Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

(Konsep Sterilisasi)

DOSEN PEMBIMBING :

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

PRODI D3 KEPERAWATAN

KEL 2 Page 1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajement Patient Safety judul “Konsep
Sterilisasi”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada teman teman
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 2020

Penyusun

KEL 2 Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................7
BAB II.......................................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................8
2.1 Pengertian Sterilisasi..................................................................................................................8
2.2 Klasifikasi dan Penggolongan Sterilisasi...................................................................................8
2.3 Penggunaan Sterilisasi.............................................................................................................11
2.4 Metode Metode Sterilisasi.......................................................................................................11
2.5 Saran saran Kerja Aseptis........................................................................................................13
BAB III....................................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................................14
1.1 KESIMPULAN........................................................................................................................14
1.2 SARAN....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15

KEL 2 Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-


penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran daripada si pengidap itu sendiri.
Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada di
rumah sakit paling gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat
membahayakan kehidupannya sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan
steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini
adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi
biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk
kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya
sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu


metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam
nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut
sterilant (Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik, kimia
dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua
bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino,
1983).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber

KEL 2 Page 4
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan
dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau
nukleotida

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Sterilisasi?
2. Bagaimana Klasifikasi dan Penggolongan Sterilisasi?
3. Bagaimana Penggunaan Sterilisasi?
4. Apa Metode – Metode Sterilisasi?
5. Apa Saran – Saran Kerja Aseptis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memberikan informasi tentang pengertian sterilisasi
2. Mengetahui klasifikasi dan penggolongan sterilisasi
3. Mengetahui bagaimana penggunaan sterilisasi
4. Mengetahui metode metode sterilisasi
5. Mengetahui saran saran kerja aseptis
6. Menyelesaikan tugas dosen

KEL 2 Page 5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sterilisasi

Pada umumnya diartikan sebagai proses pemanasan yang mana dilakukan untuk mematikan
segala bentuk organisme. Satu benda dikatakan steril jika dipandang dari sudut pandang
mikrobiologi ini berarti benda tersebut sudah bebas dari mikroorganisme hidup yang tidak
diinginkan. Inilah pengertian sterilisasi secara singkat.

Benda atau substansi tertentu hanya dapat disebut steril atau tidak steril, tidak pernah terjadi
dalam proses sterilisasi terjadi kondisi setengah steril atau hampir steril. Pengertian sterilisasi
jadi jelas di sini, di mana proses ini berarti membunuh semua jasad renik yang ada, hingga pada
akhirnya tidak ada lagi jasad-jasad renik pada medium atau substansi tertentu yang dapat
berkembang biak.

2.2 Klasifikasi dan Penggolongan Sterilisasi.

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.

1. Sterilisasi Secara Mekanik (Filtrasi)


Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik.

Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang digunakan adalah dengan cara
mekanik, misalnya dengan saringan. Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling
banyak digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus misalntya filter berkefeld, filter
chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan
benda yang akan disaring.

Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan
penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran
tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril. Alat

KEL 2 Page 6
saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi mikroorganisme.
Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh karena itu, sehabis penyaringan
medium masih harus dipanasi dalam otoklaf. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan
substansi yang peka tehadap panas seperti serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb.

2. Sterilisasi Secara Fisik


a. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
 Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100
% efektif namun terbatas penggunaanya. Panas kering: sterilisasi dengan oven
kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari
kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.
Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu
dan suhu tidak sesuai dengan ketentuanmaka sterilisasi pun tidak akan bisa
dicapai secara sempurna. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus.
Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air
mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium
perfingens dan Cl. botulinum Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan
terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan
Bacillus 9olli9stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi
selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf
rusak Media jernih maka otoklaf baik kesterilalnnya,Keterkaitan antara suhu
dan tekanan dalam autoklaf
 Penyinaran Dengan Sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan
cara ini :
b. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat

KEL 2 Page 7
c. Daya kerja absorbsi as. Nukleat
d. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
e. Kelemahan penetrasi lemah
f. Sinar Gamma Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif Sering digunakan pada sterilisasi
bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau
penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik
ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”.
3. Sterilisasi Secara Kimiawi

Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol.
Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang
sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya
disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk
membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik
untuk dipakai sebagai antiseptik. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan
daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa
senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat
dipakai untuk sterilisasi antara lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium),
alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen,
logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.

KEL 2 Page 8
2.3 Penggunaan Sterilisasi

Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa cara sterilisasi sederhana yang


dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang tersedia di rumah.

1. Merebus

Untuk melakukan sterilisasi ini, Anda cukup menyediakan panci dan


mengisinya hingga batas benda yang akan Anda sterilisasi. Pastikan benda
tersebut sepenuhnya terendam air, kemudian tutup panci tersebut.Setelah air
mendidih, biarkan selama 10 menit dengan kondisi panci tertutup. Pastikan Anda
selalu mengawasi proses sterilisasi ini agar air tidak menguap habis sehingga
akan merusak benda yang Anda rebus.Kelebihan metode sterilisasi ini adalah
murah dan mudah dilakukan. Hanya saja, benda yang Anda sterilkan dengan cara
demikian akan lebih cepat rusak sehingga harus diganti secara berkala.

2. Uap

Saat ini, banyak jenis alat steril uap yang dijual di pasaran dengan harga yang
bervariasi. Alat-alat ini biasanya memerlukan jumlah air yang lebih sedikit
dibanding proses perebusan.Ketika Anda menggunakan alat ini untuk
mensterilisasi botol bayi, pastikan lubang botol menghadap ke bawah sehingga
uap panasnya akan masuk ke dalam botol dan membunuh mikroorganisme di
dalamnya. Pastikan juga Anda mengikuti instruksi penggunaan sesuai jenis
produk yang Anda beli.Sterilisasi uap juga dapat dilakukan dengan microwave.
Namun, tidak semua benda dapat masuk ke alat ini sehingga Anda harus benar-
benar membaca panduan manualnya agar tidak terjadi insiden saat melakukan
sterilisasi.

2.4 Metode Metode Sterilisasi


1. UAP
Metode yang banyak digunakan untuk sterilisasi panas adalah autoclave
kadang-kadang disebut konverter atau pensteril uap. Autoklaf menggunakan
uap yang dipanaskan hingga 121–134 ° C (250–273 ° F) di bawah tekanan .
Untuk mencapai sterilitas, artikel ditempatkan di dalam chamber dan

KEL 2 Page 9
dipanaskan dengan uap yang diinjeksikan hingga artikel mencapai suhu dan
setpoint waktu. Hampir semua udara dikeluarkan dari chamber, karena udara
tidak diinginkan dalam proses sterilisasi panas lembab (ini adalah salah satu
ciri yang berbeda dari pressure cooker biasa yang digunakan untuk memasak
makanan). Artikel ditahan pada titik setel suhu untuk periode waktu yang
bervariasi tergantung pada beban biobab yang ada pada artikel yang disterilkan
dan ketahanannya ( nilai-D ) terhadap sterilisasi uap. Siklus umum akan
berlangsung antara 3 dan 15 menit, (tergantung pada panas yang dihasilkan)
pada 121 ° C (250 ° F) pada 100 kPa (15 psi), yang cukup untuk memberikan
tingkat jaminan sterilitas 10 −4 untuk produk dengan beban biologis 10 6 dan
nilai D 2.0 menit. Setelah sterilisasi, cairan dalam autoclave bertekanan harus
didinginkan secara perlahan untuk menghindari mendidih saat tekanan
dilepaskan. Ini dapat dicapai dengan secara bertahap menurunkan tekanan
ruang sterilisasi dan membiarkan cairan menguap di bawah tekanan negatif,
sambil mendinginkan isinya.
2. PANAS KERING
Panas kering adalah metode sterilisasi pertama dan merupakan proses yang lebih
lama daripada sterilisasi panas lembab. Penghancuran mikroorganisme melalui
penggunaan panas kering merupakan fenomena bertahap. Dengan paparan yang
lebih lama terhadap suhu yang mematikan, jumlah mikroorganisme yang mati
meningkat. Ventilasi paksa udara panas dapat digunakan untuk meningkatkan
kecepatan perpindahan panas ke organisme dan mengurangi suhu dan jumlah
waktu yang diperlukan untuk mencapai kemandulan. Pada suhu yang lebih
tinggi, waktu pemaparan yang lebih singkat diperlukan untuk membunuh
organisme. Hal ini dapat mengurangi kerusakan produk makanan akibat panas.
Pengaturan standar untuk oven udara panas setidaknya dua jam pada suhu 160
°C (320 ° F). Metode cepat memanaskan udara hingga 190 ° C (374 ° F)
selama 6 menit untuk benda yang tidak dibungkus dan 12 menit untuk benda
yang dibungkus. Panas kering memiliki keuntungan karena dapat digunakan
pada bubuk dan item tahan panas lainnya yang terpengaruh oleh uap (misalnya
tidak menyebabkan karat pada benda-benda baja).

KEL 2 Page 10
3. FLAMING
Flaming dilakukan pada loop inokulasi dan straight-wires di laboratorium
mikrobiologi untuk goresan . Membiarkan lingkaran dalam nyala pembakar
Bunsen atau pembakar alkohol sampai menyala merah memastikan bahwa
agen infeksius telah dinonaktifkan. Ini biasanya digunakan untuk benda logam
atau kaca kecil, tetapi tidak untuk benda besar (lihat Insinerasi di bawah).
Namun, selama pemanasan awal, bahan infeksius dapat disemprotkan dari
permukaan kawat sebelum mati, mencemari permukaan dan benda di
sekitarnya. Oleh karena itu, pemanas khusus telah dikembangkan yang
mengelilingi loop inokulasi dengan sangkar yang dipanaskan, memastikan
bahwa bahan yang disemprotkan tersebut tidak mencemari area tersebut.
Masalah lainnya adalah api gas dapat meninggalkan karbon atau residu lain
pada benda jika benda tersebut tidak cukup panas. Variasi nyala api adalah
dengan mencelupkan benda ke dalam larutan etanol pekat 70% atau lebih,
kemudian menyentuhnya sebentar ke nyala api pembakar Bunsen . Etanol akan
menyala dan terbakar dengan cepat, meninggalkan lebih sedikit residu daripada
nyala gas
4. INSINERASI
Insinerasi adalah proses pengolahan limbah yang melibatkan
pembakaran zat organik yang terkandung dalam bahan limbah. Metode ini
juga membakar semua organisme menjadi abu. Ini digunakan untuk
mensterilkan limbah medis dan biohazardous lainnya sebelum dibuang
dengan limbah tidak berbahaya. Insinerator bakteri adalah tungku mini
yang membakar dan membunuh mikroorganisme yang mungkin berada di
loop atau kabel inokulasi
2.5 Saran saran Kerja Aseptis

Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam


tabung/cawan/Erlenmeyer sebaikknya bagian mulut (bagian yang
memungkinkan kontaminasi masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
Pinset, batang L, spider, dll dapat disemprot alcohol terlebih dahulu lalu dibakar.

KEL 2 Page 11
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,


dan lain - lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik
yang patogen maupun yang apatogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses
untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk
vegetative maupun bentuk spora. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi

Kesalahan dalam melaksanakan proses sterilisaasi dapat berakibat


fatal,karena akan terjadi penularan penyakit dari satu individu ke individu yang
lain atau bahkan terjadi infeksi yang akut terhadap pejamu rentan.

1.2 SARAN
Sebelum melakukan sterilisasi dengan kimiawi perlu dikaji terlebih
dahulu benda yang akan distreilisasi. Setelah itu pilih bahan yang efektif
sesuai dengan tujuan steriliasai. Saat memegang alat sebaiknya
menggunakan handscoon, agar alat benar benar steril.

KEL 2 Page 12
DAFTAR PUSTAKA

KEL 2 Page 13

Anda mungkin juga menyukai