Translate Jurnal Kiki Kece
Translate Jurnal Kiki Kece
Penulis
HUBUNGAN GANGGUAN PENDENGARAN DENGAN DIABETES TIPE
2 PADA POPULASI LANJUT USIA
PENDAHULUAN
Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perkembangan yang pesat dalam
penuaan pada populasi, dan dengan usia lanjut penyakit kronik dan gangguan
fungsional menjadi hal yang lebih umum. Salah satunya adalah keterkaitan usia
dengan gangguan pendengaran (presbikusis), gangguan sensorik dan kondisi
medis yang kronis pada lansia.
Hal ini juga diketahui bahwa presbikusis merupakan berbagai jenis degenerasi
fisiologis akibat penuaan, ditambah dengan paparan bising, merokok, gangguan
medis dan pengobatannya serta resiko keturunan. Hal ini ditandai dengan
bilateral, simetris dan progresif yang lambat pada penurunan sensitifitas
pendengaran dan pemahaman pembicaraan pada lingkungan bising, pengolahan
pusat informasi akustik yang lambat serta gangguan lokalisasi sumber suara.
Penelitian ini dilakukan pada klinik THT Pelatihan Universitas Amasya dan
Rumah Sakit penelitian. Semua penyelidikan dilakukan sesuai dengan Deklarasi
Helsinki pada studi biomedik yang melibatkan subjek manusia, dan persetujuan
diperoleh dari semua peserta penelitian. Penelitian ini disetujui oleh Clinical
Research Ethics Committee of Ankara Numune Training dan Research Hospital.
Penelitian ini melibatkan penderita DM2 usia 65-89 tahun yang memenuhi
kriteria inklusi diatas atau kriteria ekslusi diatas, serta 90 subjek kelompok control
usia 65-85 tahun yang disesuaikan dengan subjek DM2 berdasarkan usia dan jenis
kelamin. Peserta dengan diabetes telah diikuti perkembangannya setidaknya
selama 10 tahun karena penyakit ini.
Audiometri nada murni diukur pada 0.25, 0.5, 1, 2, 4 dan 8 kHz untuk
mendeteksi ambang batas pendengaran pada setiap frekuensi yang diberikan
menggunakan audiometri klinis AC40 (Interacoustics, Assens, Denmark) di dalam
ruang kedap suara, menurut standar instruksi produsen. Batas ambang konduksi
udara antara 0.25 dan 8 kHz diukur dengan menggunakan earphone TDH-39 dan
dengan penutup MX41/AR. Ambang konduksi tulang antara 0.5 dan 4 kHz diukur
menggunakan Oticon 60273 vibrator (Oticon, Sm’rum, Denmark). Rata-rata nada
murni (PTA) ditentukan berdasarkan ambang batas rata-rata konduksi udara
disetiap telinga 0.5, 1, 2, dan 4 kHz.
Analisis Statistik
Analisis data dilakukan dengan SPSS 21.0 (Paket Statistik untuk Ilmu sosial;
SPSS Inc, Chicago, IL). Distrbusi normal pertama kali dievaluasi mengguakan uji
Shapiro-Wilk. Data yang ditampilkan sebagai rata-rata standar deviasi untuk
variabel kontinyu dan kategori untuk jumlah kasus yang digunakan. Perbedaan
antara penderita diabetes dengan kelompok kontrol dalam hal usia dan
pengukuran audiologik dibandingkan dengan uji t. Tes chi square digunakan
untuk membandingkan kategori variabel. Tingkat signifikan yang ditentukan
adalah 0.05.
HASIL
Penelitian ini melibatkan 183 subjek dengan usia rata-rata 71±4.8 tahun (65-
89 tahun). Peserta dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan adanya penyakit
diabetes; diabetes dan kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan secara statistik
pada kedua kelompok bedasarkan usia dan jenis kelamin. (Tabel 1).
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini yang mencakup peserta lansia, meghasilkan 5 temuan
utama: (1) Penderita diabetes memiliki ambang batas yang tinggi pada semua
frekuensi kecuali 0.25 kHz, jika ibandingkan dengan kelompok kontrol; (2)
Namun terdapat perbedaan yang signifikan pada frekuensi yang rendah, seperti
0.5 dan 1 kHz, perbedaan yang paling menonjol pada 2, 4 dan 8 kHz; (3) Ambang
batas penerimaan bicara lebih tinggi pada penderita diabetes dibandingkan dengan
kelompok kontrol; (4) Tidak ada perbedaan antara telinga kanan dan kiri pada
penderita diabetes ataupun kelompok kontrol; (5) Penderita diabetes memiliki
nilai lebih rendah diskriminasi bicara dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Gambar 1. Rata-rata ambang batas nada murni telinga kanan pada kedua grup
Gambar 2. Rata-rata ambang batas nada murni telinga kiri pada kedua grup
Penelitian lain, analisis cross sectional pada veteran militer dewasa (667 laki-
laki dan 27 peremuan), termasuk 342 penderita diabetes dan 352 non diabetes,
ditemukan pada usia dibawah 60 tahun dengan diabetes mengalami gangguan
pendengaran frekuensi tinggi dibandingkan non diabetes. Penelitian ini tidak
menunjukkan diagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2 secara spesifik, tetapi rata-rata
sudah menderita penyakit selama 12.5 tahun.
Namun, dalam sebuah studi ari 30 orang dewasa usia 59-92 tahun diteliti
gangguan pendengarannya pada orang tua dengan DM2 dibandingkan dengan
kelompok kontrol, Frisina eet al. Temuan gangguan pendengaran lebih besar pada
frekuensi rendah dengan penderita diabetes dan pendengarannya buruk pada
telinga kanan dibandingkan telinga kiri.
Pada penelitian ini, kami menemukan bahwa DM2 memilki efek negatif pada
fungsi pendengran penderita diabtes lansia. Uji diskriminasi bicara yang
mengukuur kedua sistem perifer dan sentral pendengaran juga menunjukkan
penurunan pada penderita diabetes. Meskipun perbedaan SDS antara penderita
diabetes dengan kelompok kontrol tidak terlalu signifikan, hasil ini mungkin
tergantung pada desain penelitian, yang mana kriteria ekslusi peserta yaitu pasien
sengan penyakit masalah serius atau kondisi neurologis akibat komplikasi dari
diabetes. Hasil ini konsisten dengan penelitian lain yang dilakukan dengan
sejumlah peserta. Meskipun penelitian ini diyakinkan sebagai penyebab negatif
gangguan pendengaran pada DM2, kurangnya respon batang otak membangkitkan
pendengaran dan emisi yang mungkin menjadi pembatasan penyelidikan. Namun
tes tersebuut tidak dilakukan karena tidak adanya sumberdaya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Huang Q, Tang J. Age-related hearing loss or presbycusis. Eur Arch
Otorhinolaryngol 2010; 267: 1179-91. [CrossRef]
2. Lin FR, Thorpe R, Gordon-Salant S, Ferucci L. Hearing loss prevalence
and risk factors among older adults in the United States. J Gerontol A Biol
Sci Med Sci 2011; 66: 582-90. [CrossRef]
3. Parham K, Lin FR, Coelho DH, Satalof RT, Gates GA. Comprehensive
management of presbycusis: Central and peripheral. Otolaryngol Head Neck
Surg 2013; 148: 537-9. [CrossRef]
4. Frisina RD. Age-related hearing loss: Ear and brain mechanisms. Ann N
Y Acad Sci 2009; 1170: 708-17. [CrossRef]
5. Gates GA, Mills JH. Presbycusis. Lancet 2005; 366: 1111-20.
[CrossRef]
6. Frisina ST, Mapes F, Kim S, Frisina DR, Frisina RD. Characterization
of hearing loss in aged Type 2 diabetics. Hear Res 2006; 211: 103-13.
[CrossRef]
7. Wackym PA, Linthicum FH Jr. Diabetes mellitus and hearing loss:
clinical and histopathologic relationships. Am J Otol 1986; 7: 176-182.
8. Jorgensen MB. The inner ear in diabetes mellitus. Histological studies.
Arch Otolaryngol 1961; 74: 373-81. [CrossRef]
9. Makishima K, Tanaka K. Pathological changes of the inner ear and
central auditory pathway in diabetics. Ann Otol Rhinol Laryngol 1971; 80:
218-28.
10. Dalton DS, Cruickshanks KJ, Klein R, Klein BE, Wiley TL. Association
of NIDDM and hearing loss. Diabetes Care 1998; 21: 1540-4. [CrossRef]
11. Harner SG. Hearing in adult-onset diabetes mellitus. Otolaryngol Head
Neck Surg 1981; 89: 322-7.
12. Kakarlapudi V, Sawyer R, Staecker H. The efect of diabetes on sensori-
neural hearing loss. Otol Neurotol 2003; 24: 382-6. [CrossRef]
13. Diaz de Leon-Morales LV, Jauregui-Renaud K, Garay-Sevilla ME,
Hernán-dez-Prado J, Malacara-Hernández JM. Auditory impairment in
patients with Type 2 diabetes mellitus. Arch Med Res 2005; 36: 507-10.
[CrossRef]
14. Vaughan N, James K, McDermott D, Griest S, Fausti S. A 5-year
prospec-tive study of diabetes and hearing loss in a veteran population. Otol
Neurotol 2006; 27: 37-43. [CrossRef]
15. Ologe FE, Okoro EO, Oyejola BA. Hearing function in Nigerian
children with a family history of Type 2 diabetes. Int J Pediatr
Otorhinolaryngol 2005; 69: 387-91. [CrossRef]
16. Sasso FC, Salvatore T, Tranchino G, Cozzolino D, Caruso AA, Persico
M, et al. Cochlear dysfunction in Type 2 diabetes: a complication
independent of neuropathy and acute hyperglycemia. Metabolism 1999; 48:
1346-50. [CrossRef]
17. Tadros SF, Frisina ST, Mapes F, Kim SH, Frisina DR, Frisina RD. Loss
of peripheral right-ear advantage in age-related hearing loss. Audiol Neu-
rootol 2005; 10: 44-52. [CrossRef]
18. Hong O, Buss J, Thomas E. Type 2 diabetes and hearing loss. Dis Mon
2013; 59: 139-46. [CrossRef]
19. Ren J, Zhao P, Chen L, Xu A, Brown SN, Xiao X. Hearing loss in
middle-aged subjects with Type 2 diabetes mellitus. Arch Med Res 2009;
40: 18-23. [CrossRef]
20. Mitchell P, Gopinath B, McMahon CM, Rochtchina E, Wang JJ,
Boyages SC, et al. Relationship of Type 2 diabetes to the prevalence,
incidence and progression of age-related hearing loss. Diabet Med 2009; 26:
483-8. [CrossRef]