Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 3

Asuhan Kebidanan Pada Persalinan


“LOTUS BIRTH”

Dosen pembimbing : Feva Tridiyawati, M.Kes, M.Keb

Disusun oleh :

Eva Nurlaela (180601003)


Fitri Wulandari (180601005)
Ida Oktiana (180601009)
Intan Sari (180601010)
Luthfi Assy Syiffa (180601012)
Siti Nurhasanah (180601021)

Program Studi Sarjana Kebidanan Tingkat III


STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
Jalan Kubah Putih No. 7 RT.01/RW.14, Jatibening, Pondok Gede,
Kota Bekasi, Jawa Barat 17412
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktu nya. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata
kuliah “Asuhan Kebidanan Pada Persalinan”

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai


pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Tuhan Yang Maha
Esa.

Jakarta, 14 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 3
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Lotus Birth ................................................................................ 4
2.2 Sejarah Lotus Birth ................................................................................. 5
2.3 Alasan Mengapa Memilih Lotus Birth ................................................... 6
2.4 Pemanfaatan Persalinan Lotus Birth ....................................................... 7
2.5 Kelemahan Lotus Birth ........................................................................... 13
2.6 Langkah-langkah Proses Lotus Birth ...................................................... 14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................... 17
3.2 Saran......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Plasenta merupakan sumber darah bagi bayi yang banyak


mengandung sel-sel induk, besi, oksigen, hormon dan enzim-enzim. Sepertiga
dari total suplai darah pada bayi berasal dari plasenta yang dialirkan melalui
tali pusat. Ketika bayi baru lahir, sesaat kemudian tali pusat akan segera
diklem pada dua tempat dan kemudian akan dipotong diantara keduanya. Dan
dalam hitungan menit kemudian, plasenta ikut lahir. Itulah prosedur
persalinan yang sesuai dengan standar asuhan persalinan normal yang selalu
kita aplikasikan hingga pada saat ini. Namun, ada fenomena yang disebut
lotus birth.
Lotus birth ini adalah proses persalinan tanpa mengklem tali
pusat seperti yang biasa di lakukan apalagi sampai memotong tali pusat, dan
tali pusat ini dibiarkan sendiri hingga terlepas dari bayi secara alami. Negara
perintis lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika. Lotus birth
dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi
luka yang terbuka akibat pemotongan pada tali pusat. Meskipun lotus birth
ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali
pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku Aborigin Australia jauh
sebelumnya. Dan keputusan lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat
terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan
membuat keputusan untuk asuhan lotus birth ini (informed choncen).
Persalinan ala lotus birth belum lazim di lakukan di negara
Indonesia. Praktisi medis masih pro-kontra terhadap metode lotus birth ini,
kata dr Frans O.H. Prasetyadi SpOG. Kalaupun ada, yang meminta adalah ibu
dengan penganut kepercayaan tertentu dan sudah mengerti dengan resiko
yang telah dijelaskan sebelumnya. Kepala Subdepartemen Obstetri
Ginekologi RSAL, dr Ramelan, Surabaya juga mengatakan selama plasenta
masih menempel pada ibu, ada aliran darah dari plasenta yang masuk ke

1
tubuh bayi. Ada sebagian ibu yang beranggapan bahwa kesatuan antara ibu,
bayi, dan plasenta tidak boleh diputus begitu saja. Dianggap ada suatu energi
yang menguatkan bayi bila berdekatan dengan plasentanya. Maka, tali pusat
dibiarkan putus sendiri. Lotus birth sebenarnya juga mempunyai banyak
manfaat dan beberapa keuntungan untuk bayi, seperti jika tali pusat dibiarkan
terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran
darah ibu ke janin, Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga
memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding
attachment , pemulihan tali pusat yang cepat (2-3 hari) dibandingkan
normalnya jika segera di potong dan mencegah bayi kehilangan 60 ml darah
yang setara dengan 1200 ml darah orang dewasa.
Dr. Ramelan lantas menerangkan prosedur lotus birth. Setelah
bayi lahir, plasenta diletakkan di sebuah wadah khusus plasenta. Kemudian ia
didekatkan pada bayi. Agar tidak berbau busuk, plasenta dicuci dengan garam
laut atau dioleskan minyak lavender. Jadi, saat bayi dibersihkan ada petugas
yang membawa sekaligus membersihkan plasenta, dan hal ini yang menjadi
salah satu kerugian metode lotus birth. Setelah itu, ibu bisa melakukan
inisiasi menyusu dini (IMD). Posisi plasenta juga tak bisa jauh dari bayi.
Tentu dibutuhkan petugas yang membantu mendekatkan posisi plasenta
dengan bayi. Sehingga menjadi tampak repot dan memerlukan banyak tenaga
medis, tapi jika sudah menjadi kemauan klien sendiri diharapkan ayah bayi
bersedia membantu membawa dan merawat plasenta tersebut, dan hal ini bisa
berdampak positif karena terjalinnya early bonding antara ayah dan bayi.
Dalam waktu 2-3 hari setelah bayi dilahirkan, plasenta akan putus sendiri
(pupak puser). Lepas dari kelebihan dan kelemahan asuhan lotus birth yang
telah dikemukakan seperti di atas, apalagi masalah pro dan kontra
penerapannya secara global sampai saat sekarang ini, kita sebagai tenaga
kesehatan tetap harus mengetahui perkembangan ilmu kebidanan, khususnya
pada lotus birth ini, apakah yang dimaksud dengan lotus birth dan bagaimana
asuhan nya, sebagai perbincangan yang tengah hangat dan merupakan
evidence based dalam dunia maternitas.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan lotus birth ?
2. Bagaimanakan sejarah lotus birth ?
3. Apakah alasan memilih lotus birth ?
4. Apa saja manfaat dari lotus birth ?
5. Apa saja kelemahan lotus birth ?
6. Bagaimana langkah-langkah proses lotus birth ?
7. Bagaimana dengan jurnal penelitian mengenai ada Bagaimana dengan
jurnal penelitian mengenai adanya lotus birth

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan lotus birth.
2. Mengetahui bagaimana sejarah lotus birth.
3. Mengetahui apakah alasan memilih lotus birth.
4. Mengetahui apa saja manfaat dari lotus birth.
5. Mengetahui apakah kelemahan lotus birth.
6. Mengetahui bagaimana langkah-langkah proses lotus birth
7. Mengetahui jurnal penelitian dari adanya lotus birth.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Lotus Birth


Lotus birth atau tali pusat yang tidak dipotong adalah praktek
meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara utuh, daripada
ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton's jelly
yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit pasca
persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus.
Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya
penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan
menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal;
Geneva, Swiss, 1997). "Penundaan Pengkleman (atau tidak sama sekali
diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, pusat, dan
pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih
memerlukan pembuktian lebih lanjut." Lotus birth jarang dilakukan di rumah
sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin, sehingga proses
bounding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan, hal ini tentunya
bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir. Sementara penolong persalinan
segera melakukan penilaian hal lain yang diperlukan oleh bayi seperti suction
atau rangsang taktil, sedangkan prosedur yang lebih lanjut ditunda terlebih
dahulu sampai satu jam setelah melahirkan. Tali pusat bayi dipegang dengan
tangan ibu, atau dipegang oleh ayah atau asisten penolong persalinan selama
penjahitan ibu.
Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses
pengawetan plasenta dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa
orang lebih memilih untuk menyimpan plasenta sehingga dapat
menguburkannya dengan anak di akhir kehidupan anak tersebut. Sedangkan
yang lainnya membiarkan plasenta sampai mengerut dan mengering secara
alami dan kemudian dikuburkan. Salah satu contohnya adalah orang-orang

4
Igbo di Nigeria, mereka menguburkan plasenta setelah lahir dan sering
menanam pohon di atas kuburan plasenta tersebut. Pada Lotus birth,
kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta disimpan dalam mangkuk atau
waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang
digunakan untuk menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus
memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta mendapatkan
udara dan mulai mengering serta tidak berbau busuk. Garam laut sering
digunakan untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang
minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti
goldenseal, neem, bersama dengan lavender lavender juga digunakan untuk
tambahan tambahan antibacterial. Apabila tindakan pengeringan plasenta
tidak diterapkan dengan baik plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau
tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta secara langsung atau
didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan. Manajemen aktif kala
tiga persalinan merupakan praktek dan pelatihan medis umum yang
digunakan untuk mempercepat kelahiran plasenta.
Tahap-tahap manajemen aktif kala tiga tersebut adalah
pemberian oksitosin, pengkleman tali pusat segera, memotong tali pusat,
peregangan tali pusat.
1) pusat terkendali, masase fundus.

2.2 Sejarah Lotus Birth


Negara perintis Lotus birth untuk pertama kalinya adalah
Amerika. Lotus birth dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk
melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka. Meskipun Lotus birth ini
merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali pusat
sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku Aborigin Australia. Dan
keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi merupakan
tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan membuat keputusan untuk
asuhan lotus birth ini (informed choncen).

5
Primatolog Jane Goodall, adalah orang yang pertama kali
melakukan studi jangka panjang dengan objek penelitian simpanse di alam
bebas.
Pada hewan simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99%
bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya
membiarkan plasenta nya utuh, tidak merusaknya bahkan memotong. Hal itu
dikenal dengan fakta primatologist, dan bayi-bayi simpanse tersebut mampu
hidup dan berkembang dengan sehat, demikian juga dengan induknya tidak
ada masalah. Beberapa praktisi kelahiran teratai simpanse merujuk kepada
praktek sebagai latihan alami bagi manusia juga. Informasi mengenai lotus
birth ini juga terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi. Di
Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan untuk
menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan
Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia
sebagai utuh, anak-anak kudus. Kelahiran referensi teratai juga ditemukan
dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu.

2.3 Alasan Mengapa Memilih Lotus Birth


Hanya karena tali pusat telah berhenti berdenyut tidak berarti
tali pusat menjadi tidak berguna lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam
darah bayi. Setelah mencapai volume darah optimal pada bayi, sisa dari
jaringan akan menutup secara aktif. Penutupan semua jaringan tidak terjadi
ketika tali pusat tampak berhenti berdenyut. Tali pusat dapat terus berdenyut
sekitar 2 hingga 3 jam.Setiap ibu memiliki alasan dan pendapat sendiri.
Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih lotus birth :
1. Ibu dan keluarga tidak ingin memisahkan plasenta dari bayi dengan cara
memotong tali pusat.
2. Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang
memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada
waktu yang tepat.
3. Penghormatan terhadap bayi dan plasenta pada sebagian kebudayaan.

6
4. Asumsi ibu bahwa dapat menjamin bayi mendapatkan volume darah
optimal dan spesifik yang diperlukan bagi bayi.
5. Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama
postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian
dan kasih saying penuh.
6. Mengurangi angka kesakitan bayi akibat infeksi nosokomial dari
pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan
lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
7. Alasan rohani atau emosional.
8. Tradisi budaya yang harus dilakukan.
9. Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau
mengikat tali pusat.
10. Kemungkinan menurunkan risiko infeksi ( Lotus Birth memastikan
sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada
luka terbuka). Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka
pada perut bayi (adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.
sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal).
2.4 Pemanfaatan Persalinan Lotus Birth dan Penundaan penjepitan tali dan
Penundaan penjepitan tali pusat
Beberapa rumah sakit dan klinik di Indonesia sejak beberapa
tahun lalu mulai banyak yang menawarkan metode-metode persalinan. Salah
satunya adalah metode lotus birth, metode ini diklaim bisa meningkatkan
aliran volume darah dari ibu ke bayi, sehingga bisa mencegah terjadinya
anemia defesiensi besi pada bayi baru lahir (Udjani, 2013) lotus birth adalah
metode persalinan yang tidak dilakukan penjepitan dan pemotongan tali
pusat, sehingga tali pusat dibiarkan bersama bayi dan tersambung dengan
plasenta, sampai tali pusat tersebut kering dan terlepas dengan sendirinya.
Pernyataan di atas sesuai dengan pernyataan Ismed, 2012 bahwa
lotus birth adalah proses dengan melahirkan bayi tetap membiarkan tali pusat
terhubung dengan plasenta selama beberapa hari. Jadi tali pusat dan plasenta
yang menempel dipusar bayi tidak langsung dipotong usai ibu bersalin namun

7
dibiarkan mengering sendiri lalu terputus sendiri. Lotus birth bukan metode
persalinan terbaru tetapi penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam
budaya masyarakat didunia dan juga terdapat dalam ajaran beberapa agama
(Yasa, 2014).
Meskipun beda bangsa, daerah dan suku beda penanganannya
terhadap keberadaan ari- ari atau plasenta yang hadir ketika persalinan terjadi.
Tetapi cara penggunaan lotus birth biasanya sama saja. Cara penggunaan
lotus birth adalah ketika bayi lahir, perhatikan APGAR skore, kemudian tali
pusat tidak dijepit dan tidak dipotong sampai plasenta terlepas, cuci plasenta.
Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti seperti sebuah popok
atau kain kemudian letakkan dalam tas plasenta. Permukaan plasenta akan
berubah setiap hari bahkan lebih cepat jika sering terjadi rembesan. Alternatif
lain untuk mempercepat pengeringan plasenta yaitu dengan menaburkan
garam pada bagian plasenta (Dewi, bagian plasenta (Dewi, 2012).
Jika tali pusat telah berhenti berdenyut tidak berarti tali pusat
menjadi tidak berguna lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam darah bayi.
Setelah mencapai volume darah optimal pada bayi, sisa dari jaringan akan
menutup secara aktif. Penutupan semua jaringan tidak terjadi ketika tali pusat
tampak berhenti berdenyut. Tali pusat dapat terus berdenyut sekitar 2 hingga
3 jam. Awalnya lotus birth dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk
melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka, tetapi semakin banyak yang
meneliti manfaat lotus birth yaitu lotus birth bisa menciptakan keterikatan
yang erat antara ibu dan bayi, bayi tidak menjadi rewel, dan lotus birth bisa
mencegah terjadinya anemia defisiensi besi.
Menurut Dewi (2012) setelah tali pusat tidak dijepit dan tidak
dipotong kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta disimpan dalam
mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan
bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta atau wadah yang
digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga
plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak berbau busuk.
Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan

8
plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk
tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender juga
digunakan untuk tambahan anti bakteri.
Menurut Buckley dalam kurniawan (2012) yang mengevaluasi
manfaat ibu dan bayi menunda penjepitan tali pusat sampai setelah tali pusat
berhenti berdenyut, tanda bahwa darah tidak lagi mengalir antara plasenta ibu
dan bayi. Dalam banyak kasus perbedaan waktu antara klem plasenta awal
dan akhir hanya satu atau dua menit. Namun penundaan memungkinkan
untuk infus tambahan darah dari ibu ke anak. Analisis menemukan bahwa
bayi yang baru lahir pada kelompok penundaan klem memiliki lebih besar
klem memiliki lebih besar zat besi dalam darah mereka. Jumlah zat besi
dalam darah saat lahir dapat mempengaruhi kesehatan, terutama risiko
seorang bayi untuk anemia pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Menurut Yasa (2014) lotus birth bermanfaat untuk kedekatan
ibu dan ayah terhadap bayi karena biasanya dalam lotus birth langsung
dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD). Posisi plasenta juga tak bisa jauh dari
bayi. Tentu dibutuhkan petugas yang membantu mendekatkan posisi plasenta
dengan bayi. Sehingga menjadi tampak repot dan memerlukan banyak tenaga
medis, tapi jika sudah menjadi kemauan klien sendiri diharapkan ayah bayi
bersedia membantu membawa dan merawat plasenta tersebut, dan hal ini
bisa berdampak positif karena terjalinnya early bounding antara ayah dan
bayi. Hal di atas juga sesuai dengan hasil wawancara terhadap ibu postpartum
4 minggu yang menggunakan metode persalinan “ Lotus Birth”, hasilnya
adalah ibu nifas tersebut dapat berinteraksi dengan baik terhadap anaknya
dikarenakan anaknya tidak rewel, sehingga ibu bisa beristirahat dengan baik.
Sehingga ibu merasakan kedekatan yang erat dengan anaknya dibandingkan
dengan anak pertamanya yang tidak menggunakan metode lotus birth.
Menurut Mala (2014) metode lotus birth diyakini dapat
menambah kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir. Dengan lotus birth,
bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang mengandung oksigen,
makanan dan antibodi. Hal ini dipertegas oleh Widodo (2012), (2012),

9
apabila tali pusat bayi tidak dipotong maka bayi akan mendapatkan lebih
banyak darah yang masih mengandung antibodi yang berasal dari ibu.
Sehingga bayi mendapatkan kekebalan tubuh yang baik. Dr. Bucley
mengatakan bahwa bayi akan menerima tambahan 50-100 ml darah. Darah ini
mengandung zat besi, sel darah merah, sel induk, sel batang dan bahan gizi
lain, yang akan bermanfaat bagi bayi dalam tahun pertama kehidupannya.
Hilangnya 30 ml darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan
hilangnya 600 ml darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum
dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti berdenyut memungkinkan
bayi baru lahir kehilangan 60 ml darah, yang setara dengan 1200 ml darah
orang dewasa ( Aprilia, 2011). Menurut Kristi (2012) ibu dari dua anak,
praktisi pendidikan berbasis rumah (home education) dengan metode
Charlotte Mason, melakukan wawancara dengan Buckley, Buckley
mengatakan bahwa Memotong tali pusat bayi segera setelah lahir (biasanya
dalam waktu kurang dari 30 detik sejak bayi ditarik keluar) seperti yang
dipraktekkan di fasilitas- fasilitas kesehatan selama ini sebenarnya sekedar
ritual. Ritual yang tidak jelas manfaatnya, bahkan justru merugikan. Bayi
akan kehilangan suplai darah yang signifikan jika tali pusatnya langsung
dipotong seperti itu. Ada sejumlah besar darah yang ditransfer kembali dari
plasenta ke tubuh bayi sejak 1-3 menit bayi lahir. yi sejak 1-3 menit bayi
lahir. Penundaan memotong tali pusat memang bisa meningkatkan kadar zat
besi dalam tubuh bayi, tetapi hal itu biasanya hanya diterapkan pada kelahiran
bayi prematur. Pada bayi dengan berat badan rendah atau prematur ada poin
lebih untuk menambahkan zat besi sampai tali pusat tidak berdenyut lagi.
Tetapi itu pun tidak terlalu terlalu lama karena bayi prematur rentan
hipotermia atau kedinginan (Widodo, 2012).
Menurut penelitian Lia, dkk (2013) dalam jurnal kebidanan
menjelaskan manfaat dilakukannya lotus birth diantaranya jika tali pusat
akan memungkinkan memungkinkan terjadinya terjadinya perpanjangan
aliran darah ibu ke janin. Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai
ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri. Mendukung

10
metode ini, Van Hook, direktur Maternal Fetal Medicine at the University of
Cincinnati Medical Center mengatakan jika dokter menunda menjepit atau
meng-klem dan memotong tali pusat bayi pasca persalinan maka ada peluang
peluang bagi si bayi yang baru yang baru lahir untuk mendapatkan
mendapatkan transfusi final dari sel-sel darah yang kaya akan sel punca dan
immunoglobulin. Teorinya, sel-sel ini dapat membantu si bayi melawan
infeksi atau lebih kebal terhadap terhadap penyakit dan memiliki memiliki
simpanan zat besi yang baik (Sativa, 2013). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh dr. Lusyati tahun 2014 terhadap bayi prematur < 29 minggu
dan diikuti sampai usia 3 bulan.
Ternyata dibandingkan bayi prematur yang mendapat
pemutusan tali pusat dini tanpa milking (pengurutan tali pusat atau lambat),
pada kelompok milking didapatkan :
1. Kebutuhan transfusi dan frek transfusi transfusi lebih jarang lebih jarang
2. Mempunyai kadar Hb, hematokrit yang lebih tinggi
3. Kebutuhan ventilasi dan oksigen lebih rendah
4. Tidak didapatkan efek samping hiperbilirubinemia dan perdarahan
intracranial yang lebih tinggi (Anissa, 2014).

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, maka penulis


menyimpulkan bahwa dengan dilakukannya lotus birth bisa memberikan
volume darah yang optimal pada bayi, sehingga bayi tidak kekurangan
kekurangan zat besi (anemia (anemia defisiensi defisiensi besi). Selain itu juga
dapat diambil diambil kesimpulan dari manfaat lotus birth :

1. Tali pusat dibiarkan terus Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga
memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2. Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi
benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.
3. Lotus birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah
lahir.

11
4. Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan
terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
5. Dr Sarah Buckley mengatakan :"bayi akan menerima tambahan 50-100ml
darah yang dikenal sebagai transfusi plasenta. Darah transfusi ini
mengandung zat besi, sel darah merah, keping darah dan bahan gizi lain
yang akan bermanfaat bagi bayi sampai ermanfaat bagi bayi sampai tahun
pertama."

Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan


hilangnya 600 Ml darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum
dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti berdenyut memungkinkan
bayi baru lahir 60 mL darah, y 60 mL darah, yang setara dengan setara dengan
1200mL darah orang darah orang dewasa. Meski bukan secara ekstrim seperti
lotus birth ternyata penundaan pemotongan tali pusat berdasarkan penelitian
memang bermanfaat. Segera setelah setelah bayi lahir biasanya penolong
kelahiran akan memotong tali pusat bayi dan menyisakan menyisakan
beberapa beberapa sentimeter sentimeter yang nantinya akan lepas sendiri.
Namun penelitian-penelitian terbaru menyatakan menunda memotong tali
pusat bayi memiliki banyak ma memiliki banyak manfaat. Dalam penelitian
yang dilakukan di Swedia terhadap 400 bayi diperoleh hasil bayi-bayi yang
tali ditunda dipotong selama 3 menit memiliki kadar zat besi lebih tinggi di
usia empat bulan dibandingkan dengan bayi yang tali pusatnya langsung
dipotong beberapa detik pasca lahir.

Penelitian yang dimuat dalam British Medical Journal itu


menyebutkan penundaan memotong tali pusat bayi selama 3 menit cukup
efektif untuk mencegah anemia. Penundaan memotong tali pusat seharusnya
dipertimbangkan sebagai standar dalam kelahiran cukup bulan. Penundaan
memotong tali pusat memang bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh
bayi, tetapi hal itu biasanya hanya diterapkan pada kelahiran bayi prematur.
prematur. Pada bayi dengan berat badan rendah atau bayi prematur prematur
ada poin lebih untuk menambahkan zat besi sampai tali pusat tidak berdenyut

12
lagi. Tetapi itu pun tidak terlalu lama karena bayi prematur rentan hipotermia
atau kedinginan. Waktu penyembuhan pusar apabila dilakukan pemotongan
tali pusat dapat terlihat dalam table sebagai berikut :

1. Segera 9,56 hari


2. Ketika berhenti berdenyut 7,16 hari
3. Nanti 3,75 hari

2.5 Kelemahan Lotus Birth


Analisis menemukan bahwa bayi yang baru lahir pada kelompok
penundaan-klem memiliki lebih besar memiliki lebih besar zat besi dalam
darah mereka. Jumlah zat besi dalam darah saat lahir dapat mempengaruhi
kesehatan, terutama risiko seorang bayi untuk anemia pada bulan-bulan
pertama kehidupan. Namun, studi ini juga menemukan bahwa bayi dalam
kelompok tertunda-klem lebih rentan terhadap penyakit kuning. Banyak bayi
mendapatkan bentuk ringan dari penyakit kuning saat lahir karena hati belum
matang dan tidak bisa memproses bilirubin, bilirubin, produk sampingan
kuning pemecahan darah merah tua. Ketika hati tidak dapat memproses
semua bilirubin cenderung terdorong keluar ke jaringan dan bayi tampak
kuning sedikit. Ikterus baru lahir dapat mereda tanpa pengobatan atau
diperlakukan dengan paparan sinar matahari yang sederhana. Kajian ini
menemukan bahwa bayi dalam kelompok tertunda-klem memiliki risiko lebih
tinggi untuk penyakit kuning yang membutuhkan perawatan ekstra dengan
fototerapi. Tapi jika Anda bekerja di daerah di mana Anda tidak memiliki
akses yang mudah untuk mengobati anak dengan penyakit kuning yang lebih
parah, maka sebagai dokter anda akan perlu untuk menimbang-nimbang
antara manfaat dan risiko.
Membiarkan bayi untuk mendapatkan darah tambahan dan
mungkin menjadi penyakit kuning adalah masalah tertentu jika anda tidak
memiliki fasilitas. Secara medis yang harus diwaspadai bila tali pusat harus
segera diklem untuk mencegah bayi menjadi kuning karena bilirubin
(senyawa hasil metabolisme hati) yang tinggi. Apalagi bila terdapat

13
perbedaan golongan darah ibu dan bayi misalnya misalnya rhesus darah ibu
negatif bayi rhesus positif atau ibu golongan ibu golongan darah O darah O
bayi A, bayi A, B atau AB. Semakin lama tali pusat dibiarkan, maka akan
semakin banyak darah ibu yang tidak sesuai bercampur dengan darah bayi.
Tidak bisa diterapkan pada seluruh kebudayaan. Membutuhkan fasilitas
kesehatan yang memadai, membutuhkan tenaga kesehatan yang
berpengalaman, membutuhkan banyak banyak petugas petugas kesehatan,
kesehatan, misalnya misalnya bayi di mandikan mandikan harus ada petugas
petugas yang lain memegangi dan menjaga tali pusat. Lotus birth
memerlukan perawatan ekstra pada plasenta agar tidak membusuk dan berbau
tidak sedap.

2.6 Langkah-langkah Proses Lotus Bi rth


Dalam proses lotus birth perlu diperhatikan langkah-langkah
yang harus diketahui :
1. Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher
bayi, cukup angkat tali tersebut.
2. Tunggu lahirnya plasenta secara alami.
3. Ketika plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu.
4. Tunggu transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani
plasenta.
5. Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air hangat
dan tepuk-tepuk sampai kering.
6. Tempatkan plasenta di tempat yang kering.
7. Letakkan plasenta pada bahan menyerap seperti sebuah popok atau kain
kemudian letakkan dalam tas plasenta. Permukaan plasenta akan berubah
setiap hari bahkan lebih cepat jika sering terjadi rembesan. A jika sering
terjadi rembesan. Alternatif lain untuk lternatif lain untuk mempercepat
mempercepat pengeringan plasenta yaitu dengan menaburkan garam
pada bagian plasenta.

14
8. Gendong bayi dan beri makan sesuai Gendong bayi dan beri makan
sesuai kebutuhannya.
9. Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.
10. Bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
11. Meminimalisir pergerakan bayi.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lotus birth adalah suatu metode asuhan pada bayi baru lahir
dimana tali pusat bayi tidak dipotong. Setelah bayi lahir, tali pusat yang
melekat pada bayi dan plasenta dibiarkan saja, tanpa dijepit atau dipotong.
Tali pusat dan plasenta merupakan satu unit dan satu kesatuan. Tali pusat
kemudian akan kering sendiri dan akhirnya lepas secara alami dari umbilicus.
Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah bayi lahir. Negara
perintis lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika.
Lotus birth dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk
melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka. Meskipun lotus birth ini
merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali
pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya dan budaya
suku Aborigin Australia.
Dan keputusan lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat
terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah yang telah memilih
dan membuat keputusan untuk asuhan lotus birth ini (informed choncen).
Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode persalinan lotus birth
dengan pernafasan bayi baru lahir dengan nilai p: 0.000. Umur responden
yang dominan antara 20 tahun sampai dengan 35 tahun sebanyak 90%.
Paritas responden sebanyak 86.7% adalah nulipara (ibu yang baru pertama
kali melahirkan). 90% responden adalah ibu yang bekerja. bekerja. 63.3%
responden responden berpendidikan berpendidikan tinggi yaitu ibu dengan
latar belakang belakang pendidikan sarjana dan pasca sarjana.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka saran yang dapat penulis berikan adalah perawat dalam
melaksanakan perannya sebagai pelaksana atau pemberi asuhan keperawatan

16
kepada pasien harus komprehensif dengan melihat dari berbagai aspek,
terutama pada kasus pada kasus ibu dan bayinya. Perawat dapat menerapkan
metode persalinan lotus birth pada ibu dalam masa intranatal. Untuk peneliti
selanjutnya perlu menambahkan kelompok control sebagai pembanding.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.lotusfertility.com/Lotus_Birth_Q/Lotus_Birth_QA.html

http://www.womenofspirit.asn.au/LotusBirthText.htm

http://childrengrowup.wordpress.com/2012/10/08/metode-kelahiran-lotus-birth-
manfaat-dandampak-kerugiannya/

http://syefrinayuwinda.blogspot.com/2012/06/lotus-birth.html

Dantes Lotus BIrth and Dantes Lotus BIrth and Baby Moon. Diambil dari :htt
Baby Moon. Diambil dari :http://www.youtube.com/wat
p://www.youtube.com/watch?v=OWEThfEGTso.

Djami MEU. Isu Terkini Djami MEU. Isu Terkini dan Evidence Based dalam Pra
dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan2012 5 Ok ktik
Kebidanan2012 5 Oktober 2013. tober 2013.

Diambil dari : Diambil dari : http:// moudyamo.wordpress.com/2013/ http://


moudyamo.wordpress.com/2013/06/. Jacqueline 06/. Jacqueline. Lotus
Birth- . Lotus Birth Bo’s

Birth. Available from:http://www.jacquelinejimmink.c


om/bambigioi/engels/images/lotus-birth-bo.pdf McDonald S, Ab birth-
bo.pdf McDonald S, Abbott J, Hinggis S. Prop bott J, Hinggis S.
Prophilactic ergometrine-oxytoci hilactic ergometrine-oxytocin versus n
versus

oxytocin for the third stage of labor (Cochrane Review).The Cochrane Library.
John Wi iew).The Cochrane Library. John WileyMand Sons Ltd. 2006(3).

Rachana, S. Rachana, S. 2000. L 2000. Lotus Birth. otus Birth. Australia:


Greenwood Press, Australia: Greenwood Press,

Aprilia, Y. Lotus Birth “A Gentle Way To Gentle Birth And Gentle Mother.
2011.(Diakses tanggal 13-10-2014). Didapat dari :
http://www.bidankita.com. Akhyar

18

Anda mungkin juga menyukai