Anda di halaman 1dari 2

Berbekal dengan tanah yang subur, maka kami optimis mampu mengembalikan Indonesia

sebagai negara dengan sebutan tanah surga.


Terdapat 3 pelaksana dalam tim kami:
Yang pertama Bili berlatar belakang jurusan teknik sipil sebagai ketua yang bertangung
jawab dalam koordinator penelitian dan pelaksana penelitian
Yang kedua diri saya pribadi berlatar belakang jurusan sastra inggris sebagai sekretaris
yang bertanggung jawab dalam pelaksana penelitian dan pengenalan gagasan.
Dan yang terakhir Miya berlatar belakang dari jurusan fisika sebagai bendahara yang
bertanggung jawab dalam mencatat loog book dan penyusun anggaran biaya penelitian.

Upaya pemindahan ibu kota baru Indonesia kembali dimulai pada tahun 2019 di masa
kepresidenan Joko Widodo. Presiden Joko Widodo resmi memilih provinsi Kalimantan Timur
sebagai calon ibu kota negara Indonesia yang baru. Menurut (Jokowi, 2019: 8) Lokasi ibu
kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajem Paser Utara dan
sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu
permasalahan serius terkait pemindahan ibu kota baru ke provinsi Kalimantan Timur saat ini
adalah daerahnya yang masih rawan banjir. Berdasarkan data Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2019, telah terjadi banjir di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur pada tanggal 11 Juni 2019. Pada tanggal tiga November
tahun 2020 puluhan rumah pada dua desa di Kutai Kartanegara terendam banjir
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di Kabupaten
Kutai Kartanegara diakibatkan oleh intensitas dan curah hujan tinggi serta buruknya
drainase ditambah dengan adanya lahan kelapa sawit yang menyebabkan banjir. Oleh
karena itu, sangat diperlukannya sumber-sumber resapan air pada wilayah ini sebagai solusi
pencegah banjir ketika terjadi intensitas dan curah hujan yang tinggi.
BERDASARKAN latar belakang masalah tersebut, kami mempersembahkan gagasan
inovatif dan solutif berupa “Realisasi Konsep “Mini Woodland” Pencegah Banjir dengan
Kolaborasi Biopori sebagai Teknologi Sederhana Menuju Smart City di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur”. Mini Woodland merupakan konsep hutan kecil yang
cocok diterapkan pada sepanjang jalan atau taman-taman yang ada di ibu kota baru. Sistem
ini dibuat pada wilayah yang kecil dengan mengutamakan daerah rawan banjir agar
diterapkan terlebih dahulu sebagai sistem resapan air. Sistem ini dibuat pada wilayah yang
kecil dengan mengutamakan daerah rawan banjir agar diterapkan terlebih dahulu sebagai
sistem resapan air. Tanaman akan ditanam dengan jarak yang berdekatan supaya dapat
menerima sinar matahari hanya dari sisi atas, sehingga tanaman akan tumbuh ke atas tidak
ke samping. Tanaman akan mengalami pertumbuhan sepuluh kali lebih cepat dengan
menggunakan bibit yang dicampuri bahan prefator yang ditambahkan air. Jenis tanaman
yang akan ditanam merupakan tanaman lokal yang menyerap lebih banyak air, seperti
anggrek hitam, pohon mentawa, akar karak dan sebagainya agar mudah beradaptasi dengan
iklim di
daerah tersebut dan bisa dimanfaatkan. Selain itu, sistem ini juga akan
dikolaborasikan dengan teknologi alternatif dan sederhana biopori sebagai lubang resapan
air berbentuk silinder dengan diameter sekitar 10 cm yang terdapat di dalam tanah serta
mengarah secara vertikal. Dengan teknologi biopori ini maka akan meningkatkan
kemampuan tanah dalam meresap air, sehingga dapat meminimalisir mengalirnya air di
permukaan tanah. Organisme tanah berupa senyawa organik akan membantu biopori agar
selalu terbuka dan tidak mudah rusak, sehingga biopori akan lebih kuat dibandingkan
teknologi resapan lainnya. Teknologi sederhana biopori ini akan diletakkan di sekitar area
mini woodland agar ketika hujan turun, air tidak akan menggenang sehingga mencegah
terjadinya banjir.

Anda mungkin juga menyukai