Anda di halaman 1dari 22

Penerapan Good Corporate Governance

di Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Kabupaten Jember


Oleh: Mashudi

Abstrak
Penelitian ini akan meneliti tiga masalah, Bagaimana transparansi YDSF
Kabupaten Jember? Bagaimana akuntabilitas YDSF Kabupaten Jember? Dan.
Bagaimana responsibilitas YDSF Kabupaten Jember?. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian metode deskriptif analisis dengan pendekatan
kualitatif. Metode pengumpulan data yakni wawancara dan pengamatan.
Analisis Data menggunakan tekhnik analisis data kualitatif deskriptif. Hasil
dari penelitian ini sebagai berikut: pertama, transparansi. YDSF sudah
melaporkan keuangan pengelolaan zakat secara berkala kepada Baznas,
dengan tembusan kepada kementerian agama. Kedua, akuntabilitas.
Akuntabilitas YDSF memberikan reward dan punishmen kepada karyawan.
Ketiga, responsibilitas. YDSF dalam mengelola zakat sudah berupaya
semaksimal mungkin untuk mentaati peraturan pemerintah dan SOP yang
sudah menjadi kesepakatan YDSF Kabupaten Jember.
Kata Kunci: transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas

A. Latar Belakang Masalah


LAZ merupakan institusi keuangan nirlaba, yaitu lembaga yang dibiayai
oleh masyarakat melalui donasi atau sumbangan yang berbasis keagamaan. 1
Lembaga ini secara khusus menangani masalah ubudiyyah-transendental dan
ta’awuniyyah-filantrophi sekaligus, berdasarkan hal tersebut menuntut setiap
pengelolanya professional.
Banyak kriteria profesionalisme untuk dijadikan pijakan pengelolaan sebuah
lembaga keuangan, baik yang berorientasi laba maupun nirlaba. Adnan dalam
Widodo dan Kustiawan2 menyebut profesinalisme seseorang atau lembaga dapat
ditandai dengan beberapa karakteristik, yaitu: (1) kecakapan, kompetensi teknis
dan manajemen; (2) pendidikan; (3) penghasilan; (4) keterikatan pada asosiasi
profesi; (5) etika profesi; (6) totalitas; (7) keterbukaan atau transparansi.
Unsur utama governance, tata kelola yang baik memiliki karakteristik yaitu:
akuntabilitas (accountability), transparan (transparency), keterbukaan (opennes),

1
Andi Triyanto, “Akuntabilitas Lembaga Amil Zakat,” 1
2
Widodo, Hertanto dan Kustiawan, Teten, Akuntansi Manajemen Keuangan untuk OPZ, IMZ,
Bandung, 2001

1
dan aturan hukum (rule of law) ditambah dengan kompetensi manajemen
(management competence) dan hak-hak asasi manusia (human right).
Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan lembaga non-profit yang memiliki
tujuan untuk menyalurkan zakat kepada orang yang berhak menerimanya.
Aktifitas pengelolaan zakat tersebut memiliki beberapa pihak yang saling terkait,
yakni amil, muzaki dan mustahiq. Pada kasus tersebut, pengelola dana zakat
(amil) harus akuntabilitas, transpasaransi dan tangungjawab agar dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat. Nantinya masyarakat, semakin banyak
percaya maka semakin banyak pula muzaki yang berdatangan untuk membayar
zakat, infak dan sedekah kepada lembaga tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan keinginan lembaga, lembaga zakat terus tumbuh
dan berkembangan dalam komitmennya terhadap masyarakat, dan masyarakat
percaya terhadap lembaga tersebut dikarenakan transparan, bertanggung jawab,
dan akuntabel.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 Pengelolaan Zakat,
menjelaskan bahwa laporan keuangan LAZ harus diaudit oleh akuntan publik .
Bahkan dalam Undang-undang Zakat No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat, LAZ wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat. tentang Pengelolaan Zakat dan langkah ini demi menjaga
akuntabilitas LAZ sendiri.
Sedangkan dalam Penjelasan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 tahun 2011
Pengelolaan Zakat, memberikan penegasan tentang pengelolaan zakat agar
dikelola secara professional, dan zakat dapat memberikan manfaat secara
maksimal kepada masyarakat. “Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil
guna, zakat harus dikelola secara melembaga dan profesional sesuai dengan
syariat Islam yang dilandasi dengan prinsip amanah, kemanfaatan, keadilan,
kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas, sehingga dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.”

2
Dari penjelasan di atas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
YDSF Jember yang beralamatkan: Jl. Slamet Riadi No 151 Patrang Jember (0331)
482477. Pemilihan Lembaga YDSF, dikarenakan lembaga ini merupakan LAZ
yang memiliki jaringan nasional dan merupakan LAZ tertua di Kabupaten Jember,
yakni tahun 2010. Berikutnya, dikarenakan YDSF merupakan salah satu LAZ
yang memiliki jumlah penerimaan sebesar Rp.2.924.904.922 secara nasional.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana transparansi YDSF Kabupaten Jember?
2. Bagaimana akuntabilitas YDSF Kabupaten Jember?
3. Bagaimana responsibilitas YDSF Kabupaten Jember?
B. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan
kualitatif. Data lapangan merupakan data pelengkap untuk memperoleh gambaran
perkembangan masyarakat dalam membayar zakat. 3
Jenis data penelitian terdiri primer dan sekunder. Data Primer dalam
penelitian ini pengurus YDSF Jember. Sedangkan data sekunder yakni berupa
laporan keuangan, media, majalah, buletin dan literatur dan laporan terkait dengan
masalah penelitian.
2. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut: Pertama, wawancara, yaitu pengumpulan data melalui pertanyaan yang
diajukan secara lisan oleh peneliti kepada pengurus YDSF secara tatap muka.4
Kedua, pengamatan (observation). Jenis observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah observasi non parsitipatif, dalam observasi ini peneliti tidak
ikut terlibat dalam kegiatan kehidupan subjek penelitian yang diobservasi, dengan
pertimbangan memudahkan pengumpulan data, melaksanakan pengamatan secara
bebas, dan tidak terikat dengan waktu.5

3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 5
4
Ibid.,
5
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta , 2009), 227-
228

3
3. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan tekhnik analisis data kualitatif deskriptif (berupa kata-kata bukan
angka). Analisis data YDSF, peneliti akan melakukan interpretasi terhadap data
yang berupa kata-kata, sehingga diperoleh makna (meaning). Karena itu analisis
dilakukan bersama-sama dengan proses pengumpulan data, serta setelah data
terkumpul.6
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya. Setelah di pelajari dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi.

C. Kerangka Teoritik
1. Asas Good Corporate Governance (GCG)
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG7 diterapkan pada
setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan
diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan
dengan memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders).8
a. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga profesionalitas dalam pengelolaan zakat, YDSF harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh muzaki dan masyarakat pada umumnya.

6
Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press,
1992), 15
7
Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang
memiliki tujuan dalam mengelola risiko guna tercapainya tujuan bisnis dalam jangka panjang.
(Arief Effendi. The Power Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. Cetakan Kesatu.
Jakarta: Salemba Empat, 2009; 10. Sedangkan menurut Adrian Sutedi Good Corporate
Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan
antara kekuatan dan kewenangan perusahaan. Lihat: Adrian Sutedi, 2011, Good Corporate
Governance, Jakarta: Sinar Grafika, Ed. 1, Cet. 1, hal 1.
8
Mas, Achmad Daniri, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Jakarta: Komite
Nasional Kebijakan Governance, 2006, 5-6

4
Berikut indikator transparansi di lembaga zakat, pertama: perusahaan harus
menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat
diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan
haknya. Kedua, informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas
pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan
dan kompensasi pengurus, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan
pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya,
dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi YDSF.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Laz harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan
dan wajar. Untuk itu Laz harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan
perundang-undangan. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang berkesinambungan.9
Berikut indikator pelaksanaan; pertama, Laz harus menetapkan rincian tugas
dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara
jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values), dan
strategi perusahaan dalam hal ini YDSF. Kedua, Laz harus meyakini bahwa
semua organ Laz dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan
tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG. Ketiga, Laz harus
memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan
zakat, wakaf dan infak. Keempat, perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk
semua jajaran pengurus yang konsisten, serta memiliki sistem penghargaan dan
sanksi (reward and punishment system). Kelima, dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, setiap karyawan Laz harus berpegang pada etika bisnis dan
pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
c. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.

9
Ibid.,

5
Berikut indikator responsibilas dalam pengelolaan zakat:
1) Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, SOP dan peraturan
perusahaan (by-laws).
2) Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain
peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar
perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.

2. Undang Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan


Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang
Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
a. Undang Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
Pendirian LAZ harus mendapatkan Izin dari Menteri, dalam hal ini
Kementerian Agama Republik Indonesia.
Pasal 18
(1) Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan apabila
memenuhi persyaratan paling sedikit:
a. terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola
bidang pendidikan, dakwah, dan sosial;
b. berbentuk lembaga berbadan hukum;
c. mendapat rekomendasi dari BAZNAS;
d. memiliki pengawas syariat;
e. memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk
melaksanakan kegiatannya;
f. bersifat nirlaba;
g. memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan
umat; dan
h. bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.

LAZ wajib memberikan laporan pengelolaan zakat, secara berkala, hal ini
sesuai dengan
Pasal 19
LAZ wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala.

6
Bila LAZ tidak melaporkan pengelolaan zakat, maka dianggap melakukan
pelanggaran dan akan mendapatkan peringatan, sebagaimana:
Pasal 36
(3) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
Pasal 23 ayat (1), Pasal 28 ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 29 ayat (3)
dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau
c. pencabutan izin.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

b. Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang


Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
Pasal 73
“LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak,
sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS dan pemerintah
daerah setiap 6 (enam) bulan dan akhir tahun.”

Pasal 74
“Perwakilan LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Pengelolaan
Zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada LAZ dengan
menyampaikan tembusan kepada pemerintah daerah dan kepala kantor
wilayah kementerian agama provinsi dan kepala kantor kementerian agama
kabupaten/kota.”

Pasal 75
(5) Laporan pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak, sedekah, dan dana sosial
keagamaan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Pasal 72, dan
Pasal 73 harus di audit syariat dan keuangan.
(6) Audit syariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agama.
(7) Audit keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
akuntan publik.
(8) Laporan pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak, sedekah, dan dana sosial
keagamaan lainnya yang telah di audit syariat dan keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) disampaikan kepada BAZNAS.

7
Pasal 76
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Pasal 72, dan Pasal 73
memuat akuntabilitas dan kinerja pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak,
sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya.

Lebih lanjut, dalam lampiran Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2014


tentang Pelaksanaan Undang Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat, dijelaskan bahwa:
“Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus
dikelola secara melembaga dan profesional sesuai dengan syariat Islam
yang dilandasi dengan prinsip amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian
hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas, sehingga dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.
Dalam upaya melaksanakan pengelolaan zakat yang melembaga dan
profesional diperlukan suatu lembaga yang secara organisatoris kuat dan
kredibel. Untuk itu dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang
secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional.
BAZNAS yang merupakan lembaga pemerintah nonstruktural bersifat
mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri.
Penguatan kelembagaan BAZNAS dengan kewenangan tersebut
dimaksudkan untuk memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan
kepada muzaki, mustahik, dan pengelola zakat serta untuk menjamin
adanya kepastian hukum dalam pengelolaan zakat.”

D. Transparansi, Akuntabilitas dan Responsibilitas YDSF Jember


1. Transparansi YDSF
Transparansi dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk menjamin bahwa
masing-masing lembaga dikelola secara terbuka. Begitu pula dengan Lembaga
Wakaf Yayasan Dana Sosial Al Falah dalam pengelolaan dana milik ummat yang
dipercayakan pada YDSF, dalam hal ini Direktur YDSF Menyampaikan bahwa :
Kalau untuk laporan keuangan YDSF Jember khususnya kita belom
membuka akses ke publik untuk laporan keuangan karena kita masih
mengkondisikan internal kita maksudnya SDM ini kita akan berusaha
menyediakan satu menu di website kita untuk fokus laporan keuangan, tapi
secara umum laporan kita sudah dikirim kesurabaya dipasang dimajalah.10

Laporan keuangan sebagai bukti Transparansi publik untuk YDSF belum


dilaporkan sepenuhnya secara lokal, namun laporan keuangan secara umum sudah

10
Wawancara dengan Dedi Zukarnain, Pada Hari Senin 4 Desember 2017

8
dikirim ke Surabaya dan bisa diakses dimajalah sebagai media informasi. lebih
jauh lagi Direktur menjelaskan bahwa :
Kalau yang tiap bulan itu sifatnya YDSF Surabaya yang membawahi
beberapa cabangnya kecuali Jember, Jakarta, kemudian malang. Tapi
ketika akhir tahun laporan konsolidasi muncul itu sudah masuk semua
YDSF. Kalau perbulan laporan khusus YDSF Surabaya yang membawahi
cabang-cabangnya tapi kalau yang akhir tahun itu per-31 desember keluar
biasanya bulan 4 setelah audit baru ditampilkan laporannya dimajalah itu
salah satu bentuk Transparansi kami. 11

Laporan via media cetak dilakukan setiap bulan yang disetor ke wilayah
pada semua cabang-cabang yang ada, sedangkan pada bulan Desember laporan
bersifat Nasional yang dilakukan setelah diaudit. Laporan-laporan tersebut sebagai
wujud Transparansi pada publik juga dilaporkan melalui Website dan instansi
terkait, hal ini sebagai pernyataan dibawah ini :
Kalau Koran ya YDSF Surabaya kita belom menemukan tapi kita lakukan
selama ini dimajalah, kemudian di website http://ydsf.org/ebook,
kemudian dibadan pemerintahan yang membawahi legalitas kami
BAZNAZ, Kemenag Kabupaten kemudian Kemenag pusat. Kalau yang
ngurus pusat Surabaya, kalau kabupaten disini persemester. Kita ngasik
laporan kepada kementrian agama Kabupaten Jember kebagian Pemais,
ada yang memang khusus tentang zakat wakaf namanya pak cecep atau
pak heri purnomo kalau tidak salah pembinaan masyarakat Islam tiap
persemster.12

Laporan keuangan YDSF untuk meningkatkan kepercayaan publik


dilakukan melelui media informasi, baik majalah maupun Website yang masih
dikelola oleh Wilayah. Namun untuk pertanggungjawaban lokal dilakukan pada
Kemenang Jember setiap semester. Selanjutnya menurut Direktur YDSF bahwa:
Jadi memang dana yang kita himpun dari donator itu yang lebih utama
yang kita berikan pertanggung jawaban itu adalah donator kita, ya donator
kita itu melalui majalah itu. Sedangkan orang yang diluar bukan donator
kita ketika mau minta laporan ke YDSF sebagai Transparansi itu tidak
masalah kita akan berikan kemudian selian itu kita publikasikan kegiatan-
kegiatan kita mengenai penyelur anggran itu di facebook dan di website itu
lengkap.13

11
Wawancara dengan Dedi Zulkarnain, Pada Hari Senin 4 Desember 2017
12
Wawancara dengan Muhammad Chariri Jabatan Humas dan Marketing Pada Hari Senin 4
Desember 2017
13
Wawancara dengan Dedi Zulkarnain, Pada Hari Senin 4 Desember 2017

9
Pertanggungjawaban pendanaan di YDSF yang paling utama diberikan
pada donatur, karena donatur sebagai pelanggan utama yang harus mendapatkan
pelayanan yang prima.Tetapi untuk layanan publik sudah ada di media sosial yang
disediakan YDSF. Publik dapat mengakses secara langsung aktivitas kuangan
yang ada di YDSF. Contoh Laporan Penerimanaan, Pengeluaran dan Saldo/Bank
periode Januari 2018.14
TABEL 1
Laporan Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Kas/ Bank
Perode Januari 2018
PENERIMAAN KEGIATAN KETERANGAN
Infaq 2.455.902.644
Zakat 390.334.412
Lainnya 429.777
Piutang Lain-lain 78.238.090
Jumlah Penerimaan Rp. 2.924.904.922
PENGELUARAN PROGRAM PENDAYAGUNAAN KETERANGAN
Program Dakwah 805.887.684
Program Pendidikan 608.238.920
Program Masjid 36.220.500
Program Yatim 35.565.000
Program Kemanusiaan 160.450.000
Program Layanan Zakat 261.090.000
Jumlah Program Pendayagunaan 1.907.452.104
PENGELUARAN KEGIATAN KETERANGAN
Biaya Operasional 523.887.877
Biaya Sosialisasi ZIS 3.500.000
Biaya Pengembangan SDM & SI 22.936.577
Biaya Investasi Aktiva Tetap 4.008.139.000
Sewa Gedung -
Biaya Operasional Program 28.842.145
Biaya Lain-lain 80.352.250
Jumlah Pengeluaran 4.667.657.849
Lainnya
Jumlah Pengluaran 6.575.109.953

Kenaikan kas dan Bank (3.650.205.031)


Saldo Awal Kas Dan Bank Jumlah 5.338.009.751
Saldo Akhir Kas Dan Bank Jumlah 1.687.804.720

14
Dokumentasi YDSF Jember

10
Jumlah Mustahik yang menerima manfaat program YDSF setiap tahunnya
15
yaitu: untuk pendidikan 333 orang/bulannya, Untuk yatim 722 orang/bulannya,
Untuk dakwah 782 orang/bulannya, Untuk masjid 7 masjid/bulannya, Untuk
kemanusiaan 2245 orang/ bulannya, Untuk zakat 30 orang/bulan.
Dari dana anggaran yang masuk tersebut biasanya digunakan untuk 5
program utama, biaya operasional, dan gaji karyawan yang ada di YDSF.
Program-program yang ada di YDSF antara lain (program pendidikan, kesehatan,
penanggulangan kemiskinan. Pada program pendidikan dialokasikan untuk
beasiswa pena bangsa yang diberikan kepada SD sebesar Rp 35.000, SMP sebesar
Rp 50.000, sebesr Rp SMA 75.000, dan perguruan tinggi sebesar Rp 300.000.
Tanggung jawab sosial YDSF merupakan bagian yang tak terpisahkan,
mengingat YDSF merupakan lembaga sosial. Salah satu bukti yakni tahun 2018
dana 1 Miliar di alokasikan pada masing-masing program diantaranya terinci
sebagai berikut: Pendidikan (328 guru dan sekolah), Dakwah (693 dai desa dan
majlis Taklim), Masjid: (5 Masjid Dan Mushalla), Yatim: (671 Anak yatim Piatu),
Zakat: (30 Mustahik), Kemanusiaan (1267 korban/Pasien). 16
Gambar 1
Penerimaan Program YDSF Jember 2018

Model pengelolaan organisasi LAZ yang berawal dari penghimpunan dana


dari Muzaki dan mengalokasikan ke lima program yang ada dilembaga amil zakat
tersebut, untuk peningkatan zakat dilakukan strategi yaitu dengan promosi melalui

15
Wawancara dengan Muhammad Chariri Jabatan Humas dan Marketing Pada Hari Senin 4
Desember 2017
16
Ibid., Pada Hari Senin 4 Desember 2017

11
media cetak di Kabupaten Jember dengan pemberian modal dan beasiswa. Untuk
karyawan LAZ supaya semakin giat dalam penarikan zakat yaitu dengan
memberikan fee selain gaji pokok dan 4% dari juru pungut.17
Model pengelolaan organisasi YDSF dilakukan dengan cara penghimpuan.
Strategi peningkatan zakat dilakukan melalui promosi. Yang dilakukan YDSF
kepada karyawannya supaya semakin giat melakukan penarikan zakat dengan
memberikan fee selain gaji pokok sebesar 4% dari gaji yang dihasilkan.
Berhubungan dengan gaji Direktur YDSF menyampaikan bahwa :
Jadi saya juga baru tau kemaren ternyata YDSF ini paling efektif
sistemnya tapi tidak lepas dari 12,5% itu. 5% itu diambil oleh temen-
temen cumut selebihnya itu 12,5% dikurangi 5% itu untuk operasional dan
gaji. Ketika pungutan donasinya semakin besar maka semakin besar juga
yang mereka dapat, lain dengan gaji. Gaji mereka 20% dari UMK
ditambah dengan fee itu 5% kemudian ada donator baru itu diperhitungkan
juga sama YDSF temen-temen jumut itu. Kalau mendapat donator baru itu
ada hitungannnya sekian, berapa rupiah, mulai dari 75,100,125 rupiah
gitu.18

Membangun efektivitas dan keadilan itu tidaklah mudah namum YDSF


cukup efektif dalam memberikan rasa keadilan, ini Nampak pada pengelolaan
keuangan dengan 12,5% dengan 5% diambil oleh karyawan dan selebihnya untuk
biaya operasional. untuk karyawan jika pungutan donasinya semakin besar maka
semakin besar pula yang mereka dapat, lain dengan gaji. Gaji Karyawan 20% dari
UMK ditambah dengan fee 5%. kemudian apabila ada donator baru
diperhitungkan sama YDSF.Bagi yang mendapatkan donatur baru diberikan
reward mulai dari Rp. 75.000, Rp.100.000 sampai Rp.125.000.

2. Akuntabilitas YDSF
Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) merupakan Lembaga Amil Zakat
Nasional (LAZNAZ) yang berbadan hukum, diperkuat akte notaris abdul Rozak
Ashibilie, SH No.31/14 April 1987 da SK Menteri Agama No. 523/2001.

17
Wawancara dengan Dedi Zurkanain, Pada Hari Senin 4 Desember 2017
18
Ibid., Pada Hari Senin 4 Desember 2017

12
Didirikan pada 1 maret 1987 oleh para tokoh ulama dan pengusaha muslim di
masjid Al Falah Surabaya. 19
Program utama YDSF yakni: (a) Pendidikan, (b) Yatim, (c) Dakwah, (d)
Masjid, dan (e) Zakat dan kemanusiaan, yang mempunyai karyawan sejumlah 10
orang sampai saat ini.
Pada tahun 2000 didirikan cabang di kota Jember dan dimandirikan pada
tahun 2012, ada dua kantor pusat di Jember yang berada di Jl. Slamet Riadi
No.151 Patrang-Jember (Penghimpun/layanan Donatur) dan di Jl. MT. Hariyono
No. 151 Wirolegi-Jember (Penyaluran/ Mustahik). Pada tahun 2013 membuka
cabang pembantu yang terletak di Bondowoso, di buka cabang baru pada tahun
2016 di Situbondo. Ijin operasional LAZNAZ melalui SK. MENAG. RI. NO.
523/2001, Visi dan Misi LAZ yaitu:

Visi: YDSF Jember sebagai lembaga sosial yang benar-benar amanah serta
mampu berperan serta secara aktif dalam mengangkat derajat dan martabat
ummat Islam, khusunya di Kabupaten Jember.
Misi: Mengumpulkan dana masyarakat/ummat baik dalam bentuk zakat, infaq,
sadaqah maupun lainnya dan menyalurkannya dengan amanah, serta efektif
dan efisien untuk kegiatan-kegiatan :
a. Meningkatkan kualitas sekolah-sekolah Islam
b. Menyantuni dan memberdayakan anak yatim, miskin, dan terlantar
c. Memberdayakan operasional dan fisik masjid, serta memakmurkannya
d. Membantu usaha-usaha dakwah dengan memperkuat peran para da’i,
khususnya yang berada di daerah pedesaan/terpencil.
e. Memberikan bantuan kemanusiaan bagi anggota masyarakat yang
terkena musibah.20

Pertumbuhan Muzaki yang semakin meningkat, tentu bagi organisasi


seperti YDSF membutuhkan anggota yang memiliki kemampuan dan pengalaman
yang baik. Untuk meningkatkan kinerja para anggota sehingga rasio Muzaki dan
para petugas YDSF berimbang, maka YDSF dapat merekrut anggota baru dengan
beberapa prosedur. karyawan yang direkrut di YDSF melalui dua Jalur,
sebagaimana di bawah ini :

19
Dokumentasi YDSF
20
Dokumentasi

13
Kalok disini biasanya ada Relawan, jadi relawan dulu biasanya itu relawan
ramadhan jika kerjaannya bagus ditarik menjadi karyawan tetap.
Lowongan pekerjaan: pelamar langsung datang ke kantor YDSF dan
mengisi posisi yang kosong jika ada dengan kapasitas yang kami tentukan,
indikator karyawan Muslim/muslimat.21

YDSF dalam rangka perekrutan karyawan melalui dua Jalur. Pertama,


merekrut relawan di lembaga tersebut. Seperti relawan pada saat bulan Ramadhan.
Kedua, melalui lowongan dari lembaga. kemudian dari anggota YDSF baik yang
lama-maupun yang baru diberi pelatihan untuk meningkatkan SDM atau kinerja,
sehingga target organisasi dapat tercapai secara maksimal. para karyawan YDSF
di Upgrading setiap tahunnya. hal ini sebagaimana pernyataan di bawah ini :
Di berikan pembekalan sebelum terjun ke lapangan supaya saat di Tanya-
tanya sama orang bisa menjawab, dengan pelatihan seperti seminar
mengenalkan YDSF kemasyarakat dan atau karyawan dengan memberikan
sertifikat, Upgrading setiap tahun, pengajian (evaluasi).22

Pembinaan anggota YDSF sendiri dalam rangka peningkatan sumber daya


manusia, lembaga pusat biasanya melakukan upgrading pertahunnya, tapi disini
tidak semua karyawan dapat mengikutinya, melainkan hanya karyawan yang
ditunjuk sebagai perwakilan saja. Selain itu, dari segi internal tersendiri lembaga
juga melakukan pengajian (halaqah) untuk semua karyawan, yang didalamnya
juga terdapat bahasan mengenai evaluasi bagaimana lembaga untuk menjadi lebih
baik menguatkan niat dalam mengemban amanah.
YDSF sebagai lembaga social, sama seperti lembaga lainnya, butuh
prestasi dan progress yang tinggi, sehingga selain dilakukan pembinaan pada
karyawan, pihak YDSF juga melakukan monitoring dan evaluasi, untuk melihat
target program serta kendala-kendala yang ada. Menurut karyawan YDSF
mengatakan bahwa :
Iya ada setiap bulan itu ada rapat koordinasi karyawan, kemudian ada
triwulan itu program-program monitoring atau evaluasi program-program
mana saja yang sudah di laksanakan suksesnya bagaimana, kemudian apa
yang belum apa yang gagal kemudian 1 tahun dan sekaligus raker (rapat
kerja) untuk program tahun berikutnya. Disamping itu karyawan di

21
Wawancara dengan Dedi Zulkarnain, Pada Hari Senin 4 Desember 2017
22
Ibid., Pada Hari Senin 4 Desember 2017

14
wajibkan untuk menulis jurnal harian jadi apa saja yang di lakukan pada
hari ini itu termasuk dalam catatan harian karyawan, kemudian satu bulan
di laporkan ke kantor umum.23

Evaluasi dan monitoring kelembagan di YDSF dilakukan pertama, Setiap


bulan dengan agenda koordinasi, kedua, Triwulan sekali dengan agenda rapat
evaluasi kegiatan, dan ketiga. Setiap 1 tahun sekali dengan agenda rapat kerja.
selain ada agenda-agenda khusus dalam monitoring dan evaluasi, YDSF
mewajibkan pada karyawannya menulis Jurnal harian tentang agenda harian para
karyawan.
Pertanggungjawaban juga diberlakukan pada pengelola atau karyawan
dengan system reward dan punisment. Bagi yang berprestasi akan mendapatkan
hadiah, sebaliknya bagi yang melanggar aturan akan dikenakan sangsi, mulai dari
teguran sampai pemecatan.
Lembaga YDSF dalam meningkatkan kinerja karyawan, pihak lembaga
melakukan pengupahan atau pada karyawan. karena YDSF adalah lembaga social,
tentu penggajian pada karyawan dibawah UMR, hal ini sebagaimana pernyataan
dibawah bahwa. Gaji YDSF menerapkan gaji Bulanan dengan sistem transfer
yang diambil dari dana yang terkumpul, atau 2,5% dari dana yang terkumpul,
karena YDSF termasuk pekerjaan yang mengarah ke sosial maka gajinya di
bawah UMR Jember.
Sistem penggajian YDSF sama dengan lembaga atau instansi-instansi
lainnya yang penggajiannya setiap satu bulan sekali dengan ketentuan 2,5% dari
dana yang terkumpul setiap tahunnya. selanjutnya YDSF tidak melakukan
promosi jabatan, namun jika ada posisi kosong dan terdapat relawan yang
kapasitas kerjanya sudah bagus, maka akan ditempatkan di posisi tersebut
berdasarkan persetujuan direktur.24 Ini menununjukkan bahwa pola
kepemimpinan yang diterapkan di YDSF adalah pola kepemimpinan demokrasi.
Jadi setiap keputusan yang akan diambil bertalian dengan opersional lembaga
maka hal akan dimusyawarahkan secara bersama-sama.

23
Wawancara dengan Muhammad Chariri Jabatan Humas dan Marketing Pada Hari Senin 4
Desember 2017
24
Wawancara dengan Dedi Zulkarnain, Pada Hari Senin 4 Desember 2017

15
3. Responsibilitas YDSF
Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) merupakan Lembaga Amil Zakat
Nasional (LAZNAZ) yang berbadan hukum, diperkuat akte notaris abdul Rozak
Ashibilie, SH No.31/14 April 1987 da SK Menteri Agama No. 523/2001.
Didirikan pada 1 maret 1987 oleh para tokoh ulama dan pengusaha muslim di
masjid Al Falah Surabaya. 25
Pada tahun 2000 didirikan cabang di kota Jember dan dimandirikan pada
tahun 2012, ada dua kantor pusat di Jember yang berada di Jl. Slamet Riadi
No.151 Patrang-Jember (Penghimpun/layanan Donatur) dan di Jl. MT. Hariyono
No. 151 Wirolegi-Jember (Penyaluran/ Mustahik). Pada tahun 2013 membuka
cabang pembantu yang terletak di Bondowoso, di buka cabang baru pada tahun
2016 di Situbondo. Ijin operasional LAZNAZ melalui SK. MENAG. RI. NO.
523/2001, Visi dan Misi LAZ yaitu:
Pengurus YDSF sudah menjalakan system pengelolaan zakat sesuai
dengan SOP yang ada, Dedi mengatakan :
Kita sudah buat sebenarnya, SOP itu yang kita harus sesuai dengan
kebijakan, visi misi sudah kita turunkan dalam bentuk program dan
strategi dan setiap perumus strategi tersebut diatur oleh kebijakan ketika
hal berkaitan dengan program, kebijakan terikat dengan program kebijakan
pelaksanaan tahun 2017 ketika berkaitan dengan operasional pengeluaran
asset ada kebijakan pengeluaran asset. Jadi kemudian itu yang mengontrol
dari SOP, tapi ketika yang sifatnya tekhnis misalkan layanan ya kita
teman-temen buat sendiri ini aturan baru untuk standarisasi layanan. Kita
sudah buat semua walaupun terkadang dilapangan molor karena
pengaruhnya memang banyak seperti da kesibukan yang lain misalkan
mempunyai job lain kadang waktu yang kita tentukan molor kadang pula
bisa lebih cepet lagi, tapi kami selalu berusaha untuk memudahkan urusan
orang lain

YDSF dalam membangun Akuntabilitas publik menggunakan Standar


operasional prosedur. prosedur ini yang mengatur layanan publik yang bertujuan
memberi tanggungjawab pada seluruh rancangan dan pelaksanaan program yang
telah disusun oleh lembaga. selain pertanggungjawaban terhadap lembaga secara

25
Dokumentasi YDSF

16
umum, untuk pertanggungjawab secara khusus diberlakukan pada pengelola,
sebagaimana dibawah ini :
Kita buat kebijakan terkait dengan itu, salah satunya menerima hadiah,
kalau dipemerintahan itu menerima hadiah atau sogokan untuk
mengegolkan proposal ini kita ada sangsi teguran keras bahkan
dikeluarkan atau diposisikan kebawah seperti itu. Ada beberapa teguran
sampek tiga kali kalau tidak ikut aturan diputus statusnya dari YDSF. 26

Salah satu cara untuk memantau karyawan dalam pengambilan donarut,


kami melakukan cek langsung kepada donator. Menurut Dedi Zulkarnain,
Sebenarnya kita baru bekerja secara integrasi kepuasan donatur baru kita
sebar ini mungkin bulan 4 baru masuk semua jadi agak sulit temen-temen
ada 4.000 kuisoner yang kita sebar masing-masing donator tanpa
menghitung berapa persen yang diambil tapi kita ambil semua, bukan
hanya sampel tapi kita ambil semua karena kadang tidak mewakili kalau
hanya sampel. Kita sebar kuisioner, untuk mengetahui pelayanan
karyawan kami.27

Respon Danatur YDSF sudah tinggi, ini terlihat dari komplen Donatur
karena keterlambatan jembutan zakat, infak dan shadaqoh. Namun untuk
mempermudah terjadinya jalinan respon antara pengelola dan pelanggan maka
pihak YDSF menggunakan alat telekomunikasi.
Respon pelanggan sangat penting untuk keberlanjutan dinamika
organisasi.ini langkah awal bagi YDSF yang lebih dinamis mengingat, respon
awal datang dari pelanggan, tinggal bagaimana pengelola membenahi manajemen
yang ada.
Jadi Responsibilitas YDSF dilakukan dengan mentaati peraturan yang
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, menjalankan pengelolaan zakat sesuai
dengan SOP YDSF. Lembaga nirlaba ini memiliki tugas dalam bidang sosial.
E. Analisis Transparansi, Akuntabilitas dan Responsibilitas di YDSF
Jember
1. Transparansi
Transparansi pengelolaan Lembaga amil zakat YDSF ada yang yang
bersifat lokal dan bersifat nasional. YDSF berskala Nasional. Pelaporan keuangan

26
Wawancara dengan Dedi Zurkanain, Pada Hari Senin 4 Desember 2017
27
Ibid., Pada Hari Senin 4 Desember 2017

17
dilakukan setelah diaudit oleh akuntan publik, dan dilaporkan secara terbuka baik
pada tingkat lokal terlebih dahulu kemudian dilaporkan secara nasional. Publik
dapat mengakses langsung hasil audit sirkulasi pendanaan YDSF baik melalui
situs on line http://ydsf.org/ebook, YDSF juga memberikan laporan kepada
BAZNAZ, Kemenag Kabupaten Jember. YDSF sudah memenuhi indikator dari
transparansi yakni memberikan laporan secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat
dan diaudit oleh akuntan publik.
Langkah yang dilakukan oleh YDSF tersebut sudah sesuai dengan Undang
Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 19 yang
berbunyi “LAZ wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala.” Tidak
berhenti disitu, YDSF juga sudah melaporkan keuangan kepada Kementerian
Agama Kabupaten Jember. YDSF Menjalakan amanat sebagaimana dalam
Pengelolaan Zakat dan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,
dalam pasal 74, “Perwakilan LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
Pengelolaan Zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada
LAZ dengan menyampaikan tembusan kepada pemerintah daerah dan kepala
kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota.”
Meskipun YDSF memiliki kekurangan, yakni tidak memberikan tembusan
kepada Pemerintah Kabupaten Jember. Ini merupakan catatan, bahwa YDSF yang
sudah memiliki jaringan nasional, masih ada yang ketinggalan untuk memberikan
laporan kepada pemerintah setempat.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas juga ditunjukkan oleh YDSF. Sembagai bagian dari lembaga
social YDSF berkewajiban melakukan Pembinaan anggotanya sendiri dalam
rangka peningkatan sumber daya manusia. Pembinaan dilakukan oleh lembaga
pusat dengan upgrading setiap tahun. Selain itu, dari segi internal tersendiri
YDSF juga melakukan pengajian (halaqah) untuk semua karyawan, yang
didalamnya juga terdapat bahasan mengenai evaluasi bagaimana lembaga untuk

18
menjadi lebih baik menguatkan niat dalam mengemban amanah. YDSF
melakukan monitoring dan evaluasi pada pengurus yang ada. kegiatan-kegiatan
tersebut untuk meningkatkan kinerja para pengurus sehingga tercipta good
corporate governance di lembaga tersebut.
YDSF selain memiliki kewajiban dalam meningkatkan kinerja organisasi
baik melalui pembinaan-pembinaan, monitoring dan evaluasi. YDSF memiliki
system reward dan punisment. Reward berupa gaji yang mengikuti ketentuan
yang berlaku, begitupula dengan punisment mulai dari teguran sampai pada
pemecatan.
3. Responsibilitas
Indikator utama dari responsibilitas yakni mematuhi peraturan perundang-
undangan, dalam hal ini, Undang Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat dan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
YDSF sudah menjalakan amanah dari peraturan tersebut (lihat halaman 18,
tentang transparansi)
Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) merupakan Lembaga Amil Zakat
Nasional (LAZNAZ), denga SK Menteri Agama No. 523/2001. Sesuai dengan
Undang Undang Zakat no 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 18,
“Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri”.
Indikator berikutnya yakni, YDSF sejalan dengan anggaran dasar dan
peraturan yang sudah dibuat oleh YDSF. Bukti YDSF melaksankan anggaran
dasar dan peraturan, bisa dilihat pada poin transparansi dan akuntabilitas di atas.
Terakhir, untuk tanggung jawab sosial YDSF, ini sudah menjadi bagian
dari YDSF sendiri, yakni pada tahun 2018 dana 1 Miliar di alokasikan pada
masing-masing program diantaranya terinci sebagai berikut: Pendidikan (328 guru
dan sekolah), Dakwah (693 dai desa dan majlis Taklim), Masjid: (5 Masjid Dan
Mushalla), Yatim: (671 Anak yatim Piatu), Zakat: (30 Mustahik), Kemanusiaan
(1267 korban/Pasien).

19
Asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas dan responsibilas telah
dilakukan oleh YDSF dalam menjalankan perusahaan nirlaba sudah maksimal.
Dan terbukti YDSF setiap bulan mendapatkan muzaki baru, artinya mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Jember.
Berikut Skema Penerapan GCG oleh YDSF Kabupaten Jember

F. Penutup
1. Kesimpulan
a. Transparansi
Pelaporan keuangan dilakukan setelah diaudit oleh akuntan publik, dan
dilaporkan diantaranya melalui http://ydsf.org/ebook, dan cetak majalah setiap
bulan. Laporan keuangan YDSF dilaporkan kepada BAZNAZ, dan tembusan
kepada Kemenag Kabupaten Jember. Meskipun belum memberikan tembusan
kepada Pemerintah Kabupaten Jember. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No
14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang Undang Zakat no 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat, dalam pasal 74, “Perwakilan LAZ wajib

20
menyampaikan laporan pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak, sedekah, dan dana
sosial keagamaan lainnya kepada LAZ dengan menyampaikan tembusan kepada
pemerintah daerah dan kepala kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi dan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.”
b. Akuntabilitas
Untuk mencapai visi dan misi YDSF. YDSF melakukan pembinaan
kepada anggotanya sendiri. Selain itu, YDSF juga melakukan monitoring dan
evaluasi untuk meningkatkan kinerja para pengurus. YDSF memiliki system
reward dan punisment. Reward berupa gaji yang mengikuti ketentuan yang
berlaku, begitupula dengan punisment mulai dari teguran sampai pada pemecatan.
4. Responsibilitas
Responsibilitas YDSF yakni mematuhi peraturan dan perundang-undangan
yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah. YDSF sejalan dengan SOP dan
peraturan yang sudah dibuat oleh YDSF. Bukti YDSF melaksankan anggaran
dasar dan peraturan, bisa dilihat pada poin transparansi dan akuntabilitas di atas.
2. Saran
a. Dari asas GCG yakni ada 5, namun penelitian ini hanya meneliti 3 asas saja.
Oleh karenannya, butuh penelitian lanjutan yang lebih lengkap.
b. Penelitian ini hanya meneliti satu Laz saja, diperlukan penelitian yang lengkap
tengang Laz se Kabupaten Jember dengan menggunakan metode GCG.

21
Daftar Pustaka

Effendi, Arief. The Power Good Corporate Governance Teori dan Implementasi.
Cetakan Kesatu. Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Mas, Achmad Daniri. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.


Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006.

Milles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:


UI Press. 1992.

Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya. 2006.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta .


2009.

Sutedi, Adrian, Good Corporate Governance, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Triyanto, Andi. “Akuntabilitas Lembaga Amil Zakat.” 2006

Widodo, Hertanto dan Kustiawan. Teten. Akuntansi Manajemen Keuangan untuk


OPZ. IMZ. Bandung. 2001

22

Anda mungkin juga menyukai