Anda di halaman 1dari 7

Nama : Jeremi Jordan Malau

Kelas : PKO C 2020


Mata kuliah : Dasar Dasar Ilmu Kepelatihan

Tuliskanlah prinsip -prinsip latihan sebagai seorang Pelatih ?

Jawab :

  Training sebagai proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya
(Harsono, 1988:101)
       Rothig (1972) Pelatihan adalah semua upaya yang mengakibatkan terjadinya peningkatan
kemampuan dalam pertandingan olahraga.
       Harre (ed., 1982) menjelaskan dalam pengertian luas, pelatihan olahraga adalah
keseluruhan proses persiapan yang sistematik bagi atlet untuk mencapai prestasi tinggi.
Latihan adalah suatu proses berlatih yang berencana, menurut jadwal, menurut pola dan
sistem tertentu, metodis, dari mudah kesukar, teratur, dari sederhana ke yang lebih komplek
yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian
bertambah. Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatih tidak berlandaskan
prinsip-prinsip latihan. Banyak orang yang melakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak
melakukan latihan dengan benar. Sebelum kita bahas latihan lebih lanjut ada baiknya kita
ketahui pengertian latihan.
     Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari kerja fisik yang dilakukan berulang-ulang
dengan menerapkan prinsip-rinsip latihan. Adapun yang dimaksud sistematis bahwa latihan
tersebut dilaksanakan secara berencana, teratur, berpola, dan berkesinambungan. Sedangkan
berulang-ulang diartikan bahwa gerakan yang dipelajari dilakukan beberapa kali sehingga
gerakan itu menjadi otomatis dan refleksif dalam koordinasi gerak yang lebih mulus dan
efisien.
     Prinsip-prinsip latihan yang akan dikemukakan disini adalah prinsip-prinsip dasar dari
latihan yang perlu diketahui dan diterapkan dalam setiap cabang olahraga. Dengan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan tersebut diharapkan prestasi seorang atlet akan
lebih cepat meningkat. Prinsip-prinsip latihan  yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Frekwensi Latihan:  Latihan dilaksanakan sesering mungkin dan terencana dalam


waktu yang panjang. Frekwensi latihan berbeda untuk setiap cabang olahraga, hal ini
tergantung dari tingkat kesulitan gerak dan pencapaian prestasi. sebagai contoh untuk
latihan dasar renang bagi pemula akan memerlukan frekwensi latihan yang lebih
banyak dibandingan dengan frekwensi latihan cabang angkat besi.
2. Overload: Latihan harus diberikan dengan beban cukup berat mendekati batas
kemampuan atau ambang rangsang agar dapat memberikan perubahan secara biologis
didalam tubuh atlet serta mentalnya. Beban latihan selalu bertambah secara terencana
dan teratur sehingga kemampuan otot-otot juga akan semakin meningkat.
3. Specifikasi Latihan: Latihan akan berpengaruh secara specifik terhadap tubuh kita
terutama berpengaruh terhadap kelompok otot tertentu, ruang gerak persendian, dan
sistem energi. Jadi sebelum latihan kita tentukan terlebih dahulu apa yang akan dilatih
apakah teknik atau kemampuan fisik dan yang terpenting adalah agar latihan yang
diterapkan sesuai dengan cabang olahraga yang akan ditingkatkan prestasinya.
4. Individualisasi: Sekalipun sejumlah atlet memiliki prestasi yang hampir sama tetapi
prinsip individualis harus menjadi perhatian utama untuk itu konsep latihan harus
disusun sesuai dengan kemampuan serta kekhasan setiap individu. Latihan merupakan
masalah pribadi artinya setiap atlet akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap
beban latihan yang sama.
5. Kualitas Latihan: Latihan harus bermutu oleh sebab itu latihan intensif harus disertai
koreksi yang tepat serta konstruktif agar tujuan dari latihan tercapai.
6. Variasi Latihan: Latihan yang berulang-ulang seringkali menimbulkan rasa jenuh
untuk itu pelatih dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun program
latihan. Banyak ragam latihan akan mengurangi kejenuhan itu misalnya latihan yang
dikemas dalam suatu permainan baik individu maupun kelompok dapat mengurangi
kejenuhan.
7. Model Latihan: Latihan sebaiknya berisikan unsur-unsur yang menyerupai situasi dan
kondisi pertandingan yang sesungguhnya. Karena itu perlu diciptakan suatu model
latihan yang hampir sama situasi dan kondisi yang kelak akan dialami dalam
pertandingan sesungguhnya misalnya latihan dalam bentuk permainan sederhana
dengan peraturan yang dimodifikasi.
8. Metode Latihan: Dalam melatih ketrampilan olahraga seorang pelatih perlu
mengetahui berbagai metode latihan dengan tujuan agar latihan tersebut lebih
bervariasi dan produktif. Metode latihan yang dapat diterapkan antara lain; Whole and
Part Method, Mental Practice, dan Mass and Distributed Ptractice.
9. Goal Setting/Target: Setiap pelatih dalam melaksanakan program latihan pasti
mempunyai tujuan atau target. Target atau sasaran dapat dilakukan secara bertahap
agar keberhasilan mencapai tujuan akhir dapat terkontrol, tahap pertahap diatur
sedemikian rupa dari mulai tahap jangka pendek sampai tahap jangka panjang.
10. Monitoring: Hasil latihan harus selalu dimonitoring dan dievaluasi secara periodik
dan secara kontinyu. Hal ini sangat perlu guna mengetahui apakah program latihan
berjalan sebagaimana mestinya, dan pada akhirnya Program latihan yang disusun dan
dilaksanakan akan mendapatkan hasil optimal sesuai yang diharapkan.

     Demikian sekilas tentang Prinsip-prinsip latihan yang dapat diterapkan untuk semua
cabang olahraga, semoga tulisan ini bermanfaat, kritik, saran, dan komentar dari sobat
blogger selalu saya nantikan untuk perbaikan dimasa datang. Salam Olahraga!

Aspek Latihan

Dalam usaha peningkatan prestasi atlet, ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan
perhatian serta dilatih secara sistematis yaitu:
1.      Aspek fisik
2.      Aspek teknik
3.      Aspek taktik
4.      Aspek mental
Keempat aspek tersebut harus dilatih secara sistematis dan terencana berdasarkan prinsip-
prinsip latihan yang benar. Untuk mengetahui apa saja yang harus dilatih dari keempat aspek
tersebut mari kita bahas satu persatu.
Aspek Fisik:
            Merupakan komponen yang sangat mendasar dalam menentukan kemampuan seorang
atlet untuk dapat menyelesaikan suatu program latihan maupun menampilkan prestasi prima
pada saat pertandingan. Aspek Fisik terdiri dari berbagai komponen antara lain: daya tahan,
kekuatan, kelentukan, kecepatan, power, dan agilitas sesuai dengan cabang olahraganya.
Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kekuatan otot isotonis dan otot
isokinetis yang pada akhirnya akan meningkatkan performa atlit dalam menempuh program
latihan maupun dalam pertandingan.
Aspek Teknik:
            Latihan teknik bertujuan untuk memperkembangkan penguasaan ketrampilan gerak di
dalam suatu cabang olahraga pilihannya. Beberapa metode melatih telah diciptakan guna
tercapainya penguasaan teknik secara effektif dan efisien seperti: whole and part method,
demonstration and immitation. Alat yang digunakan dalam melatih teknik video camera dan
LCD monitor sehingga kesalahan gerak atlet dapat di analisa untuk perbaikan dan
penyempurnaan teknik gerak.
Aspek Taktik:
            Latihan taktik ditujukan untuk menunbuhkan daya tafsir pada atlet dengan melakukan
suatu gerakan yang terpadu dari gerakan-gerakan teknik dasar, sehingga merupakan suatu
pola gerak tersendiri. Taktik atau strategi sangat diperlukan untuk mencapai kemenangan
dalam suatu pertandingan. Pelatih yang yang profesional akan cepat menerapkan taktik dan
strategi yang tepat pada saat sebelum pertandingan, maupun saat berlangsungnya suatu
pertandingan.
Aspek Mental:
            Latihan mental sama pentingnya dengan ketiga aspek di atas, penekanan pada aspek
ini ialah kestabilan emosi dan peningkatan motivasi atlet. Bagaimanapun baiknya Fisik,
Teknik, dan Taktik seorang atlet tidak akan berkembang jika mentalnya tidak mendukung
alias mental pecundang. Para ahli dalam bidang sport psikologi telah banyak membuat
beberapa model untuk aspek ini antara lain mental pract, assessing anxiety, relaation
technique, dan readi-ness.
Demikian sekilas tentang metodologi kepelatihan yang dapat saya share pada sobat blogger
sekalian mudah-mudahan dapat bermanfaat. Saya menyadari banyak kekurangan dari tulisan
ini. Kritik, saran dan komentar selalu saya harapkan agar dapat meningkatkan kualitas blog in

Unsur-unsur Latihan Olahraga

Salam hangat buat sobat blogger beberapa waktu yang lalu saya telah share tentang
Metodologi Kepelatihan Olahraga, kali inipun bahasan masih seputar Metodologi
Kepelatihan. Sepertii yang telah kita bahas sebelumnya bahwa banyak faktor yang dapat
menunjang tercapainya prestasi optimal seorang atlit yaitu; 

1. Aspek Latihan
2. Program Latihan
3. Prinsip Latihan
4. Unsur-unsur Latihan

Ketiga faktor tersebut telah kita bahas, nah sekarang saatnya untuk mengupas faktor yang ke-
empat yaitu unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam merencanakan dan melaksanakan
program latihan olahraga prestasi. Baik untuk menyingkat waktu langsung ke TKP hehehe...
Unsur-unsur latihan olahraga dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Intensitas: yang dimaksud intensitas latihan adalah tingkat kegiatan didalam


melakukan suatu latihan, misalnya; pace atau kecepatan lari atau sering juga disebut
kualitas latihan. Intensitas latihan dapat ditentukan dengan menggunakan Teori
Karvoner. 
2. Duration: adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan satu
pembebanan latihan tanpa harus istirahat. seorang atlit dapat  meningkat
kemampuannya apabila kian menambah waktu latihannya namun demikian perlu
dijaga agar jangan sampai melebihi batas (over trainning) karena hal ini juga bisa
membahayakan atlit tersebut.
3. Volume: dalam latihan olahraga prestasi hal yang tidak kalah untuk diperhatikan yaitu
volume latihan, yang dimaksud adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pembebanan latihan didalam satu session latihan. Jadi semakin
cepat seorang atlit menyelesaikan beban latihan dalam satu session maka
mengindikasikan bahwa kemampuannya semakin baik.
4. Istirahat/Rest: adalah waktu yang diperlukan untuk pemulihan/recovery antara periode
pembebanan.latihan. Masing-masing atlit membutuhkan itirahat/rest yang berbeda-
beda, ada atlit yang harus istirahat lebih lama dalam melakukan recovery dan ada
yang sebaliknya hal ini dipengaruhi oleh kemampuan kardiovasculer dari atlit yang
bersangkutan, semakin baik kardiovaskulernya akan semakin cepat waktu yang
dibutuhkan untuk recovery.
5. Repetisi: adalah jumlah pengulangan yang dilakukan dalam suatu bentuk latihan.
Biasanya repetisi dilakukan antara delapan sampai sepuluh kali dari satu bentuk
latihan. Hal ini bertujuan agar bentuk latihan/gerakan lebih gampang dikuasai
sehingga otomatisai gerakan atau reflek gerak cepat tercapai.

Prinsip – Prinsip Latihan

·         Prinsip Beban Berlebih (Overload)


Pemberian beban terhadap tubuh, akan direspon oleh tubuh itu sendiri. Jawaban dari tubuh
merupakan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang diterimanya.

·         Prinsip Spesifikasi
Ketika latihan berkaitan dengan unsur biomotorik maka pelatih harus tahu betul sistim energi
apa dan unsur-unsur fisik apa yg paling dibutuhkan (dominan untuk cabang olahraga yang
dilatihnya. Apakah kapasitas aerobik, anaerobik (laktat atau alaktat), daya tahan, kekuatan,
power, kelincahan, kecepatan, stamina atau yang lain.

·         Prinsip Pemulihan Asal (Reversibility)


Prinsip ini menggambarkan bahwa apabila tubuh kita diberikan waktu istirahat yang tertalu
lama, maka kemampuan atau kesegaran tubuh yang sudah dimiliki melalui proses latihan
sebelumnya, akan kembali ke tingkat semula, atau sama seperti ketika tidak melakukan
latihan.

·         Prinsip Aktif dan Kesungguhan Atlet


Atlet dituntut aktif dan memiliki inisiatif sendiri dalam melakukan berbagai latihan yang
sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang digelutinya dengan sungguh – sungguh agar
latihan tersebut hasilnya maksimal.

·         Prinsip Kesadaran Atlet


Atlet dalam berlatih diharapkan memiliki kebutuhan dalam melakukan latihan, bukan latihan
tersebut dianggap sebagai keharusan. Karena dengan memiliki rasa kebutuhan atlet tidak
terpaksa dalam melakukan latihan, apabila terpaksa maka hasil latihan tidak dapat mencapai
hasil yang maksimal.

·         Prinsip Individual
Salah satu penyebab ketidak berhasilan seorang pelatih dalam mempersiapkan atlet atau
timnya, dapat disebabkan oleh kurang pahamnya prinsip indivualisasi ini. Prestasi seseorang
atau tim dapat dicapai secara optimal apabila setiap program latihan apapun yang diberikan
mengacu pada asas individualisasi ini.
Beberapa ahli olahraga maupun kedokteran mengemukakan pendapat yang senada tentang
individu sosok manusia. Mereka mengemukakan bahwa tidak ada satu orangpun yang sama
persis baik keadaan fisiknya maupun psikisnya. Setiap orang akan memberikan respon yang
tidak sama terhadap setiap rangsangan (fisik, teknik, taktik, mental) yang diterimanya.

·         Prinsip Multilateral
Prinsip perkembangan menyeluruh sebaiknya diterapkan pada atlit-atlit muda. Pada
permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar memiliki dasar-
dasar yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan spesialisasinya kelak.

·         Prinsip Spesialisasi
Setelah melakukan prinsip Multilateral, dilanjutkan dengan pengembangan khusus sesuai
dengan cabang olahraga yang digelutinya, dan spesialisasi baru dimulai setelah disesuaikan
dengan umur yang cocok untuk cabang olahraganya.

·         Prinsip Variasi
Pemberian variasi latihan mrupakan cara yang baik agar atlit dapat menikmati latihan dengan
senang dan gembira supaya atlit tidak bosan.

·         Prinsip Model dalam Latihan


Model atau imitasi, atau tiruan merupakan suatu simulasi dari kenyataan yang dibuat dari
elemen atau unsure spesifik dari fenomena yang dicari atau diamati serta mendekati keadaan
sebenarnya.

·         Prinsip Penggunaan Sistem Latihan


Prinsip ini menuntut bahwa program latihan harus dibuat secara sistematis dan efisien. Dari
mulai program jangka panjang sampai program latihan tiap unit, dan juga harus
memperhatikan karakter individu atlet.

·         Prinsip Periodisasi
Prinsip ini menekankan dalam proses pemberian materi latihan harus secara bertahap, tidak
bisa langsung latihan pada tahap pertandingan akan tetapi kita harus melewati tahap
persiapan sebagai modal untuk tahap selanjutnya.

·         Prinsip Presentasion
Dalam prinsip ini proses latihan dilakukan dengan memberikan atlet untuk melihat video
mengenai gerakan – gerakan teknik yang benar. Sehingga atlet dapat merekam gerakan yang
benar tersebut di benaknya dan berusaha untuk melakukan gerakan yang serupa. 

·         Prinsip Intensitas Latihan


Prinsip fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin terjadi apabila atlet dilatih
melalui suatu program latihan yang intensif, dimana pelatih secara progresif menambahkan
beban kerja, repetisi, serta kadar intensitas dari repetisi tersebut. Intensitas latihan dapat
diukur dengan menghitung denyut nadi maksimal (DNM).

·         Prinsip Kualitas Latihan


Berlatih secara intensif belum cukup apabila tidak bermutu / berkualitas. Oleh karena itu
suatu latihan harus berkualitas agar mendapat hasil yang maksimal tanpa mengeluarkan
banyak tenaga dan waktu, karena latihan singkat dan berkualitas lebih baik daripada latihan
lama yang tak bermutu.

·         Prinsip Berfikir Positif


Prinsip penanaman berpikir positif akan berdampak baik pada perilakunya karena akan
merasa lebih kuat, melatih atlet selalu berpikir optimis dan positif, mengubah sikap bawah
sadar yang negatif menjadi positif.

·         Prinsip Penetapan Sasaran


Menetapkan sasaran latihan bagi atlit sangat penting, karena atlit tidak berlatih dengan
sungguh-sungguh atau kurang motivasi jika tidak ada tujuan / sasaran yang jelas untuk
berlatih.

·         Prinsip Beban Progresif


Peningkatan beban latihan yang dimulai dengan beban ringan, kemudian ditingkatkan secara
bertahap sedikit demi sedikit sesuai kemampuan atlet yang bersangkutan, makin lama
bebannya semakin berat.
·         Prinsip Perbaikan Kesalahan
Dalam memperbaiki kesalahan gerak yang dilakukan oleh atlet, pelatih harus mengetahui
dimana dan apa penyebab kesalahan gerak yang dilakukan oleh atletnya.

Hubungan Prinsip – Prinsip Latihan dengan Psikologi Belajar


Dalam proses latihan, pelatih mempelajari masalah atlet, baik mental, fisik, teknik,
dan taknik. Dengan demikian terjadi interaksi antara pelatih dan atlet. Interaksi tersebut
berupa proses belajar yang menuntut hal – hal pokok seperti membawa perubahan yaitu dari
yang tidak tau menjadi tau dan yang belum trampil menjadi trampil, adanya kecakapan baru
yaitu atlet yang sebelumnya hanya memiliki teknik yang bisa dikatakan masih kurang
diharapkan dapat meningkatkan dan memperkaya tekniknya, dan hal pokok yang terakhir
yaitu adanya usaha. Tanpa adanya usaha, perubahan dan kecakapan baru tidak mungkin akan
tercapai.
Demikian pula dalam penerapan prinsip – prinsip latihan yang dilakukan oleh seorang
pelatih kepada atletnya. Dengan menggunakan hal – hal pokok dalam belajar tersebut,
penerapan prinsip – prinsip latihan diharapkan mampu membawa perubahan bagi atlet, dan
atlet juga memiliki kecapakan baru serta atlet memiliki usaha yang keras guna mencapai
perubahan dan kecakapan baru tersebut.

Anda mungkin juga menyukai