DEMOKRASI PERMUSYAWARATAN
Disusun Oleh :
BILI RAMDANI (200522529611)
DEVA FEBRY GAVINDA (200522529634)
DIMAS HADI PRAYOGA (200522529609)
MOHAMAD ARDHANI WAHYU RIADIANTO (200522529620)
I PENGANTAR 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
II PEMBAHASAN 3
2.1 Filsafat Demokrasi (Hakikat Demokrasi) 3
2.2 Rembug Desa 4
2.3 Konsep Syuro Islam 4
2.4 Sosial Demokrasi Barat 5
2.5 Konsep Demokrasi Permusyawaratan 7
DAFTAR PUSTAKA 12
2
I PENGANTAR
Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi
dalam pemerintahannya. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia selalu mengalami
perubahan secara dinamis sejak awal kemerdekaan hingga sekarang. Beragam istilah
dikenal dalam pelaksanaannya seperti demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin,
demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi liberal, demokrasi pancasila, dan
demokrasi permusyawaratan (Untari, 2018).
Demokrasi merupakan konsep pemerintahan suatu negara di mana hukum,
kebijakan, kepemimpinan, dan usaha besar secara langsung atau tidak langsung
diputuskan oleh rakyat yang merupakan sebuah kelompok yang secara historis hanya
terdiri dari sebagian kecil penduduk (Dahl, 2021). Sistem demokrasi dilaksanakan
untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur dengan
konsep yang mengedepankan keadilan, kejujuran dan keterbukaan (Kurniawan,
2020)..
Ide “Demokrasi Permusyawaratan” berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila
merupakan usaha sadar yang telah dibangun oleh para pendiri bangsa Indonesia untuk
membuat apa yang disebut “Putnam” (making democracy work), atau apa yang disebut
“Saward” (mengakar) dalam konteks keindonesiaan. Dalam pernyataan Soekarno:
“Demokrasi yang kita jalankan adalah demokrasi Indonesia, membawa kepribadian
Indonesia sendiri. Jika tidak bisa berpikir demikian itu, kita nanti menyelenggarakan
apa yang menjadi amanat penderitaan rakyat itu” (Alam, 2003).
3
I.2.1 Bagaimana konsep dasar demokrasi permusyawaratan ?
I.2.3 Apa saja tantangan yang akan dihadapi ketika pelaksanaan demokrasi
permusyawaratan di Indonesia ?
I.3 Tujuan
I.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
4
II PEMBAHASAN
5
merumuskan kebutuhan dan mengungkapkan kepentingan-
kepentingan secara aktif dan bebas.
d. Henry B. Mayo
Demokrasi adalah suatu kebijaksanaan umum yang ditentukan
atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang secara efektif diawasi oleh
rakyat melalui berbagai macam pemilihan dilakukan berdasarkan pada
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana dimana
kebebasan politik terjadi.
e. Affan Ghaffar (2000)
Memaknai demokrasi dalam dua bentuk, yaitu pemaknaan secara
normatif (demokrasi normatif) adalah demokrasi yang secara ideal ingin
diwujudkan oleh negara dan empiris (demokrasi empiris) adalah
demokrasi yang terwujud dalam dunia politik. (Rangga, 2020)
Pada dasarnya agama Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa Allah
SWT adalah satu-satunya penguasa alam raya ini. Hal ini didasarkan di dalam satu
surah yang ada di dalam al Qur’an yang artinya: Dia lah yang Maha Mengetahui,
6
Maha Kuat, dan yang paling berhak untuk disembah dan ditaati secara murni dan
tanpa syarat. Dalam hal ini, manusia hanyalah seorang yang diberikan ilmu
pengetahuan relatif, tidak mempunyai kekuatan-kekuatan yang mutlak, dan
memiliki martabat yang sama dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu, segala hal
dalam diri manusia, termasuk keimanan itu sendiri, harus berdasarkan keyakinan
manusia itu sendiri tanpa adanya unsur ancaman dan paksaan. Berdasar keyakinan
ini, setiap manusia tidak bisa memutuskan suatu persoalan yang menyangkut
orang lain secara seenaknya sendiri, ia juga tidak bisa menuntut bahwa dirinya
bebas dan kebal dari setiap pertanggung jawaban atas perbuatannya itu sendiri.
Maka dari itu, al Qur’an telah mengajarkan sistem syuro atau partisipasi orang
lain dalam membuat suatu kebijakan mengenai suatu perkara yang menyangkut
kehidupan umum atau sosial.
Berdasarkan etimologi, syuro atau al musyawaroh dan al masyuroh,
berasal dari pecahan kata syawwaro yang memiliki arti mengeluarkan,
menampakkan, serta bantuan. Sedangkan berdasarkan terminologi syuro berarti
tuntutan mengeluarkan opini dari mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan
terhadap suatu perkara agar mendekati kebenaran. Menurut Mahmud al Khalidi di
dalam bukunya (Al Khalidi, 1984, p.15) mengungkapkan bahwa musyawarah
adalah perkumpulan manusia yang sedang mencari kebenaran dengan cara
mengeluarkan berbagai opini pada suatu perkara tertentu, agar mencapai sebuah
keputusan. Syuro tidak hanya terbatas dalam dunia perpolitikan saja. Ia juga
sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam segala bidang kehidupan yang
mencakup kebaikan bersama (Zein, 2019)
7
demokrasi Barat ini pertama kali diterapkan oleh Kerajaan Prancis pada masa
peristiwa Revolusi Prancis tahun 1789.
Sistem demokrasi Barat memiliki beberaa ciri, yaitu:
1. Sangat menekankan kebebasan/kemerdekaan setiap individu;
2. Sangat menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia yang utama seperti
hak hidup, hak kemerdekaan, hak mengejar kebahagiaan, dan lain-
lain;
3. Dalam sistem pemerintahan, terbagi atas beberapa kekuasaan, yaitu
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif;
4. Menganggap sistem demokrasi sebagai sistem politik yang paling
tepat untuk suatu negara karena hak-hak asasi manusia itu terlindungi;
5. Infra struktur/struktur sosial selalu berusaha untuk mewujudkan
tegaknya demokrasi dan tumbangnya sistem kediktatoran;
6. Adanya homo seksual dan lesbianisme yang disebabkan penekanan
kepada kebebasan individu;
7. Melahirkan sekularisme, yaitu paham yang memisahkan antara negara
dengan agama. Menurut pemahaman mereka, agama adalah urusan
masyarakat sedangakan negara adalah urusan pemerintah. Oleh karena
itu, pemerintah tidak boleh turut campur dalam hal agama;
8. Menentang ajaran komunisme yang menganut sistem kediktatoran
sehingga hak-hak asasi manusia banyak dirampas;
9. Melahirkan kelas ekonomi yang terdiri dari kelas ekonomi kuat dan
lemah. Saat ini sedang diusahakan dalam Sistem politik liberalisme
modern untuk menghilangkan jurang pemisah antara golongan kaya
dan golongan miskin;
10. Berusaha dengan keras untuk mewujudkan kesejahteraan terhadap
seluruh anggota masyarakat atau seluruh warga negara. Mengingat
penderitaan dan kesengsaraan dapat menyebabkan perbuatan-
perbuatan yang bertentang dengan konstitusi negara;
11. Adanya budaya yang tinggi dengan menjungjung tinggi kreatifitas,
produktifitas, efektifitas, dan inovasitas warga negaranya;
8
12. Mengusahakan di dalam negaranya suatu pemilihan umum yang
berasas luber sehingga pergantian pemerintahan berjalan secara
normal;
13. Menentang sistem politik kediktatoran karena meniadakan Hak Asasi
Manusia (2011).
Demokrasi yang terjadi di Barat pada abad ke-18 saat itu, masih
mendapat kritik keras dari para ahli politik. Leislie Lipson melihat tiga
masalah dalam sistem demokrasi:
9
a. Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu pemerintah dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat;
b. Permusyawaratan, yaitu membuat kebijakan secara bulat dengan
dilakukan secara bersama dengan melalui jalan kebijaksanaan.
c. Menerapkan keputusan berdasarkan kejujuean, keputusan secara bulat,
sehingga membawa konsekuensi kejujuran bersama.
d. Terkandung asas kerakyatan, yaitu rasa kecintaan terhadap rakyat,
memperjuangkan cita-cita rakyat, dan memiliki jiwa kerakyatan. Dasar
musyawarrah untuk mufakat yaitu memperhatikan dan menerima suara
seluruh rakyat melalui forum permusyawaratan, menghargai
perbedaan, dan memprioritaskan kepentingan rakyat, bangsa, dan
negara.
10
c. Menjalin hubungan kesederajatan dan keberadaban serta empatisitas
yang tinggi.
11
g. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
Hal ini bermaksud bahwa dalam menciptakan sistem pengadilan
yang bebas merdeka dengan memberi kesempatan sebesar-besarnya
kepada pihak yang berkepentingan untuk mencari dan menemukan
hukum yang paling adil.
h. Demokrasi dengan otonomi daerah
Hal ini bermaksud bahwa demokrasi pancasila dijalankan dengan
prinsip otonomi dimana pemerintahan memberikan tugas dan
kedaulatan pada daerah-daerah baik provinsi, maupun
kabupaten/kota namun tetap menjunjung tinggi NKRI. Tujuannya
supaya bisa mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan
pemerintah sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang diserahkan
oleh pemerintah pusat.
i. Demokrasi dengan kemakmuran
Hal ini bermaksud bahawa suatu kekuasaan harus dipergunakan
secara bertanggungjawab supaya dapat membangun negara yang
makmur oleh rakyat dan untuk rakyat Indonesia yang mencakup
semua aspek hak dan kewajiban, kedaulatan rakyat, pembagian
kekuasaan, dan otonomi.
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Hal ini bermaksud bahwa demokrasi ini sangat menjunjung tinggi
keadilan sosial diantara berbagai kelompok, dan masyarakat (Untari,
2018).
12
III STUDI KASUS
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Rekomendasi
13
jawab secara moral, kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat,
bangsa, negara, ataupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, W. T. (2003) Demi bangsaku: pertentangan Bung Karno vs. Bung Hatta.
Gramedia Pustaka Utama.
14
Seftiean (2011) demokrasi barat vs demokrasi indonesia | Seftiean’s Blog.
Available at: https://seftiean.wordpress.com/2011/04/10/demokrasi-barat-
vs-demokrasi-indonesia/ (Accessed: 3 May 2021).
15