Anda di halaman 1dari 11

BAB I

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

A. Latar Belakang Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Masyarakat dunia telah mengakui, bahwa pembangunan di Indonesia telah maju dengan
pesat dalam membangun suatu bangsa dalam kondisi dunia yang berkembang secara kompetitif.
Globalisasi membuat dunia menjadi sempit dan terbuka. Arus informasi begitu deras dan cepat,
kondisi semacam ini sangat rawan bagi perkembangan suatu bangsa yang sedang mambangun
terlebih bagi perkembangan generasi muda.

Menghentikan gelombang perubahan tidaklah mungkin, dan bahkan tidak ada alasan
untuk mencegahnya. Era globalisasi telah ada di depan mata. Gelombang perubahan telah
berjalan dan perubahan yang semakin cepat akan terus terjadi. Tidak ada alasan untuk mengelak
kecuali hanya berpikir bagaimana menghadapinya.

Pendidikan merupakan jalan yang paling efektif dalam upaya menghadapi arus
globalisasi dan perkembangan kemampuan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dibina
untuk menjadi dirinya sendiri yaitu diri yang memiliki potensi yang luar biasa. Melalui
kurikulum yang inovatif, peserta didik diarahkan untuk menjadi manusia yang berkualitas, yang
mampu mengahadapi tantangan dan perubahan jaman, bahkan mampu mengendalikannya.

Sekolah merupakan suatu lembaga yang ikut bertanggung jawab terhadap pengembangan
kemampuan sumber daya manusia khususnya peserta didik. Salah stu tugas pokok sekolah
adalah menyiapkan peserta didik/ siswa agar dapat mencapai perkembangan secara optimal.
Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembanga secara optimal apabila dia telah
memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat
yang dimilikinya.

Kenyataan menunjukan bahwa di samping adanya siswa yang berhasil secara gemilang,
masih terdapat pula siswa yang memperolah prestasi belajar yang kurang menguntungkan,
bahkan ada diantaranya yang tidak naik kelas atau tidak lulus ujian akhir sekolah.

Ketidakberhasilan siswa itu tidak semuanya disebabkan oleh kebodohan atau kelemahan
intelegensinya, melainkan dapat juga diseabkan karena ketidakmampuannya mewujudkan
kemampuan dan bakat yang dimiliki yang bersumber dari adanya hambatan-hambatan atau
masalah-masalah tertentu yang mereke hadapi.

Siswa seperti itu tidak dapat dibiarkan begitu saja, melainkan harus diupayakan agar
mereka terbebas dari hambatan-hambatan atau masalah-masalah yang dapat mengggangu proses
perkembangan mereka. Nah, disinilah peran bimbingan dan konseling di sekolah. Sekolah
mempunyai tanggung jawab membantu siswa agar berhasil menyesuaikan diri dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya. Sekolah hendaknya memeberikan bantuan kepada
siswa-siswa yang mengalami masalah-masalah belajar, pribadi-sosial, dan karier. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberika pelayanan bimbingan dan konseling.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar para siswa dapat mencapai
perkembangan yang optimal dan membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya.

B. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian program layanan yang diberikan


kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. Bimbingan dan konseling
diselenggarakan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar, bakan pra sekolah sampai
dengan tingkat perguruan tinggi. Untuk dapat memahami konsep bimbingan dan konseling
secara utuh maka akan dibahas beberapa pengertian tentang bimbingan dan konseling seagai
berikut.

1. Pengertian Bimbingan

Berdasarkan pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan” (Depdikbud, 1994).

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerima secara positif dan dinamis sebagai
modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan
dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara obyektif lingkungan, baik lingkungan sosial
dan lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis.

Pengenalan lingkungan yang meliputi lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan


masyarakat, dan alam sekitar atau lingkungan yang lebih luas, diharapkan dapat menunjang
proses penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan yang di maksud, serta dapat
dimanfaatkan sebesar-esarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.
Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik
mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik
yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier, maupun bidang sosial budaya dan
kemasyarakatan.

Bimbingan dapat diartikan pula sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya
sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar,sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada
umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya da dapat
memeberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.
Bimbingan memebantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai
mahluk sosaial ( Rocman Natawidjaja,1987). Pengertian ini senada dengan yang dinyatakan oleh
Moh.Surya (1988) bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus
dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar mencapai kemandirian dalam
pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencpai tingkat pengembangan yang optimal dan
menyesuaika diri dengan lingkungannya.

Menurut Prayitno (1987) bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada


seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-
pribadi yang mandiri. Probadi yang mandiri, yaitu : (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya,
(b) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan,
(d) mengarahkan diri sendiri, (e) mewujudkan diri mandiri.

Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar ia mampu
memahami diri, menyesuaikan diri dan mengembangkan diri, sehingga mencapai kehidupan
yang sukses dan bahagia (Hibana S.Rahman,2003)

Berdasarkan rumusan pengertian bimbingan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa : Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat
memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya,kemampuan untuk mengarahkan
dirinya, dan kemampuan untuk mengaktualisasikan dirinya, sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mencapai
kehidupan yang sukses dan bahagia.

Contoh kegiatan bimbingan di sekolah antara lain (1) informasi tentang tata tertib
sekolah, (2) informasi cara-cara belajar yang baik, (3) informasi cara menyelesaikan tugas, (4)
informasi cara-cara menghadapi ujian dan sebagainya.

2. Pengertian Konseling

Konseling sebagai terjemahan dari “Counseling” merupakan bagian dari bimbingan, baik
sebagai layanan maupun sebagai teknik. Layanan konseling adalah jantung hati layanan
bimbingan secara keseluruhan (Dewa Ketut Sukardi,2000).
Konseling adalah hubungan pribadi yang dlakukan secara tatap muka antara dua orang
dimana konselor melalui hubungan itu dan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya
menyediakan situasi belajar untuk membentuk individu memahami diri sendiri, keadaan
sekarang dan kemungkinan masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya (Tolbert,1959).
Sementara itu menurut Shertzert & Stone (1981) konseling adalah proses yang terjadi
dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh masalah-masalah yang
tidak dapat diatasinya dengan sorang pekerja yang profesional, yaitu orang-orang yang terlatih
dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan
pribadi.
Konseling adalah sat jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.
Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang
seorang (konselor) berusaha emebantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang
dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang
akan datang (Rochman Natawidjaja,1987). Sedangkan Prayitno (1983) mengemukakan
pengertian konseling sebagai proses peberian bantuan yang dilakukan dalam suasana kaehlian
yang didasarkan atas nrma-norma yang berlaku. Konseling adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka antara seorang ahli (yaitu konselor) da
sorang individu yang sedang mengalami masalah atau kesulitan sendiri (Erman Amti &
Marjohan,1993).
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui tatap muka oleh seorang konselor terhadap
individu guna mengatasi suatu masalah atau mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Contoh pelayanan konseling disekolah antara lain membantu memecahkan masalah-
maslah siswa yang suka bolos, kurang motivasi belajar, putus sekolah dan sebagainya.

C. Persamaan dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling


Dengan memperhatikan pengertian bimbingan dan konseling diatas, bimbingan dan
konseling memiliki persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan sebagaimna diuraikan
dibawah ini.
1. Persamaan
Istilah bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki persamaan-persamaan tertentu.
Persamaan yang lebih jelas antara keduanya terletak pada tujuan yang akan dicapai, yaitu sama-
sama berusaha untuk memandirian individu, sama-sama diterapkan dalam program
persekolahan, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku dilingkungan masyarakat
tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu
kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan tersebut.
2. Perbedaan
Istilah bimbingan dan konseling selian memiliki persamaan-persamaan juga memiliki
perbedaan antara yang satu dengan yang lain, walaupun kedua istilah itu tetap merupakan
kegiatan yang terpadu dalam program pendidikan. Perbedaannya terletak pada segi isi kegiatan
dan tenaga yang menyelenggarakannya.
Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa, sedangkan konseling merupakan
bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia, yaitu antara
konselor dan klien. Dilihar dari segi tenaga, bimbingandapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah dan orang dewasa lainnya kepada siswa yang memerlukannya. Karena sifat
dan bentuk kegitan yang khas, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah
terdidik dan terlatih. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konseling itu merupakan bentuk
khusus dari bimbingan, yaitu suatu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara
individu.
Bagan Persamaan dan Perbedaan anatara Bimbingan dan Konseling

Persamaan : 1. Sama-sama berusaha untuk memendirikan individu


2. Sama-sama diterapkan dalam progaram persekolahan
3. Sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat
Perbedaan :
Bimbingan Konseling
1. Lebih menekan kan pada pemberian 1. Pertemuan tatap muka antara konselor
informasi dan pengumpulan data dan klien
2. Dapat dilakukan oleh siapa saja kepada 2. Hanya dapat dilakukan oleh tenaga-
siswa yang memerlukannya tenaga yang telah terdidik dan terlatih
3. Lebih bersifat umum kepada semua 3. Penekanan pada maslah-maslah
siswa individual siswa

D. Hubungan Antara Bimbingan dan Konseling


Diatas telah diuraikan tentang pengertian, persamaan dan perbedaan antara bimbingan
dan konseling, berikut ini akan diuraikan antara bimbingan dan konseling.
Ada beberapa pandangan tentang hubungan bimbingan dan konseling. Peratama, ada
yang berpendapat bahwa kedua istilah tersebut adalah identik atau sama saja, artinya tidak ada
perbedaan yang mendasar antara keduanya. Pandangan kedua,berpendapat bahwa bimbingan dan
konseling merupakan dua istilah yang berbeda baik dasar-dasarnya maupun cara kerjanya,
setidaknya merupakan kegiatan yang paralel. Menurut pandangan ini konseling lebih identik
dengan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong individuyang mengalami masalah yang serius.
Sedangkan bimbingn oleh pandangan ini di anggap identik dengan pendidikan. Padangan ketiga,
berpendapat bahwa bimbingan dan konseling adalah kegiatan integral, keduanya tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena itu perkataan bimbingan slalu dirangkaiakan dengan konseling.
Konseling merupakan salah satu jeis tehnik pelayanan bimbingan diantara pelayanan-
pelayanan lainnya, dan sering dikatakan konseling sebagai inti daripada keseluruhan pelayanan
bimbingan (Mortensen & Schmuller,1964). Selanjutnya Prayitno (1978) menyatakan bahwa
bimbingan adalah suatu pelayanan khusus yang teroranisasi dan terintegrasi kedalam progam
sekolah untuk menunjang perkembangan siswa secara optimal. Sedangkan konseling merupakan
usaha pemberian bantuan kepada siwa secara perorangan delam mempelajari cara-cara baru
untuk penyesuaian diri. Dengan memperhatikan uaraian diatas jelaslah bahwa konseling
merupakan salah satu tehnik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan
memberikan bantuan secra individual dalam bentuk hubungan tatap muka anatara konselor dan
klien. Dengan demikian bimbingan dan konseling mempunyai hubungan yang sangat erat,
bimbingan merupakan satu kesatuan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan
bimbingan tersebut. Sehingga istilah bimbingan selalu dikaitkan dengan konseling,
perbedaannya terletak pada isi kegiatan.

E. Tujuan, Fungsi, dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar


Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah memeiliki tujuan tertentu. Tujuan itu
dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Secara umum pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan agar setelah
mendapat pelayanan bimbingan dan konseling siswa dapat mencapai perkembangannya secara
optimal sesuai dengan bakat, kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki. Tujuan ini dirumuskan
berdasarkan kenyataan adanya perbedaan individual antar diantara siswa dengan sesamanya.
Setiap siswa memiliki keunikan-keunikan tertentu.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus pelayanan bimbingan dan konseling disekolah bertujuan agar siswa dapat :
1. Memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya berkenaan engan bakat, kemampuan, minat, sikap dan perasaannya.
2. Memahami lingkungannya dengan baik, yang meliputi lingkungan pendidikan, lingkungan
pekerjaan, dan lingkungan sosial masyarakat. Dari segi lingkungan pendidikan siswa
hendaknya dapat memahami baik sekolah yang diikutinya sekarang maupun sekolah
lanjutan yang akan dimasukinya kelak, seperti peraturan-peraturan sekolah, kemudahan-
kemudahan yang tersedia, jenis-jenis sekolah lanjutan yang ada, syarat-syarat masuk dan
sebagainya. Dari segi lingkungan kerja, siswa perlu memahami (Setidak-tidaknya mengenal)
jenis-jenis lapangan kerja yang ada disekitarnya seperti kondisi-kondisi kerja, imbalan
kerja,dan kemungkinan untuk pengembangan karier. Demikian pula dari segi lingkungan
sosial masyarakat, siswa perlu pula memahami berbagai keadaan sosial budaya yang
berkembangserta dampaknya bagi diri sendiri dan bagi anggota masyarakat secara
keseluruhan.
3. Memebuat pilihan dan keputusan yang bijaksana, yaitu keputusan-keputusanyang dibuat atas
pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan lingkungannya. Dengan pemahaman
itu, siswa diharapkan dapat menyesuaikan antara keadaan diri yang dimiliki dengan keadaan
lingkungan yang dipahaminya itu.
4. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kemungkinan masalah yang
dapat terjadi. Masalah itu ada kalanya ringan dan ada kalanya berat. Bahkan tak jarang ada
masalah yang memerlukan bantuan orang lain untuk mengatasinya. Tujuan akhir yang
hendak dicapai dengan pelayanan bimbingan dan konseling adalah adanya kemempuan
siswa itu sendiri untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Untuk itu,
pemahaman tentang diri sendiri dan lingkungan serta kemampuan membuat pilihan dan
keputusan yang bijaksana, sebagaimana diuraikan di atas, dapat dijadikan modal yang
berguna dalam menghadapi persoalan-persoalan baru yang mungkin dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan khusus ini akan menampilkan ciri pribadi yang mandiri,
menjadi ciri dari pribadi yang mandiri.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui betapa luas cakupan tujuan yang ingin dicapai
melalui proses pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Untuk melengkapi rumusan
tujuan yang telah ada, maka kami menambahkan tujuan pelayanan bimbingan dan konseling
sebagai berikut :
a. Mandiri, artinya siswa diarahkan untuk mampu memahami dirinya sendiri, khususnya
memahami kemampuan yang sesungguhnya dimiliki.
b. Menyesuaikan diri, artinya siswa diarahkan untuk mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
c. Mengembangkan diri, artinya siswa diarahkan untuk menegmbangkan kemampuan yang
dimiliki seoptimal mungkin. Pengembangan diri inilah inti dari layanan bimbingan dan
konseling. Oleh karena itu bimbingan dan konseling bukan hanya menangani siswa yang
bermasalah saja, namun juga membantu para siswa untuk mengoptimalkan potensi yang
dimiliki.

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar


Semua pihak perlu menyadari akan pentingnya pelayanan bimbingan dan konseling di
setiap jenjang dan lembaga pendidikan. Dengan adanya bimbingan dan konseling di sekolah,
banyak manfaat dan fungsi yang dapat dirasakan semua pihak. Tidak hanya oleh guru saja
namun juga oleh orang tua siswa di sekolah tersebut. Ditinjau dari segi sifatnya, layanan
bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai berikut.
a. Fungsi Pemahaman
Yang pertama dan paling awal harus dilakukan oleh pembimbing adalah menegtahui
siapa dan bagaimana individu yang dibimbing itu. Mengetahui dan bagaimana individu
siswa yang dibimbingitu, berarti berusaha mengungkapkan dan memahami apa masalah dan
kesulitan yang dihadapinya, apa dan bagaimana kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahannya. Hal ini diperoleh melalui berbagai keterangan tentang diri yang
bersangkutan, baik dengan menggunakan alat atau prosedur yang sudah baku maupun yang
belum baku.
b. Fungsi Pencegahan
Pelayanan bimbingan dan konseling harus memiliki fungsi pencegahan, yaitu penciptaan
suatu suasana agar pada diri siswa tidak timbul berbagai masalah yang dapat menghambat
proses belajar dan pekembangannya. Untuk menjalankan fungsi ini kiranya suatu program
bimbingan yang terencana dan terarah perlu ditempuh sehingga segala sesuatu yang dapat
menghambat pencapaian tujuan pendidikan, seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi,
masalah-masalah ketertiban sekolah, dan masalah sosial lainnya dapat dihindari. Beberapa
kegiatan bimbingan yang dapat mengarah kepada pemenuhan fungsi ini antara lain adalah :
a. Pemebrian orientasi dan informasi tentang pendidikan lanjtan, cara-cara belajar yang
baik, maslah kehidupan sosial-pribadi, dan peraturan-peraturan sekolah
b. Penciptaan kondisi pendidikan yang sehat dan menunjang, seperti melengkapi sarana
dan prasarana sekolah yang memadai, menciptakan peraturan-peraturan yang logis dan
menyelenggarakan proses pembelajaran yang menyenangkan.
c. Kerjasama dengan orang tua siswa guna menghasilkan kesepakatan an kesamaan
pandangan serta sikap dalam melaksanakan pendidikan bagi anak-anak mereka
c. Fungsi Pemecahan
Walaupun baerbagai upaya telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tetapi masih terjadi
juga maslah pada diri siswa, maka dalam hal ini diperlukan adanya upaya pemberian
bantuan pemecahan masalah yang disebut fungsi pemecahan atau bantuan. Dalam hail ini,
fungsi pemecahan diperlukan agar masalah-masalah yang dialami siswa dapat teratasi
sesegera mungkin. Fungsi pemecahan merupakan usaha sekolah untuk mengatasi berbagai
maslah atau kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Masalah-
masalah yang dialami siswa ini dapat berupa sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar,
kesulitan dalam menagkap isi pelajaran, kurang motif dalam belajar, tidak dapat
menyesuaikan diri secara baik dengan teman-temannya, maslah kesehatan, dan sebagainya.
Fungsi pemecahan ini dapat diselenggarakan oleh konselor atau guru sesuai dengan jenis
dan sifat dari kesulitan yang dialami siswa.
d. Fungsi Pengembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bukan sekedar mengatasi kesulitan yang dialami
siswa melainkan juga berupaya agar siswa dapat mengembangkan segenap potensi yang
dimilikinya. Fungsi ini dapat dilakukan antara lain dengan menyalurkanbakat,
kemampuan,dan minat serta cita-cita siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan di
sekolah seperti kegiatan olahraga, kesenian, kelompok-kelompok studi tertentu, karyawisata,
palang merah remaja, pramuka, dan kelompok pencinta alam.
Dari uraian diatas tampaklah disimpulkan bahwa fungsi bimbingan dan konseling di sekolah
sangat besar. Proses bimbingan tidak hanya diberikan kepada siswa yang bermasalah saja,
melainkan kepada semua siswa dalam semua kondisi. Dengan demikian situasi pendidikan
diharapkan lebih baik dan lebih ondusif bagi siswa untuk belajar dan mengembangkan
potensi yang dimiliki secara optiamal.

3. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Keseluruhan Proses


Pendidikan di Sekolah
Proses pendidikan dapat bersifat formal maupun informal. Pendidikan formal lazimnya
diberikan di sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang bersifat formal, dan
pendidikan informal yanitu yang diberikan di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan lainnya
yang sifatnya informal.
Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peran yang tidak kalah
pentingnya dalam usaha menewasakan individu dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat
yang berguna. Untuk tujuan tersebut lembaga pendidikan formal menyelenggarakan kegiatannya
melalui kegiatan pembelajaran dan kurikulum sebagai wadah dan bahan mentahnya.
Sesuai dengan hal tersebut di atas, maka kegiatan pendidikan pada umumnya sekurang-
kurangnya meliputi tiga daerah ruang lingkup, yaitu : (a) bidang instruksional dan kurikuler; (b)
bidang administratif dan kepemmpinan; (c) bidang pembinaan siswa.
a. Bidang Instruksional dan kurikuler
Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pelajaran yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pada umumnya bidang ini merupakan
pusat kegiatan pendidikan yang paling nampak dan paling luas. Bidang ini pada umumnya
enjadi tugas dan tanggung jawab utama para guru.
b. Bidang administratif dan kepemimpinan
Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-msalah administratif dan
kepemimpinan, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan bagaimanakah
melaksanakan kegiatan secara efesien. Didalam bidang inilah letak tanggungjawab dan
otoritasproses pendidikan yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan seperti
perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian tugas staf personalia, perlengkapan-
perlengkapan (material), dan pengawasan (supervisi). Pada umumnya bidang ini merupakan
tanggung jawab kepala sekolah dan petugas administatif lainnya.
c. Bidang pembinaan siswa
Bidang ini mempunyai tanggung jawab untuk mmberikan pelayanan agar siswa memperoleh
kesejahtraan lair dan batin dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya, sehingga
mencapai tujuan. Bidang ini akan terasa penting sekali, sebab proses belajar hanya akan
berhasil apabila siswa berada dalam suasana yang sejahtera, sehat dan dalam tahap
perkembangan yang optimal.
Suatu kegiatan pendidikan, yang baik dan ideal hendaknya mencakup ketiga bidang
kegiatan tersebut. Pendidikan yang hanya menjalankan program kegiatan pengajaran dan
administratif saja tanpa memperhatikan pembinaan siswa mungkin hanya akan menghasilkan
individu yang cakap dan bercita-cita tinggi, tetapi mereka kurang mampu dalam memahami
kemampuan atau potensi dirinya, dan tak sanggup untuk mewujudkan dirinya di masyarakat.
Tidak heran kalau mereka banyak mengalami kesulitan dan kegagalan di masyarakat meskipun
mungkin angka-angka rapor atau ujiannya baik. Hal inilah yang merupakan salah satu faktor
timbulnya apa yang dinamakan “pengangguran intelektual”. Disinalah terasa perlunya program
bimbingan dan konseling yang akan memusatkan diri dalam membantu siswa secara pribadi agar
mereka berhasi dalam proses pendidikannya. Dengan melalui program bimbingan dan konseling
yang baik maka setiap siswa mendapat kesempatan ntuk mengembangkan setiap kecaapan dan
kemampuan semaksimal mungkin. Dngan kata lain dapat dikatakan bahwa bimbingan dapat
mempertemukan antara kemampuan individu dengan cita-citanya, dan juga dengan situasi
masyarakat.
Dengan demikian nampak bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan program bimbingan
dan konseling merupakan suatu keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan
pada umumnya, apabiladalam situasi sekarang dimana fungsi pendidikan telah erkembang untuk
memenuhi tuntutan perubahan dan kemajuan masyarakat. Seperti telah dikemukakan terdahulu
perubahan dan kemajuan ini banyak menimbulkan maslah, khususnya bagi siswa dan umumnya
abgi pihak-pihak yang berkenan dengan masalah-masalah pendidikan.
Untuk pelaksanaan program bimbingan da konseling di Sekolah Dasar (SD) pada saat ini,
dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa serta sistem penyelengaraan
pendidikan di SD yang ditangani oleh guru klas, maka layanan bimbingan dan konseling di SD
dalam banyak hal mash akan lebih efektif dilakasanakan secara terpadu dengan proses
pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas ( Sunaryo Kartadinata,1999). Oleh karena itu, guru
Sd hendaknya memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling di Sekolah.
Keberadaan program layanan bimbingan dan konseling di SD terkait erat dengan sistem
pendidan dasar 9 tahun, dimana SD merupakan penggalan dari sistem pendidikan dasar 9 tahun.
Sistem pendidikan dasar 9 tahun membawa konsekuensi kepada wajib belajar sampai dengan
usia Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan untuk SD mempunyai kewajiban
menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan tigkat lanjutan yaitu SLTP.
Kondisi sperti digambarkan diatas menghendaki SD tidak hanya mengantar siswanya untuk
tamat belajar, melainkan harus membantu mengembangkan kesiapan baik dalam segi akademik,
sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SLTP. Untuk mencapai kesiapan
seperti itu, maka interaksi pembelajaran di SD tidak semata-mata merupakan proses instruksional
melaikan harus di sertai dengan upaya-upaya pelayanan bimbingan yang terpadu dalam
kegiataninstruksional tersebut. Upaya pelayanan bimbingan ini, merupakan uapaya yang lebih
banyak mengarah kepada pengembangan potensi diri siswa secara optimal.tampak disini bahwa
dalam tugas guru sebagai pengajar meekat pula pada tugas untuk memabantu siswa
mengembangkan kesiapan dan penyesuaian diri yang kuat terhadap program sekolah baik di SD
maupun sekolah lanjutan yang akan dimasuki berikutnya. Ini berarti di SD guru sedang
memegang peran kunci didalam pelaksanaan imbingan dan konseling.
Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling di SD bertolak dari kebtuhan dan
masalah perkembangan siswa yang menyengkut aspek perkembanganfisik, kognitif, pribadi dan
sosial. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan kaan layanan bimbingan
dan konseling di SD. Disisi lain yang memuncukan kebutuhan akan layananbimbingan dan
konseling di SD adalah adanya rentang perbedaan individual siswa yang sangat lebar.rentang
perbedaan siswa bergerak dari yang sangat cerdas sampai yang sangat kurang, dari siswa yang
sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program pendidikan sampai dengan siswa yang sulit
menysuaikan diri, dari siswa yang tidak bermaslah sampai dengan siswa yang sarat masalah.
Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling di SD bertolak dari maslah perkembangan
dan perbedaan-perbedaan individual siswa yang sangat lebar baik dari aspek fisik,kognitif,
maupun aspek pribadi dan sosial dan yang menjadi sasaran layanan bimbingan adalah (1) siswa
dengan kecerdasan dan kemampuan tinggi, (2) siswa yang mengalami kesulitan belajar, dan (3)
siswa yang berperilaku bermasalah.
Kedudukan bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan di sekolah sebagaimana
dijelaskan dalam PP Nomor 28/1990 tentang pendidikan dasar, pasal 25 ayat 1 bahwa merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan. Dengan demikian program bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan keharusan yang tidak dapat dipisahkan dengan kesluruhan proses pendidikan pada
umumnya.

Anda mungkin juga menyukai