Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia Nya, gambaran tentang “Karakterisitik Ruang
Perawatan Teratai” telah dibuat. Pada dasarnya pelayan merupakan bagian
besar dalam menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Tuntutan
akan produktifitas organisasi semakin tinggi baik profit maupun non-profit
secara otomatis harus mampu mengadapi komplekitas lingkungan.
Demikian halnya pelayanan keperawatan dituntut untuk selalu dapat
melayani pasien beserta segala komplekitas kebutuhannya sebagai bagian
dari asuhan keperawatan nya.

Pelayanan keperawatan diberikan dalam bentuk kinerja perawat dan harus


didasari kemampuan yang tinggi sehingga kinerja mendukung pelaksanaan
tugas dalam pelayanan keperawatan.

Sebagai ungkapan syukur dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan


kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian gambaran
tentang karakterisitik ruang perawatan Teratai jiwa di RSUD Dr. Murjani
Sampit.

Demikian penulis merasa banyak kekurangan dalam penyampaian


informasi baik dari segi kata maupun dari segi informasi sehingga kritik
dan saran selalu diharapkan sehingga dapat membangun dari sebuah
kesempurnaan.

Sampit, 28 Febuari 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Layanan jasa Rumah Sakit (RS), merupakan suatu layanan masyarakat


yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan
kesehatan. Banyak unsur yang berperan dan mendukung berfungsinya
operasional Rumah Sakit. Salah satu unsur utama pendukung tersebut
adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang padat karya dan berkualitas
tinggi,disertai kesadaran akan penghayatan pengabdian kepada
kepentingan masyarakat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan layanan
kesehatan. Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan termasuk
didalamnya tenaga dokter, perawat, bidan, dan sebagainya, yang
merupakan unsur pokok input dalam suatu system pelayanan kesehatan,
memberikan andil yang cukup besar dalam penciptaan performance
pelayanan sebagai supplay atas tuntutan kebutuhan kesehatan masyarakat
yang semakin hari semakin meningkat (Gillies, 2004).
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efisien
adalah
tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi, profesional
sesuai dengan fungsi dan tugas setiap personel. Ketersediaan SDM rumah
sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit berdasarkan tipe rumah
sakit dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Untuk itu
ketersediaan SDM di rumah sakit harus menjadi perhatian pimpinan. Salah
satu upaya penting yang harus dilakukan pimpinan rumah sakit adalah
merencanakan kebutuhan SDM secara tepat sesuai dengan fungsi
pelayanan setiap unit, bagian, dan instalasi rumah sakit (Ilyas, 2004).
Salah satu upaya penyembuhan pasien adalah melalui pengobatan dan
perawatan yang dilaksanakan dalam ruang rawat inap di rumah sakit.
Ruang rawat inap yang aman dan nyaman merupakan faktor penting yang
dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien, oleh karena itu dalam
merancang ruang rawat inap terutama jiwa harus memenuhi persyaratan
tertentu yang mendukung terciptanya ruang rawat inap yang sehat, aman,
dan nyaman. Untuk memenuhi kualitas pelayanan yang maksimal baik dari
segi kinerja pemberi pelayanan maupun dari segi sarana dan prasarana
yang lengkap maka perlunya dibuat gambaran karakteristik perawat yang
mana di gunakan sebagai acuan untuk evaluasi demi mencapai pelayanan
yang berkualitas dan profesional.

Dengan ada gambaran tentang karakteristik pelayanan di ruang teratai


dapat menjadi landasan dasar dalam pengembangan standar asuhan
keperawatan di RSUD dr. Murjani sampit.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari Memberikan gambaran tentang karakteristik pelayanan
kesehatan serta analisis masalah yang terjadi di ruang teratai RSUD
murjani beserta rekomendasi dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan
yang optimal yang sesuai dengan pedoman SNARS edisi 1.1.

C. MANFAAT
Dengan adanya gambaran tentang karakteristik pelayanan kesehatan di
ruang teratai jiwa sehingga dapat memberikan solusi atas masalah serta
kendala yang sering terjadi baik faktor resiko, jumlah SDM, serta SDA yang
dapat menunjang kinerja di ruang perawatan.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
A. KARAKTERISTIK RAWAT INAP TERATAI
Karakteristik adalah ciri khusus yang mempunyai sifat khas sesuai dengan
perwatakan tertentu. Dalam hal ini karakteristik ranap di bagi menjadi 3,
yaitu : karakteristik pelayanan, karakteristik Asuhan, dan karakteristik
Sumber Daya Manusia (SDM).
1. Karakteristik Pelayanan
Merupakan gambaran pelayanan yang berada di ruang rawat inap
teratai (jiwa) yang mana di bagi menjadi 2 yaitu : karakteristik pasien
ranap dan karakteristik faktor resiko yang ada di ruangan.
a. Karakteristik pasien Ranap
Adapun jumlah pasien jiwa pada tahun 2019 yang di rawat
diruang teratai berjumlah sebanyak 114 orang.
PASIEN KELAS III BPJS TUNAI
LAKI-LAKI 96 orang 96 orang 00 orang
PEREMPUAN 18 orang 18 orang 00 orang
JUMLAH 114 orang 114 orang 00 orang

Dengan tindakan dilakukan ECT (Elektro Convulsive Therapi)


sebanyak 6 orang dalam periode Januari – Desember 2019.
Adapun kasus terbanyak menurut 5 penyakit terbesar yang di
rawat di ruang teratai, yaitu :
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH KET
1 SKIZOFRENIA TAK TERINCI 54 ORANG
2 PSIKOSIS AKUT 50 ORANG
3 DEFRESI 10 ORANG
4 GANGGUAN MENTAL ORGANIK 08 ORANG
5 SKIZOFRENIA KATATONK 02 ORANG

Bagaimana perilaku umum dari masing-masing kasus 5 besar


diatas? Skizofrenia umumnya berperilaku bagaimana dst...
Adapun pasien berdasarkan asuhan keperawatan terdapat 5
kasus selama periode Januari – Desember 2019, yaitu :
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN JUMLAH KET
1 HALUSINASI 58 ORANG
2 PERILAKU KEKERASAN 54 ORANG
3 DEFISIT PERAWATAN DIRI 08 ORANG
4 WAHAM 02 ORANG
5 ISOLASI SOSIAL 02 ORANG

Bagaimana perilaku umum pasien 5 besar diatas? Misalnya, halusinasi


sering mendengar orang bicara padahal tidak ada. Mereka
menciptakan stimulus sendiri. Pada fase awal, perintah yang mereka
dengar sering kali berisi hal-hal menyenangkan, tetapi pada fase akhir
perintah yang mereka terima mulai mencekam. Seperti perintah
membunuh, perintah melukai orang lain, bahkan perintah bunuh diri.
Lanjutkan
Kejadian bunuh diri sepanjang tahun 2019 ada berapa...? mekanisme
bunuh dirinya seperti apa?
Kejadian pasien kabur bagaimana?
Kejadian pasien berpacaran bagaimana?
Kejadian petugas dicederai pasien bagaimana? Misalnya dipukul,
diludahi dll.
b. Karakteristik Resiko
Adapun karakteristik resiko yang ada di ruang teratai di bagi
menjadi beberapa faktor, yaitu :
a) Faktor di lingkungan
 Banyak kabel bekas exose resiko tersentrum dan
cedera
 Teralis banyak yang sudah tidak ada
 CCTV tidak ada di zona kritis
 Sebagian besar ruangan rawat sudah banyak yang
berubah
 Sarana pembuangan exose covid 19 berdekatan
dengan ruang perawatan
 Dinding banyak yang terbuat dari asbes sehingga
mudah pecah dan menjadi senjata tajam. Hal ini
dapat menimbulkan resiko mencederai diri dan orang
lain.
 Kunci ruangan sudah banyak berkarat dan rusak
mengakibatkan resiko kabur
 Alat – alat restrain jiwa sudah banyak yang hilang
 Ada beberapa pintu yang sudah rusak mengakibatkan
resiko kabur
 Di taman ada beberapa pohon yang sudah tinggi
sehingga dapat dipanjat. Kondisi ini memiliki resiko
kabur dan resiko bunuh diri (gantung diri)
 Kamar mandi masih menggunakan shower sehingga
memungkinkan untuk sarana bunuh diri.
 Dapur tempat cuci makanan lama tidak dipakai
sehingga saluran pembuangan air menjadi buntu dan
keran air kadang tidak berfungsi sehingga
mengakibatkan banjir. Hal ini menjadi resiko jatuh.
 Ada beberapa kamar mandi yang buntu
mengakibatkan air menggenang keluar sehingga
berpotensi tinggi mengakibatkan resiko jatuh dan
cedera.

b) Faktor di tata kelola


 Blangko skrining jiwa sudah banyak yang hilang
 Belum ada skor rupa (respon umum fungsi adaftif)
untuk pasien jiwa di ruangan
 Belum adanya alur penerimaan pasien yang jelas di
ruangan ( kadang pasien langsung di bawa
keruangan) atau pasien di jemput langsung petugas
di rumah
 Belum terealisasi nya jadwal kegiatan pasien sehari
hari
 Untuk terapi aktivitas kelompok masih jarang di
lakukan
 Belum meratanya diagnose serta penulisan CCPT
menurut SNARS oleh masing masing anggota perawat
sehingga mempengaruhi asuhan yang di berikan.
 Belum terealisasi edukasi pasien serta media untuk
edukasi yang kurang.
c) Faktor dari pasien
 Pasien prilaku kekerasan untuk Tindakan kadang
petugas yang jaga hanya 2 dua sehingga tinggi resiko
mencederai petugas dan pasien itu sendiri.
 Pasien kadang masuk dengan diagonsa lebih dari satu
sehingga kadang susah menilai prilaku pasien
( dibutuhkan skoring rufa).
 Belum adanya penandaan khusus pasien yang resiko
tinggi menolak obat sehingga obat atau terapi yang di
berikan kurang maksimal. ( pasien berdusta)
 Belum ada nya kegiatan yang terjadwal sehingga
banyak pasien yang merasa bosan sehingga timbul
perilaku kekerasannya.

B. KARAKTERISTIK SUMBER DAYA MANUSIA


Merupakan gambaran dari tenaga dan petugas yang ada di ruang
perawatan Teratai.

a. Karakteristik SDM yang dibutuhkan


Adapun karakteristik perawat yang idealnya bertugas di ruang jiwa
Teratai adalah
 Memiliki postur tubuh yang tegap dan kuat
 Memiliki sensitifitas dan kepekaan rasa yang baik terhadap
perilaku pasien beresiko
 Waspada
 Tahan terhadap stressor yang bersumber dari kegiatan
monothon
 Memiliki kreativitas dan jiwa kepemimpinan yang baik
 Mampu bekerja dalam tim
 Berkomitmen serta bertanggung jawab dalam merawat pasien
 Diupayakan tidak merokok

Adapun kualifikasi perawat yang dibutuhkan adalah


 Pendidikan D3 atau S1 keperawatan Ners
 Telah mendapatkan minimal sertfikat pelatihan jiwa
 Dapat membuat rencana asuhan keperawatan tiap hari
 Mengetahui budaya di ruang MPKP
 Mampu menjelaskan target yang ingin di capai dalam mengelola
pasien
 Mampu mengenali kondisi pasien yang pernah atau sering
dirawat
 Mampu menyebutkan Tindakan Tindakan yang pernah
dilakukan pada pasien tersebut
 Mendapat pelatihan di ruang MPKP untuk karu dan katim
 Mengetahui sedikit nya tentang MPKP ruangan dan prosesnya
 Bersedia dalam mengembangkan MPKP dan mengikuti alur
prosedur yang telah di tetapkan
 Bersedia melanjutkan jenjang yang lebih tinggi dan pelatihan
sesuai dengan jenjang karir.

C. KARAKTERISTIK ASUHAN KEPERAWATAN


Adapun karakteristik asuhan keperawatan yang berpegang pada
pedoman standar asuhan keperawatan (SAK) RSUD dr. Murjani.
Adapun karakteristik yang harus di kembangkan oleh seorang
perawat dalam memberi asuhan adalah :
 Memiliki kerangka berfikir dalam memberi asuhan keperawatan
 Pendekatan bersifat individual pada setiap kebutuhan pasien
( dalam hal ini pasien terkontrol)
 Mampu mengenali jenis masalah keperawatan yang di alami
pasien
BAB III
KONDISI SAAT INI
N NAMA RUANGAN JENIS MAS PENDIDIKAN STATUS PELATIHAN YANG Jenjang JENJAN KUALIFIKASI
o KELAMIN A TERAKHIR KEPEGA PERNAH Karir G SDM
KERJA WAIAN DILAKUKAN (peraw KARIR
at FUNGSI
klinis ONAL
(PK)
1 Desriati, Amd. TERATAI Perempuan   D III PNS Seminar Pelatihan PK 3 III/c Mempunyai
Kep Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
Dan Magang RSJ dalam hal jiwa
Prof. Dr. Soerojo serta memiliki
Magelang beberapa
sertifikat jiwa
2 Gus Suwendi, TERATAI Laki - Laki   D III PNS Seminar Pelatihan PK2 II/c Mempunyai
Amd. Kep Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
dalam hal jiwa
3 Khursid TERATAI Laki - Laki   SI PNS Seminar Pelatihan PK3 III/d Mempunyai
Achmed Ali, S. Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
Kep dalam hal jiwa
4 Nurhayati TERATAI Perempuan   D III PNS Seminar Pelatihan PK3 III/b Mempunyai
Dewi, Amd. Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
Kep dalam hal jiwa
5 Tina TERATAI Perempuan   D III Kontrak Seminar Pelatihan PK3 - Mempunyai
Nurhaida, Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
Amd. Kep dalam hal jiwa
6 Yeyet, Amd. TERATAI Perempuan   D III Kontrak Seminar Pelatihan PK2 - Mempunyai
Kep Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
dalam hal jiwa
7 Rimpunan P. TERATAI Perempuan   D III Kontrak Seminar Pelatihan PK2 - Mempunyai
Sinaga, Amd. Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
Kep dalam hal jiwa
8 Yansyah, TERATAI Laki - Laki   D III Kontrak Seminar Pelatihan PK2 - Mempunyai
Amd. Kep Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
dalam hal jiwa
9 Yandi TERATAI Laki - Laki   D III PNS Seminar Pelatihan PK2 II/c Mempunyai
Iskandar, Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
Amd. Kep dan Pelatihan dalam hal jiwa
ASESMENT Napza serta memiliki
Dengan BNN Prov beberapa
Kalteng sertifikat jiwa
10 Hengki TERATAI Laki - Laki   D III Kontrak Pelatihan Jiwa PK2 - Mempunyai
Ternando, Keperawatan ( Psikiatri ) Dan pengalaman
Amd. Kep Magang RSJ Prof. dalam hal jiwa
Dr. Soerojo serta memiliki
Magelang beberapa
sertifikat jiwa
11 Akhmad Yasir, TERATAI Laki - Laki   SI Kontrak Seminar Pelatihan PK2 - Mempunyai
S. Kep., Ns Keperawatan Jiwa ( Psikiatri ) pengalaman
+ Ners dan Pelatihan dalam hal jiwa
ASESMENT Napza serta memiliki
Dengan BNN Prov beberapa
Kalteng sertifikat jiwa
12 Nugroho TERATAI Laki - Laki D III PNS - PK2 II/c Mempunyai
karianto, Keperawatan pengalaman
Amd.Kep dalam hal jiwa
13 Edi Susilo O, TERATAI Laki - Laki D III PNS - PK2 II/c Mempunyai
Amd.kep Keperawatan pengalaman
dalam hal jiwa
14 Feni TERATAI perempuan D III PNS - PK2 II/c Mempunyai
Alvionita,Amd Keperawatan pengalaman
.Kep dalam hal jiwa
BAB IV
ANALISA
1. Analisa berdasarkan ANJAB ABK
Adapun sumber daya yang dibutuhkan di ruang perawatan
jiwa Teratai adalah adannya stuktur organisasi yang mana
terdiri dari 1 kepala ruangan, 2 dari ketua tim, dan 12 dari
perawat pelaksana. Hal ini sesuai dengan kebutuhan tengan
menurut rumus standar PPNI, yaitu :

Jumlah perawat(TP) = A x 52 mg x 7 hr (TTx BOR) x 125% ± 25%


Hari kerja efektif x 40 jam

Keterangan :
TP : Tenaga Perawat
A : Jam perawatan/24 jam
BOR : Bed Occupancy Rate
Pada formula ini, Komponen A adalah jumlah waktu
perawatan yang dibutuhkan oleh pasien selama 24 jam
waktu perawatan berkisar antara 3-4 jam tergantung jenis
penyakit, tindakan,dan aplikasi keperawatan di rumah sakit.
BOR adalah persentase rata-rata jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tertentu.

Maka di dapat kan :


TP = 4 x52x 7 (16 x 52,5%) ± 25%
22 x 40
= 12230,4 ± 25%
880
= 14 orang
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah ketenagaan di ruang
Teratai berjum;ah 14 diluar kepala ruangan dengan ketua tim.
2. Analisa kebutuhan diklat
Dari table kebutuhan akan pelatihan perawat di ruang Teratai jiwa
sebanyak 3 orang yang mana belum memiliki sertifikasi pelatihan
jiwa dengan pengalaman merawat pasien jiwa hanya 3 bulan.

3. Analisa kebutuhan kualifikasi SDM


Dari perhitungan kebutuhan perawat maka di simpulkan perawat di
ruangan Teratai masih kurang 3 orang dengan pemenuhan sesuai
standar kualifikasi sehingga perawatan dapat berjalan sesuai
rencana.

4. Analisa kebutuhan jenjang Pendidikan


Dari table di dapatkan bahwa mayoritas Pendidikan di ruang Teratai
adalah DIII keperawatan maka dari itu dengan adanya penigkatan
jenjang Pendidikan dapat meningkatkan pelayanan.
BAB V
REKOMENDASI

 Perlunya peningkatan jenjang karir dan pelatihan jiwa maupun


manajemen bansal dengan MPKP di ruang Teratai
 Penambahan personil menurut kualifikasi SDM
 Pemenuhan manajemen resiko pada pasien jiwa dengan factor resiko
yang memungkinkan resiko cidera, kecelakaan kerja dalam hal ini
perlunya pengadaan CCTV, peninjauan Kembali ruangan yang
berdekatan dengan exose covid, bangunan wc baru yang menjadi
sarana melarikan diri pasien, serta wc yang tidak standar jiwa
( memakai sower).

Kurang spesifik... arahkan untuk menjawab semua resiko


Arahkan untuk memenuhi kualifikasi dan karakteristik yang dibutuhkan

PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat agar di tindak lanjuti sebagaimana mesti nya.

Anda mungkin juga menyukai