pada bingkai dengan kaca
rangkap harus benar-benar bersih dari sisa-sisa serutan, serbuk
gergaji dan segala macam bentuk kotoran lain.
d. Permukaan Cat, Email dan politer
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan dari semua
tanda-tanda, noda, goresan, bekas jari dan kotoran lain.
e. Permukaan Lantai
Kontraktor harus menyingkirkan semua lapis/pentutup pelindung
sementara dan membersihkan dari semua noda-noda dan apabila
dianggap perlu oleh Direksi Pengawas, diberikan lapisan lilin lantai
(wax) dan digosok.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 3


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Permukaan Dinding Glazuur


Kontraktor harus membersihkan dinding glazur dari semua noda,
ceceran cat dan kotoran-kotoran lain.
g. Perlengkapan Listrik
h. Kontraktor harus membersihkan dan menggosok permukaan
peralatan – peralatan logam, perlengkapan penerangan dan
papan-papan pemasangan kabel dari ceceran cat , debu dan
kotoran-kotoran lain. Terlebih lagi pada komponen-komponen
yang tergantung.
i. Permukaan Atap
Kontraktor harus membuang dan membersihkan puing-puing,
ceceran paku dan semua kotoran lain dari permukaan atap.
j. Plumbing dan Perlengkapannya
Kontraktor harus membersihkan pipa-pipa dan fittingnya dari
kotoran dan membersihkan dengan menggosok semua
perlengkapannya serta menjamin bahwa fasilitas ini dapat
berfungsi dengan baik.
1.5 Pemeriksaan, Penyediaan Bahan dan Barang
Bila dalam rencana kerja dan syarat disebutkan nama dan pabrik pembuatan
dari suatu bahan dan barang, maka hal ini dimaksudkan untuk menunjukan
bahan dan barang yang digunakan setiap penggantian nama bahan dan
pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang harus disetujui oleh
perencana dan bila tidak ditentukan dalam rencana kerja dan syarat serta
gambar kerja, maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan
oleh Kontraktor yang harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
disediakan atas biaya kontraktor, setelah disetujui pemberi tugas atau Direksi
Pengawas, dan dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh bahan dan barang
tersebut, disimpan oleh Direksi Pengawas Pengawas atau pemberi tugas
untuk dijadikan dasar penolakan, bila ternyata bahan dan barang yang
dipakai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor / Pelaksana harus sudah
memasukan jumlah keperluan biaya untuk pengajuan berbagai bahan dan
barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut kontraktor/pelaksana tetap
bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak
memenuhi persyaratan yang dibuat oleh Pemberi Tugas / Direksi Pengawas.
1.6 Persyaratan-persyaratan lain
1.6.1 Catatan dan Laporan
Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan dan ketetapan yang
sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh persetujuan Direksi
Pengawas. Semua catatan yang berhubungan dengan pekerjaan
selalu harus di siapkan untuk Direksi Pengawas. Dan satu set copy
gambar lengkap dan sfesifikasi harus selalu tersimpan dilapangan
pekerjaan. Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang akan
melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 4


SPESIFIKASI TEKNIS

1.6.2 Gambar sesuai pelaksanaan (As Built Drawing)


Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena
penyimpangan, perubahan atas perintah pemberi tugas / Direksi
pengawas maka pelaksana harus membuat gambar-gambar yang
sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan dengan apa yang telah
dilaksanakan yang jelas memperlihatkan perbedaan-perbedaan
antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar
tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga), semua biaya
pembuatan ditanggung oleh Pelaksana / Kontraktor.
1.6.3 Foto-foto Mengenai Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan
dimulai, saat akan mengajukan tagihan rutin atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan dan pada tahap akhir. Foto-foto ini hendaknya
dicetak berwarna dengan 2 (dua) copy dan diserahkan dari waktu ke
waktu kepada Direksi Pengawas dalam bentuk album.
1.6.4 Keamanan Proyek
Kontraktor harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan
perlidungan dan pengamanan atas semua bahan, perlengkapan,
peralatan dan pekerjaan yang ada dalam batas-batas areal proyek
dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya, terhadap semua
bentuk kerusakan , gangguan atau kerugian yang dilakukan oleh
orang-orang atau pihak-pihak tidak berwenang.
Untuk mempermudah pelaksanaan pengamanan, Kontraktor harus
membuat gudang penyimpangan bahan, peralatan dan perlengkapan
sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas. Untuk pengawasan dan
penjagaan keamanan Kontraktor harus menyiapkan dan menyediakan
satuan pengamanan yang memadai dan harus melakukan penjagaan
terus menerus selama 24 jam setiap hari.
1.6.5 Pertolongan Pertama pada Kecealakaan (P3K)
Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas P3K yang mencakup
obat-obatan, peralatan medis dan tenaga-tenaga para medis untuk
memberikan pertolongan pertama kepada personil Kontraktor, dan
semua yang terlibat dalam pekerjaan.
Dalam hal pengamanan P3K Kontraktor harus mengikuti semua
ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta sesuai dengan Petunjuk
Direksi Pengawas.
1.6.6 Papan Nama Proyek
Papan nama proyek didirikan ditempat yang strategis dengan ukuran
panjang 2 Meter dan lebar 1 meter. Tulisan dibuat dengan huruf cetak
yang jelas dan mudah dibaca.
Papan proyek harus jelas tertulis nama pemilik dan penjelasan
proyek. Jenis huruf ditentukan Direksi Pengawas.
1.6.7 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam
persyaratan umum ini ditentukan berdasarkan ketentuan seperti
ditunjukan dalam sfesifikasi atau RAB. Kecuali disebutkan lain dalam

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 5


SPESIFIKASI TEKNIS

RAB pekerjaan-pekerjaan yang tercakup didalamnya sudah termasuk


dalam pekerjaan-pekerjaan pokok yang bersangkutan.
Dalam hal dihitung terpisah, pengukuran meliputi penyediaan,
pengadaan dan pengangkutan tenaga kerja, bahan, perlengkapan,
peralatan dan pelaksanaan, pemeliharaan, perbaikan, termasuk
pemeriksaan, pengujian dan pekerjaan penunjang yang diperlukan
seperti diuraikan dalam RAB.
Bobot pengukuran (%) terhadap seluruh nilai kontrak/Adendum
Kontrak terakhir, bersama-sama dengan komponen-komponen
pekerjaan yang lain akan merupakan bobot prestasi yang dicapai oleh
Kontraktor pada saat tertentu, dan akan dijadikan pedoman Kontraktor
untuk mengajukan penagihan pembayaran angsuran kepada pemilik.
Pengukuran volume pekerjaan yang akan digunakan untuk pengajuan
penagihan pembayaran angsuran harus dilakukan bersama-sama
antara Direksi Pengawas dan Kontraktor.
Pembayaran akan dilakukan apabila selisih bobot prestasi Kontraktor
pada saat tertentu dengan bobot prestasi pada pembayaran angsuran
yang lalu telah mencapai tidak kurang dari angka seperti disebutkan
dalam syarat-syarat kontrak.
Pembayaran dilakukan dalam jumlah harga satuan dikalikan dengan
volume pekerjaan yang nyata-nyata dilaksanakan, termasuk
pembayaran untuk pekerjaan tersebut diatas.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Umum
Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang
harus dilaksanakan agar pekerjaan pokok yang sebenarnya dapat
dilaksanakan dengan mudah dan lancar.
Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya bersifat darurat, tetapi secara
structural harus mampu memiliki beban yang diperlukan dan harus
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan serta sesuai dengan
syarat-syarat kontraktor.
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Sfesifikasi dan gambar-gambar
pekerjaan sementara termasuk perhitungan dan analisa strukturalnya apabila
kondisi lapangan memerlukan, kepada dan untuk memperoleh persetujuan
Direksi Pengawas Pengawas, selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari
sebelum pekerjaan dimulai.
2.2. Pembersihan Lapangan
Kecuali apabila ditentukan lain oleh Direksi Pengawas, Kontraktor harus
memotong, membongkar, mencabut, menyingkirkan dan membuang pohon-
pohon semak belukar, akar, sampah, bahan-bahan organic dan benda-
benda/barang-barang asing lainnya yang dapat menganggu atau merusak
pekerjaan, dalam areal pekerjaan seperti diuraikan dalam kontrak, termasuk
lahan-lahan yang digunakan untuk bangunan / struktur, jalan dan lahan-lahan
yang akan digali atau di urug.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 6


SPESIFIKASI TEKNIS

2.3. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus melakukan pekerjaan
pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan
komponen-komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjuk dalam gambar.
Pengukuran meliputi pengukuran / penentuan koordinat dan efalasi.
Koordinat dan efalasi titik yang diperlukan ditentukan berdasarkan titik
rujukan (bench mark) seperti ditunjukan dalam gambar atau ditetapkan oleh
Direksi Pengawas.
Aktualisasi dan artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-titik yang
dipasang pada bowplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang apabila
dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain akan merupakan garis-
garis sumbu bangunan yang melalui titik-titik yang diperlukan.
Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Kontraktor sedemikian rupa
sehingga mempunyai efesien (rujukan) tertentu yang letaknya jauh dari
kegiatan pelaksanaan yang dapat mengganggu, merusak dan merubah
elevasinya. Konstruksi maupun dimensi branch mark akan ditentukan
kemudian oleh Direksi Pengawas.
2.4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan dan pengangkutan tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, termasuk pemasangan, penyetelan dan pekerjaan penumpang
lainnya, sehingga semua tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan kerja itu
berada / terpasang dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai.
Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan
pengangkutan suku cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan
peralatan tersebut selalu siap pakai. Demobilisasi dilakukan setelah
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan untuk
pertama kalin ya kepada pemilik. Demobilisasi adalah pembongkaran,
penyingkiran dan pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan
yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi proyek menuju ketempat yang
dikehendaki oleh Kontraktor.
2.5. Kantor Proyek dan Perlengkapan
Kontraktor harus menyediakan kantor pengelola proyek ukuran 4 x 5 meter
lengkap dengan peralatan / perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja lainnya
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek.
2.6. Kantor dan Gudang Pelaksana
Pelaksana harus membuat kantor dilokasi proyek untuk tempat wakil dan
seluruh stafnya bekerja dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan.
Pelaksana harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari
gangguan cuaca dan pencurian.
Penempatan kantor dan gudang pelaksana harus diatur sedemikian rupa
agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
2.7. Izin-izin
Kontraktor harus mengurus semua izin yang diperlukan sehubungan dengan
pelaksanaan bangunan sampai selesai, seperti : IMB dan atau advis Planning

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 7


SPESIFIKASI TEKNIS

dari Instansi yang berwenang untuk itu, dan sebagainya dan biaya-biaya
yang timbul menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor.
2.8. Biaya Asuransi
Kontraktor harus memperhatikan biaya Asuransi Tenaga kerja (ASTEK)
terhadap staff / pelaksana, Direksi Pengawas / Pengawas Proyek yang
ditempatkan dilapangan.
2.9. Personil Kontraktor
a. Kontraktor wajib menempatkan seorang kuasa atau wakil yang cukup
cakap dan berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan ini
dilapangan (pelaksana) minimal tamatan Sarjana Muda Tekhnik Arsitek /
Sipil pengalaman minimal 3 Tahun.
b. Pelaksana yang ditunjuk kontraktor harus mendapatkan kuasa penuh
dalam bertindak untuk dan atas nama Kontraktor dan dinyatakan dengan
Surat Tugas / Keterangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis kepada Direksi Pengawas
mengenai Pelaksana Pekerjaan ini. Pelaksana baru bisa bertindak jika
Direksi Pengawas menyetujuinya. Dalam waktu seminggu bila tidak ada
keberatan dari Direksi Pengawas berarti Direksi Pengawas menyetujuinya
dalam waktu 6 (enam) hari setelah dikeluarkan kuasa kecuali Kontraktor
sendiri (Direktur penanggung jawab perusahaan) yang memimpin sehari-
harinya.
2.10. Dokumentasi
Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi
sertapengirimannya ke kantor Pimpinan Bagian Proyek serta pihak-pihak lain
yang diperlukan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi adalah :
a. Membuat laporan-laporan perkembangan proyek yakni Harian, Mingguan
dan Bulanan.
b. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto
dokumentasi ukuran 4R, dibuat sebelum pekerjaan dimulai ( 0 % ), tahap
pelaksanaan hingga selesai (setiap kali untuk pembuatan laporan) dan
pada setiap kali akan melakukan tagihan / termin, foto dokumentasi harus
selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak
Depan, samping dan Belakang) dan setiap bagian yang penting antara
lain penulangan, pondasi dan lain-lain.
c. Surat-surat dan dokumentasi lainnya.

3. BESTEK DAN GAMBAR


3.1. Kontraktor diwajibkan meneliti semua bestek dan gambar-gambar pekerjaan
ini.
3.2. Bila ternyata ada perbedaan antara Bestek dan gambar, antara gambar satu
dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :
a. Bestek (RKS)
b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 8


SPESIFIKASI TEKNIS

3.3. Bila perbedaan itu menimblkan keragu-raguan yang mungkin menimbulkan


kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Kontraktor wajib menanyakan
terlebih dahulu kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan ketegasan.

4. RENCANA KERJA
4.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun suatu
rencana kerja (jadwal waktu pelaksanaan) yang diajukan paling lambat dalam
satu minggu setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja, untuk diketahui
dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
4.2. Setelah rencana kerja disetujui oleh Direksi Pengawas, di copy dalam 4
(empat) rangkap, 3 (tiga) salinan untuk Direksi Pengawas dan 1 (satu)
salinan ditempel pada ruang Direksi Pengawas Kheet.
4.3. Kontraktor harus mengkuti rencana kerja tersebut menjadi acuan bagi Direksi
Pengawas untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kelambatan pekerjaan.

5. PENGADAAN BAHAN BANGUNAN


5.1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan dalam kompleks pekerjaan hanyalah
bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar-gambar.
5.2. Cara dan tempat penimbunan / penyimpanan bahan harus memenuhi syarat
atau menurut petunjuk Direksi Pengawas / Pengawas Tekhnik.
5.3. Bahan bangunan yang dipakai adalah sesuai dengan kualitas dan kuantitas
serta dimensi yang di isyaratkan dalam RKS maupun gambar.
5.4. Apabila suatu bahan yang diisyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum
diganti Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas
/ Pengawas Tekhnik, dan penggantian bisa dilakukan setelah ada
persetujuan secara tertulis.
5.5. Penggantian bahan bangunan yan g tidak terdapat di pasaran dengan bahan
bangunan lain harus setara / setingkat kualitasnya.
5.6. Bahan bangunan yang dinyatakan afkir oleh Direksi Pengawas / Pengawas
Tekhnik karena cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
harus segera di pindahkan dan dikeluarkan dari kompleks pekerjaan
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

6. PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKHNIS


6.1. Persyaratan tekhnis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan
(yang disebut dalam proyek) termasuk seluruh bangunan-bangunan dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
6.2. Kecuali disebutkan lain maka setiap bagian dalam persyaratan tekhnis ini
berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan proyek ini,
di sesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan
tertulis dan perintah-perintah Direksi Pengawas / pengawas.
6.3. Standar-standar utama yang dipakai adalah standar-standar yang dibuat dan
berlaku resmi di Negara RI, apabila tidak terdapat standart yang dapat
diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut maka harus digunakan standart
Internasional yang berlaku atas pekerjaan – pekerjaan tersebut atau setidak-

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN Page | 9


SPESIFIKASI TEKNIS

tidaknya standar dari Negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan


tersebut yang diberlakukan.

7. PEKERJAAN GALIAN
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan baru dan
penambahan pondasi bangunan renovasi serta pekerjaan galian yang nyata-
nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat tekhnik ini.
7.2. Pelaksanaan :
a. Galian tanah pondasi dimensi minimal sama dengan gambar atau
maksimal sampai mencapai tanah dasar / keras. Kecuali tanah dasar /
keras melebihi dua kali dimensi yang telah ditentukan, maka Direksi
Pengawas / Pengawas Tekhnik dapat mengambil kebijaksanaan untuk
merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi kekuatan.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh
minimal 1 meter dari tepi lubang galian.
c. Jika pada galian terdapat air mengenang, harus di pompa keluar. Untuk
ini Kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai.
d. Semua galian tanah yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi
pekerjaan.
e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan
dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus di urug kembali
dengan pasir, biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban Kontraktor.

8. PEKERJAAN URUGAN
8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan
pasir, bawah pondasi, dan pekerjaan urugan lainnya yang tertera dalam
gambar.
8.2. Pelaksanaan :
a. Pada tempat-tempat tertentu untuk lokasi bangunan yang menurut Direksi
Pengawas perlu ditimbun, maka kontraktor harus menimbun sampai
mencapai ketinggian yang ditentukan dengan menggunakan bahan
timbunan yang cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan lain-lain
serta harus mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini
harus mengikuti petunjuk-petunjuk pengawasan tekhnik.
b. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
c. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm
setiap lapis, kemudian di padatkan sehingga pada ketebalan yang
ditentukan urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang
diinginkan.
d. Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air, sehingga
mendapat angka kepadatan maksimal.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 10


SPESIFIKASI TEKNIS

e. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan
persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah
dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.

9. PASANGAN BATU KALI


9.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali yang dibuat untuk
pondasi dibawah sloof, pasangan batu kali sebagaimana dinyatakan dalam
gambar dan sebelumnya dibawah pasangan pomdasi harus diberi urugan
pasir dan batu kosong.
9.2. Material
a. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos,
serta mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 4 Pasir.
c. Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini
harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran lainya.
d. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin
Direksi Pengawas.
9.3. Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukan dalam gambar.
b. Setiap batu di pasang di atas lapisan adukan dam diketok ditempatnya
sehingga penuh.
c. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu,untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral.

10. PASANGAN BATU BATA


10.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua
pasangan bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan
pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian dan
bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan sfesifikasi ini.
10.2. Referensi
Persyaratan-persyaratan standart mengenai pekerjaan ini tertera pada PUBJ
N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728 – 1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang
tata cara Pelaksanaan mendirikan bangunan gedung.
10.3. Material
a. Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-
patah. Ukuran yang dianjurkan adalah 5,5 cm x 11 cm x 22 cm dengan
toleransi 0.5 cm.
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan batu bata biasa adalah
campuran 1 PC : 4 Pasir sedangkan untuk daerah kedap air (transram)
menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir.
10.4. Pengerjaan dan Penyimpanan
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan
cara-cara yang disetujui oleh Direksi Pengawas Pengawas, untuk

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 11


SPESIFIKASI TEKNIS

menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada


bahan-bahan tersebut.
10.5. Contoh-contoh
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi
Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah didapat
sebelum bahan yang dimaksud diperhan yang dimaksud dipergunakan.
Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada dilapangan diadakan
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi Pengawas guna keperluan
pengujian.
10.6. Pelaksanaan :
a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah ½ batu kecuali Direksi
Pengawas memberikan petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar
maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan jalur dibawahnya.
Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
c. Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu bata tersebut perlu diperkuat
dengan kolom praktis (beton) dengan dimensi, penulangan dan
penempatan sesuai gambar.
d. Segera setelah pasangan batu bata selesai siar-siarnya dikeruk sedalam
1 cm agar plasteran dapat melekat dengan baik.
e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh dan
pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik.
Batu bata potongan tidak boleh dipakai / di pasang, terkecuali pada
pertemuan-pertemuan dengan kosen/kolom.

11. PEKERJAAN BETON


11.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua
macam beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya termasuk
bekesting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk
dalam pekerjaan ini.
Beton bertulang dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dilaksanakan untuk :
a. Sloof, kolom, ringbalk, balok latei dan plat meja.
b. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
11.2. Referensi
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam :
a. SNI 1734 – 1989 – F
b. SKBI – Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung
c. Pedoman Beton
d. Sfesifikasi Bahan Bangunan
e. Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Rumah dan Gedung
11.3. Material
Bahan-bahan material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 12


SPESIFIKASI TEKNIS

a. Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan
harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton.
Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari
kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.
b. Semen
 semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu seperti
dipersyaratkan dalam NI-8 Bab 3 – 2
 Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan
standart dari pabrik dan terlindung.
 Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merek semen.
c. Besi Tulangan
 Semua dimensi / ukuran besi tulangan yang akan digunakan
merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar.
 Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi
langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, oli (minyak) dan
gemuk.
 Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
d. Air
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih dalam arti tidak
mengandung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton.
e. Bekesting
Bahan cetakan beton (bekesting) menggunakan kayu klas III kecuali
Direksi Pengawas / Pengawas menegaskan lain.
11.4. Pelaksanaan
a. Pengecoran Beton
1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekesting harus bersih dari
kotoran – kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (
beton molen ) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan harus
dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail.
Jika terdapat ketidakcocokan pada ukuran kontraktor diwajibkan untuk
minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.
2. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam
gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor
diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas.
3. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50
meter dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton
dipadatkan dengan penggetar (internal concrete vibrator). Kecepatan
vibrator dalam adukan harus tetap dan konstan serta penggunaannya
tidak boleh mengenai besi tulangan.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 13


SPESIFIKASI TEKNIS

4. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang


tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam
PBJ 1971 sebagai syarat.
5. Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi Pengawas atas
pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya,
Kontraktor diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang rencana
pengecoran 2x 24 jam sebelumnya.
6. Bekesting baru boleh diangkat setelah beton bersangkutan
mengalami priode pengerasan sebagaimana diatur dalam PBI 1971,
dan sementara itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.
b. Penyambungan Beton
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan
sebelum selesai, sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang
telah mengeras permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan
dibersihkan, bekesting dikencangkan kembali dan penyambungannya
menggunakan air atau bonding agent yang disetujui Direksi Pengawas /
Pengawas.
c. S l u m p
1. Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix normal adalah
sesuai dengan PBI 1971.
2. Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan
kebutuhannya, misalnya daerah yang pembesiannya rapat
dipergunakan slump yang tinggi.
d. Pemeliharaan Beton
1. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu
lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau
menyiraminya dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu
minggu.
2. Pada umur sampai 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air
mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
11.5. Bekesting
a. Seluruh bahan pekerjaan beksting menggunakan papan terentang (kayu
klas III ) dan balok 5/7 cm. Kecuali Direksi Pengawas/Pengawas
menegaskan lain dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi
syarat pekerjaan bekesting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.
b. Celah-celah antara papan bekesting harus cukup rapat, agar waktu
menegcor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum memulai mengecor
bagian dari dalam bekesting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian
rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan
cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan
bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton
yang dicor.
d. Penyangga-penyanggah harus diberikan jarak antara, yang dapat
mencegah defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 14


SPESIFIKASI TEKNIS

sambungan harus rapat, sehingga mencegah kebocoran-kebocoran


adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus
disediakan dalam bekesting untuk memudahkan pembersihan.
e. Pembongkaran Bekesting :
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat
menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan
memperhatikan syarat-syarat minimum sebagai berikut :
1. Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7
(tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnya cukup keras dan tidak
cacat karena pembongkaran tersebut.
2. Bagian struktur beton yang disanggah dengan penumpu tidak boleh
dibongkar sebelum betonnya mencapai ketentuan yang cukup untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau
beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
3. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh
dibongkar sebelum berumur 14 (empat belas) hari, demikian pula
bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton
tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.
f. Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu kontraktor harus
memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas / Pengawas.
g. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
Sebelum pengecoran dimulai, kontraktor harus sudah mengkoordinasikan
pemasangan dan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lainnya.

12. PEKERJAAN PLESTERAN


12.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan
adukan sebagai berikut :
a. Untuk semua plesteran dinding biasa menggunakan adukan 1 Pc : 4 Ps
b. Plesteran kedap air (transram) menggunakan adukan 1 Pc : 3 Ps
c. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan 1 Pc : 4 Ps
12.2. Material
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir
yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru tidak ada bagian yang membatu serta
dalam kemasan standart pabrik dan terlindung.
12.3. Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan di
plester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk
sedalam lebih kurang 1 cm.
b. Tebal plesteran dinding ditentukan ketebalannya 1 – 1,5 cm dikerjakan
dengan lurus dan rata dan bidang-bidangnya yang berombak/retak harus
dibongkar dan diperbaiki.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 15


SPESIFIKASI TEKNIS

c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus di aci menggunakan


adukan 1 Pc : 7 Kpr, terkecuali plesteran kaki pondasi dan beton diaci
dengan air semen.

13. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN LISTPLANK


13.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian-bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan baja ringan
untuk konstruksi Kuda-kuda / kap,serta Gording, serta Listplank GRC.
13.2. Material :
a. Jenis baja ringan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah
bajaringan yang berbahan baku baja berlapis zincalume atau
galvanize dengan tingkat kekakutan yang tinggi (G550 Mpa)
dengan berstandar SNI 4096-2007,AS TMA 653-02a dan As
1397-2001.
b. Mutu bajaringan yang digunakan adalah bajaringan yang tidak
karat karena perpaduan baja dengan lapisan almunium dan Zinc
serta tidak mudah terbakar.
c. Ukuran bajaringan yang digunakan untuk C-Truss 75.33.11000
dan V-reng 20.33.6000.
d. untuk Lisplank menggunakan bahan Fiber semen atau GRC yang
berukuran 20 cm dengan mutu yang baik dan harus mendapat
persetujuan direksi/Pengawas.
13.3. Pemasangan :
a. Penyambungan di beri penguat berupa skrup yang di
persyaratkan untuk konstruksi bajaringan.
b. Sambungan - sambungan pada bagian yang mendapat gaya
tekan pada luas bidang kontak harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan atas pertimbangan Direksi /
Pengawas.
c. Apabila terjadi kerusakan seperti bengkok atau bagian yang
disambung putus dan kesalahan teknis lainnya. Maka pemborong
harus segera memperbaiki dan mengganti baja ringan dengan
yang baru.
d. Pemasangan dan penyetelan konstruksi baja ringan ini harus
cermat, tepat dan teliti agar mendapat hasil yang kuat dan rapi.
e. Untuk pemasangan Lisplank harus di stel terlebih dahulu
sambungan yang di anggap rawan patah atau pecah sehingga
pelaksanaannya di mulai dari bawah.

14. PEKERJAAN ATAP


14.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan
atap, nok / bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjuk
dalam gambar rencana.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 16


SPESIFIKASI TEKNIS

14.2. Material :
a. Bahan atap yang digunakan untuk bangunan ini adalah Atap Zincalun
Warna atau sejenis dengan Ketebalan 0.25 mm (model Lurus).
b. Syarat-syarat bahan sesuai dengan Spesifikasi yang dikeluarkan
pabrik.
c. Pekerjaan Nok harus rata dan rapi, serta tidak bergelombang
sesuai dengan arah Atap.
14.3. Pemasangan :
a. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, bahan atap harus diperiksa
terlebih dahulu dengan tidak mengalami kerusakan / pecah, untuk
menjaga.
b. Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga / tukang yang terampil yang
sebelumnya telah mendapatkan pengetahuan tekhnis pelaksanaan
mengenai cara pemasangan Multi roof.
c. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pengawas / Pengawas.

15. PEKERJAAN PLAFOND


15.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan
penggantung,rangka, dan penutup plafond pada tempat-tempat sesuai
dengan yang ditunjuk dalam gambar rencana.
15.2. Material
a. Semua material Kayu untuk penggantung dan rangka plafond
menggunakan kayu II sesuai dengan SKBI-3.6.53. 1987 UDC : 674.048;
dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
gambar.
b. Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang teratur, tidak
terdapat mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat bidang yang
lemah.
c. Untuk penutup plafond mengunakan tripleks tebal 3 mm buatan dalam
negeri, tidak cacat dan diusahakan warna yang digunakan seragam.
15.3. Pelaksanaan :
a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan kosntruksi plafond dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dalam gambar.
b. Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata terutama pada bidang-
bidang bawah yang akan ditutup plafond dan diberi penggantung dalam
jumlah cukup.
c. Pada sudut pertemuan antara plafond dan dinding tembok dipasang list
profil kayu.
d. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan
tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak
dan lentur, Direksi Pengawas berhak menolak dan kontraktor harus
segera membongkar dan memperbaiki kembali.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 17


SPESIFIKASI TEKNIS

16. PEKERJAAN LANTAI


16.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan / material, tenaga kerja dan
pemasangan lantai dan dinding sesuai yang ditentukan dalam gambar.
16.2. Material :
a. Tegel Keramik Ukuran 40 x 40 cm dipasang pada semua lantai pada
bangunan.
b. Tegel Keramik Ukuran 20 x 20 cm pada meja beton sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar;
c. Pada sudut-sudut pertemuan antara dinding dengan lantai keramik ,
dipasang ubin plint keramik.
Semua tegel keramik yang digunakan harus mempunyai kualitas satu (KW-1)
dan warna tegel keramik akan ditentukan kemudian / sesuai petunjuk Direksi
Pengawas;
16.3. Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-benar
padat sehingga tidak terjadi penurunan / keretakan pada lantai.
b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar saling tegak lurus, serta
mengikuti peil-peil yang ditentukan dalam gambar.
c. Pemasangan ubin pada lanatai dan dinding harus dikerjakan dengan rata
dan datar serta dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli.
d. Pemasangan ubin keramik dipasang diatas adukan 1 Pc : 3Ps : 5 Kr
setebal 5 cm.

17. PEKERJAAN CAT


17.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan
pengecetan kayu, tembok, plafond.
17.2. Material
a. Jenis cat kayu yang digunakan adalah yang berkualitas baik
b. Jenis cat tembok yang digunakan adalah yang berkualitas baik
c. Plamir atau dempul yang digunakan adalah yang berkualitas baik.
17.3. Pelaksanaan :
a. Pekerjaan cat kayu
1. Bidang-bidang yang akan dicat/dipolitur harus bersih dari segala
macam kotoran, dan sebelum pekerjaan pengecetan dilaksanakan
kontraktor harus memperlihatkan bagian-bagian yang akan dicat
kepada Direksi Pengawas untuk diperiksa.
2. Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur harus diamplas, dan
lobang-lobang bekas paku harus didempul dan diamplas kembali
sampai rata.
3. Pengecetan kayu dilaksanakan satu kali meni, satu kali cat dasar dan
satu kali plamir, kemudian digosok dengan amplas, dan akhirnya dua
kali cat akhir.
4. Warna cat kayu yang digunakan untuk kusen, daun pintu, bingkai
jendela dan listplank akan ditentukan kemudian.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 18


SPESIFIKASI TEKNIS

5. Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu sampai


rata pada seluruh permukaannya.
b. Pekerjaan cat tembok/plafond
1. Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplamir
kemudian diplamir dengan kertas pasir sampai rata dan halus.
2. Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua) kali
sampai kelihatan rata dan cukup tebal.
3. Cat yang digunakan adalah warna Putih untuk plafond dan tembok
bagian dalam sedangkan untuk tembok bagian luar warna ditentukan
kemudian.

18. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


18.1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pengadaan lampu-lampu, kabel-kabel, stop kontak, saklar, fitting-fitting,
pipa, material bantu, termasuk pemasangannya.
b. Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Kontraktor beserta pembuatan
gambar instalasi yang terpasang.
18.2. Bahan yang dipakai :
a. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi
standart PLN (SPLN) serta berinisial LMK (Minimal merek eterna atau
setara).
b. Stop kontak, saklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus
buatan dalam negeri yang telah memenuhi standart PLN , kemampuan
minimal 10/16A.
c. Balon lampu pijar/TL harus dilengkapi capisator.
d. Penempatan SDP harus mengikuti petunjuk dalam gambar, ukuran
proporsional agar babel dan pengamanan dalam SDP nampak rapi dan
mudah perawatannya.
18.3. Pemasangan
a. Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
b. Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang telah
memiliki SPBJT dan SBUJK bidang E&M.
c. Instalasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang
terpasang di area proyek.
d. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah
jenis NYA diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter
5/8” dan dipasang inbouw, tidak terkecuali diatas plafond.
e. Untuk semua penyambungan kabel harus menggunakan T dos dan
ditutup dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.
f. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafond ditutup
dan plesteran dinding dikerjakan.
g. Pada semua stop kontak dan SDP harus diberi arde dengan
menggunakan kawat BC, dan khusus pengetanahan pada SDP dibagian

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 19


SPESIFIKASI TEKNIS

yang tertanam kedalam tanah harus dikerjakan sampai mendapatkan


tahanan yang diisyaratkan, serta diberi pelindung pipa GIP diameter ½”.

19. DOKUMENTASI
Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat
sebelum pekerjaan di mulai (0 %), tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25 %, 50 %,
75 % dan 100 %), foto dokumentasi harus selalu di ambil pada posisi yang sama
untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap bagian
yang penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut
dimasukkan kedalam album dan diserahkan kepada Pengguna jasa (Direksi
Pengawas / Pengawas) sebanyak 2 (dua) set.

20. GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)


20.1. Setelah selesainya seluruh pekerjaan, kontraktor harus membuat gambar
terlaksana (as build drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi
perubahan letak dan denah maupun konstruksi.
20.2. Instalasi listrik, instalasi ar bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh
Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada
pemberi tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.

21. PENGAWASAN
21.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan
oleh Direksi Pengawas / Pengawasan.
21.2. Setiap saat Direksi Pengawas/Pengawas atau petugas-petugasnya harus
dapat mengaawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan
dan peralatan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
21.3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Direksi Pengawas/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab
kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian
atau seluruhnya untuk keperluan /kepentingan pemeriksaan.
21.4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang
resmi, maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
kontrakto. Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Direksi Pengawas / Pengawas.

22. PEKERJAAN AKHIR


22.1. Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan
sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
22.2. Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan bangunan,
kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan
serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi
pekerjaan.

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 20


SPESIFIKASI TEKNIS

23. PENUTUP
23.1. Pekerjaan-pekerjaan yang belum/ tidak tercantum / dijelaskan dalam RKS ini
dapat dilihat dalam gambar atau ditanyakan pada saat rapat penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing).
23.2. Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada rapat penjelasan
pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang
mengikat dan merupakan satu kesatuan dalam RKS ini.

Tolitoli, ………………2019
Mengetahui Di Buat Oleh,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Konsultan Perencana
( PPK ) CV. TITARA MARANTAM

RICHARD, S.P MUNAFRI, ST


NIP. 19610311 198602 1 001 Direktur

PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL/MODERN P a g e | 21

Anda mungkin juga menyukai