GENNA MEYLIA
2041312040
B. Etiologi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas[3] :
1. Faktor Predisposisi
a. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma – norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi
hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas
adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti
perpisahan dan kehilangan, sehingga menimbulkan kelemahan
spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.
c. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi,
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran
meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya
dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan lebih sering menunjukkan
ansietas pada kehidupan selanjutnya.
d. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas 11 penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator
(GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin.
Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai
akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
2. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 katagori :
a) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari - hari.
b) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang
D. Rentang Respon
Rentang respon kecemasan dapat dikonseptualisasikan dalam rentang
respon. Respon ini dapat digambarkan dalam rentang respon adaptif sampai
maladaptif. Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif dan
destruktif. Konstruktif adalah motivasi seseorang untuk belajar memahami
terhadap perubahan-perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak
nyaman dan berfokus pada kelangsungan hidup. Sedangkan reaksi destruktif
adalah reaksi yang dapat menimbulkan tingkah laku maladaptif serta disfungsi
yang menyangkut kecemasan berat atau panik (Suliswati, 2005, pp.108-113)
[5]. Rentang respon kecemasan dapat terlihat pada gambar
E. Tingkat Ansietas
Menurut Halter (2014) ada 4 klasifikasi tingkat ansietas yaitu ansietas
ringan, ansietas sedang, ansietas berat, dan panik.
1. Ansietas Ringan
Penyebab dari ansietas ringan biasanya karena pengalaman kehidupan sehari-
hari dan memungkinkan individu menjadi lebih fokus pada realitas. Individu
akan mengalami ketidaknyamanan, mudah marah, gelisah, atau adanya
kebiasaan untuk mengurangi ketegangan (seperti menggigit kuku, menekan
jari-jari kaki atau tangan). Menurut Asmadi (2008) respons fisiologis yang
terjadi pada ansietas ringan yaitu nadi dan tekanan darah sedikit meningkat,
adanya gangguan pada lambung, muka berkerut, dan bibir bergetar.Respons
kognitif dan afektif yang terjadi yaitu gangguan konsentrasi, tidak dapat
duduk tenang, dan suara kadang-kadang meninggi.
2. Ansietas Sedang
Pada ansietas sedang, lapang pandang individu menyemit. Selain itu individu
mengalami penurunan pendengaran, penglihatan, kurang menangkap
informasi dan menunjukkan kurangnya perhatian pada lingkungan.
Terhambatnya kemampuan untuk berpikir jernih, tapi masih ada kemampuan
untuk belajar dan memecahkan masalah meskipun tidak optimal. Respons
fisiologis yang dialami yaitu jantung berdebar, meningkatnya nadi dan
respiratory rate, keringat dingin, dan gejala somatik ringan (seperti gangguan
lambung, sakit kepala, sering berkemih). Terdengar suara sedikit bergetar.
Ansietas ringan atau ansietas sedang dapat menjadi sesuatu yang membangun
karena kecemasan yang terjadi merupakan sinyal bahwa individu tersebut
membutuhkan perhatian atau kehidupan individu tersebut dalam keadan
bahaya.
3. Ansietas Berat
Semakin tinggi level ansietas, maka lapang pandang seseorang akan semakin
menurun atau menyempit. Seseorang yang mengalami ansietas berat hanya
mampu fokus pada satu hal dan mengalami kesulitan untuk memahami apa
yang terjadi. Pada level ini individu tidak memungkinkan untuk belajar dan
memecahkan masalah, bahkan bisa jadi individu tersebut linglung dan
bingung. Gejala somatik meningkat, gemetar, mengalami hiperventilasi, dan
mengalami ketakutan yang besar.
4. Panik
Individu yang mengalami panik sulit untuk memahami kejadian di lingkungan
sekitar dan kehilangan rangsangan pada kenyataan. Kebiasaan yang muncul
yaitu mondarmandir, mengamuk, teriak, atau adanya penarikan dari
lingkungan sekitar. Adanya halusinasi dan persepsi sensorik yang palsu
(melihat seseorang atau objek yang tidak nyata). Tidak terkoordinasinya
fisiologis dan adanya gerakan impulsif. Pada tahap panik ini individu dapat
mengalami kelelahan.
F. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tujuan [8]
a) Pasien mampu mengenal ansietas
b) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui distraksi
d) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari
e) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
[1] Stuart, Gail W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing (9 th ed)
Philadelphia: Elsevier Mosby
[2] Videbeck, Sheila L,. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
[3] Pieter, Herri Zan, Bethsaida Janiwarti, dan Ns. Marti Saragih. (2011). Pengantar
Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana.
[4] Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
A. DATA BIOGRAFI
Pasien
Nama : Tn. H
Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Bahar, 05 Desember 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Latar Belakang Budaya : Minang
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai
Alamat : Belimbing, Padang
Keluarga
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. P
2. Alamat : Marga Mulya, RT 12 RW 04, Kec. Sungai
Bahar, Kab. Muaro Jambi, Jambi, 36365
3. Pekerjaan KK : Wiraswasta
4. Pendidikan KK : SMA
5. Anggota keluarga :
Anggota Keluarga
No Nama Umur JK Pekerjaan Status Pendi Gol Riwayat Ket
dikan Darah Kesehatan
1 Tn. P 54 L Wiraswasta Menikah SMA O RO Ayah
tahun
2 Ny. E 53 P Ibu Rumah Menikah SMA A - Ibu
tahun Tangga
3 Tn. H 23 L Pegawai Belum S1 A - Anak
tahun Swasta menikah pertama
4 Tn. A 16 L Pelajar Belum SMA O - Anak
tahun menikah kedua
Genogram:
√
Keterangan :
: PR : Serumah
: LK
: Klien
Klien adalah anak pertama dari berdua bersaudara, klien berumur 23 tahun dan
klien adalah seorang pegawai. Klien memiliki satu orang adik yang masih SMA.
Klien diasuh oleh kedua orang tuanya. Saat ini klien sedang bekerja yang
mengharuskan klien untuk tinggal berbeda rumah dalam beberapa waktu. Klien
mengatakan ayah klien memiliki kedudukan tertinggi dalam keluarga yang mana
pengambilan keputusan diambil oleh ayah klien, setiap adalah masalah atau
keputusan dilakukan secara musyawarah. Komunikasi klien dan keluarga sangat baik,
klien sering menelfon kedua orang tua dan sering berhubungan dengan adiknya
secara langsung karena klien tinggal satu rumah bersama dengan adiknya. Sebelum
klien melanjutkan pendidikan, klien tinggal di rumah bersama ayah, ibu, adik, dan
klien.
6. Tipe Keluarga:
Tipe keluarga klien adalah keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
7. Adat/budaya terkait kesehatan:
Klien mengatakan tidak ada budaya atau adat yang bertentangan dengan
kesehatan. Klien mengatakan menu makanannya sehari-hari nasi, lauk, sayur dan
kadang-kadang klien makan buah. Lauk yang klien makan adalah ikan, ayam,
dan telur. Klien mengatakan apabila klien sakit, klien minum obat yang ia beli
sendiri dan klien tidak menggunakan obat tradisional. Klien mengatakan apabila
sakit bertambah parah maka klien berobat ke klinik, puskesmas, maupun rumah
sakit.
8. Spiritual:
Data Lingkungan
14. Karakteristik rumah
Klien adalah seorang pegawai yang tinggal beda rumah dengan ayah dan ibu
klien. Klien tinggal dipadang dan orang tua klien tinggal di Sungai Bahar, Jambi.
Klien tinggal bersama rumah keluarga di padang karena sedang menjalani
pekerjaan. Lingkungan rumah keluarga klien bersih, rumah keluarga klian
memiliki 5 kamar. Klien tinggal berdua dalam satu kamar. Kamar klien
dilengkapi 1 tempat tidur, ventilasi, jendela dan sirkulasi udara yang cukup.
Kamar klien tampak bersih dan rapi
Rumah klien yang di Sungai Bahar, Jambi memiliki 4 kamar tidur, 2 kamar
mandi, 1 dapur, ruang tamu, ruang keluarga. Rumah klien dilengkapi dengan
ventilasi, jendala dan sirkulasi udara yang baik.
15. Karakteristik tetangga dan komunitas
Klien mengatakan ia akrab dengan keluarga satu rumah nya. Klien mengatakan
tetangga rumah nya baik, klien sudah menetap 6 tahun di rumah keluarga yang ia
tinggali sekarang ini. Klien mengatakan di rumah nya di Sungai Bahar, Jambi
dikelilingi dengan tetangga yang baik. Klien juga mengatakan ia dan keluarga
sering melakukan kegiatan masyarakat.
16. Mobilitas geografis keluarga
Klien mengatakan sudah hampir 6 tahun tinggal di padang. Klien merassa
nyaman di rumah nya sekarang karena tempatnya yang bersih dan lingkungan
tetangga nya yang sangat nyaman. Klien juga mengatakan tinggal di rumah yang
di Sungai Bahar sudah sangat lama dari ia masih kecil
17. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Klien mengatakan semenjak pandemic jarang berkumpul, karena jarak ia dan
keluarga yang jauh, selain itu juga klien memiliki adik yang tinggal satu rumah.
Klien mengatakan biasanya sebelum pandemic ia sering kumpul keluarga,baik
itu pulang kampung dan sering pulang kerumah. Klien mengatakan dilingkungan
rumah keluarga di Padang sering berkumpul Bersama.
Struktur Keluarga
18. Struktur Peran
Ayah klien berperan sebagai ayah yang mana sebagai pencari nafkah dan
membiayai kebutuhan klien dan keluarganya. Ayah klien juga merupakan
pengambil keputusan tertinggi dalam keluarganya. Ayah klien adalah seorang
wiraswasta. Ibu klien berperan sebagai ibu yang mana ibu klien adalah ibu rumah
tangga yang diposisikan sebagai pengikut dari kepala keluarga. Yang membuat
keputusan adalah ayah klien, ayah klien meminta pendapat serta menyetujui
keputusan tersebut bersama ibu klien.
19. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga klien sangat baik, karena walaupun klien terhambat
oleh jarak dengan keluarganya, klien tetap menelfon ayah maupun ibu klien.
Klien mengatakan saat di rumah juga pola komunikasi klien baik. Klien sering
bercerita dan curhat dengan ibunya, klien juga sering meminta saran dari
adiknya.
20. Struktur kekuatan keluarga
Klien mengatakan rumahnya sekarang adalah milik kedua orangtuanya yang
mana dibangun sejak ia masih kecil. Semua anggaran rumah tangga diatur oleh
ayah klien. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dengan ayah
sebagai orang yang menyepakati keputusan. Klien mengatakan apabila ada
masalah akan diselesaikan oleh seluruh keluarga inti.
Fungsi Keluarga
21. Fungsi afektif
Klien diasuh oleh ibu dan ayahnya. Ibu dan ayah klien selalu mendukung anak-
anaknya. Keluarga klien memiliki kedekatan dan keakraban.
22. Fungsi Sosialisasi
Orang tua klien memberi dan menerima kasih sayang, kedua orangtua
memperhatikan perilaku dan kedisiplinan anaknya. Klien berperan sebagai
abang. Klien sebagai contoh untuk adiknya dan harus menghormati abangnya
23. Fungsi Reproduksi
Klien mengatakan tidak ada masalah pada fungsi reproduksi
24. Fungsi Ekonomi
Klien mengatakan yang menafkahi keluarganya adalah kepala keluarga dan
memenuhi semua kebutuhannya adalah ayahnya. Klien mengatakan dari
penghasilan yang ayahnya dapatkan itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
nya adalah sekeluarga
25. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga klien mengerti mengenai sehat dan sakit. Apabila ada yang sakit
keluarga klien membawanya ke pelayanan Kesehatan dan mengikuti Tindakan
perawatan Kesehatan
B. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital
a. Suhu : 36,9oC
b. Tekanan darah : 120/70
c. Nadi : 80x/menit
d. Pernapasan : 22x/menit
e. Tinggi badan : 168,5 cm
f. Berat badan : 74 kg
Pemeriksaan Fisik
Kepala :
kepala klien simetris, sebaran rambut merata, tidak terdapat edema ataupun
lesi, kepala klien bersih, rambut kuat dan tidak mudah rontok
Mata :
mata klien simetris kiri dan kanan, konjungtivass tidak anemis, tidak ada
pembengkakan pada palpebra
Hidung:
hidung klien simetris, paten, dan tidak terdapat polip. Hidung klien juga tidak
teradapat pernafasan cuping hidung
Telinga :
telinga klien simetris kiri dan kanan, terdapat sedikit serumen, tidak ada nanah
ataupun cairan yang keluar dari telinga klien
Leher :
leher klien tidak ada edema, tidak terdapat lesi, dan tidak ada pembengkakan
kelenjar getah bening
Dada :
dada klien simetris, tidak ada edema dan tidak ada lesi. Tidak terdapat retraksi
dinding dada
Abdomen:
Ekstremitas :
ekstremitas klien tidak ada lesi, edema. CRT klien <2detik, akral teraba
hangat
2. STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
Jelaskan : klien berbicara normal seperti orang biasa, tidak ada gangguan, klien
mampu menjawab pertanyaan dengan lancar
3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang √
Gelisah Agitasi
Masalah : ansietas
4. Alam perasaaan
Jelaskan : klien mengatakan saat ini ia merasa cemas dengan keadaannya saat
ini. Klien mengatakan ia sudah bekerja, namun klien merasa pendapatan yang ia
hasilnya kurang dan ia khawatir tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-
hari. Klien mengatakan terkadang ia sulit tidur dan klien mimpi ia ingin
membeli kebutuhannya.
Masalah : ansietas
5. Afek
Jelaskan : afek klien normal dan tidak ada masalah dan sesuai dengan keadaan
yang berlangsung
Jelaskan : klien mampu berkomunikasi dengan baik dan klien bercerita dengan
kooperatif bagaimana perasaannya dan apa yang ia alami sekarang
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
8. Proses Pikir
9. Isi Pikir
Disorientasi
Jelaskan : klien mampu menjelaskan waktu, tempat, dan orang yang ada
disekitarnya. Tingkat kesadaran klien composmentis, mampu memusatkan
perhatian.
Jelaskan : klien tidak ada masalah pada daya ingat jangka pendek, klien
mengatakan ia sering lupa melakukan kegiatannya, seperti ia lupa membawa
handphone atau dompetnya
Masalah : ansietas
Jelaskan : klien tidak ada masalah pada tingkat konsentrasi dan klien memapu
berhitung dengan benar dan cepat
Jelaskan : klien mampu menilai mana yang baik dan benar, klien juga mampu
menjelaskan kegiatan yang baik dan benar
Masalah : tidak ada masalah
Jelaskan : klien mengatakan jika klien sakit biasanya klien meminum obat yang
ia beli sendiri dan klien mengatakan jika penyakitnya bertambah parah ia pergi
berobat ke klinik
3. SUMBER KOPING
a. Personal ability
Klien mengatakan ia mampu menyelesaikan masalah, tetapi klien merasa
cemas dengan keadannya sekarang, klien mengatakan ia curhat dengan
teman dan keluarganya.
b. Support system :
Yang menjadi support system klien adalah yang paling utama yaitu
keluarga, klien selalu bercerita dan curhat dengan keluarganya. Klien juga
mempunyai sahabat. Serta masyarakat pun berperan menjadi support
systemnya salah satunya dengan adanya pelayanan kesehatan yang ia
butuhkan disaata ia sakit.
c. Material aset :
Status Sosial ekonomi keluarga
a. BPJS ( √ )
b. Askeskin ( )
c. Jamsostek ( )
d. Tidak punya ( )
e. Lainnya ( )
d. Positive believe :
Klien mengatakan ibu dan ayahnya selalu mengajarkan agar berbuat ikhlas
dan selalu berpikir positive
4. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Nama : Tn.H
Tanggal Pemeriksaan : Selasa, 09 Maret 2021
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas √
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan √
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan √
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur √
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan √
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi √
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot) √
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik) √
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler √
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang
(Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori √
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal √
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital √
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom √
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara √
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Total Score : 18 (kecemasan ringan)
C. DIAGNOSA
D. INTERVENSI