Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman Pancasila

Pertemuan 2&3
Perumusan Pancasila diawali dengan adanya sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan
pada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945 yang diikuti oleh 67 orang. BPUPKI diketuai
oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat dan wakilnya adalah Raden Panji Suroso dan Ichibangase.
Dalam sidang tersebut, terdapat empat tokoh yang merumuskan dasar negara, yaitu Mr. Muh.
Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, dan Mr. Soepomo. Mr. Muh. Yamin
mengemukakan rumusan dasar negara pada tanggal 29 Mei 1945, lalu Mr. Soepomo
mengemukakan rumusan dasar negara pada tanggal 31 Mei 1945, dan pada tanggal 1 Juni
1945, Ir. Soekarno adalah orang terakhir yang mengemukakan rumusan dasar negara dan
rumusannya Ir. Soekarno-lah yang diambil sebagai dasar negara. Berikut adalah rumusan
yang beliau kemukakan:
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Selain lima butir tersebut, Soekarno juga mengusulkan Trisila dan Ekasila. Trisila berisi
Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokarasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan Ekasila
berisi asas Gotong-Royong. Setelah Soekarno mengemukakan, hasil akhirnya yang menjadi
dasar negara adalah yang lima butir dan mendapatkan usulan nama Pancasila. Tidak lama
dari situ, dibuatlah panitia kecil beranggotakan 8 orang sebagai penampung usul-usul seputar
calon dasar negara.

Setelah sidang BPUPKI pertama selesai, dilaksanakannya sidang BPUPKI kedua pada
tanggal 10-16 Juli 1945 yang membahas “Pembukaan Hukum Dasar” atau biasa diketahui
sebagai Piagam Jakarta atau Pembukaan UUD’45 yang mana pada alinea keempat terdapat
rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Disaat orang-orang penting Indonesia sedang sibuk mempersiapkan kemerdekaan, Jepang


kalah terhadap Sekutu dengan adanya pengeboman di Hiroshima.pada tanggal 7 Agustus
1945, Jepang mengeluarkan maklumat yang berisikan tentang pembentukan PPKI,
meresmikan PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang tanggal 19 Agustus
1945, dan memerdekakan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.
Akhirnya, dibentuklah PPKI sesuai perintah Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945, dengan
jumlah anggota 21 orang, yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai wakil
ketua. Pada tanggal 9 Agustus 1945, terjadi pengeboman Nagasaki yang dilakukan Amerika
dan Sekutu, yang membuat kekuatan Jepang melemah, dan saat-saat seperti ini, terjadi
kekosongan kekuasaan Pemerintahan Jepang di Indonesia. Para tokoh memanfaatkan
kekosongan kekuasaan Jepang dengan cara mempercepat kemerdekaan bangsa Indonesia.

sebelum tanggal 14 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Dr. Radjiman dipanggil oleh
penguasa Jepang untuk ke Saigon dengan tujuan membahas tentang hari kemerdekaan, tetapi
ternyata pada tanggal 14 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat. Soekarno, Hatta, dan Dr.
Radjiman pulang ke Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945. Langsung disambut oleh
golongan muda yang mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia disegerakan secepatnya,
desakan yang dilakukan golongan muda menimbulkan konflik antara golongan muda dengan
golongan tua. Di mulailah penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengas Dengklok pada tanggal
16 Agustus 1945. Golongan muda berhasil mendesak Soekarno dan Hatta, dan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Teks Proklamasi digagas dan ditulis
oleh Soekarno dan Hatta yang dinamakan Dwitunggal dan diketik oleh Sayuti Melik. Berikut
merupakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia :
Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Atas Nama Bangsa Indonesia Soekarno-Hatta

Sehari setelah Proklamasi, 18 Agustus 1945, PPKI bersidang kembali untuk menentukan dan
menegaskan posisi bangsa Indonesia dari semula bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang
merdeka. Yang awalnya PPKI merupakan badan buatan pemerintahan Jepang karena sudah
merdeka, menjadi badan nasional dengan begitu anggota PPKI ditambah 6 orang lagi. Hasil-
hasil dari sidang PPKI hari itu adalah:
1. Mengesahkan UUD’45 yang terdiri atas pembukaan dan batang tubuh. Naskah
pembukaan dari Piagam Jakarta dengan sejumlah perubahan. Batang tubuh juga
berasal dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah perubahan juga.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta.
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya merupakan mantan anggota PPKI yang
ditambah tokoh-tokoh masyarakat yaang dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945
dan diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo.

Rumusan Pancasila yang sudah diubah merupakan Pancasila yang sampai sekarang dipakai
Indonesia sampai hari ini, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, yang awalnya dikira roda


pemerintahan Indonesia akan berjalan lancar tanpa gangguan, ternyata dihadapi lagi dengan
tantangan yang dapat mengancam kemerdekaan Indonesia dan Pancasila, yaitu pihak Belanda
ingin menjajah Indonesia kembali. Tindakan yang dilakukan Belanda adalah dalam bentuk
agresi selama 4 tahun. Setelah pengakuan kedaulatan bangsa Indonesia oleh Belanda pada
tanggal 27 Desember 1949, pada tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali menjadi negara
kesatuan yang sebelumnya berbentuk Republik Indonesia Serikat. Perubahan bentuk negara
membuat UUD’45 juga berubah, yaitu menjadi UUD Sementara 1950. Pada tahun 1955,
diadakannya pemilu pertama yang bertujuan untuk membentuk dua badan perwakilan, yaotu
Badan Konstituante dan DPR. Karena banyak yang mempermasalahkan ideologi dasar
negara, banyak anggota konstituante yang tidak hadir sidang. Dengan demikian, Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit pada tanggal 5 Juli 1959, yang memberlakukan UUD’45
kembali. Setelah keluarnya dekrit 5 Juli 1959 terjadinya beberapa penyelewengan terhadap
UUD’45 seperti Soekarno diangkat sebagai presiden seumur hidup, kekuasaan presiden
merupakan posisi tertinggi yang membawahi ketua MPRS, DPR, dan DPA (mentri), dan
pertentangan antarpihak begitu keras.

Pertentangan antarpihak yang terjadi adalah G30S PKI yang menimbulkan peralihan
kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto. Peralihan kekuasaan itu diawali dengan terbitnya surat
perintah dari Soekarno kepada Soeharto, yang dinamai Supersemar atau Surat Perintah
Sebelas Maret yang berintikan Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan Soekarno.
Supersemar ini menjadi kontroversial saat itu.

Setelah Soeharto menjadi presiden, beliau mengeluarkan Inpres No.12/1968 tentang


penulisan dan pembacaan Pancasila sesuai dengan yang tercantum UUD’45 karena dulu
penulisan Pancasila beranek ragam. Soeharto mengajukan usulan kepada MPR tentang P4
atau Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila atau disebut Ekaprasetia Pancakarsa.

Pancasila memiliki sumber historis pancasila karena nila Pancasila sudah ada dalam adat
istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak
zaman kerjaan dahulu. Contohnya meskipun dalam praktik pemujaan yang beraneka ragam,
masyarakat sudah tahu bahwa Tuhan itu ada, yang mana merupakan nilai dari Pancasila Sila
ke-1. Lalu, Pancasila juga memiliki sumber sosiologis, yang mana telah ada juga sejak
dahulu, dapat dilihat dengan adanya gotong-royong dalam masyarakat, yang merupakan
cerminan dari Sila ke-5. Dan yang terakhir adanya sumber politis Pancasila, yang diketahui
bahwa nilai dasar Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman
bangsa Indonesia, dapat dilihat dari sekelompok masyarakat yang pola kehidupannya
bersama yang bersatu dan demokratis yang merupakan cerminan dari Sila ke-4.

Dinamika pada Pancasila tentunya ada, dilihat dari pasang surutnya pemahaman dan
implementasi nilai-nilai Pancasila. Contohnya, adanya NASAKOM pada tahun 1960an,
pembenaran kekuasaan melalui penataran P-4, dan adanya kecenderungan para penguasa
tidak hormat pada Pancasila. Dengan adanya dinamika, pastinya ada tantangan. Tantangan ini
dapat berupa meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-
nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.

Esensi dari Pancasila adalah Pancasila merupakan Philosofische Grondslag dan


Weltanschauung atau dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa. Pancasila sebagai
dasar filsafat negara karena mengandung alasan filosofis berdirinya suatu negara, setiap
produk hukum di Indonesia harus berdasarkan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa karena mengandung unsur nilai agama, budaya, dan adat istiadat. Urgensi dari
Pancasila adalah dari survei yang dilakukan KOMPAS menenjukkan bahwa pengetahuan
masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam ada yang tidak mampu menyebutkan sila-
sila Pancasila secara benar dan lengkap dan ada juga yang salah menyebutkan. Kejadian ini
membuktikan pengetahuan Pancasila dalam masyarakat tidak sebanding dengan semangat
penerimaan masyarakat terhadap Pancasila (Ali, 2009:2). Adapun pentingnya Pancasila
dalam sejarah bangsa Indonesia yaitu pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain,
penyalahgunaan Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu, melemahnya
pemahaman dan pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pertemuan 4
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
- Masa pemerintahan presiden Soekarno, terutama pada 1960-an NASAKOM (Nasionalis
Agama dan Komunis) lebih populer daripada Pancasila
- Zaman pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan
melalui penataran P-4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
2. ARGUMEN TENTANG TANTANGAN TERHADAP PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
- Nilai-nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.
contohnya, pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP
No.III/MPRS/1960 Tentang Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup.
- Bertentangan dengan pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945; ”Presiden dan wakil presiden
memangku jabatan selama lima (5) tahun, sesudahnya dapat dipilih kembali”.
3. Esensi dan Urgensi Pancasila
- Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag (filsafat negara) Kerena
mengandung Unsurunsur sebagai berikut :
 Alasan filosofis berdirinya suatu negara;
 Setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila.
- Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur
sebagai berikut:
 nilai-nilai agama,
 Budaya dan,
 adat istiadat
4. Urgensi Pancasila
- Pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain,
- Penyalahgunaan Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu,
- Melemahnya pemahaman dan pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
5. Pengertian dan pentingnya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa
- Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers)
- Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat.
- Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan
6. Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
- Pancasila tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (tidak terpengaruh
oleh buruknya rezim)
- Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia (tidak tergantikan)
- Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali
dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di
bumi Indonesia. (sumber lengkap)

Pertemuan 5
1. Menelusuri Konsep Negara
- Diponolo (1975: 23-25); negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat yang
dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah
tertentu.
- Tiga unsur mutlak menurut Diponolo (unsur konstitutif):
 Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territoir
 Unsur manusia, atau umat (baca: masyarakat), rakyat atau bangsa
 Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.
2. Konsep pendekatan berdasarkan perspetif tata negara
- Negara dalam keadaan diam (Struktur organisasi negara)
- Negara dalam keadaan bergerak (mekanisme penyelenggaraan Lembaga negara)
3. Negara Menurut Para Ahli
- Aristoteles: persekutuan antara desa dan keluarga untuk memperoleh kehidupan sebaik-
baiknya
- Jean Bordin: persekutuan antara keluarga-keluarga dengan segala kepentingannya,
dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat
- Hugo de Groot/Grotius: suatu persekutuan sempurna dari orang-orang merdeka untuk
memperoleh perlindungan hukum
- Bluntschli: diri rakyat yang disusun dalam suatu organisasi politik di daerah tertentu
- Hansen Kelsen: susunan pergaulan hidup bersama dengan tata paksa
- Harrold Laski: negara sebagai suatu organisasi paksaan (coercive instrument)
- Woodrow Wilson: rakyat yang terorganisasi untuk hukum dalam wilayah tertentu
4. Konsekuensi Pancasila sebagai dasar negara
- Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD
Negara Republik Indonesia 1945).
- Pasal ini menjelaskan tentang bentuk negara yakni negara kesatuan yang terdapat pula
pada sila ke tiga, juga menegaskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah republik.
- Konsep negara republik sejalan dengan sila kedua dan keempat; negara hukum yang
demokratis.
- Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945, “kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
5. Konsep dan Tujuan Negara
- Kemerdekaan
- Kekuatan, kekuasaan, dan kebesaran
- Kepastian hidup, keamanan, dan ketertiban
- Keadilan
- Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
 Cita-cita negara terdapat pada UUD Alinea ke 2; merdeka, Bersatu, berdaulat, adil,
dan Makmur
 Tujuan negara terdapat pada UUD Alinea ke 4; melindungi segenap bangsa,
melindungi segenap tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta melaksanakan ketertiban dunia

*tujuan negara apabila disederhanakan dapat dibagi menjadi dua; mewujudkan


kesejahteraan umum dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh wilayah
negara. Hal yang dilakukan untuk mewujudkan:

- Pendekatan kesejahteraan (prosperity approach)

-Pendekatan keamanan (security approach)

6. Konsep dan Urgensi Dasar Negara


- Secara etimologis; grundnorm (norma dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita
negara), philosophische grondslag (dasar filsafat negara).
- Secara terminologis; dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan sumber dalam
membentuk dan menyelenggarakan negara
- Secara teoretik; norma tertinggi yang mendasari kesatuan-kesatuan system norma
dalam masyarakat yang teratur termasuk di dalamnya negara yang sifatnya tidak
berubah
- Prinsip norma hukum bertingkat dan berjenjang terdapat pada UU no 12 tahun 2011
ayat 7
- Jenis dan hierarki PERPU:
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
 Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang;
 Peraturan Pemerintah;
 Peraturan Presiden;
 Peraturan Daerah Provinsi;
 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
7. Alasan diperlukannya pengkajian Pancasila sebagai Dasar Negara
- perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari
- perasaan adil dan tidak adil dapat diminimalkan.
- Pancasila memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara yang
lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan

Pertemuan 6
1. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara
- Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia sebagaimana terdapat pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
- dimuat juga dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998, mengenai Pencabutan
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa)
- Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan
2. SUMBER HISTORIS PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
- disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee.
- Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara
(Darmodiharjo, 1991: 19).
- Pancasila dijadikan sebagai dasar negara, yaitu sewaktu ditetapkannya Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 pada 8 Agustus
1945
3. SUMBER SOSIOLOGIS PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
- Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas
- Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum
alam, dan sifatsifat sosial (bersifat horizontal)
- Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan
- Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan
- Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan sosial.
4. SUMBER POLITIS PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
- Pasal 1 ayat (2) dan di dalam Pasal 36A jo
- Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
5. Argumen tentang Dinamika Pancasila
- Pada masa pemerintahan Soekarno:
 pada 1 Juni 1945 Pancasila disuarakan menjadi dasar negara
 diresmikan pada 18 Agustus 1945

- Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto


 Pancasila sebagai dasar negara akan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
 Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P-4).
6. ARGUMEN TENTANG TANTANGAN TERHADAP PANCASILA
- Liberalisme - sekularisme
- Kapitalisme - pragmatism
- Kapitalisme - hedonisme
7. Identifikasi Tantangan yang Melanda Bangsa Indonesia
- kegamangan dalam kehidupan bernegara dalam era reformasi; Akibatnya, sering
ditemukan perilaku anarkisme yang dilakukan oleh elemen masyarakat terhadap fasilitas
publik dan aset milik masyarakat lainnya
- Dalam bidang pemerintahan, banyak muncul di ranah publik aparatur pemerintahan,
baik sipil maupun militer yang kurang mencerminkan jiwa kenegarawanan.
8. Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
- Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau keutuhan
bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori.
- Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya membangun
demokrasi (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (negara hukum) sekaligus
- Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya membangun
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada prinsip toleransi beragama
yang berkeadaban.
9. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara
- sumber dari segala sumber tertib hukum Indonesia
- Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945
- Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara
- Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur
- Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan negara, para
pelaksana pemerintahan
10. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
- Pendekatan institusional; membentuk dan menyelenggarakan negara yang bersumber
pada nilai-nilai Pancasila
- Human Resourses; aparatur negara, beserta tanggung jawabnya terhadap rakyat
11. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI
- Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia, baik pada dirinya sendiri maupun terhadap
dunia luar;
- Tindakan-tindakan yang segera harus diselenggarakan berhubung dengan pernyataan
kemerdekaan itu (Kaelan, 1993: 62).

12. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945


- Unsur mutlak staatsfundamental
 Dari segi terjadinya; - Ditentukan oleh pembentuk negara
- pernyataan lahir sebagai kehendak pembentuk negara
 Dari segi isinya; -Asas kerohanian negara
-Asas politik negara
-Tujuan negara
-Membuat ketentuan diadakannya UUD negara
- Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat Sebagai Staats
Fundamental norm
 Dari segi terjadinya; -ditentukan oleh PPKI
-pernyataan kemerdekaan pada Alinea ke 3
 Asas Politik Negara (kedaulatan rakyat) alinea 2 dan 4
 Ketentuan diadakannya UUD pada Alinea ke 4
13. Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD 1945
14. Poin-Poin Singkat
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara:
- agar para pejabat public dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah,
- agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam berbagai
bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

Pertemuan 7
Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

1. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


 Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara
- Ideologi secara etimologis, artinya ilmu tentang ideide (the science of ideas), atau ajaran
tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013: 60-61)
- Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai kumpulan konsep
bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup.
2. Tokoh Pemikir Ideologi Indonesia
- Sastrapratedja (2001: 43): ”Ideologi adalah seperangkat gagasan/ pemikiran yang
berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur”.
- Soerjanto (1991: 47): “Ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya
menjaga jarak dengan dunia kehidupannya”.
- Mubyarto (1991: 239) : ”Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-
simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman
kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu”.
3. Corak Ideologi
- Seperangkat prinsip dasar sosial politik yang menjadi pegangan kehidupan sosial politik
yang diinkorporasikan dalam dokumen resmi negara.
- Suatu pandangan hidup yang merupakan cara menafsirkan realitas serta mengutamakan
nilai tertentu yang memengaruhi kehidupan sosial, politik, budaya.
- Suatu model atau paradigma tentang perubahan sosial yang tidak dinyatakan sebagai
ideologi, tetapi berfungsi sebagai ideologi, misalnya ideologi pembangunan.
- Berbagai aliran pemikiran yang menonjolkan nilai tertentu yang menjadi pedoman
gerakan suatu kelompok (Sastrapratedja, 2001: 45-46).
4. Fungsi Ideologi
- Struktur kognitif
- Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia
- Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah
dan bertindak.
- Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya
- Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
- Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta
memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
di dalamnya (Soerjanto, 1991: 48).

5. Jenis Ideologi di Dunia


- Marxisme-Leninisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif evolusi
sejarah yang didasarkan pada dua prinsip; pertama, penentu akhir dari perubahan sosial
adalah perubahan dari cara produksi; kedua, proses perubahan sosial bersifat dialektis.
- Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan
individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu.
- Sosialisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kepentingan
masyarakat, artinya negara wajib menyejahterakan seluruh masyarakat atau yang
dikenal dengan kosep welfare state.
- Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu untuk
menguasai sistem pereknomian dengan kemampuan modal yang ia miliki
(Sastrapratedja, 2001: 50 – 69).
6. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
- Tantangan utama Pancasila saat ini adalah globalisasi, dimana segala sesuatu menjadi
lebih terbuka dan terhubung.
- kebudayaan global terbentuk dari pertemuan beragam kepentingan yang mendekatkan
masyarakat dunia.
7. Karakteristik Kebudayaan Global
- Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal balik.
- Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai kelompok
dengan pluralisme etnis dan religius.
- Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan
bersaing sehingga tidak ada satu pun ideologi yang dominan.
- Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersifat
plural dan heterogen.
- Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilai-nilai yang
dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda (Sastrapratedja, 2001:
26--27).
8. Fase-fase perkembangan globalisasi sebagai bentuk tantangan terhadap
ideologi Pancasila
- Fase embrio; berlangsung di Eropa dari abad ke-15 sampai abad ke-18 dengan
munculnya komunitas nasional dan runtuhnya system transnasional Abad Tengah
- Fase pertumbuhan yang meliputi abad ke-18 dengan ciri pergeseran kepada gagasan
negara kesatuan, kristalisasi konsep hubungan internasional, standarisasi konsep
kewarganegaraan.
- Fase take off yang berlangsung dari 1870 sampai pertengahan 1920 yang ditandai
dengan diterimanya konsep baru tentang negara kebangsaan, identitas dan kepribadian
nasional, mulai masuknya negara-negara non- Eropa ke dalam masyarakat internasional.
- Fase perjuangan hegemoni yang dimulai 1920 sampai dengan pertengahan 1960 yang
ditandai dengan meningkatnya konflik internasional dan ideologis, seperti kapitalisme,
sosialisme, fasisme, dan nazisme, dan jatuhnya bom atom yang menggugah pikiran
tentang masa depan manusia yang diikuti terbentuknya Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB)
- Fase ketidakpastian; berlangsung dari 1960--1990 ditandai dengan munculnya gagasan
dunia ketiga, proliferasi nuklir, konsepsi individu menjadi lebih kompleks, hak-hak
kewarganegaraan semakin tegas dirumuskan, berkembangnya media global yang
semakin canggih
- Fase kebudayaan global; fase ini ditandai oleh perubahan radikal di Eropa Timur dan Uni
Soviet (runtuhnya dominasi komunisme di beberapa negara), berakhirnya perang dingin,
dan melemahnya konfrontasi ideologi (Sastrapratedja, 2001: 49 – 50).
9. Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Ideologi Negara
- Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau komunisme bertentangan
dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai gotong royong
dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai sistem
perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan.
10. Ancaman terhadap keberlangsungan hidup bangsa Indonesia dan
ideologi negara
- Terorisme
- Narkoba

Anda mungkin juga menyukai