A. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna dengan maksud bahwa suatu keadaan dimana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasakan (NANDA, 2010).
C. Etiologi
1. Kemungkinan etiologi:
a. Disfungsi proses berduka
b. Kurangnya umpan balik positif
c. Umpan balik negatif yang konsisten
2. Faktor yang berhubungan:
a. Patofisiologis
Setiap proses penyakit, baik akut maupun kronik dapat menyebabkan
ketidakberdayaan atau berperan menyebabkan ketidakberdayaan.
Beberapa sumber umum antara lain:
1) Berhubungan dengan ketidakmampuan berkomunikasi, sekunder akibat
trauma servikal, infark miokard dan nyeri.
2) Berhubungan dengan ketidakmampuan menjalani tanggung jawab peran,
sekunder akibat pembedahan, trauma dan artritis.
3) Berhubungan dengan proses penyakit yang melemahkan, sekunder akibat
sklerosis multiple dan kanker terminal.
4) Berhubungan dengan penyalahgunaan zat.
5) Berhubungan dengan distorsi kognitif, sekunder akibat depresi.
b. Situasional (personal dan lingkungan)
1) Berhubungan dengan perubahan status kuratif menjadi paliatif
2) Berhubungan dengan perasaan kehilangan kontrol dan pembatasan gaya
hidup
3) Berhubungan dengan karakteristik personal yang sangat mengontrol nilai
4) Berhubungan dengan pola makan yang berlebihan
5) Berhubungan dengan pengaruh pembatasan rumah sakit atau lembaga
6) Berhubungan dengan gaya hidup berupa ketidakmampuan
7) Berhubungan dengan rasa takut akibat penolakan
8) Berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi
9) Berhubungan dengan umpan balik negatif yang terus menerus
10) Berhubungan denga kurangnya pengetahuan
11) Berhubungan dengan mekenisme koping yang tidak adekuat
c. Maturasional
1) Anak remaja : Berhubungan dengan masalah pengasuhan anak
2)Dewasa : Berhubungan dengan peristiwa kehilangan lebih dari satu
kali, sekunder akibat penuaan (misalnya pension, defisit sensori, defisit
motorik, uang dan orang terdekat)
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN
A. Pengkajian
a. Informasi Umum
Inisial klien :
Usia :
Jenis kelamin : Perempuan laki-laki
Suku :
Status perkawinan : Belum menikah Menikah Janda/Duda
Alamat :
Psikososial:
Bagaimana perasaan klien terhadap sakit yang dialami, bagaimana hubungan social
klien sejak mengalami sakit tersebut, apakah karena sakit yang dialami
mengakibatkan perubahan psikologis/ perasaan, perubahan tingkat
ekonomi/pekerjaan.
Konsep diri:
Apakah penyakit fisik yang dialami mempengaruhi:
1. Citra tubuh,
Jelaskan :
2. Identitas diri,
Jelaskan
3. Peran,
Jelaskan
4. Ideal diri,
Jelaskan
5. Harga diri,
Jelaskan
c. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
(Cari riwayat/penyakit yang relevan dengan kondisi saat ini seperti: riwayat tumbuh
kembang, riwayat sakit fisik/kronik yang pernah diderita sebelumnya, riwayat
penyakit genetik/turunan, riwayat hospitalisasi, riwayat cedera/trauma, riwayat
pengobatan/pembedahan, terpapar zat kimia/radiasi, gangguan nutrisi, kebiasaan
merokok/alkohol).
Jelaskan :
e. Sumber Koping
(Uraikan sumber koping yang dimiliki klien seperti kemampuan personal klien,
keyakinan klien terhadap kondisi yang dialami, dukungan sosial dari
keluarga/kelompok teman jika ada, akses terhadap pelayanan kesehatan
terjangkau/terdapat kendala).
Jelaskan:
Status Mental
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan
2. Pembicaraan
Cepat Apatis
Keras Lambat
Gagap Tidak mampu memulai pembicaraan
Inkoherensi
Jelaskan
3. Aktivitas motorik
Lesu Tik
Tegang Grimasem
Gelisah Tremor
Agitasi Kompulsif
Jelaskan
4. Alam perasaan
Sedih Khawatir
Ketakutan Gembira berlebihan
Putus asa
Jelaskan
Keluarga
1. Genogram
2. Tipe keluarga
Istri ..
f. Mekanisme Koping
(Apa yang telah dilakukan klien terkait dengan kondisi/masalahnya)
g. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Subjektif: 1 ..
Objektif:
Subjektif: 2 ..
Objektif:
h. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
i. Aspek Medik
Diagnosa Medik : (Terkait dengan penyakit fisik klien)
Pekanbaru, . 2013
Mahasiswa
B. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan
D. Strategi Pelaksanaan
a. Pada Pasien
SP 1 Pasien: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir positif serta
afirmasi
a) Bina hubungan saling percaya
1) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, pamggil pasien
sesuai nama panggilan yang disukai
2) Menjelaskan tujuan interaksi dengan melatih pengendalian
ketidakberdayaan agar proses penyembuhan lebih cepat
b) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian
ketidakberdayaan
c) Bantu pasien mengenal ketidakberdayaa
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mnguraikan perasaannya.
2) Bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan
3) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidak berdayaan
d) Bantu mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak mampu dikontro loleh
pasien
e) Diskusikan pemikiran negatif paien yang dapat menurunkan kondisi pasien
f) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran positif, logis dan rasional
g) Latih mengembangkan pemikiran dan harapan positif (latihan afirmasi positif)
SP 2 Pasien: Evaluasi ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan pikiran,
dan harapan positif dan latihan afirmasi mengontrol perasaan
ketidakberdayaan serta latih kegiatan yang masih dapat
dilakukan walaupun sedang sakit
a) Pertahankan rasa percaya pasien
1) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
2) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan mengembangkan pikiran
dan harapan positif
b) Membuat kontrak ulang yaitu latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
c) Diskusikan dan latih kondisi tubuh yang dapat dikontrol oleh pasien dan
kegiatan yang masih dapat dilakukan walaupun sedang sakit
b. Pada Keluarga
SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat
a) Bina hubungan saling percaya
1) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ketidakberdayaan pasienn dan
cara merawat agar proses penyembuhan lebih cepat
b) Membuat kontrak (informed consent) duakali pertemuan latihan cara merawat
ketidakberdayaan pasien
c) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:
1) Menjelaskan ketidakberdayaan, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala,
serta akibatnya
2) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien: membantu
mengembangkan motivasi bahwa pasien dapat mengendalikan situasi dan
memotivasi cara afirmasi positif yang telah dilatih perawat pada pasien
d) Sertakan keluarga saat melatih pasien melakukan afirmasi positif