Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

SIKLUS KEPERAWATAN MATERNITAS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. S DENGAN DISMINORE

ZIQNI ILMA AL WASI

PROGRAM B PRODI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS

2021
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : ..................................
Oleh : ...............................................

A. Identitas Pasien Penanggung Jawab :


Nama : Nn. S Nama : Ny. L
Umur : 18 Tahun Umur : 49 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Komplek Bumi Bunda Persada Alamat : Kmp. Bumi Bunda Persada
Tanggal masuk RS :
Tanggal Pengkajian : 08 Februari 2021

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nn. S saat ini mengeluh perut sakit dibagian bawah sampai pinggang,

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 8 Februari 2021, pasien mengatakan saat ini
sedang menstruasi hari pertama, pasien mengatakan selalu nyeri ketika akan menstruasi dan
satu hari setelah menstruasi, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti mual, melilit,
dan terasa seperti ditusuk tusuk pada perut bagian bawah sampai pinggang, ketika menstruasi
pasien selalu membatasi aktivitas yang berlebihan dikarenakan nyeri, pengkajian nyeri
menggunakan numeric scale didapatkan skala nyeri pasien 6-7. Pasien mengatakan nyeri yang
dirsakan sampai membuat pasien tidak sanggup berjalan. Pasien mengatakan cemas akan
kondisinya
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan nyeri menstruasi mulai terasa pada saat pasien berada di bangku SMP.
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit akibat nyeri menstruasi. Namun pasien pernah
dirawat dengan penyakit DBD

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarga ibu pasien juga mengalami nyeri pada saat menstruasi.
Pasien mengatakan ayah pasien menderita hipertensi

5. Riwayat Obstetri sebelumnya


Pasien pernah melakukan pemeriksaan di rumah sakit.

6. Riwayat Menstruasi
Pasien mendapat menarche pada usia 15 tahun, siklus menstruasi 28 hari, menstruasi selama
6-7 hari dengan frekuensi ganti duk 5-6 x sehari untuk hari pertama. Selanjutnya hari ke dua
4-5 x sehari dan hari selanjutnya hanya 3-4 kali ganti duk. Darah menstruasi berwarna merah
kehitaman, pada hari 1-3 darah sering terlihat seperti gumpalan darah.

7. Riwayat KB
Pasien masih gadis, tidak pernah memakai alat kontrasepsi

C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
b. Tanda-tanda vital :
TD : 120/90 Nafas : 20x/i
Nadi : 95 x/i Suhu : 36,80C
c. Pengukuran Antropometri :
TB : 163 cm
BB : 54 kg
IMT : 20,32
d. Pemeriksaan Head to Toe :
1) Kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada luka, tidak teraba benjolan
2) Rambut : pasien memakai jilbab
3) Mata : bentuk simetris,sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
4) Hidung : bentuk hidung simetris
5) Telinga : Paien memakai jilbab
6) Mulut dan tenggorokkan: mukosa bibir lembab
7) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjeng tiroid dan tidak terdapat kaku kuduk
8) Wajah : ekspresi wajah sedang menahan nyeri atau menyeringit
9) Dada dan thorax :
a) Paru-paru :
o Inspeksi : simetris kiri dan kanan
o Palpasi : vocal fremitus kiri dan kanan sama
o Perkusi : tympani
o Auskultasi : suara nafas vesikuler
b) Jantung
o Inspeksi : ictus tidak terlihat
o Palpasi : ictus tidak teraba
o Perkusi : pekak
o Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan II lup-dup
10) Abdomen
o Inspeksi : bentuk simetris
o Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan
o Perkusi : timpani
o Auskultasi : Bising usus 14 permenit
11) Eksremitas atas/bawah
o Papasi : capillary refill < 2 detik, tidak terdapat edema,
e. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan nyeri menstruasi yang dirasakan pasien pertama kali pada saat
pasien berada di bangku SMP, selama ini jika nyeri menstruasi muncul pasien akan
Mengkonsumsi jahe dan madu serta ditambah dengan istirahat
2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum menstruasi pasien makan 3x dalam sehari dan minum 6-8 gelas air putih/hari,
tetapi pada saat nyeri menstruasi datang pasien mengatakan bahwa pola makan sangat
terganggu karena pasien merasa mual dan muntah.
3) Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAB sekali sehari, dengan konsistensi lunak, BAK 5-6 x/hari tidak
ada nyeri BAK, tidak ada hemoroid
4) Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan pada saat pasien merasakan nyeri haid pola tidur dan istirahat
pasien akan terganggu karna nyeri yang dirasakan
5) Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasein mengatakan nyeri pada skala 6-7 dengan memakai numeric scale, nyeri
dirasakan di daerah perut bawah, bertambah parah kalau pasien beraktifitas berlebih,
nyeri terjadi hilang timbul, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk. Nyeri berlangsung
selama 5-6 jam dan akan hilang setelah psien beristirahat
6) Persepsi dan konsep diri
Status mental pasien sadar, bicara normal, memakai bahasa Indonesia, tidak terdapat
gangguan penglihatan dan pendengaran. Hal yang difikirkan pasien saat ini adalah
cemas terhadap kondisi penyakitnya,
7) Pola hubungan dengan orang lain
Selama ini pasein mengatakan selalu berinteraksi dengan baik dengan teman, keluarga
dan tetangganya.
8) Pola reproduksi dan seksual
Pasien belum menikah, belum memakai alat kb, tidak pernah paps smear, tidak
menderita keputihan

9) Pola mekanisme koping


Pasien mengatakan semua kebutuhan sehari-hari masih tergantung orang tua, pasien
masih sekolah dan belum bekerja. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obat
penghilang stress.
10) Pola nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam, dan rutin melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, dan mengaji.

f. Data Penunjang
1) Radiologi (rontgen)
2) Pemeriksaan diagnostik (USG, Patologi antomi/PA)
3) Laboratorium : darah, sekret, sputum, cairan mani

D. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Agen pencedera Nyeri Akut
P : Pasien mengatan nyeri ketika sebelum dan fisiologis
selama menstruasi pada hari pertama. Nyeri
terasa 5-6 jam dan akan hilang jika pasien
beristirahat. Klien mengatakan nyeri akan
diperparah karena pasien kelelahan, kurang
tidur, kurang olah raga teratur 1 minggu
sebelu, haid
Q : Pasien mengatan nyeri seperti di tusuk tusuk
R :Pasien mengatan nyeri di daerah perut bawah
sampai ke pinggang
S : Pasien mengatkan skala nyeri 6-7 dengan
memakai numeric scale
T : Pasien mengatakan nyeri hilang timbul, nyeri
bertambah jika pasien beraktifitas berlebih
- Pasien mengatakan membatasi aktivitas fisik
ketika mentruasi
DO:
- Pasien tampak meringis
- Tampak gelisah
- TD : 120/90 mmHg
- N : 95x/i
- RR : 20 x/i
- Suhu : 36,80C
2. DS : Kelemahan Intoleransi
- Pasien mengatakan lemah saat melakukan aktifitas
aktivitas
DO :
- Pasien tampak pucat
- TD : 120/90 mmHg
- N : 95x/i
3. DS: Ancaman Ansietas
- Pasien mengatakan bahwa khawatir dengan terhadap konsep
nyeri mesntruasi yang dirasakan diri
- Pasien mengatakan sulit berkonsentrasi akibat
nyeri menstruasi
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sering bertanyadengan kondisi yang
dialaminya

E. Perencanaan Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1 Nyeri akut b/d agen pencedera Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I. 08238)
fisiologis (D.0077) 1. Keluhan nyeri menurun 1. Observasi
2. Meringis menurun  Lokasi, karakteristik,
DEFINISI 3. Sikap protegtif menurun durasi, frekuensi, kualitas,
Pengalaman sensorik atau 4. Gelisah menurun intensitas nyeri
emosional yang berkaitan dengan 5. Kesulitasn tidur menurun  Identifikasi skala
kerusakan jaringan aktual atau 6. Berfokus pada diri sendiri nyeri
fungsional, dengan onset menurun  Identifikasi respon
mendadak atau lambat dan 7. Ketegangan otot menurun nyeri non verbal
berintensitas ringan hingga berat 8. Muntan menurun  Identifikasi faktor
yang berlangsung kurang dari 3 9. Mual menurun yang memperberat dan
bulan. 10. Frekuensi nadi membaik memperingan nyeri
PENYEBAB 11. Pola nafas membaik  Identifikasi
1. Agen pencedera fisiologis 12. Tekanan darah membaik pengetahuan dan keyakinan
(mis. Inflamasi, iskemia, 13. Fokus membaik tentang nyeri
neoplasma) 14. Nafsu makan membaik  Identifikasi
2. Agen pencedra kimiawi 15. Pola tidur membaik pengaruh budaya terhadap
(mis. Terbakar, bahan kimia respon nyeri
iritan)  Identifikasi
3. Agen pencidra fisik (mis. pengaruh nyeri pada kualitas
Abses, trauma, amputasi, hidup
terbakar, terpotong,  Monitor
mengangkat berat,prosedur keberhasilan terapi
operasi,trauma, latihan fisik komplementer yang sudah
berlebihan diberikan
 Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
2. Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Control lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat
dan tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu
Pemberian Analgetik (I.08243)
1. Observasi
 Identifikasi
karakteristik nyeri (mis.
Pencetus, pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
 Identifikasi riwayat
alergi obat
 Identifikasi
kesesuaian jenis analgesik
(mis. Narkotika, non-
narkotika, atau NSAID)
dengan tingkat keparahan
nyeri
 Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
 Monitor efektifitas
analgesik
2. Terapeutik
 Diskusikan jenis
analgesik yang disukai untuk
mencapai analgesia optimal,
jika perlu
 Pertimbangkan
penggunaan infus kontinu,
atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
 Tetapkan target
efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon
pasien
 Dokumentasikan
respon terhadap efek
analgesic dan efek yang tidak
diinginkan

3. Edukasi
 Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat
4. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
2 Intoleransi Aktivitas (D.0056) Toleransi Aktivitas Meningkat Manajemen Energi (I. 05178)
Definisi : (L.05047) 1. Observasi
Ketidakcukupan energi untuk 1. frekuensi nadi meningkat  Identifkasi gangguan
melakukan aktivitas sehari-hari 2. kemudahan dalam fungsi tubuh yang
PENYEBAB melakukan aktivitas mengakibatkan kelelahan
 Ketidak seimbangan sehari-hari meningkat  Monitor kelelahan
antara suplai dan kebutuhan 3. kecepatan berjalan fisik dan emosional
oksigen meningkat  Monitor pola dan
 Tirah baring 4. kekuatan tubuh bagian jam tidur
 Kelemahan atas meningkat  Monitor lokasi dan
 Imobilitas 5. kekuatan tubuh bagaian ketidaknyamanan selama
 Gaya hidup monoton bawah meningkat melakukan aktivitas
6. keluhan lelah menurun 2. Terapeutik
7. perasaan lemah menurun  Sediakan lingkungan
8. tekanan darah membail nyaman dan rendah stimulus
9. frekuensi nafas membaik (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
 Lakukan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas
distraksi yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di
sisi tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
3. Edukasi
 Anjurkan tirah
baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
 Anjurkan
menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
 Ajarkan strategi
koping untuk mengurangi
kelelahan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Terapi Aktivitas (I.05186)
1. Observasi
 Identifikasi deficit
tingkat aktivitas
 Identifikasi
kemampuan berpartisipasi
dalam aktivotas tertentu
 Identifikasi sumber
daya untuk aktivitas yang
diinginkan
 Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
 Identifikasi makna
aktivitas rutin (mis. Bekerja)
dan waktu luang
 Monitor respon
emosional, fisik, social, dan
spiritual terhadap aktivitas

2. Terapeutik
 Fasilitasi focus pada
kemampuan, bukan deficit
yang dialami
 Sepakati komitmen
untuk meningkatkan
frekuensi danrentang
aktivitas
 Fasilitasi memilih
aktivitas dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan social
 Koordinasikan
pemilihan aktivitas sesuai
usia
 Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi
transportasi untuk
menghadiri aktivitas, jika
sesuai
 Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasikan
aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi aktivitas
fisik rutin (mis. Ambulansi,
mobilisasi, dan perawatan
diri), sesuai kebutuhan
 Fasilitasi aktivitas
pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energy,
atau gerak
 Fasilitasi akvitas
motorik kasar untuk pasien
hiperaktif
 Tingkatkan aktivitas
fisik untuk memelihara berat
badan, jika sesuai
 Fasilitasi aktivitas
motorik untuk merelaksasi
otot
 Fasilitasi aktivitas
dengan komponen memori
implicit dan emosional (mis.
Kegitan keagamaan khusu)
untuk pasien dimensia, jika
sesaui
 Libatkan dalam
permaianan kelompok yang
tidak kompetitif, terstruktur,
dan aktif
 Tingkatkan
keterlibatan dalam
aktivotasrekreasi dan
diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan
( mis. Vocal group, bola voli,
tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana,
permaianan sederhana, tugas
rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-teki
dan kart)
 Libatkan kelarga
dalam aktivitas, jika perlu
 Fasilitasi
mengembankan motivasi dan
penguatan diri
 Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
 Jadwalkan aktivitas
dalam rutinitas sehari-hari
 Berikan penguatan
positfi atas partisipasi dalam
aktivitas
3. Edukasi
 Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-hari, jika
perlu
 Ajarkan cara
melakukan aktivitas yang
dipilih
 Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif, dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
 Anjurka terlibat
dalam aktivitas kelompok
atau terapi, jika sesuai
 Anjurkan keluarga
untuk member penguatan
positif atas partisipasi dalam
aktivitas
4. Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
terapi okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program aktivitas,
jika sesuai
 Rujuk pada pusat
atau program aktivitas
komunitas, jika perlu
3. Ansietas b/d ancaman terhadap Tingkat ansietas (L.09093) Resuksi Ansietas (I.09314)
konsep diri 1. Variabel khawatir akibat 1. Observasi
Definisi : kondisi yang di hadapi  Identifikasi saat tingkat
Kondisi emosi dan pengalaman menurun ansietas berubah
subjektif individu terhadap objek 2. Perilaku gelisah menurun  Identifikasi kemampuan
yang tidak jelas dan spesifik 3. Perilaku tegang menurun mengambil keputusan
akibat antisipasi bahaya yang 4. Anoreksia menurun  Monitor tanda-tanda ansietas
memungkinkan individu 5. Frekuensi pernapasan 2. Terapeautik
melakukan tindakan untuk menurun  Ciptakan suasana
menghadapi ancaman 6. Tekanan darah menurun terapeautik untuk
Penyebab : 7. Pucat menurun menumbuhkan kepercayaan
1. Krisis situasional 8. Tremor menurun  Temani pasien untuk
2. Kebutuhan tidak terpenuhi 9. Konsentrasi membaik mengurangi kecemasan
3. Krisis maturasional 10. Pola tidur membaik  Pahami situasi yang
4. Ancaman terhadap konsep 11. Kontak mata membaik membuat ansietas
diri  Dengarkan dengan penuh
5. Ancaman terhadap kematian perhatian
6. Kekhawatiran mengalami  Gunakan pendekatan yang
kegagalan tenang dan meyakinkan
7. Disfungsi sistem keluarga  Motivasi mengidentivikasi
8. Hubungan orang tua-anak situasi yang memicu
tidak memuaskan kecemasan
9. Faktor keturunan 3. Edukasi
10. Penyalahgunaan zat  Jelaskan prosedur, termasuk
11. Terpapar bahaya lingkungan sensasi yang mungkin
12. Kurang terpapar informasi dialami
 Anjurkan keluarga tetap
bersama pasien
 Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan presepsi
 Latih kegiatan untuk
pengalihan ketegangan
 Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
 Kolaborai pemberian obat
ansietas
Terapi Relaksasi (I.09326)
1. Observasi
 Identifikasi penurunan
tingkat nergi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala
lain yang mengganggu
kemampuan kognitif
 Identifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif
digunakan
 Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya
 Monitor respon terhadap
terapi relaksasi

2. Terapeautik
 Ciptakan lingkungan yang
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruangan yang nyaman
 Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
 Gunakan pakaian yang
longgar
 Gunakan nada suara yang
lembut dengan irama yang
lambat
 Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang digunkan
 Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
 Anjurkan mengambil posisi
yang nyaman
 Anjurkan pasien rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
 Anjurkan pasien sering
ngulangi atau melatih teknin
yang dipilih
 Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
F. Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1 11 Februari Nyeri akut b/d MANAJEMEN NYERI S:
2021 agen Observasi - Klien mengatakan lebih tenang
pencedera  Mengidentifikas dan nyaman
fisiologis i Lokasi, karakteristik, - Klien mengatakan nyerinya
durasi, frekuensi, kualitas, berkurang
intensitas nyeri - Klien mengatakan mendapatkan
 Mengidentifikas ilmu baru untuk mengurangi
i skala nyeri rasa nyeri haid.
 Mengidentifikas - Klien mengatakan mengerti cara
i respon nyeri non verbal dan kapan saja saat yang tepat
 Mengidentifikas untuk dilakukan terapi air putih,
i faktor yang memperberat latihan abdominal stretching
dan memperingan nyeri
dan music klasik
Terapeutik
- O:
 Memberikan teknik
- Klien tampak nyaman
nonfarmakologis untuk
- Klien tampak paham cara
mengurangi rasa nyeri
melakukan terapi
dengan latihan abdominal
nonfarmakologis latihan
stretching dan musik abdominal stretching dan
klasik music klasik
 Berdasarkan penelitian
- Klien tampak senang saat
Mey fidiarti dkk (2018)
dilakukan latihan abdominal
didapatkan bahwa ada
stretching dan music klasik
perbedaan yang signifikan
antara intensitas nyeri - Klien tampak antusias
kelompok intervensi dan - TD : 110/80 mmHg
kelompok control, A: Masalah teratasi
didapatkan hasil P: Intervensi di hentikan
 menunjukkan penurunan
bermakna skala disminore
(P=0,001) pada remaja
yang diberi latihan
abdominal stretching dan
music klasik
 Penelitian Hasnah (2016)
juga yang menyatakan
terdapat perbedaan
bermakna antara intensitas
nyeri sebelum dan
setelah terapi abdominal
stretching exercise
dengan semangka pada
kelompok intervensi
dengan hasil uji statistik
menggunakan Wilcoxon
test dengan nilai p=0,004
2. Edukasi
 Mengajarkan terapi minum
air putih hangat untuk
penurunan nyeri
disminorhea

Anda mungkin juga menyukai