· Plato (477 -347 SM) Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari. Menurut Plato juga tentang teori pengetahuan, idealisme mengemukakan pandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh melallui indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena dunia hanyalah merupakan hasil akal belaka, karena akal dapat membedakan bentuk spiritual murni dan benda-benda diluar penjelmaan material.
· J. G. Fichte (1762-1914 M.)
Ia adalah seorang filsuf Jerman. Ia belajar teologi di Jena (1780-1788 M). Pada tahun 1810-1812 M, ia menjadi rektor Universitas Berlin. Filsafatnya disebut “Wissenschaftslehre” (ajaran ilmu pengetahuan). Secara sederhana pemikiran Fichte: manusia memandang objek benda-benda dengan inderanya. Dalam mengindra objek tersebut, manusia berusaha mengetahui yang dihadapinya. Maka berjalanlah proses intelektualnya untuk membentuk dan mengabstraksikan objek itu menjadi pengertian seperti yang dipikirkannya.
· G. W. F. Hegel (1770-1031 M.)
Ia belajar teologi di Universitas Tubingen dan pada tahun 1791 memperoleh gelar Doktor. Inti dari filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh atau spirit), suatu istilah yang di ilhami oleh agamanya. Ia berusaha menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu roh atau jiwa, menjelma pada alam dan dengan demikian sadarlah ia akan dirinya. Roh itu dalam intinya ide (berpikir).
3. Tokoh – Tokoh Aliran Filsafat Realisme
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: · Aristoteles “Menurut Aristoteles (bahasa Yunani: ριστοτέλης, Aristoteles) adalah seorang filosof Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Dia menulis di banyak mata pelajaran, termasuk fisika, metafisika, puisi, teater, musik, logika, retorika, politik, pemerintahan, etika, biologi dan zoologi. Meskipun ia adalah murid Plato selama 20 tahun dan sangat terpengaruh olehnya, ada dalam filsafatnya yang merupakan reaksi terhadap pemikiran Plato dalam mendefinisikan Soul (jiwa), dia merasa perlu untuk mempertimbangkan tingkat kehidupan yang berbeda: a. Kehidupan Tanaman tingkat terendah dimana hanya ditemukan kemampuan mencari gizi, kekuatan menerima makanan. b. Kehidupan Hewan kemapuan mencari gizi dan kemampuan persepsi-menginginkan kemampuan dan kekuatan penggerak. c. Kehidupan Manusia-memiliki kemampuan berpikir-hewan yang berpikir dan fungsi sejati adalah hidup secara rasional.” · Johan Amos Comenius “ Menurut John Amos Comenius (28 Maret 1592 -15 November 1670) seorang guru Ceko, ilmuwan, pendidik, dan penulis. Dia adalah seorang Moravia (uskup) Protestan, pengungsi religius, dan salah satu pencetus paling awal pendidikan universal, sebuah konsep yang akhirnya ditetapkan dalam bukunya Didactica Magna. Ia sering dianggap sebagai FATHER OF MODERN EDUCATION. Konsepsi menarik dari pemikiran Comenius adalah realistis yang jelas, meski keyakinan religiusnya tidak menyelaraskan dengan hal tersebut. Manusia bagaikan sebuah cermin yang terpenjara dalam sebuah ruangan, yang merefleksikan gambaran-gambaran dari semua yang ada disekitarnya, dan menjadi suatu figure hidup untuk menggambarkan karakter dari pikiran. Kamar adalah duniayang eksternal.”
· Santo Thomas Aquinas
“Menurut Santo Thomas Aquinas Aliran Realiseme Berkaitan dengan indra. Dimana, Indra adalah sumber pengetahuan. Bentuk Manusia universal, atau kategori, dari berbagai persepsi tentang seperti benda. a. Percaya pada pengetahuan melalui indra. b. Percaya bahwa baik materi dan hakikat terikat di benda-benda fisik. c. Percaya bahwa pengetahuan dimulai dengan rasa persepsi. d. Pengetahuan dapat tumbuh di luar indra ketika alasan dunia diterapkan pada pengalaman indrawi. e. Percaya dalam menggunakan penalaran induktif untuk sampai pada generalisasi atau universal. Dia berpikir penyelidikan ilmiah yang didukung Thomas berjuang keras untuk menjawab hubungan antara Tuhan dan substansi material darimana dunia itu dibuat. Jika Tuhan adalah roh, maka sesuatu akan terpisah dari-Nya. Jawaban Saint Thomas pada masalah ini bahwa Tuhan adalah sesuatu yang tanpa batas dan abadi, tidak ada awal atau akhirnya. Oleh karena itu, benda ini tidak hidup pada waktu sama dengan Tuhan di dalam kekekalan sebelum alam semesta ini dibuat. Tuhan menciptakan sesuatu benda, dan pada materi utama, Tuhan menciptakan benda tersebut yang merupakan unsure pokok yang membedakan dengan benda yang lainnya dan berbeda dengan objek individu dimana dunia itu dibuat. Materi bukanlah satu hal yang otomatis atau keberadaan yang tanpa sebab.” · Rene Descartes · Francis Bacon · Wiliam Mc Gucken · John Locke · Galileo · David Hume · John Stuart Mill.
42. Tokoh – Tokoh Aliran Filsafat Materialisme
Tokoh-tokoh aliran ini adalah: a. Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air. b. Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas. c. Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara. d. Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api. e. Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta . Tokoh – Tokoh Aliran Filsafat Materialisme Tokoh-tokoh aliran ini adalah: a. Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air. b. Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas. c. Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara. d. Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api. e. Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta