Anda di halaman 1dari 16

PERANCANGAN ARSITEKTUR III

PERENCANAAN KAWASAN PEMERINTAHAN


KECAMATAN LIMBOTO BARAT

PERIODE GENAP 2021/2022

Oleh:

MAN’UTH MUSTAMIR ISHAK


304180006

Dosen Pembimbing:

EKO A.T. ZEES., ST., MT.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GORONTALO
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh pemerintahan merupakan salah satu


bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada
masyarakat, menuju mesyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Perkembangan roda pemerintahan saat ini menuntut segala hal yang mengutamakan
efisiensi, baik waktu maupun sumber daya manusia. Dalam upaya mendekatkan
pemerintah dengan masyarakat maka alternatif yang dipakai adalah melalui upaya
pemusatan kawasan perkantoran. Atas alasan tersebut, dibutuhkan kantor pemerintah
khususnya kecamatan yang dapat menjadi tempat berlangsunya roda pemerintahan yang
lebih efektif dan efisien, sekaligus dapat menjadi suatu pusat kegiatan social maupun
ekonomi yang dapat meningkatkan kualitas kawasan Kecamatan Limboto Barat. Dalam
Al – Qur’an surat al-Anbiyaa’ ayat 73 mengatakan :

‫ص ٰلو ِة َواِ ْيتَا َء‬ ِ ‫َو َجعَ ْل ٰن ُه ْم ا َ ِٕى َّمةً يَّ ْهد ُْونَ بِا َ ْم ِرنَا َوا َ ْو َح ْينَا ٓ اِلَ ْي ِه ْم فِ ْع َل ا ْل َخ ْي ٰر‬
َّ ‫ت َواِقَا َم ال‬
ۙ َ‫الز ٰكو ِۚ ِة َوكَانُ ْوا لَنَا ٰع ِب ِد ْين‬
َّ
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin – pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan kepada mereka mengerjakan
kebajikan, melaksanakan sholat, menuanaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka
menyembah”

(QS Al-Anbiyaa’[21]:73)

Dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 73 menjelaskan bahwasanya pemimpin – pemimpin


seharusnya dapat memberi petunjuk serta menjadi contoh atau teladan bagi rakyatnya.
Dalam ayat diatas, Allah juga memerintahkan para pemimpin untuk berbuat kebajikan.
Dengan selalu melakukan kebajikan, maka dalam pemerintahannya para pemimpin
seharusnya dapat lebih terbuka kepada masyarakat. Keinginan pemerintah untuk
menjalankan pemerintahan yang terbuka kepada masyarakat, menjadi dasar untuk
membangun kantor pemerintahan kecamatan Limboto Barat yang lebih terbuka dan dapat
melayani seluruh elemen masyarakat secara efektif dan efisien.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Pemerintah, harus di dukung oleh
sarana dan prasaran pendukung kegiatan Pemerintah sehingga birokrasi dapat berjalan
dengan lancar. Salah satu sarana pendukung kegiatan utaman Pemerintahan adalah
berupa lahan untuk gedung kantor. Pada umumnya peletakan lahan gedung perkantoran
SKPD tingkat Kecamatan di Indonesia terpencar satu sama lain dan tidak dalam satu
komplek/kawasan. Sehingga koordinasi antar SKPD maupun pelayanan terhadap
masyarakat menjadi kurang efektif jika di kaji dari segi jarak dan waktu. Kurangnya
perencanaan yang matang mengakibatkan tidak optimalnya penataan ruang dengan baik.
Untuk mengoptimalkan penggunaan lahan, perlu dilakukan kajian terhadap kemampuan
dan kesesuaian lahan yang bertujuan menentukan pemanfaatan lahan yang dapat di
jadikan sebagai bangunan perkantoran.

Kantor pemerintah kecamatan Limboto yang baru, seharusnya dapat


mencerminkan arsitektur lokal (Gorontalo), sehingga dapat menjadi land mar/icon
kawasan dengan bangunan yang dapat beradaptasi dan berdampingan dengan lingkungan
sekitar sehingga manusia yang ada di dalamnya merasa nyaman. Atas alasan tersebut,
tema yang akan diambil adalah “Sustainable Architecture” yaitu perancangan kantor
pemerintah kecamatan dengan mengambil unsur – unsur arsitektur lokal daerah
Gorontalo dengan perhatian terhadapt unsur sains arsitektur.

Pengambilan tema juga didasarkan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 56 sebagai
berikut :

‫ط َم ًع ۗا‬
َ ‫ض بَ ْع َد اِص ََْل ِح َها َوا ْدع ُْوهُ َخ ْوفًا َّو‬ ِ ‫َو ََل ت ُ ْف‬
ِ ‫سد ُْوا فِى ْاَلَ ْر‬
َ‫سنِ ْين‬ ٌ ‫ّٰللا قَ ِر ْي‬
ِ ْ‫ب ِ ِّمنَ ا ْل ُمح‬ ِ ‫اِنَّ َرحْ َمتَ ه‬
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah
sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan”(QS Al-A’raaf [7]:56)

Ayat diatas menjelaskan bahwasanya Allah melarang umat manusia untuk berbuat
kerusakan di bumi. Pada dasarnya, Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi
mempunyai tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Berdasarkan ayat
diatas maka tema yang diambil adalah “Sustainable Architecture” diharapkan
pembangunan kantor pemerintah kecamatan tidak menimbulkan kerusakan pada
lingkungan yang ada disekitarnya.

Pembangunan kantor pemerintah kecamatan yang berada di desa Huidu


Kecamatan Limboto Barat dengan tema “Sustainable Architecture” diharapkan dapat
menjadi tempat berlangsungnya roda pemerintahan yang lebih efektif dan efisien,
sekaligus dapat menjadi pusat kegiatan sosial maupun ekonomi yang dapat meningkatkan
kualitas kawasan. Sehingga pelayanan terhadap masyarakat menjadi lebih baik.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

1. Permasalahan dalam sebuah pemerintahan Kecamatan adalah tidak


terpusatnya suatu sistem yang memudahkan dalam pelayanan terhadap
masyarakat, akibatnya masyarakat kesulitan dalam mengakses kebutuhan
yang berkaitan dengan administrasi , baik itu pelayanan perizinan yang
meliputi penertiban izin UMKM, maupun pelayanan non perizinan yang
meliputi, surat pengantar SKCK, rekomendasi ijin keramaian, surat
keterangan domisili , dan surat pengantar rekomendasi tertentu yang
dibutuhkan masyarakat.
2. Kantor pelayanan administrasi kecamatan yang berjauhan satu sama lain
membuat masyarakat kesulitan dalam pengurusan administrasi, sehingga
efektifitas dan efisiensi birokrasi tidak terlaksana secara maksimal.
1.2.2. Rumusan Masalah

1. Dari identifikasi tersebut maka dapat dirumuskan bahwa pemusatan


kawasan perkantoran sangatlah penting untuk memudahkan pelayanan
terhadap masyarakat sehingga tercipta suatu sistem yang efektif dan
efisien.
2. Sudah seharusnya kantor pelayanan dibuat terpadu dalam sebuah kawasan
yang mengakomodir kebutuhan kepengurusan admistrasi Kecamatan.

1.3. Tujuan dan Sasaran


1.3.1. Tujuan Perancangan

1. Perencanaan kawasan perkantoran yang mampu menjadi tempat


berlangsungnya roda pemerintahan yang lebih efektif dan efisien,
sekaligus dapat menjadi pusat kegiatan sosial maupun ekonomi
masyarakat kecamatan Limboto Barat.
2. Perencanaan kawasan perkantoran yang terpusat, memudahkan
pengurusan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik.
3. Perencanaan Kawasan perkantoran terpusat sesuai kaidah – kaidah
arsitektur.

1.3.2. Sasaran Perancangan


1. Menciptakan kantor pemerintah kecamatan Limboto Barat yang nyaman
dengan pendekatan ekologi sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat
berjalan dengan baik dengan memperhatikan aspek lingkungan sekitar.
2. Menciptakan suasana perkantoran dengan pola sirkulasi network, sehingga
pelayanan akan terpusat dan terhubung satu sama lain secara optimal.
3. Menciptakan kantor pemerintah Kecamatan Limboto Barat dengan tema
“Sustainable Architecture”

1.4. Ruang Lingkup Perencanaan

1.4.1 Lingkup Substansi


Secara subtansi dasar yang disusun mengarah pada materi yang berkaitan
dengan beberapa point :
1. Pembahasan ditekankan pada masalah-maslah dalam disiplin ilmu
arsitektur, yang disesuikan dengan tujuan, manfaat, dan sasaran yang
hendak dicapai
2. Ditekankan pada banguanan yang berciri lokal juga memperhatikan
aspek lingkung sebagai ide dasar perancangan.
3. Pembahasan megenai wilayah yang akan dipakai sebagai site berdirinya
banguanan.
4. Sektor biaya dan biriokrasi dianggap dapat diselesaikan.

1.4.2 Lingkup Lokasi


Lokasi kawasan perkantoran Kecamatan berada di desa Huidu, Kecamatan
Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Gambar 1.1Ruang lingkup lokasi


(sumber google earth,2020)

1.5. Metode Perancangan


Strategis perancangan yang digunakan dalam perancangan ini adalah strategis
perancangan tematik yang didukung oleh pengkajian karakteristik topologi objek dan
pengkajian aspek lokasi, tapak dan lingkungan.

Hal ini bersesuian dengan pendekatan perancangan sebagaimana pada teori


perancangan arsitektur. Metode-metode yang dilakukan untuk mendukung
terlaksananya proses dan strategis perancangan ini adalah : survey, obserfasi, studi
komparasi, eksplorasi ide dan kalkulasi, serta dengan penggambaran teknis.

Gambar 1.2 bagan sistematika perancangan

1.6. Sistematika Laporan


Laporan Studio Perancangan Arsitektur di susun menjadi tiga bagian yang terdiri
atas bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir. Bagian awal dari laporan
mencakup halaman judul, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan
daftar tabel. Secara garis besar sistematika penulisan laporan adalah sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang Kawasan Wisata dimana tempat
perencanaan hotel, tujuan serta sasaran peremcanaan hotel.

BAB 2 TINJAUAN UMUM


Bab ini membahas tentang peraturan umum di lokasi tapak, dan program
kegiatan, kebutuhan ruang dan studi banding proyek sejenis..
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
Bab ini memebahas tentang keadaan di lokasi site maupun sekitar site sehingga
lebih terlihat jelas

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN


Bab ini memebahas konsep dan tema apa yang akan diterapkan pada perancangan
nantinya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Studi Teori

2.1.1. Pengertian Kantor

Kantor berasal dari bahasa Belanda “Kantoor” adalah sebutan untuk tempat yang
digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor
bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat
tinggi. (Long, 2004) Kantor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah balai
(gedung, rumah, atau ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan atau juga disebut
tempat bekerja.
Selain dari pengertian diatas, ada beberapa pengertian kantor seara statis menurut
beberapa ahli diantaranya yaitu :
• Menurut (Atmosudirjo, 1982) kantor adalah setiap tempat yang biasanya
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun
juga tempat tersebut mungkin diberian.
• Prajudi Atmosudirjo (1982:25), kantor adalah unit organisasi terdiri atas tempat,
staf personel dan operasi ketatausahaan guna membantu pimpinan.

2.1.2. Tujuan dan Fungsi Kantor

Menurut Mills (1984:9), tujuan kantor didefinisikan sebagai pemberian


pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari definisi tersebut, Mills memperluas
menjadi fungsi kantor (pekerjaan yang dilakukan) yakni sebagai berikut:

1. Menerima Informasi (to receive information)

Menerima informasi dalam bentuk surat, penggilan telepon, pesanan, faktur, dan
laporan mengenai berbagai kegiatan bisnis.
2. Merekam/ menyimpan data-data serta informasi (to record information) Tujuan
pembuatan rekaman adalah menyiapkan informasi sesegera mungkin apabila
manajemen meminta informasi tersebut. Beberapa rekaman diminta untuk
disimpan menurut hokum, atau disimpan untuk memenuhi kebutuhan manajemen
dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan seperti rincian negoisasi,
transaksi, kerespondensi, pesanan, faktur atau ringkasan rincian seperti laporan
keuangan, laopran persediaan, dll.
3. Mengatur Informasi (to arrange information)
Informasi yang diakumulasi oleh kantor jarang dalam bentuk yang sama layaknya
ketika diberikan, seperti mengumpulkan informasi dan sumber- sumber yang
berbeda dan membuat perhitungan/pembukuan. Kantor bertanggungjawab
memberikan informasi dalam bentuk terbaik dalam melayani manajemen, seperti
penyiapan faktur/kuitansi, penetapan harga, akuntansi, laporan keuangan, dll.
4. Memberi Informasi (to give information)

Bila manajemen diminta sejumlah informasi yang diperlukan, kantor memberikan


informasi tersebut dari rekaman yang tersedia. Sebagian informasi yang diberikan
bersifat rutin, sebagian bersifat khusus. Informasi-informasi tersebut diberikan
baik secara lisan maupun tulisan. Contoh informasi tersebut pesanan, anggaran,
faktur/kuitansi, laporan perkembangan, laporan keuangan, dll.
5. Melindungi Aset (to safeguard assets)

Selain empat fungsi di atas, masih ada fungsi lain dari kantor yaitu mengamati
secara cermat berbagai kegiatan dalam perusahaan seperti diperlihatkan di dalam
rekaman dan mengantisipasi segala hal yang tidak menguntungkan yang mungkin
terjadi. Misalnya melaporkan adanya kekurangan persediaan, melaporkan adanya
sejumlah hutang yang mungkin tidak terbayar saat akan jatuh tempo, rekaman
vital seperti kontrak besar harus dilindungi secara tepat, uang tunai harus disimpan
di dalam lemari besi maupun di dalam bank. Kantor harus berhati-hati terhadap
makna rekaman dan memperhatikan dengan segera.

2.1.2. Suistainable Architecture

Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan,


antara lain dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi
penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.
Proses ini meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses
pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur
berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (glass houses
effect), juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas
dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan,
estetika dan nilai tambah. Intinya, sebuah bangunan yang sustainable diharapkan mampu
memberikan kenyamanan dan manfaat bagi pengguna, masyarakat sekitar, alam dan
aspek – aspek lainnya secara global.

Dalam efisiensi penggunaan energi :


• Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal pada siang
hari, untuk mengurangi penggunaan energi listrik.
• Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air
conditioner).

• Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif


lainnya.

Dalam efisiensi penggunaan material :


• Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga
tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain
bangunan.
• Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa
digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.

Dalam manajemen limbah :


• Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor yang mandiri dan
tidak membebani sistem aliran air kota.
• Membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari
bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah terdekomposisi
secara alami.

Dalam efisiensi penggunaan lahan :


• Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan
bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada
tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien,
kompak dan terpadu.
• Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan
berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman
gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar
tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dsb.

• Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang
pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi
dengan bangunan.

Dalam penggunaan teknologi dan material baru :


• Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan
air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan
lain secara independen.
• Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat
membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi,
murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bamboo.

• Pemanfaatan teknologi hemat energi. Contoh: lampu dengan sensor, kloset dengan
double flush (flush besar untuk air besar dan flush kecil untuk air kecil – sehingga
menghemat pengeluaran air), wastafel dengan sistem sensor / tekan – sehingga
menghemat air.

Gambar 2.1 Suistainable Design


(sumber https://student-activity.binus.ac.id )
2.1.3. Pola Sirkulasi Pada Ruang

Pola – pola sirkulasi ruang ialah “ suatu bentuk – bentuk rancangan atau alur
– alur ruang pergerakan dari suatu ruang ke ruang lainnya dengan maksud
menambah estetika agar dapat memaksimalkan sirkulasi ruang utuk
dipergunakan.Pola sirkulasi ruang dibagi menjadi 5 :

1. Pola Linier
Suatu pola sirkulasi ruang melalui garis yang mempunyai arah sehingga dapat
menjadi unsur pembentuk deretan ruang.Pola ini sangat mudah ditemui karena
banyak dipergunakan.Contoh : jalan raya, jalan tol, sirkuit, lorong sekolah dan
rumah sakit dll.

Gambar 2.2 contoh pola linier


(sumber https://www.google.com )

2. Pola Radial
Suatu pola sirkulasi ruang melalui penyebaran atau perkembangan dari titik
pusat.Biasanya pola radial ini mempunyai sifat mempunyai banyak ruang
pergerakan.Karena pola yang digunakan sama seperti pola tang digunakan pada jari
– jari sepeda.Contoh : Gym, stadium dsb.

Gambar 2.3 contoh pola Radial


(sumber https://www.google.com)
3. Pola Spiral
Suatu pola sirkulasi ruang dengan cara berputar menjauhi
titik pusat.Pola sirkulasi ini sangat berguna pada lahan yang mempunyai luas
terbatas dan pada lahan yang mempunyai kontur tanah yang curam.Contoh : ram
parkiran di mal, jalan didaerah pegunungan dsb.

Gambar 2.4 contoh pola spiral


(sumber https://www.google.com)

4. Pola Network
Suatu pola sirkulasi ruang melalui jaringan ( penyatuan ) dari beberapa ruang
gerak untuk menghubungkan titik – titik terpadu dalam suatu ruang.Umumnya pola
ini dipergunakan pada ruang – ruang gedung perkantoran dimaksudkan agar setiap
orang bisa dengan mudah beraktivitas.Contoh : Ruang perkantoran.

Gambar 2.5 contoh pola network


(sumber https://www.google.com)
5. Pola Campuran
Suatu pola sirkulasi ruang yang terdiri dari gabungan 4 pola ( linier, Radial,
Spiral dan Network ) untuk menciptakan suatu pola yang berbeda menimbulkan
kesan harmonisasi dari perpaduan 4 pola.Akan tetapi untuk menciptakannya amat
sulit.Apabila tidak sesuai akan menimbulkan kesan membingungkan.

Gambar 2.6 contoh pola campuran


(sumber https://www.google.com)

2.2 Studi Kebijakan

Pada awalnya permasalahan mengenai tata ruang dimunculkan sejak adanya


Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor. II Tahun 1988 tentang Garis -
Garis Besar Haluan Negara yang dalam hal ini disejajarkan dengan haluan masalah
tata guna tanah, maka dibentuklah Undang - Undang Nomor24 Tahun1992 tentang
Penataan Ruang. Adapun sebelumnya mengenai tata ruang telah dibahas atau pun
diatur secara ekplisit dalam beberapa Undang - Undang lain, seperti :
a. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dan Dasar Pokok-pokok
Agraria;
b. Undang- Undang Nomor11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
c. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.

Kemudian dalam undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan

1. Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal
perkotaan.
2. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan
kawasan budi daya.
3. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah
nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota.
4. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan
perkotaandan penataan ruang kawasan pedesaan.
5. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi dan penataan
ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
Kemudian dalam otonomi daerah
1. Perda provinsi Gorontalo no 9 tahun 2017 tentang rencana tata ruang kawasan
strategis.
2. Perda Kabupaten Gorontalo no 4 tahun 2013 tentang rencana tata ruang wilayah
kabupaten Gorontalo.

2.3 Studi Komparasi

1. Kantor Pemerintahan Kabupaten Sleman


Merupakan kompleks kantor pemerintahan yang terletak di daerah Tridadi,
Sleman. Kantor Pemerintahan di Kabupaten Sleman termasuk kedalam Kantor
pemerintahan terpadu karena semua instansi terletak dalam satu kawasan. Hal ini
menunjukkan koordinasi setiap dinas / Instansi baik dalam hal kegiatan pelaksanaan atau
pelayanan maupun kegiatan administrasi.

Gambar 2.7 kantor BKD sleman Gambar 2.8 kantor Bipati Sleman
(sumber https://www.google.com) (sumber https://www.google.com)

Terdapat keseragaman bangunan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Sleman.


Perbedaan hanya terdapat antara bangunan baru dan bangunan lama. Bangunan baru
antara lain terdapat pada Dinas Pendidikan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, serta Badan Kepegawaian Daerah. sedangkan
bangunan lama terdapat pada Dinas Pekerjaan Umum dan kantor Kesbanglinmas. Fasad
pada bangunan baru mengadaptasi ragam arsitektur modern, sedangkan pada bangunan
lama masih mengadaptasi ragam arsitektur kolonial, karena bangunan tersebut
merupakan peninggalan pada zaman Belanda. Untuk Area parkir di setiap instansi,
sebagian besar terdapat pada bagian depan bangunan. Luasan area parkir relatif
memenuhi untuk saat ini dan sudah tertata dengan rapi.
2. Balaikota Semarang

Gambar 2.9 Balaikota Semarang Gambar 2.10 kantor walikota semarang


(sumber https://www.google.com) (sumber https://www.google.com)

Kawasan Balaikota Semarang merupakan pusat pemerintahan Kota Semarang,


terletak di Jl. Pemuda No. 148 Semarang. Meskipun Balaikota merupakan pusat
pemerintahan Kota Semarang, tetapi tidak semua Instansi berada di dalam kawasan
Balaikota. Instansi-instansi yang berada di dalam kawasan Balaikota yaitu Kantor
Walikota, Kantor DPRD, Sektretariat Daerah; Dinas Sosial, Pemuda, dan
Olahraga; Dinas Tata Kota dan Perumahan; Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; Badan
Kesbangpol Linmas; Dinas Koperasi dan UKM. Dinas-dinas yang berlokasi diluar
kawasan Balaikota Semarang antara lain Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas
Perhubungan, dan masih banyak lagi.

Tampilan fasade Balaikota masih mengadaptasi langgam arsitektur kolonial. Sebagian


besar bangunan mempunyai kondisi struktur bangunan yang masih baik. Kondisi kurang
baik terdapat pada bangunan semi permanen di belakang kawasan.
Untuk Area parkir mobil terdapat pada bagian depan dan belakang kawasan serta
memanfaatkan ruang antar bangunan, sedangkan area parkir motor terdapat di samping
dan bagian dalam kawasan. Luasan area parkir relatif memenuhi untuk saat ini, tetapi
tidak tertata dengan rapi. Lapangan upacara terletak pada bagian depan kawasan,
menyatu dengan area parkir. Tuntutan luasan dan kebebasan pandangan menyebabkan
pada lapangan upacara tidak terdapat peneduh sehingga terasa panas.

Anda mungkin juga menyukai