Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama)


Isolasi sosial

II. Proses terjadinya masalah


Seseorang yang memiliki riwayat masa lalu mengalami pembullyan fisik maupun verbal
dari orang tua, teman, saudara kandung, orang lain atau merasa iri dengan kelebihan yang
orang lain miliki dapat mengakibatkan seseorang menjadi mempunyai masalah harga diri
rendah. Seseorang yang mengalami masalah harga diri rendah, akan menarik diri dari
lingkungan sosial dan menderita gangguan jiwa isolasi sosial, dimana ia selalu menyendiri
bahkan mengurung diri dan tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungannya. Jika
dibiarkan, maka seseorang dapat menderita resiko perubahan sensori persepsi: halusinasi.

III. A. Pohon masalah


Resiko perubahan sensori persepsi: halusinasi

Isolasi sosial : Menarik diri

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi penyebab isolasi sosial meliputi faktor perkembangan, faktor
biologis dan faktor sosiokultural:
a. Faktor perkembangan
Tempat pertamayang memberikan pengalaman bagi individu dalam
menjalin hubungan dengan orang lain adalah keluarga. Kurangnya stimulasi
maupun kasih sayang dari ibu atau pengasuh pada bayi akan memberikan rasa
tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa percaya diri.
Ketidakpercayaan tersebut mengembangkan tingkah laku curiga pada orang
lain maupun lingkungan di kemudian hari. Jika terdapat hambatan dalam
mengembangkan rasa percaya pada masa ini, kemudian anak akan mengalami
kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain
Pada masa kanak kanak, pembatasan aktivitas atau kontrol yang
berlebihan dapat membuat anak frustasi. Pada masa pra remaja dan remaja,
hubungan antara individu dengan kelompok atau teman lebih berarti daripada
hubungannya dengan orang tua. Remaja akan merasa tertekan atau
menimbulkan sikap bergantung ketika remaja tidak dapat mempertahankan
keseimbangan hubungannya tersebut. Pada masa dewasa muda, individu
meningkatkan kemandiriannya serta mempertahankan hubungan interpenden
antara teman sebaya maupun orang tua. Indvidu siap untuk membentuk suatu
kehidupan baru dengan menikah dan mempunyai pekerjaan.
Pada masa dewasa tengah, individu mulai tepisah dengan anak anaknya,
ketergantungan anak anak terhadap dirinya mulai menurun. Ketika individu
bisa mempertahankan hubungan yang interpenden antara orang tua dan anak,
kebahagiaan akan diperoleh dengan tetap. Pada masa dewasa akhir, individu
akan mengalami berbagai kehilangan, baik kehilangan keadaan fisik,
kehilangan orang tua, pasangan hidup, teman, pekerjaan atau peran.
b. Faktor biologis
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respons sosial mal adaptif,
genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden
tertinggi skizofrenia misalnya, ditemukan pada keluarga dengan riwayat
anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Selain itu, kelainan pada
struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan
volume otak serta perubahan struktur limbik diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkunagn merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan atau isolasi sosial. Gangguan ini
juga bisa disebabkan oleh adanya norma norma yang salah dalam satu
keluarga, seperti anggota keluarga tidak produktif yang diasingkan dari
lingkungan sosial. Selain itu, norma yang tidak mendukung pendekatan
terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak
produktif seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik juga turut menjadi
faktor predisposisi isolasi sosial.
2. Faktor presipitasi
Terdapat beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan gangguan
isolasi sosial. Berikut faktor presipitasi yang dimaksud:
a. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya, misalnya menurunnya stabilitas unit
keluarga, berpisah dari orang yang berarrti dalam hidupnya
b. Stressor psikologik
Intesitas ansietas yang ekstrim akibat berpisah dari orang lain, dan
memanjang disertai dengan terbatasnya kemampuan indvidu untuk
mengatasi masalah yang akan menimbulkan berbagai masalah gangguan
berhubungan pada tipe psikotik.
c. Stressor intelektual
1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidakmampuan untuk
berbagai pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan
hubungan dengan orang lain.
2) Klien dengan ”kegagalan” adalah orang yang kesepian dan
kesulitan dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan cenderung
sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain.
3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan
orang lain akan memicu persepsi yang menyimpang dan berakibat
pada gangguan berhubungan dengan orang lain (isolasi sosial)
d. Stressor fisik
Stressor fisik yang memicu isolasi sosial dapat meliputi penyakit kronik
dan keguguran
3. Tanda dan gejala
Adapun tanda gejala isolasi sosial yang biasanya ditemukan pada kegiatan
wawancara
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Klien merasa tidak aman dengan orang lain
c. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
d. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f. Klien merasa tidak berguna
g. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Adapain tanda dan gejala isolasi sosial yang di dapat melalui observasi
a. Tidak memiliki teman dekat
b. Mernarik diri
c. Tidak komunikasif
d. Tindakan berulang dan tidak bermakna
e. Asyik dengan pikirannya sendiri
f. Tidak ada kontak mata
g. Tampak sedih, apatis,efek tumpul
Isolasi sosial merupakan keadaan subjektif. Perawat harus memvalidasi
inferensi atau dugaan yang berkonsentrasi pada perasaan kesendirian karena
penyebabnya beragam dan setiap klien menunjukkan kesendirian dalam cara
yang berbeda. Menurut carpenito Moyet (2009) dalam sutejo (2019),
karakteristik isolasi sosial terbagi menjadi dua yaitu karakter utama (mayor)
dan karakter tambahan (minor)
a. Karakter utama
Karakter utama harus hadir (satu atau lebih karakter). Ini meliputi
mengekspresikan perasaan sendirian atau penolakan, hasrat untuk
melakukan kontak dengan orang lain, memberitahukan adanya rasa
ketidaksamaan dalam situasi sosial dan mendeskripsikan kurangnya
hubungan yang bermakna
b. Karakter tamabahan
1. Waktu berjalan lambat
2. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan
3. Merasa tidak berguna
4. Menarik diri
5. Afek tumpul, sedih
6. Rendahya kontak mata
7. Diasyikan oleh pikiran dan kenangan
8. Tampak depresi, cemas atau marah
9. Gagal untuk beinteraksi dengan orang – orang terdekat
4. Faktor terkait (Related factor)
Isolasi sosial dapat merupakan hasil dari beragam situasi dan masalah
kesehtaan yang berhubungan dengan hilangnya kemampuan untuk membangun
hubungan atau kegagalan untuk memperbarui hubungan – hubungan tersebut.
Sumber yang berkaitan dengan faktor:
a. Patofisiologi
Berhubungan dengan ketakutan atau penolakkan bersifat skunder
atas:
1. Obesitas
2. Kanker atau operasi kepala atau leher yang bersifat merubah
tampilan
3. Cacat fisik seperti amputasi radang sendi
4. Cacat emosional seperti depresi, paranoid, fobia, ansietas
5. Penyakit komunikabel seperti AIDs, hepatitis
6. Gangguan jiwa seperti skizofrenia, gangguan afektif bipolar,
gangguan identitas
b. Situasional
1. Meninggalnya orang penting atau bermakna bagi klien
2. Percerain
3. Tampilan wajah yang rusak (disfiguring appreance)
4. Ketakutan akan penolakan berifat sekunder atau obesitas,
kemiskinan ekstreem, hospitalisasi, penyakit terminal,
pengangguran
5. Berpindah kebudaya lain (bahasa yang kurang familiar)
6. Masa lalu hubungan yang tidak memuaskan seperti tingkah laku
sosial yang tidak dapat diterima, pemikiran delusional,
penyalahgunaan obat obatan, tingkah laku yang belum dewasa,
penyalahgunaan alkohol
c. Maturasional
1) Pada anak, terdapat isolasi protektif atau adanya penyakit
komunikable (AIDS, hepatitis, dll)

IV. Diagnosa keperawatan


Isolasi Sosial

V. Rencana tindakan keperawatan


Rencana Tindakan Keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial
Diagnosis Perencanaan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
Isolasi TUM: Setelah Bina hubungan saling Membina hubungan
sosial Klien dapat dilakukan percaya dengan trust dengan klien.
berinteraksi interaksi, klien mengemukakan prinsip Kontak yang jujur,
dengan orang menunjukkan komunikasi terapeutik: singkat dan konsisten
lain tanda – tanda a. Ucapkan salam dengan perawat dapat
percaya kepada terapeutik: sapa pasien membantu klien
TUK 1 perawat dengan dengan ramah, baik membina kembali
Klien dapat KH verbal maupun non interaksi dengan penih
membina a. Ekspresi verbal percaya diri
hubungan wajah cerah b. Jabat tangan dengan
trust b. Mau pasien
berkenalan c. Perkenalkan diri
c. Adanya dengan sopan
kontak mata d. Tanyakan nama
d. Bersedia lengkap pasien dan
menceritakan nama panggilan yang
perasaannya disukai pasien
e. Bersedia e. Jelaskan tujuan
mengungkap pertemuan
kan masalah f. Buat kontrak topik,
waktu, d an tempat
setiap kali bertemu
dengan pasien
g. Tunjukkan sikap
empati dan menerima
klien apa adanya
h. Beri perhatian kepada
pasien dan kebutuhan
dasar pasien
TUK 2 Setelah 1. Tanyakan pada klien: Dengan mengetahui
Klien dapat dilakukan a. orang yang tinggal tanda dan gejala
menyebutkan interaksi, klien serumah atau sekamar isolasi sosial yang
penyebab menunjukkan dengan klien muncul, perawat dapat
isolasi sosial kemampuan b. orang yang paling dekat menentukan intervensi
untuk dengan klien dirumah untuk selanjutnya
menyebutkan atau ruang perawatan
minimal satu c. hal apa yang membuay
penyebab klien dekta dengan
dirinya orang tersebut
melakukan d. orang yang tidak dekat
isolasi sosial: dengan klien, baik
a. Diri sendiri dirumah atau di ruang
b. Orang lain perawatan
c. Lingkungan e. apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang tersebut
f. upaya yang sudah
dilakukan agar klien
dekat dengan orang lain
2. diskusikan dengan klien
penyebab isolasi sosial
atau tidak mau bergaul
dengan orang lain
3. beri pujian terhadap
kemampuan klien
dalam mengungkapkan
perasaan
a.
TUK 3 Setelah a. Tanyakan pada klien Perbedaan seputar
Klien mampu dilakukan tentang: manfaat hubungan
menyebutkan interaksi, klien 1. Manfaat hubungan sosial dan kerugian
keuntungan menunjukkan sosial isolasi sosial
dan kerugian kemampuan 2. Kerugian isolasi membantu klien
dari isolasi untuk sosial mengidentifikasi apa
sosial menyebutkan b. Diskusikan bersama yang terjadi pada
keuntungan klien tentang manfaat dirinya, sehingga bisa
dalam berhubungan sosial di lakukan
hubunngan dan kerugian akibat imolementasis sesuai
sosial, seperti: isolasi sosial masalah yang terjadi
a. banyak teman c. Beri pujian terhadap
b. tidak klein terhadap Penguatan /
kesepian kemampuan klien reinforcement dapat
c. bisa diskusi dalam membantu
d. saling tolong mengemukakakn meningktan harga diri
menolong perasaannya klien

Setelah
dilakukan
interaksi, klien
menunjukkan
kemampuan
untuk
menyebutkan
kerugian
menarik diri,
seperti:
a. sendiri
b. kesepian
c. tidak bisa
diskusi
h
TUK 4 Setelah 1. Observasi perilaku Kehadiran orang yang
Klien dapat dilakukan klien ketika dapat dioercaya
melaksanakan asuhan berhubungan sosial memberikan klien rasa
hubungan keperawatan 3 x 2. Jelaskan kepada klien aman dan terlindungi
sosial secara klien dapat cara berinteraksi
bertahap melaksanakan dengan orang lain
hubungan sosial 3. Berikan contoh cara
secara bertahap bebicara dengan orang
dengan: lain
a. Perawat 4. Beri kesempatan klien Setelah berinteraksi
b. Perawat lain mempraktikan cara dengan orang lain dan
c. Klien lain beriteraksi dengan memberi kesempatan
d. Keluarga orang lain yang klien dalam mengikuti
e. kelompok dilakukan dihadapan aktifitas kelompok.
perawat klien merasa lebih
5. Bantu klien berguna dan rasa
berinteraksi dengan percaya diri klien
dengan satu orang, dapat kembali tumbuh
teman atau anggota
keluarga
6. Bila klien sudah
menunjukkan
kemajuan, tingkatkan
jumlah interaksi
dengan dua, tiga,
empat, seterusnya
7. Beri pujian setiap
kemajuan interaksi
yang telah dilakukan
oleh klien
8. Latih klien bercakap
cakap dengan anggota
keluarga saat
melakukan kegiatan
harian dan rumah
tangga
9. Latih klien bercakap
cakap saat melakukan
kegiatan sosial misal:
kewarung, belanja, ke
pasar, kantor pso
10. Siap mendengarkan
ekspresi perasaan klien
setelah berinteraksi
dengan orang lain
11. Beri dorongan terus
menerus agar klien
tetap semangat
meningkatkan
interaksinya
TUK 5 Setelah Diskusikan dengan klien Ketika klien merasa
Klien mampu dilakukan tentang perasaannya dirinya lebih baik dan
menjelaskan asuhan setelah berhubungan mempunyai makna,
perasannya keperawatan 3 x sosial dengan: interaksi sosial dengan
setelah klien dapat a. Orang lain orang lain dapat
berhubungan menjelaskan b. Kelompok ditingkatkan
sosial perasannyas
setelah Berikan pujian terhadap
berhubungan kemampuan klien
sosial dengan: mengungkapkan
a. Orang lain perasaannya
b. Kelompok
TUK 6 Setelah 1. Diskusikan pentingnya Dukungan dari
Klien dilakukan peran serta keluarga keluarga merupakan
mendapat asuhan sebagai pendukung bagian penting dari
dukungan keperawatan 3 x untuk mengatasi rehabilitasi klien
keluarga keluarga dapat perilaku isolasi sosial
dalam menjelaskan 2. Diskusikan potensi
memperluas a. Isolasi sosial keluarga untuk
hubungan beserta tanda membantu klien
sosial dan gejalanya mengatasi perilaku
b. Penyebab isolasi sosial
dan akibat 3. Jelaskan pada keluarga
dari isolasi mengenai:
sosial a. Isolasi sosial
c. Cara beserta tanda dan
merawat gejalanya
klien yang b. Penyebab dan
menarik diri akibat isolasi sosial
c. Cara merawat klien
isolasi sosial
4. Latih keluarga cara
merawat klien isolasi
sosial
5. Tanyakan perasaan
keluarga setela
mencoba cara yang
dilatih
6. Beri motivasi keluarga
agar membantu klien
bersosialisasi
7. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien dirumah
sakit
TUK 7 Setelah 1. Diskusikan dengan Membantu dalam
Klien dapat dilakukan klien tentang manfaat meningkatkan
meminum asuhan dan kerugian jika tidak perasaan kendali dan
obat dengan keperawatan 3x minum obat, nama, keterlibatan dalam
baik klien bisa warna, dosis, cara, perawatan kesehatan
menyebutkan: efek terapi, efek klien
a. Manfaat samping obat
minum obat 2. Pantau klien pada saat
b. Kerugian penggunaan obat
yang 3. Berikan pujian kepada
ditimbulkan klein jika klien
jika tiak menggunakan obat
minum obat dengan benar
c. Nama, 4. Diskusikan akibat
warna, efek berhenti minum obat
terapi, dosis, tanpa konsultasi dokter
efek samping 5. Anjurkan klien untuk
obat konsultasi dengan
d. Akibat dokter jika terjadi hal
berhenti hal yang tidak
minum obat diinginkan

Anda mungkin juga menyukai