Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan public yang tinggi dengan biaya
yang murah, pemerintah harus mengadopsi suatu system informasi akuntasi
manajemen yang modern. Pada dasarnya organisasi public juga dapat menerapkan
teknik akuntasi manajemen yang diterapkan disektor suasta, seperti teknik activity –
based costing, job costing, batch costing, standard costing, dan sebagainya untuk
menentukan baya produk atau pelyanan.
Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu : cost finding, cost
recording, cost analyzing, strategic cost reduction, dan cost reporting.
1. Cost finding
Pada tahap cost finding, pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya
yang dibutukan untuk menghasilkan produksi atau jasa pelayanan.
2. Cost Recording
Setelah berhasil dilakukan cost finding, tahap berikutnya adalah
melakukan cost recording yang meliputi kegiatan pencatatan data kedalam
sistem akuntansi organisasi.
3. Cost analyzing
Setelah dilakukan pencatatan biaya, tahap berikutnya adalah melakukan
analisis biaya, yaitu mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan
biaya, dan volume kegiatan. Manajemen organisasi harus dapat
menentukan pemicu biaya (cost driver) agar dapat dilakukan strategi
efisiensi biaya.
4. Strategic cost management
Setelah melakukan analisis biaya, tahap berikutnya adalah menentukan
strategi penghematan biaya agar tercapai value for money. Pendekatan
strategik dalam pengurangan biaya (manajemen biaya strategik) memiliki
karakteristik sebagai berikut:
- Berjangka panjang. Manajemen biaya strategik merupakan usaha
jangka panjang yang membentuk kultur organisasi agar penurunan
biaya menjadi budaya yang mampu bertahan lama.
- Berdasarkan kultur perbaikan berkelanjutan (continuous improvement)
dan berfokus pada pelayanan masyarakat. Manajemen biaya strategik
harus dilandasi oleh semangat untuk melakukan perbaikan secara
berkelanjutan atas kinerja organisasi sektor publik dalam melakukan
pelayanan publik.
- Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan
biaya.
- Keseriusan manajemen puncak (top manager) merupakan penentu
efektivitas program pengurangan biaya karena pada dasarnya
manajemen biaya strategik merupakan tone from the top.
5. Cost reporting
Tahap terakhir adalah memberikan informasi biaya secara lengkap kepada
pimpinan dalam bentuk internal report yang kemudian diagregasikan ke
dalam satu laporan yang akan disampaikan kepada pihak eksternal.
Informasi akuntansi manajemen hendaknya dapat mendeteksi sumber
pemborosan yang masih berpotensi untuk diefisiensikan serta mencari
metoda atau teknik terbaik untuk menghemat biaya. Akuntansi manajemen
hendaknya dapat mendukung dan memperkuat pelaksanaan prinsip value
for money dan public accountability organisasi sektor publik.
3. Penilaian Investasi
Akuntansi Manajemen dibutuhkan pada saat organisasi sektor publik hendak
melakukan investasi, yaitu untuk menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan
finansial. Akuntansi manajemen diperlukan dalam penilaian investasi karena untuk
dapat menilai investasi diperlukan identifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau
keuntungan dari suatu investasi. Faktor yang harus diperhatikan akuntan manajemen
adalah tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat risiko dan ketidakpastian (termasuk
country risk dan political risk), dan sumber pendanaan untk investasi yang akan
dilakukan.
Penilaian investasi di sektor publik pada dasanya lebih rumit dibandingkan
dengan di sektor swasta. Pada sekor swasta, terdapat beberapa teknik penilaian
investasi, misalnya dengan menggunakan Net Present Value (NPV), Internal Rate Of
Return (IRR), Accounting Rate Of Return (ARR. Payback Period (PP), dan
sebagainnya. Untuk beberapa jenis investasi, teknik-teknik tersebut dapat juga
digunakan di sektor publik, akan tetapi tidak semua jenis investasi dapat dinilai
dengan teknik tersebut. Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan di sektor
swasta berbeda dengan sektor publik, hal ini dikarenakan karena sektor swasta
berorientasi mengejar laba. Sementara sektor publik tidak, sehingga terkadang teknik-
teknik tersebut tidak dapat diterapkan untuk sektor publik. Disamping itu sulit untuk
mengeluarkan output yang dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan di
masa depan dalam ukuran finansial (expected return) tidak dapat (sulit) dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan
analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya, terdapat kesulitan
dalam menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi yang dilakukan. Hal
tersebut karena biaya dan manfaat yang harus dianalisis tidak hanya dilihat dari sisi
finansialnya saja akan tetapi harus mencakup biaya sosial (social cost) dan manfaat
sosial (social benefits) yang akan diperoleh dari investasi yang diajukan.
Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam satuan moneter sangat sulit
dilakukan. Oleh karena itu, penilaian investasi dengan menggunakan analisis biaya-
manfaat di sektor publik sulit dilaksanakan. Untuk memudahkan, dapat digunakan
analisis efektifitas biaya (cost-effectiveness analysis). Penilaian investasi dengan
menggunakan analisis efektivitas biaya menekankan seberapa besar dampak
(outcome) yang dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.
4. Penganggaran
Sebagaimana telah dijelaskan di muka bahwa akuntansi manajemen memainkan
peran yang vital dalam proses pemilihan program, penentuan biaya program, dan
penganggaran. Akuntansi manajemen berbicara tentang perencanaan dan
pengendalian, sedangkan salah satu fungsi anggaran adalah untuk alat perencanaan
dan pengendalian. Dengan demikian, akuntansi manajemen sangat erat hubungannya
dengan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik
yang efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber
daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan
alat yang vital untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana
public secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata. Untuk mencapai hal
tersebut harus didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang handal, jika
tidak akuntansi manajemen tidak akan banyak bermanfaat, karena akuntansi
manajemen hanyalah merupakan alat manajemen (management tool) untuk
perencanaan dan pengendalian.
6. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sitem pengendalian. Penilaian kinerja
dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi
manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci (key performance
indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.