NPM : 150510200102
Kelas : E
Studi Kasus 1
Armansyah telah menjadi salah satu ketua himpunan di Fakultas Pertanian kurang lebih
2 bulan. Armansyah memang terlihat menonjol dari semua teman-temannya baik dari skill
yang dimiliki, kecerdasan, dan kepribadian hal lainnya. Akan tetapi, semangat kerja
himpunannya rendah sejak dia memimpin. Beberapa dari anggota himpunan menunjukkan
sikap tidak puas, ogah-ogahan.
Pada saat diluar jam kuliah dan sedang makan di kantin, Armasyah bertanya pada salah
satu ketua divisinya (Irwan), apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah
himpunannya. Irwan menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal bahwa para
anggota himpunan merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat
sendiri olehnya. Armasyah menyatakan, "bahwa dalam suatu kondisi yang urgent dan
mendesak atau kondisi yang apatis, maka perlu pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat".
Pertanyaan:
Jawaban:
Michwan mengalami dilema: apakah ia akan mengabdikan diri di desa kecil tersebut
atau meninggalkan desa tercinta (terpencil) tersebut tanpa SDM yang kurang mumpuni
untuk membangun dan membantu warganya?
Pertanyaan:
Apabila Anda menjadi Michwan, keputusan mana yang Anda ambil? Beri alasan-alasan yang
kuat untuk mendukung keputusan tersebut.
Jawaban:
Jika saya menjadi Michwan, keputusan yang akan saya pilih adalah meninggalkan
desa dan mengambil beasiswa studi di Jepang. Setelah itu, bekerja di laboratorium
penelitian pertanian. Mungkin pilihan ini terkesan jahat karena harus meninggalkan desa
tempat Michwan berasal. Namun, tidak serta merta karena alasan materi atau keegoisan
diri, tetapi menurut saya hal ini merupakan pilihan yang baik karena suatu saat Michwan
dapat kembali dan membangun desa nya.
Alasan saya memilih pilihan tersebut adalah karena dengan melanjutkan studi
menggunakan beasiswa, apalagi di luar negeri akan menambah pengetahuan, kemampuan,
dan pengalaman. Hal ini juga memperbesar kemungkinan terciptanya teknologi seperti yang
diharapkan oleh Michwan. Semakin banyak ilmu dan kempuan yang dimiliki Michwan,
semakin baik pula teknologi yang mampu diciptakannya. Teknologi tersebut dapat
digunakan untuk meningkatkan pertanian di desa nya.
Jika saat lulus S1 Michwan langsung kembali ke desa, teknologi yang diterapkan
untuk memajukan pertanian desa tidak akan semaksimal jika Michwan menjadi lulusan
doktor. Selain itu, penciptaan teknologi membutuhkan dana yang besar. Dengan Michwan
bekerja di laboratorium penelitian pertanian Jepang, bertahun-tahun kemudian Michwan
akan memiliki dana yang cukup untuk membangun teknologi di desa nya.
Di era modern seperti sekarang, bukan tidak mungkin jika Michwan menerapkan
teknologi di desa nya dan mengontrolnya dari jarak jauh. Michwan bisa melakukan
pertemuan secara daring dengan warga desa tentang teknologi yang akan ia terapkan.
Michwan juga bisa mengirimkan produk teknologi yang ia buat dari Jepang ke desa nya.
Hingga saat kontrak Michwan habis atau tidak terjadi perpanjangan kontrak, ia bisa kembali
ke desa nya dan melanjutkan keinginannya untuk meningkatkan pertanian desa.