Anda di halaman 1dari 35

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN

JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN


UNAND

LAPORAN PENDHULUAN JIWA DAN KOMUNITAS


KETIDAKBERDAYAAN

Disusun Oleh :
Azzimaturrahma
2041312053
Kelompok H

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021

LAPORAN PENDAHULUAN
KETIDAKBERDAYAAN
A. Ketidakberdayaan

1. Definisi Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan diklasifikasikan sebagai perasaan subjektif maupun objektif


Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND
dan ditandai dengan perasaan tidak memiliki kontrol bahwa hal yang dilakukan tidak

akan berdampak signifikan terhadap hasil suatu proses yang telah terjadi (Dryer,

2007). Menurut Wilkinson (2005), ketidakberdayaan didefinisikan sebagai persepsi

bahwa suatu hal yang dilakukan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil yang telah

terjadi secara signifikan dan perasaan tidak mampu mengontrol situasi yang telah

terjadi atau sesuatu yang sedang terjadi.

Hal tersebut serupa dengan definisi ketidakberdayaan menurut Ackley dan


Ladwig (2011), yang menyatakan bahwa ketidakberdayaan merupakan persepsi

bahwa suatu hal yang dilakukan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil yang telah

terjadi secara signifikan dan perasaan tidak mampu mengontrol situasi yang telah

terjadi atau sesuatu yang sedang terjadi.

2. Penyebab Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan bukan merupakan suatu kondisi yang terjadi begitu saja.

Biasanya seseorang yang mengalami ketidakberdayaan akan diikuti atau didahului

oleh perasaan ansietas, ketidakefektifan koping, atau ketidakpatuhan terhadap

pengobatan (Dryer, 2007). Ketidakberdayaan juga dapat terjadi karena seseorang

menderita penyakit kronis. Perjuangan yang dilakukan setiap hari dalam menghadapi

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
penyakit kronis juga dapat membuat mereka merasa lelah dan frustasi yang pada

akhirnya berdampak pada terjadinya perasaan ketidakberdayaan (Solowiejczyk,2010).

Ketidakberdayaan juga dapat terjadi ketika seseorang tidak memiliki pengetahuan

yang cukup baik mengenai penyakitnya dan bagaimana penyakitnya tersebut dapat

mempengaruhi diri sendiri, keluarga, dan masa depannya.

3. Tanda dan gejala ketidakberdayaan

Tim Spesialis Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas


Indonesia (2008), membagi tanda dan gejala ketidakberdayaan menjadi dua, yaitu

subjektif dan objektif

a. Tanda dan gejala subjektif

Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan

mengendalikan atau mempengaruhi situasi, mengungkapkan tidak dapat

menghasilka sesuatu, mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap


n

ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya,

mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran, mengatakan tidak

mampu merawat diri.

b. Tanda dan gejala objektif

Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan, tidak

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan, enggan

mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, ketergantungan terhadap orang lain

yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah, rasa bersalah, gagal

mempertahankan ide atau pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika

mendapat perlawanan, apatis dan pasif, ekspresi muka murung, bicara dan
gerakan lambat, tidur berlebihan, nafsu makan tidak ada atau berlebihan,

menghindari orang lain.

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND
Carpenito (2009) membagi batasan karakteristik ketidakberdayaan menjadi dua,

yaitu data yang harus ada (mayor) dan data yang mungkin ada (minor).

a. Mayor (harus ada)

Memperlihatkan atau menutupi ekspresi ketidakpuasan (marah, apatis) atas

ketidakmampuan mengontrol situasi (misalnya pekerjaan, penyakit, prognosis,

perawatan, tingkat penyembuhan) yang dapat mengganggu tujuan, pandangan dan

gaya hidup.

b. Minor (mungkin ada)

Kurangnya perilaku mencari informasi, apatis, ansietas, marah, perilaku

kekerasan, depresi, kebergantungan yang tidak memuaskan pada orang lain,

perilaku buruk, kegelisahan, perilaku menarik diri, dan pasif.

4. Faktor presipitasi ketidakberdayaan

Menurut Hidayat (2014), faktor presipitasi dapat menstimulasi klien jatuh pada

kondisi ketidakberdayaan dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Kondisi

internal dimana pasien kurang dapat menerima perubahan fisik dan psikologis yang

terjadi. Kondisi eksternal biasanya keluarga dan masyarakat kurang mendukung atau

mengakui keberadaannya yang sekarang terkait dengan perubahan fisik dan perannya,

sedangkan durasi stressor terjadi kurang lebih 6 bulan terakhir, dan waktu terjadinya

dapat bersamaan, silih berganti atau hampir bersamaan, dengan jumlah stressor lebih

dari satu dan mempunyai kualitas yang berat. Hal tersebut dapat menstimulasi

ketidakberdayaan bahkan memperbesar kondisi ketidakberdayaan yang dialami oleh

klien. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan faktor presipitasi timbulnya

ketidakberdayaan adalah sebagai berikut:

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
a. Biologis

1) Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, program

pengobatan yang terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang, sulit

dan kompleks).

2) Kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir

3) Dalam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang menimbulkan kejang

atau trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, dan limbic.

4) Adanya perubahan gaya berjalan, koordinasi dan keseimbangan.

b. Psikologis

1) Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis

2) Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan aktivitas sosial yang

berdampak pada keputusasaan.

3) Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan melakukan aktivitas

kehidupan sehari-hari akibat tremor, nyeri, kehilangan pekerjaan.

4) Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran karena ketidakmampuan melakukan

tanggung jawab.

5) Kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan dengan orang lain.

c. Sosial budaya

1) Kehilangan pekerjaan dari penghasilan akibat kondisi kesehatan atau

kehidupannya yang sekarang.

2) Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga (berada dalam

lingkungan perawatan kesehatan)

3) Hambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab yang

lain

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
5.UNAND
Faktor presipitasi ketidakberdayaan

Beberapa faktor presipitasi yang dapat mendukung terjadinya masalah

ketidakberdayaan menurut Stuart (2009) pada seseorang antara lain:

a. Biologis

1) Adanya perubahan status kesehatan yang mendadak atau kondisi fisik yang

menyebabkan ancaman terhadap integritas diri (misalnya: ketidakmampuan

fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar).

2) Mengalami hospitalisasi.

3) Cidera fisik yang mengharuskan immobilisasi dan menyebabkan intoleransi

aktivitas sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari (misalnya : tidak bisa

berjalan pergi ke kampus untuk bimbingan skripsi, tidak bisa mengetik dengan

maksimal karena tangan kanannya patah).

b. Psikologis

1) Pengalaman traumatis (khususnya dalam enam bulan terakhir) : cidera fisik

yang menyebabkan intoleransi aktivitas.

2) Gangguan konsep diri karena menganggap dirinya terancam oleh kegagalan

dalam mencapai tujuan sehingga menimbulkan perasaan frustasi.

3) Adanya ancaman terhadap konsep diri (harga diri dan perubahan peran).

4) Mengalami stres psikologis akibat tidak mampu mengontrol stimulus yang ada.

5) Kemampuan melakukan komunikasi verbal, berinteraksi dengan orang lain.

6) Kemampuan mengungkapkan masalah pada orang lain.

7) Tipe kepribadian yang dimiliki.

8) Adanya pengalaman tidak menyenangkan yang menyebabkan trauma

9) Motivasi: kurangnya dukungan dari orang lain.

10) Self kontrol rendah, ketidakmampuan melakukan kontrol diri ketika

mengalami kegagalan (terlalu sedih).

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
11) Kepribadian: menghindar, tergantung dan tertutup/menutup diri dan mudah

menyerah/pesimis.

12) Persepsi individu yang buruk tentang dirinya sendiri dan orang lain.

13) Riwayat kesulitan mengambil keputusan, tidak mampu berkonsentrasi.

c. Sosial budaya

1) Usia: Pada usia tersebut individu memiliki tingkat produktifitas yang tinggi,

namu ketika tekanan dan fungsinya tidak terjalani maka akan memberikan

dampak yang besar pada keputusan yang diambilnya.

2) Pembatasan aktifitas oleh tim medis/keluarga akibat penyakit/trauma yang


diderita.
3) Kondisi pasien yang belum mampu menyelesaikan skripsinya.

4) Peran sosial: kurang mampu menjalankan perannya untuk berpartisipasi

lingkungan tempat tinggal dan kesulitan membina hubungan interpersonal

dengan orang lain,(mengungkapkan respon ketidakberdayaan dengan kesulitan

dalam hubungan interpersonal yang berakar dari keterbatasan fisiknya).

5) Agama dan keyakinan: kurangnya rasa percaya atas hal positif dari hikmah

kejadian yang diberikan Tuhan.

6. Respon Ketidakberdayaan

Miller dalam Esrom (2011), mengemukakan ketidakberdayaan didasarkan atas

respon verbal, emosional, partisipasi dalam aktivitas sehari-hari serta tanggung jawab

dalam keterlibatan perawatan sebagai berikut:

a. Respon verbal meliputi: ekspresi secara verbal atas kurangnya control atas apa

yang terjadi, ekspresi secara verbal keraguan atas langkah- langkah perawatan diri

dapat mempengaruhi hasil, ekspresi secara verbal sikap pasrah, ekspresi fatal.

b. Respon emosional meliputi: manarik diri, pesimis, ketidakmampuan membedakan

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
marah, kurangnya interaksi yang di prakarsai pasien, ketidakpatuhan pasien.

c. Partisipasi dalam aktifitas sehari-hari meliputi : tidak berpartisipasi kebersihan diri

sehari-hari, tidak tertarik dengan pengobatan, menolak mengambil makanan atau

minuman, ketidakmampuan menetapkan tujuan, kurang mengambil keputusan

saat diberi kesempatan, ketergantungan pada orang lain dalam kegiatan sehari-

hari.

d. Tanggung jawab melibatkan diri dalam perawatan meliputi: kurangnya bertanya

tentang penyakit kronis, rendahnya tingkat pengetahuan tentang penyakit kronis

setelah diberikan informasi, kurangnya pengetahuan berhubungan dengan

pengobatan, kurangnya motivasi diri untuk belajar.

7. Sumber koping

Menurut Tim Spesialis Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia (2008), sumber koping ketidakberdayaan adalah:

a. Personal ability

1) Problem solving : mampu mencar informasi, mampu mengidentifikasi

masalah, mampu mempertimbangkan alternatif, mampu melaksanakan

rencana tindakan

2) Kesehatan dan energi : kondisi fisik normal semangat dan antusias

3) Social skill : mampu berkomunikasi secara efektif, mampu berhubungan


dengan orang lain baik dalam keluarga, lingkungan tempat kerja maupun

masyarakat

4) Pengetahuan dan intelegensi individu : mempunyai pengetahuan dan

intelegensi yang cukup untuk menghadapi stressor

5) Identitas ego : mempunyai pedoman hidup yang realistis, mengerti arah dan

tujuan hidup yang diinginkan secara matang

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
b. Sosial support :

1) Hubungan antar individu, keluarga, kelompok masyarakat : mendapat

dukungan dari keluarga dan masyarakat, diterima menjadi bagian dari

keluarga dan masyarakat

2) Komitmen dengan jaringan sosial : ikut dalam kegiatan atau perkumpulan di

masyarakat

3) Budaya yang stabil : tidak ada pertentangan nilai budaya

c. Material asset :

1) Penghasilan individu : mempunyai penghasilan yang layak dan stabil

2) Benda-benda atau barang yang dimiliki: mempuyai tabungan untuk

mengantisipasi kebutuhan hidup

3) Pelayanan kesehatan : mampu mengakses pelayanan kesehatan yang ada

d. Positive belief :

1) Keyakinan dan nilai : keyakinan dan nilai hidup yang positif beranggapan

bahwa stress merupakan bagian dari hidup yang harus dihadapi untuk

mencapai kematangan diri

2) Motivasi : motivasi tinggi dan bersemangat menjalani hidup

3) Orientasi kesehatan pada pencegahan : mempunyai keyakinan bahwa lebih

baik mencegah daripada mengobati

8. Mekanisme Koping

a. Konstruktif

1) Menilai pencapaian hidup yang realistis

2) Mempunyai penilaian yang yang nyaman dengan perubahan fisik dan peran

yang dialami akibat penyakitnya

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
3) Dapat menjalankan tugas perkembangannya sesuai dengan keterbatasan yang

terjadi akibat perubahan status kesehatannya

4) Kreatif: pasien secara kreaktif mencari informasi terkait perubahan status

kesehatannya sehingga dapat beradaptasi secara normal

5) Di tengah keterbatasan akibat perubahan status kesehatan dan peran dalam

kehidupan sehari-hari, pasien amsih tetap produktif menghasilkan sesuatu

6) Mampu mengembangkan minat dan hobi baru sesuai dengan perubahan status

kesehatan dan peran yang telah dialami

7) Peduli terhadap orang lain disekitarnya walaupun mengalami perubahan

kondisi kesehatan

b. Destruktif

1) Tidak kreatif/kurang memiliki keinginan dan minat melakukan aktivitas

harian (pasif)

2) Perasaan menolak kondisi perubahan fisik dan status kesehatan yang dialami

dan marah-marah dengan situasi tersebut

3) Tidak mampu mengekspresikan perasaan terkait dengan perubahan kondisi

kesehatannya dan menjadi merasa tertekan atau depresi

4) Kurang atau tidak mempunyai hubungan akrab dengan orang lain, kurang

minat dalam interaksi sosial sehingga mengalami menarik diri dan isolasi

sosial

5) Tidak mampu mencari informasi kesehatan dan kurang mampu berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan yang dapat berakhir pada penyerangan

terhadap orang lain

6) Ketergantungan terhadap orang lain (regresi)

7) Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya (represi/supresi).

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
9. UNAND
Dampak Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan yang terjadi dapat berdampak pada masalah fisik seperti

kelemahan, berkurangnya energi, dan ketahanan tubuh yang rendah. Selain itu,

ketidakberdayaan juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan individu seperti

kesehatan, sosialisasi, mobilisasi, dan fungsi kognitif (Dryer, 2007).

Ketidakberdayaan terjadi pada area klinis yang menyebabkan seseorang menjadi

kehilangan kontrol terhadap dirinya, perilaku, maupun lingkungan.

Menurut Carpenito (2009), seseorang yang mengalami ketidakberdayaan dan

tidak segera ditangani dapat menimbulkan keputusasaan. Dalam hal ini, individu

yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk mengatasi masalahnya atau jalan

untuk mencapai keinginannya, bahkan saat ia merasa memegang kendali atas

hidupnya. Seseorang yang tidak berdaya mungkin melihat alternatif jawaban untuk

masalahnya tetapi tidak mampu berbuat apapun karena persepsi tentang kontrol dan

sumber yang ada.

10. Intervensi keperawatan ketidakberdayaan

a. Intervensi Generalis Pada Pasien

Menurut Tim Spesialis Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia (2012), standar asuhan keperawatan pada ketidakberdayaan

adalah:

1) Tujuan Umum

a) Pasien mampu membina hubungan saling percaya

b) Pasien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya.

c) Pasien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif

d) Pasien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang

berkenaan dengan perawatannya sendiri.

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
e) Pasien mampu termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis.

2) Tindakan Keperawatan

SP1 Pasien: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir positif

a) Bina hubungan saling percaya

(1) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien

sesuai nama panggilan yang disukai

(2) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ketidakberdayaan

agar proses penyembuhan lebih cepat

b) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan

pengendalian ketidakberdayaan

c) Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan:

(1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.

(2) Bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan

(3) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan

(4) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-

area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya

untuk mengontrol

(5) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat

berpengaruh terhadap ketidak berdayaannya

(6) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya

untuk menyimpulkan

(7) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan

melalui interupsi atau subtitusi

(8) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif

(9) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat

pasien

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
(10)Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan

dan pendapatnya yang tidak rasional

d) Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)

SP 2 Pasien: Evaluasi ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan harapan

positif dan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan

a) Pertahankan rasa percaya pasien

(1) Mengucapkan salam dan memberi motivasi

(2) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan mengembangkan

pikiran postif

b) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan

c) Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui peningkatan

kemampuan mengendalikan situasi yang masih bisa dilakukan pasien

(Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat

dikontrolnya. Dukung kekuatan – kekuatan diri yang dapat di identifikasi

oleh klien) misalnya klien masih mampu menjalankan peran sebagai ibu

meskipun sedang sakit.

b. Intervensi Generalis pada Keluarga

1) Tujuan

a) Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota

keluarganya

b) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami

ketidakberdayaan

c) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami

ketidakberdayaan

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
2) Tindakan keperawatan pada keluarga

a) Mendiskusikan kondisi pasien: ketidakberdayaan, penyebab, proses

terjadi, tanda dan gejala, akibat

b) Melatih keluarga merawat ketidakberdayaan pasien

c) Melatih keluarga melakukan follow up

SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:

a) Bina hubungan saling percaya

(1) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri

(2) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ketidakberdayaan pasien

dan cara merawat agar proses penyembuhan lebih cepat

b) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan caramerawat

ketidakberdayaan pasien.

c) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:

(1) Menjelaskan ketidakberdayaan, penyebab, proses terjadi, tanda dan

gejala, serta akibatnya

(2) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien: membantu

mengembangkan motivasi bahwa pasien dapat mengendalikan situasi

dan memotivasi cara afirmasi positif yang telah dilatih perawat pada

pasien

d) Sertakan keluarga saat melatih afirmasi positif

SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan

mengontrol perasaan ketidakberdayaan dan follow up

a) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam,

menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi pasien

Azzimaturrahma
2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND

b) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up

c) Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan mengontrol perasaan tidak

berdaya

d) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah, follow up dan kondisi

pasien yang perlu dirujuk (klien tidak mau terlibat dalam perawatan diri) dan cara

merujuk pasien.

Azzimaturrahma
2041312053
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DAN KOMUNITAS

PASIEN RESIKO NY. Y( RIWAYAT DM TIPE II) dengan KETIDAK BERDAYAAN


DI GURUN PANJANG

Disusun Oleh :
Azzimaturrahma
2041312053
Kelompok H

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
PENGKAJIAN KESEHATAN JIWA DI KOMUNITAS

A. DATA BIOGRAFI
Pasien
Nama
: Ny.Y
Umur
: 65 Tahun
Jenis Kelamin
:Perempuan

Suku/Latar Belakang Budaya : Minang


Pemdidikan
: S1
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Bekerja
Alamat
: Gurun Panjang Bayang
Keluarga
1. Nama KK
: Tn.M
2. Alamat
: Gurun Panjang Bayang
3. Pekerjaan
: Bekerja
4. Pendidikan
: S1
5. Anggota keluarga

No. Nama Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan

1. Ny.Y 54 Tahun Istri Tamat SD Berdagang

2. Tn.M 34 tahun Anak Tamat SMA Wiraswasta

3 Tn. H 30 Tahun Anak Tamat S1 wiraswasta

4. Ny. A 23 Tahun Anak Tamat S1 Pelajar


Genogram

Keterangan :
: laki- laki : klien

: perempuan : serumah

: meninggal

6. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pasien ini adalah Nuclear Family (keluarga inti) dimana keluarga terdiri dari
orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari
sanak keluarga lainnya (Friedman, 2010). Terdiri dari ayah, ibu dan anak.

7. Adat/budaya terkait kesehatan:


Menurut Ny.Y jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan dibawa ke Puskesmas.
Apabila ada anggota keluarga yang memiliki penyakit yang cukup berat maka akan dibawa ke RS.
Keluarga tidak mempercayai pengobatan dari dukun, keluarga lebih mempercayai pengobatan
medis dan obat tradisional dari herbal.
8. Spiritual
Ny.Y mengatakan bahwa semua anggota keluarganya beragama Islam. Namun,
dalam keseharian jarang pergi ke Mushalla untuk beribadah dan biasanya melakukan ibadah
dirumah dikarenakan sering merasa lelah. Ny.Y mengatakan bahwa dirinya dan anggota
keluarganya berkeyakinan bahwa segala sesuatunya sudah diatur oleh Allah SWT, termasuk
apapun sakit yang dialaminya sekarang.
9. Aktivitas Rekreasi keluarga:
Ny.Y mengatakan tidak ada jadwal khusus untuk berekreasi, setidaknya disaat lebaran
datang semua anggota keluarga berkumpul dirumahnya dan jalan-jalan bersama anak, menantu
dan cucu. Sedangkan untuk rekreasi dirumah terdapat TV yang ditonton disaat malam hari.
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


10.Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny.Y adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak
dewasa atau pelepasan, dengan tugas perkembangan sebagai berikut:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f. Berperan suami-istri, kakek dan nenek
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
8. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
11. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah:
a. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
Pada saat ini, anak kedua Ny.Y yakni Tn.H berusia 30 tahun sampai saat ini masih belum ada
keinginan untuk berkeluarga dan masih tinggal dengan Ny.Y dan Suami serta adeknya.
12.Riwayat kesehatan inti
Saat dilakukan wawancara hari Senin tanggal 8 maret 2021 pada Ny. Y didapatkan data
yaitu pada tahun 2016 klien mengeluh pada malam hari sering bolak- balik ke toilet ±8-10
kali BAK, sering merasa haus dan lapar. Pada awalnya Ny.Y tidak menyadari kalau gejala
yang dirasakannya merupakan tanda dan gejala Diabetes Mellitus karena dari anggota
keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit tersebut kemudian memeriksakan
kesehatannya ke Puskesmas dekat rumah didapatkan gula darah 300 mg/dl. Pada
pertengahan tahun 2018 klien dirawat di RS BKM dengan keluhan awal masuk RS pusing,
penglihatan kabur dan terdapat bengkak memerah pada kaki sebelah kanan. Klien
mengatakan bahwa tidak memiliki pola hidup yang sehat dari dulu, , minum teh dan kopi
sehari 3-4 kali, sering makan pada malam hari, serta jarang berolahraga.

Pada saat ini Ny. Y mengatakan masih mudah lelah, BAK pada malam hari ±3 kali,
pandangan kabur, nafsu makan berkurang, sering merasa pusing, menggigil tiba- tiba,
kedua kaki sering kesemutan. Ny.Y mengatakan terkadang muncul perasaan tidak puas dan
frustasi dengan keadaannya saat ini. Klien juga mengatakan bahwa saat ini emosinya tidak
stabil dan terkadang menyalahkan keadaan kesehatannya saat ini. Klien tampak murung,
tampak ada raut wajah bersalah, dan ekspresi muka datar. TD 110/80 mmhg, nadi 89 x/i,

Azzimaturrahma
13. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya 2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND
RR 20 x/i, GDS 185 mg/dl.

Azzimaturrahma
13. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya 2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki riwayat DM.

DATA LINGKUNGAN

Gudang WC

R.III DAPUR

R.II

R.I

TERAS
Keterangan:
R.I : Kamar I
R.II : Kamar II
R.III : Kamar III

14. Karakteristik rumah

 Rumah keluarga Ny.Y adalah milik sendiri. Tipe rumah semi permanen, terdiri
dari 3 kamar, satu ruang tamu bergabung dengan ruang keluarga, satu dapur dan
satu kamar mandi dan ada teras didepan rumah dan didepan dapur. Pencahayaan
dan ventilasi rumah kurang. Cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah namun
tampak ventilasi tidak dibuka. Diluar rumah terdapat halaman namun tidak ada
ditanami bunga. Di samping kanan rumah terdapat rumah tetangga lain yang juga
merupakan saudara Ny.Y. Lantai rumah semen beralaskan tikar plastik serta
penataan perabotan terlihat tidak rapi.
 Sumber air minum berasal dari air sumur, kondisi air bersih, tidak berbau, klien
minum dengan air sumur yang direbus hingga mendidih. Selain itu, air sumur juga
digunakan untuk masak, mandi, mencuci dan kakus.

 Limbah rumah Ny.Y dialirkan ke selokan di belakang rumah. Sampah


dikumpulkan dan dibuang belakang rumah.
 Dikamar mandi
tersedia perlengkapan mandi untuk masing-masing anggota
keluarga seperti
sikat gigi dan yang lainnya sudah disediakan. Keluarga
menggunakan sabun mandi dan sampo secara bersamaan.
Azzimaturrahma
11. Karakteristik tetangga dan komunitas 2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND
Tipe komunitas tempat tinggal Ny.Y adalah homogen. Penduduk di lingkungan
rumah merupakan
penduduk asli dan hampir semuanya bersuku melayu , dan
beberapa tetangga
merupakan saudara satu keturunan. Karakteristik komunitas
tempat tinggal Ny.Y adalah kelas menengah. Lingkungan merupakan lingkungan
yang cukup padat penduduk, jarak satu rumah ke rumah yang lain ada yang sangat
berdempetan ada juga yang berjarak 1-2 meter
12. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny.Y merupakan penduduk asli, sudah lama hidup dan menetap
ditempat tinggalnya.
Ny.Y tinggal bersama suami dan anaknya sudah hampir 32
tahun Keluarga sudah beradaptasi dengan baik dengan lingkungan setempat yang
rata-rata adalah sanak family Ny.Y
13. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny.Y sering berkumpul dengan suami pada sore hari dikarenakan
Tn. M bekerja dari pagi hingga siang. Ny.Y mengatakan mempunyai hubungan baik
dengan siapapun yang ada di komunitasnya dan akan membantu saat tetangga atau
keluarga lain membutuhkan bantuan.
Struktur Keluarga
14. Struktur Peran
Tn.M berperan sebagai suami bagi Ny.Y , sebagai ayah dari anaknya . Pada saat
ini Tn.M bisa berperan sebagai pencari nafkah bagi anggota keluarganya. Ny.Y
berperan sebagai istri bagi Tn.M dan sebagai ibu dari ketiga anaknya.
15. Pola komunikasi keluarga
Berdasarkan pengkajian, anggota keluarga dalam keluarga Tn.S tidak ada
seorang pun yang mengalami kerusakan verbal seperti bisu maupun tuli, sehingga
komunikasi dilakukan secara normal. Interaksi antar anggota keluarga menggunakan
proses komunikasi fungsional. Dimana anggota keluarga menyatakan maksud
pembicaraannya dengan tegas dan jelas.

16. Struktur kekuatan keluarga


Tn.S merupakan pemimpin dalam rumah tangga dan pengambilan keputusan di
dalam keluarga diperoleh melalui diskusi dan musyawarah dengan istrinya dan
melibatkan ketiga anaknya apabila ada hal yang bisa didiskusikan bersama.

Fungsi Keluarga 17. Fungsi afektif

Klien mengatakan selalu mendapatkan dukungan dari keluarga


bai2k0s4e1h3a1t 2053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND

Azzimaturrahma

Klien mengatakan selalu mendapatkan dukungan dari keluarga


bai2k0s4e1h3a1t 2053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND
maupun sakit, saling menghormati dan akrab satu sama lain.
18. Fungsi Sosialisasi
Adanya sosialisasi klien yang berperan sebagai orangtua, sosialisasi anak
dipengaruhi oleh posisi kelas sosial orang tuanya.
19. Fungsi Reproduksi
Tn.M dan Ny.Y mempunyai anak 3 orang anak, 2 laki laki dan 1 perempuan.
20. Fungsi Ekonomi
Seluruh pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari (sandang, pangan, dan papan)
dibiayai oleh Tn.M yang merupakan seorang pekerja wiraswasta.

21. Fungsi Perawatan Kesehatan


Ny.Y mengatakan semua anggota keluarga mengunakan kartu BPJS untuk
berobat ke puskesmas, jarak puskesmas dengan rumah klien hanya ± 3 KM.

Stres dan Koping Keluarga


22. Stresor jangka pendek dan panjang
Ny.Y mengatakan sering terfikirkan penyakit yang dideritanya dan sedih tidak
bisa membantu suaminya mencari nafkah sehingga, menjadi pemikiran bagi Ny.Y.
23. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Tn.M selalu mengupayakan pengobatan, dan perawatan kesehatan terhadap Ny.Y.

24. Strategi koping yg digunakan


Keluarga menggunakan koping yang adaptif dalam keluarga yaitu dengan
bersikap terbuka terhadap semua masalah yang ada di keluarga. Dalam hal
penyelesaian masalah keluarga menyelesaikan dengan cara bermusyawarah dan
berdiskusi bersama semua anggota keluarga.
25. Strategi adaptasi disfungsional
Ny.Y mengatakan bahwa ketika ada masalah dalam keluarga, dirinya akan sakit
kepala dan susah tidur. Namun, ketika sudah dibicarakan bersama, semuanya kembali
membaik lagi.
26. Harapan Keluarga
Berdasarkan pernyataan dari Tn.M mengatakan bahwa semoga Ny.Y dapat
sehat dan bisa beraktifitas seperti biasanya.
B. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital
Azzimaturrahma
Tekanan Darah : 110/80 mmHg 2041312053
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA FAKULTAS KEPERAWATAN
UNAND
Suhu : 36.8 0C

Nadi : 89 x/i

Pernapasan : 22 x/i

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 57 kg

GDS : 187 mg/dl

Pemeriksaan Fisik

Kepala : Simetris, Benjolan(-), Lesi (-), rambut lurus, tidak rontok,

beruban dan tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva tidak anemis (-/-), sklera tidak ikterik (-/-),

penglihatan kabur dan tampak berlemak pada kedua mata.

Hidung : Polip (-), Sinusitis(-), Lendir (-), Penciuman baik, Simetris

Telinga : Simetris (+/+), Bentuk normal, Serumen(+), Pendengaran

baik, Telinga tampak tidak bersih.

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening maupun kelenjar

Tiroid

Mulut : Lidah kurang bersih, gigi tidak lengkap, caries (+), sariawan (-),

mukosa kering

Dada : Bentuk simetris, retraksi dinding dada (-) penggunaan otot bantu

nafas (-).

Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan/ nyeri lepas

Ekstremitas : Ekstremitas tidak ada luka maupun lesi , varises (-)

Azzimaturrahma
2041312053
2. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan klien kurang rapi dimana klien menggunakan pakaian sehair-hari
drumah yaitu baju kaos dan celana.
b. Pembicaraan
Klien bicara jelas, serta mudah dipahami. Sejak awal berkenalan dan
menyatakan maksud tujuan mengunjungi klien kerumah, Tn.M dan Ny.Y mau
berbagi cerita terkait penyakit dahulu, serta perasaan klien saat ini. Pembicaraan
terfokus dengan topik yang sedang dibicarakan dan tidak mudah melompat-
lompat pada pembicaraan lainnya.
c. Aktivitas Motorik
Klien tampak lesu, kurang bersemangat karena penyakitnya.

d. Alam Perasaan
Pada saat wawancara klien mengatakan sedih hanya dirumah dan tidak bisa
membantusuami
mencari nafkah, sesekali merasa bersalah, tidak berguna dan
tidak sanggup lama berobat. Klien mengatakan sering merasa was-was, terkadang
sering berkhayal, mudah merasa iba hati.
e. Afek
Afek klien tampak datar kurang bersemangat.

f. Interaksi Selama Wawancara


Pada saat wawancara klien dapat berinteraksi dengan baik, klien menunjukkan
sikap yang kooperatif, kontak mata ada serta klien mampu menjawab pertanyaan
dengan baik dan sesuai walaupun terkadang tatapan mata klien kosong. Klien
tidak menunjukkan sikap curiga saat berkomunikasi.
g. Persepsi
Pada saat ini klien tidak pernah lagi melihat bayangan seperti yang pernah
dilihat sebelumnya, dan tidak pernah mendengar sesuatu yang tidak nyata.
h. Proses Pikir
Klien mampu berkomunikasi dengan baik dan sesuai dengan topik

pembicaraan. Klien menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang


diberikan serta tidak ada pembicaraan yang diungkapkan berulang ulang.
i. Isi Pikir
Selama wawancara tidak ditemukan adanya keyakinan terhada
p sesuatu (waham).
yang berlebihan
j. Tingkat Kesadaran
Saat pengkajian klien dalam keadaan sadar. Klien tidak ada mengalami
disorientasi waktu, tempat, orang. Klien mampu menyebutkan waktu, hari tanggal
dan tahun dengan tepat.
k. Memori
Klien dapat mengingat kejadian yang telah berlalu seperti tanggal dan tahun
berapa ia menikah serta tanggal dan tahun berapa anak pertamanya lahir. Tidak
ada gangguan memori jangka panjang, jangka pendek, maupun daya ingat saat
ini.
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pada saat dilakukan pengkajian klien dapat berfokus dan berkonsentrasi
dengan baik. Klien dapat menyelesaikan hitungan sederhana yang diberikan.
j. Kemampuan Penilaian
Klien tidak memiliki gangguan dalam kemampuan penilaian. Klien dapat
mengambil keputusan yang sederhana, misalnya ketika ditanyakan mana yang
lebih dahulu makan atau mandi, klien menyebutkan mandi terlebih dahulu baru
makan.
k. Daya Tilik Diri
Klien menyadari kondisinya saat ini sehingga klien harus melaksanakan
program pengobatan dengan teratur seperti rutin kontrol (tanggal 07 setiap bulan)
dan minum obat secara teratur.
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTASKEPERAWATAN UNAND

3. Sumber Koping
a. Personal ability
Apabila klien memiliki masalah atau ada pemikiran selalu berdiskusi
dengan suami.
b. Support system
Klien mengatakan keluarga selalu mendukung baik disaat sehat
maupun sakit. Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
lingkungan tempat tinggal, klien sudah tinggal dilingkungan tersebut
selama kurang lebih 32 tahun.
c. Material aset
Keluarga mengatakan untuk pendapatan perbulan dalam keluarga ± 1-
2 juta/bulan. Klien juga mengatakan semua anggota keluarga memiliki
asuransi kesehatan (BPJS)
d. Positive believe
Norma yang dianut oleh keluarga adalah norma norma susuai adat
yang berdasarkan pada agama Islam. Klien selalu perc ya bahwa setiap
kejadian atau penyakit yang ada pada dirinya atau keluarga merupakan
cobaan dan ujian dari Allah SWT.

4. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif

□ Bicara dengan orang lain □ Minum alkohol

□ Mampu menyelesaikan masalah □ Reaksi lambat/berlebih

□ Teknik relaksasi □ Bekerja berlebihan

□ Aktivitas konstruktif □ Menghindar

□ Olahraga □ Mencederai diri

□ Lainnya □ Menyalahkan diri sendiri

□ lainnya : bermenung

Azzimaturrahma
ANALISA DATA
No Data Masalah
1 DS : Resiko ketidakstabilan kadar
 Ny.y mengatakan BAK pada malam hari ±3 glukosa darah
kali
 Ny.y mengatakan pandangan kabur,
 Ny.y mengatakan nafsu makan berkurang
 Ny.y mengatakan kakinya sering kesemutan
 Ny.y mengatakan sering mengeluh pusing
 kaki sering kesemutan
DO :
 Klien tampak tidak bersemangat
 GDS: 187 mg/dl

2 DS:
 Ny.y mengatakan sehari-hari tidak bekerja dan
Ketidakberdayaan
hanya dirumah saja karena tidak sanggup untuk
mencari nafkah karena penyakitnya
mengakibatkan tidak bisa beraktifitas banyak
dan sering merasa lelah.
 Ny. Y mengatakan tidak mampu
melakukan aktifitas yang sebelumnya biasa
ia lakukan.
 Ny. Y mengatakan terkadang muncul perasaan
tidak puas dan frustasi dengan keadaannya saat
ini
 Ny. Y juga mengatakan bahwa saat ini
emosinya tidak stabil dan terkadang
menyalahkan
keadaan kesehatannya saat ini.
 Ny. Y mengatakan nafsu makannya
berkurang
 DO :
 Tampak ada raut wajah bersalah
 Klien tampak murung
 Klien tampak tidak bersemangat
 Tampak pandangan klien tidak fokus
 Tampak ekspresi muka datar
 TD : 110/80 mmHg
Nadi : 89 x/i
2. DS:
 Tn.S mengatakan sehari-hari tidak bekerja dan
Ketidakberdayaan
hanya dirumah saja karena tidak sanggup untuk
mencari nafkah karena penyakitnya
mengakibatkan tidak bisa beraktifitas banyak
dan sering merasa lelah.
 Tn.S mengatakan tidak mampu melakukan
aktifitas yang sebelumnya biasa ia lakukan.
 Tn.S mengatakan terkadang muncul perasaan
tidak puas dan frustasi dengan keadaannya saat
ini
 Tn.S juga mengatakan bahwa saat ini emosinya
tidak stabil dan terkadang menyalahkan
keadaan kesehatannya saat ini.
 Tn.S mengatakan nafsu makannya berkurang
DO :
 Tampak ada raut wajah bersalah
 Klien tampak murung
 Klien tampak tidak bersemangat
 Tampak pandangan klien tidak fokus
 Tampak ekspresi muka datar
 TD : 110/80 mmHg
Nadi : 89 x/i

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Ketidakberdayaan
INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN
1 Resiko 1. Manajemen diri: diabetes 1. Pengajaran proses penyakit
ketidakstabilan gula Indikator: a. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
darah 1. Menerima diagnosis proses penyakit
2. Mencari informasi tentang b. Jelaskan patofisiologi penyakit
(Resiko metode pencegahan c. Review pengethuan klien mengenai
ketidakstabilan gula komplikasi kondisinya
darah adalah 3. Menyesuaikan pengobatan d. Jelaskan tanda dan gejala umum tentang
kerentanan terhadap ketika sakit akut penyakit
variasi kadar 4. Berpartisipasi dalam e. Jelaskan mengenai proses penyakit
glukosa darah dari pengambilan keputusan f. Identifikasi mengenai penyebab
rentang normal, kesehatan g. Beri informasi mengenai keluarga dan klien
yang dapat 5. Memantau glukosa darah h. Diskusikan pilihan terapi
mengganggu 6. Melaporkan gelaja i. Jelaskan alasan dibalik manajemen terapi
kesehatan) komplikasi dan pengobatan
7. Memantau berat badan j. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin
(Nanda 2015) 8. Berpartisipasi dalam aturan ada
pembatasan merokok k. Edukasi pasien mengenai tindakan untuk
meminimalkan gejala
(Nursing outcomes l. Edukasi pasien mengenai tanda gejala yang
classification, 2016) harus dilaporkan pada petugas.

2. Manajemen hiperglikemi
a. Monitor kadar gula darah
b. Monitor tanda hiperglikemia: polidipsi,
poliuria, polifagi, malaise, pandangan kabur
c. Batasi aktifitas jika kadar guladarah tingg
>250
d. Review riwayat kadar guladarah klien
e. Fasilitasi kepatuhan terhadap diet dan
regimen latihan

3. Manajemen hipoglikemi
a. kenali tanda gejala hipoglikemia
b. monitor kadar guladarah
c. monitor tanda dan gejala hipoglikemia
(gemetas, sempoyongan, berkeringat,
berdebar-debar, kecemasan, tidak sabaran,
menggigil, kikuk, pandangan kabur,
kelemahan, hangat, lapar, mual)
d. berikan sumber karbohidrat sederhana
e. bantu pasien dalam menentukan keputusan
dalam rangka mencegah hipoglikemia (mis:
meningkatkan intake makanan sebelum
olahraga)

(Nursing ntervention classification, 2016)


2 Ketidakberdayaan Tujuan klien mampu : 1. Tindakan keperawatan :
a. Diskusikan tentang penyebab dan perilaku
(Ketidakberdayaan a. Mengenali ketidakberdayaan akibat ketidakberdayaannya
adalah persepsi yang dialaminya b. Bantu klien untuk mengekspresikan
seseorang bahwa b. Mengontrol perasaannya dan identifikasi area-area
tindakannya tidak ketidakberdayaannya dengan situasi ke idupannya yang tidak berada
akan mempengaruhi latihan berfikir positif dalam kemampuannya untuk mengontrol
hasil secara c. Mengontrol c. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-
bermakna; suatu ketidakberdayaannya faktor yang dapat berpengaruh terhadap
keadaan individu dengan berpartisipasi ketidak berdayaannya
kurang dapat dalam pengambilan d. Diskusikan tentang masalah yang
mengendalikan keputusan yang berkenaan dihadapi klien
kondisi tertentu atau dengan perawatan, e. Identifikasi pemikiran yang negatif dan
kegiatan yang baru pengobatan dan masa bantu untuk menurunkan melalui interupsi
dirasakan) depannya atau subtit si
d. Mengontrol f. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran
ketidakberdayaan melalui yang positif
(Nanda, 2015). peningkatan kemampuan g. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan
mengendalikan situasi kesimpulan yang dibuat klien
yang masih bisa dilakukan h. Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat,
klien penyimpangan dan pendapatnya yang
tidak rasional
(FIK-UI,2009) i. Latih mengembangkan harapan positif
(afirmasi positif)
j. Latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan melalui peningkatan
kemampuan mengendalikan situasi yang
masih bisa dilakukan klien (Bantu klien
mengidentifikasi area-area situasi kehidupan
yang dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan –
kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh
klien) misalnya klien masih mampu
menjalank n peran sebagai ibu meskipun
sedang sakit.

2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga


a. Mendiskusikan masalah keluarga dalam
merawat klien ketidakberdayaan
(Mendiskusikan masalah yang dihadapi
dalam merawat klien; Menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala, dan proses
terjadinya ketidakberdayaan)
b. Mendiskusikan akibat yang mungkin terjadi
pada klien ketidakberdayaan
c. Menjelask n dan melatih keluarga klien
ketidakberdayaan cara : afirmasi positif dan
melakukan kegiatan yang masih dapat
dilakukan.
d. Menjelask n lingkungan yang terapeutik
untuk k ien (Mendiskusikan anggota
keluarga yang dapat berperan dalam merawat
klien; Mendiskusikan setting lingkungan
rumah yang mendukung dalam perawatan
klien; Melibatkan klien dalam aktivitas
keluarga)
e. Melatih, memotivasi, membimbing dan
memberikan pujian pada klien
ketidakberdayaan
f. Memanfaatkan fasilitas pelayanan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTASKEPERAWATANUNAND

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/
NO TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1. Selasa/ 9 maret Resiko Pengajaran proses penyakit S:
2021 ketidakstabilan gula a. Mengkaji tingkat  Klien mengatakan mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
(Pukul 10.00 darah pengetahuan klien tentang serta akibat lanjut DM
wib) proses penyakit
b. Menjelaskan patofisiologi O:
penyakit  Klien tampak memerhatikan
c. Menjelaskan tanda dan  Klien mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, dan
gejala umum tentang dapat menjelaskan kenapa pandangan klien bisa kabur
penyakit  Klien tampak mulai memahami penyakitnya
d. Menjelaskan
mengenai penyebab A:
e. Menjelaskan alasan  Masalah teratasi sebagian
manajemen terapi dan
pengobatan P : Intervensi dilanjutkan,
f. Menjelaskan komplikasi Membicarakan perasaan bapak pada hari Rabu, 10 maret 2021
kronik yang mungkin ada
2. Rabu / 10 Ketidakberdayaan  Mendiskusikan penyebab S:
Maret 2021 dan perilaku akibat  Klien mengatakan sudah paham tentang latihan berfikir positif
(Pukul 10.00 ketidakberdayaan,
wib)  Mendiskusikan perasaannya O:
dan identifikasi area-area  Klien mampu menyebutkan kembali penyebab dan prilaku pada ketdakberdayaan
situasi kehidupannya yang  Klien mau menyebutkan pemikiran negatif yang ada
tidak berada dalam  Klien menyebutkan apa saja pemikiran positif yang ada pada dirinya
kemampuannya untuk  Klien tampak mampu dalam mencobakan teknik berfikir positif
mengontrol,
 Mengidentifikasi faktor-faktor A:
yang dapat berpengaruh  Masalah teratasi sebagian
terhadap ketidakberdayaannya,
 Meminta klien untuk P : Intervensi dilanjutkan hari Kamis,11 maret 2021 pukul 10.00 dengan topik pencegahan
menyampaikan pemikiran DM dan manajemen hipoglikemi
yang negatif,
 Menanyakan pada klien
pemikiran yang positif yang
ada pada dirinya
 Menjelaskan cara
berfikir positif
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTASKEPERAWATANUNAND

HARI/
NO TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
3. Kamis/ 11 Resiko  Mengevaluasi prosespenyakit S:
Maret 2021 ketidakstabilan DM Menjelaskan cara mencegah DM  Klien mengatakan mengetahui cara mencegah DM, manajemen hipoglikemi
(Pukul 10.00 gula darah
wib) Manajemen hiperglikemi dan hipoglikemi O :
 Klien tampak memerhatikan
 kenali tanda  Klien mampu menjelaskan kembali tentang manajemen hipoglikemi
gejala  Klien tampak mulai memahami penyakitnya
hipoglikemia
 monitor kadar guladarah A:
 monitor tanda dan gejala  Masalah teratasi
hipoglikemia (gemetas,
sempoyongan, berkeringat, P : Intervensi dilanjutkan,
berdebar-debar, kecemasan, Berdiskusi cara mengatasi ketidakberdayaan dengan cara yang kedua pada
tidak sabaran, menggigil, kikuk, hari Jumat, 12 maret 2021 pukul 15.00 WIB.
pandangan kabur, kelemahan,
hangat, lapar, mual)
 berikan sumber
karbohidrat sederhana
 bantu pasien dalam menentukan
keputusan dalam rangka
mencegah hipoglikemia (mis:
meningkatkan
intake makanan sebelum olahraga

Anda mungkin juga menyukai