Anda di halaman 1dari 3

Berdoa Setelah Tidur Sebagai Ikhtiar Mewujudkan Sakinatul Qolbi Seorang Muslim

Di era kini, kehidupan masyarakat semakin terkompleks yang membuat tuntutan


hidup lebih banyak. Hal tersebut menimbulkan fenomena prokrastinasi masyarakat yang
menuntun pada penurunan jati diri manusia (Muyana, 2018). Para penderitanya seakan sulit
untuk mengimbangi perkembangan dan lebih rentan menghadapi masalah kesehatan mental.
Banyaknya kebutuhan seakan mendikte masyarakat, sehingga memunculkan rasa kecemasan
yang berlebihan.

Prokrastinasi merupakan sebuah perilaku menunda-nunda aktivitas yang disebabkan


karena kurangnya motivasi yang menimpa para penderitanya (godwin, 2018). Penundaan
biasa terjadi pada setiap orang sebagai salah satu cara untuk menyiapkan energi. Namun,
ketika penundaan terjadi terus menerus, dan akan menimbulkan masalah di kemudian hari,
maka penundaan tersebut dapat dikategorikan sebagai “prokrastinasi kronis”.

Ditinjau dari sudut pandang agama, prokrastinasi atau perilaku menunda-nunda


kebaikan merupakan sifat yang dilarang oleh Allah SWT. Hal tersebut terdapat pada Q.S. Al-
Ashr (103):1-3. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa pentingnya memanfaatkan nilai-nilai
dan esensi waktu sebagai salah satu sarana untuk melakukan amal kebaikan (Luthfiatul,
2015).

“Prokrastinasi kronis” harus segera ditangani karena gangguan ini dapat mengganggu
aktivitas keseharian penderita. Penderita akan senantiasa merasa cemas yang juga dapat
berlanjut ke tingkat depresi yang membuat seseorang lebih tertekan. Depresi sendiri dapat
meningkatkan risiko penyakit berat seperti diabetes. Bahkan, depresi berat juga mendorong
seseorang untuk bunuh diri. Oleh karena itu, perilaku prokrastinasi harus segera ditangani
sejak awal agar tidak bertambah buruk.

Sejatinya, perilaku menunda-nunda dapat diatasi dari dalam diri seorang secara
mandiri sebelum menjadi gangguan kecemasan. Seseorang dapat menenangkan hatinya untuk
mengatasi sebuah kecemasan. Dalam al-Qur’an surah Ar-Rad (13):28 telah dijelaskan dengan
mengingat sang ilahi dapat menentramkan hati. Konsep ini kemudian dapat dikemas dalam
sebuah kegiatan di pagi hari setelah seorang bangun dari tidurnya. Kegiatan tersebut yakni
dengan merutinkan membaca doa setelah bangun tidur. Dijelaskan berdasarkan Hadits
Riwayat Imam Bukhari nomor 6325 bahwa Rasulullah SAW ketika bangun di pagi hari,
tepatnya sebelum matahari terbit beliau sering membaca doa berikut ini:
ُ ‫اَ ْل َحمْ ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ أَحْ َيا َنا َبعْ دَ َما أَ َما َت َنا َوإِ َل ْي ِه ال ُّن‬
‫ش ْو ِر‬

Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami
dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.” (Fauziah, 2020).

Sangat menarik bahwa pikiran manusia saat bangun tidur, merasa grogi dan lelah, hal
ini disebut “inersia tidur” dan dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam
tergantung setiap orang. Salah satu spiritual yang ampuh untuk menghilangkan kelembaman
tidur adalah dengan melafalkan zikir dan doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Merefleksikan makna berdasar doa di atas, dijelaskan bahwa itu semua tentang mengingatkan
manusia tentang tujuan dan nilai seseorang manusia, juga mendorong kita untuk sabar dan
tekun dalam hidup (cara yang kuat dan positif untuk memulai hari-hari seorang muslim!)

Mengikuti sunnah Nabi Muhammad membantu menanamkan barakah ke dalam hidup


seorang muslim. Bagian ini menggambarkan bahwa ritual dan ucapan ini berdampak
langsung pada tidur fisik dan produktivitas seorang muslim. Berdasarkan Hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setan menempatkan
tiga simpul di belakang kepala salah satu dari kalian jika dia tertidur. Pada setiap simpul dia
membaca dan menghembuskan kata-kata berikut, 'Malam panjang, jadi tidurlah. Ketika
seseorang bangun dan mengingat Allah, satu simpul dibatalkan; dan ketika seseorang
berwudhu, simpul kedua dilepas, dan ketika seseorang berdoa simpul ketiga dilepas dan
seseorang bangun dengan semangat dengan hati yang baik di pagi hari; jika tidak, seseorang
akan bangun dengan malas dan dengan hati yang nakal (Mohammad, 2016).

Normalnya rasa malas memang akan dirasakan setiap orang tidak memandang status
orang tersebut. Al-Qur’an sendiri juga telah menjelaskan bahwa manusia akan selalu
diberikan cobaan yang salah satunya adalah sifat malas. Manusia diuji dengan berbagai sifat
malas, namun jika tidak dapat mempertahankan akan muncul gangguan.

Di sisi lain, al-Qur’an telah menjelaskan cara menjaga kedisiplinan diri agar terhindar
dari gangguan kemalasan. Mengingat Allah menenangkan hati dan memberikan energi
kepada diri seorang hamba-Nya. Bentuk mengingat Allah dapat dalam berbagai hal, salah
satunya melalui berdoa kepada-Nya. Dipadu dengan menulis ekspresif yang memberikan
efek plong bagi penderita prokrastinasi. Melalui jalan tersebut kita dapat memperoleh
sakinatul qolbi yang berkelanjutan.
Referensi

Fauziah, N. (2020) Doa Rasulullah Ketika Bangun Tidur, Banyak Keutamaan saat
Membacanya : Okezone Muslim, https://muslim.okezone.com/. Available at:
https://muslim.okezone.com/read/2020/06/30/618/2239051/doa-rasulullah-
ketika-bangun-tidur-banyak-keutamaan-saat-membacanya (Accessed: 22 May
2021).

godwin, raymond (2018) ‘Ada Apa Dengan Prokrastinasi?’, Psychology, 11 January.


Available at: https://psychology.binus.ac.id/2018/11/01/ada-apa-dengan-
prokrastinasi/ (Accessed: 21 May 2021).

Luthfiatul, F. (2015) Konsep waktu dalam al-Qur’an surah al-Ashr ayat 1-3 menurut M.
Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah dan relevansinya dengan pendidikan
islam. PhD Thesis. STAIN Ponorogo.

Mohammad, F. (2016) Productive Muslim: Where Faith Meets Productivity. United


Kingdom: Claritas Books.

Muyana, S. (2018) ‘Prokrastinasi akademik dikalangan mahasiswa program studi bimbingan


dan konseling’, Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 8(1), p. 45. doi:
10.25273/counsellia.v8i1.1868.

Anda mungkin juga menyukai