Pertemuan 2&3
Perumusan Pancasila diawali dengan adanya sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan
pada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945 yang diikuti oleh 67 orang. BPUPKI diketuai
oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat dan wakilnya adalah Raden Panji Suroso dan Ichibangase.
Dalam sidang tersebut, terdapat empat tokoh yang merumuskan dasar negara, yaitu Mr. Muh.
Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, dan Mr. Soepomo. Mr. Muh. Yamin
mengemukakan rumusan dasar negara pada tanggal 29 Mei 1945, lalu Mr. Soepomo
mengemukakan rumusan dasar negara pada tanggal 31 Mei 1945, dan pada tanggal 1 Juni
1945, Ir. Soekarno adalah orang terakhir yang mengemukakan rumusan dasar negara dan
rumusannya Ir. Soekarno-lah yang diambil sebagai dasar negara. Berikut adalah rumusan
yang beliau kemukakan:
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Selain lima butir tersebut, Soekarno juga mengusulkan Trisila dan Ekasila. Trisila berisi
Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokarasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan Ekasila
berisi asas Gotong-Royong. Setelah Soekarno mengemukakan, hasil akhirnya yang menjadi
dasar negara adalah yang lima butir dan mendapatkan usulan nama Pancasila. Tidak lama
dari situ, dibuatlah panitia kecil beranggotakan 8 orang sebagai penampung usul-usul seputar
calon dasar negara.
Setelah sidang BPUPKI pertama selesai, dilaksanakannya sidang BPUPKI kedua pada
tanggal 10-16 Juli 1945 yang membahas “Pembukaan Hukum Dasar” atau biasa diketahui
sebagai Piagam Jakarta atau Pembukaan UUD’45 yang mana pada alinea keempat terdapat
rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
sebelum tanggal 14 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Dr. Radjiman dipanggil oleh
penguasa Jepang untuk ke Saigon dengan tujuan membahas tentang hari kemerdekaan, tetapi
ternyata pada tanggal 14 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat. Soekarno, Hatta, dan Dr.
Radjiman pulang ke Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945. Langsung disambut oleh
golongan muda yang mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia disegerakan secepatnya,
desakan yang dilakukan golongan muda menimbulkan konflik antara golongan muda dengan
golongan tua. Di mulailah penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengas Dengklok pada tanggal
16 Agustus 1945. Golongan muda berhasil mendesak Soekarno dan Hatta, dan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Teks Proklamasi digagas dan ditulis
oleh Soekarno dan Hatta yang dinamakan Dwitunggal dan diketik oleh Sayuti Melik. Berikut
merupakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia :
Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Sehari setelah Proklamasi, 18 Agustus 1945, PPKI bersidang kembali untuk menentukan dan
menegaskan posisi bangsa Indonesia dari semula bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang
merdeka. Yang awalnya PPKI merupakan badan buatan pemerintahan Jepang karena sudah
merdeka, menjadi badan nasional dengan begitu anggota PPKI ditambah 6 orang lagi. Hasil-
hasil dari sidang PPKI hari itu adalah:
1. Mengesahkan UUD’45 yang terdiri atas pembukaan dan batang tubuh. Naskah
pembukaan dari Piagam Jakarta dengan sejumlah perubahan. Batang tubuh juga
berasal dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah perubahan juga.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta.
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya merupakan mantan anggota PPKI yang
ditambah tokoh-tokoh masyarakat yaang dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945
dan diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo.
Rumusan Pancasila yang sudah diubah merupakan Pancasila yang sampai sekarang dipakai
Indonesia sampai hari ini, yaitu:
Pertentangan antarpihak yang terjadi adalah G30S PKI yang menimbulkan peralihan
kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto. Peralihan kekuasaan itu diawali dengan terbitnya surat
perintah dari Soekarno kepada Soeharto, yang dinamai Supersemar atau Surat Perintah
Sebelas Maret yang berintikan Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan Soekarno.
Supersemar ini menjadi kontroversial saat itu.
Pancasila memiliki sumber historis pancasila karena nila Pancasila sudah ada dalam adat
istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak
zaman kerjaan dahulu. Contohnya meskipun dalam praktik pemujaan yang beraneka ragam,
masyarakat sudah tahu bahwa Tuhan itu ada, yang mana merupakan nilai dari Pancasila Sila
ke-1. Lalu, Pancasila juga memiliki sumber sosiologis, yang mana telah ada juga sejak
dahulu, dapat dilihat dengan adanya gotong-royong dalam masyarakat, yang merupakan
cerminan dari Sila ke-5. Dan yang terakhir adanya sumber politis Pancasila, yang diketahui
bahwa nilai dasar Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman
bangsa Indonesia, dapat dilihat dari sekelompok masyarakat yang pola kehidupannya
bersama yang bersatu dan demokratis yang merupakan cerminan dari Sila ke-4.
Dinamika pada Pancasila tentunya ada, dilihat dari pasang surutnya pemahaman dan
implementasi nilai-nilai Pancasila. Contohnya, adanya NASAKOM pada tahun 1960an,
pembenaran kekuasaan melalui penataran P-4, dan adanya kecenderungan para penguasa
tidak hormat pada Pancasila. Dengan adanya dinamika, pastinya ada tantangan. Tantangan ini
dapat berupa meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-
nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.
Pertemuan 4
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
- Masa pemerintahan presiden Soekarno, terutama pada 1960-an NASAKOM (Nasionalis
Agama dan Komunis) lebih populer daripada Pancasila
- Zaman pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan
melalui penataran P-4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
2. ARGUMEN TENTANG TANTANGAN TERHADAP PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
- Nilai-nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.
contohnya, pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP
No.III/MPRS/1960 Tentang Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup.
- Bertentangan dengan pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945; ”Presiden dan wakil presiden
memangku jabatan selama lima (5) tahun, sesudahnya dapat dipilih kembali”.
3. Esensi dan Urgensi Pancasila
- Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag (filsafat negara) Kerena
mengandung Unsurunsur sebagai berikut :
Alasan filosofis berdirinya suatu negara;
Setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila.
- Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur
sebagai berikut:
nilai-nilai agama,
Budaya dan,
adat istiadat
4. Urgensi Pancasila
- Pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain,
- Penyalahgunaan Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu,
- Melemahnya pemahaman dan pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
5. Pengertian dan pentingnya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa
- Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers)
- Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat.
- Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan
6. Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
- Pancasila tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (tidak terpengaruh
oleh buruknya rezim)
- Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia (tidak tergantikan)
- Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali
dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di
bumi Indonesia. (sumber lengkap)
Pertemuan 5
1. Menelusuri Konsep Negara
- Diponolo (1975: 23-25); negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat yang
dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah
tertentu.
- Tiga unsur mutlak menurut Diponolo (unsur konstitutif):
Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territoir
Unsur manusia, atau umat (baca: masyarakat), rakyat atau bangsa
Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.
2. Konsep pendekatan berdasarkan perspetif tata negara
- Negara dalam keadaan diam (Struktur organisasi negara)
- Negara dalam keadaan bergerak (mekanisme penyelenggaraan Lembaga negara)
3. Negara Menurut Para Ahli
- Aristoteles: persekutuan antara desa dan keluarga untuk memperoleh kehidupan sebaik-
baiknya
- Jean Bordin: persekutuan antara keluarga-keluarga dengan segala kepentingannya,
dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat
- Hugo de Groot/Grotius: suatu persekutuan sempurna dari orang-orang merdeka untuk
memperoleh perlindungan hukum
- Bluntschli: diri rakyat yang disusun dalam suatu organisasi politik di daerah tertentu
- Hansen Kelsen: susunan pergaulan hidup bersama dengan tata paksa
- Harrold Laski: negara sebagai suatu organisasi paksaan (coercive instrument)
- Woodrow Wilson: rakyat yang terorganisasi untuk hukum dalam wilayah tertentu
4. Konsekuensi Pancasila sebagai dasar negara
- Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD
Negara Republik Indonesia 1945).
- Pasal ini menjelaskan tentang bentuk negara yakni negara kesatuan yang terdapat pula
pada sila ke tiga, juga menegaskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah republik.
- Konsep negara republik sejalan dengan sila kedua dan keempat; negara hukum yang
demokratis.
- Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945, “kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
5. Konsep dan Tujuan Negara
- Kemerdekaan
- Kekuatan, kekuasaan, dan kebesaran
- Kepastian hidup, keamanan, dan ketertiban
- Keadilan
- Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
Cita-cita negara terdapat pada UUD Alinea ke 2; merdeka, Bersatu, berdaulat, adil,
dan Makmur
Tujuan negara terdapat pada UUD Alinea ke 4; melindungi segenap bangsa,
melindungi segenap tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
Pertemuan 6
1. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara
- Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia sebagaimana terdapat pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
- dimuat juga dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998, mengenai Pencabutan
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa)
- Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan
2. SUMBER HISTORIS PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
- disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee.
- Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara
(Darmodiharjo, 1991: 19).
- Pancasila dijadikan sebagai dasar negara, yaitu sewaktu ditetapkannya Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 pada 8 Agustus
1945
3. SUMBER SOSIOLOGIS PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
- Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas
- Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum
alam, dan sifatsifat sosial (bersifat horizontal)
- Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan
- Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan
- Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan sosial.
4. SUMBER POLITIS PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
- Pasal 1 ayat (2) dan di dalam Pasal 36A jo
- Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
5. Argumen tentang Dinamika Pancasila
- Pada masa pemerintahan Soekarno:
pada 1 Juni 1945 Pancasila disuarakan menjadi dasar negara
diresmikan pada 18 Agustus 1945
Pertemuan 7
Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.