Masyarakat dunia telah mengakui, bahwa pembangunan di Indonesia telah maju dengan
pesat dalam membangun suatu bangsa dalam kondisi dunia yang berkembang secara kompetitif.
Globalisasi membuat dunia menjadi sempit dan terbuka. Arus informasi begitu deras dan cepat,
kondisi semacam ini sangat rawan bagi perkembangan suatu bangsa yang sedang mambangun
terlebih bagi perkembangan generasi muda.
Menghentikan gelombang perubahan tidaklah mungkin, dan bahkan tidak ada alasan
untuk mencegahnya. Era globalisasi telah ada di depan mata. Gelombang perubahan telah
berjalan dan perubahan yang semakin cepat akan terus terjadi. Tidak ada alasan untuk mengelak
kecuali hanya berpikir bagaimana menghadapinya.
Pendidikan merupakan jalan yang paling efektif dalam upaya menghadapi arus
globalisasi dan perkembangan kemampuan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dibina
untuk menjadi dirinya sendiri yaitu diri yang memiliki potensi yang luar biasa. Melalui
kurikulum yang inovatif, peserta didik diarahkan untuk menjadi manusia yang berkualitas, yang
mampu mengahadapi tantangan dan perubahan jaman, bahkan mampu mengendalikannya.
Sekolah merupakan suatu lembaga yang ikut bertanggung jawab terhadap pengembangan
kemampuan sumber daya manusia khususnya peserta didik. Salah stu tugas pokok sekolah
adalah menyiapkan peserta didik/ siswa agar dapat mencapai perkembangan secara optimal.
Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembanga secara optimal apabila dia telah
memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat
yang dimilikinya.
Kenyataan menunjukan bahwa di samping adanya siswa yang berhasil secara gemilang,
masih terdapat pula siswa yang memperolah prestasi belajar yang kurang menguntungkan,
bahkan ada diantaranya yang tidak naik kelas atau tidak lulus ujian akhir sekolah.
Ketidakberhasilan siswa itu tidak semuanya disebabkan oleh kebodohan atau kelemahan
intelegensinya, melainkan dapat juga diseabkan karena ketidakmampuannya mewujudkan
kemampuan dan bakat yang dimiliki yang bersumber dari adanya hambatan-hambatan atau
masalah-masalah tertentu yang mereke hadapi.
Siswa seperti itu tidak dapat dibiarkan begitu saja, melainkan harus diupayakan agar
mereka terbebas dari hambatan-hambatan atau masalah-masalah yang dapat mengggangu proses
perkembangan mereka. Nah, disinilah peran bimbingan dan konseling di sekolah. Sekolah
mempunyai tanggung jawab membantu siswa agar berhasil menyesuaikan diri dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya. Sekolah hendaknya memeberikan bantuan kepada
siswa-siswa yang mengalami masalah-masalah belajar, pribadi-sosial, dan karier. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberika pelayanan bimbingan dan konseling.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar para siswa dapat mencapai
perkembangan yang optimal dan membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya.
1. Pengertian Bimbingan
Berdasarkan pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan” (Depdikbud, 1994).
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerima secara positif dan dinamis sebagai
modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan
dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara obyektif lingkungan, baik lingkungan sosial
dan lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis.
Bimbingan dapat diartikan pula sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya
sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar,sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada
umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya da dapat
memeberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.
Bimbingan memebantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai
mahluk sosaial ( Rocman Natawidjaja,1987). Pengertian ini senada dengan yang dinyatakan oleh
Moh.Surya (1988) bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus
dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar mencapai kemandirian dalam
pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencpai tingkat pengembangan yang optimal dan
menyesuaika diri dengan lingkungannya.
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar ia mampu
memahami diri, menyesuaikan diri dan mengembangkan diri, sehingga mencapai kehidupan
yang sukses dan bahagia (Hibana S.Rahman,2003)
Berdasarkan rumusan pengertian bimbingan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa : Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat
memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya,kemampuan untuk mengarahkan
dirinya, dan kemampuan untuk mengaktualisasikan dirinya, sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mencapai
kehidupan yang sukses dan bahagia.
Contoh kegiatan bimbingan di sekolah antara lain (1) informasi tentang tata tertib
sekolah, (2) informasi cara-cara belajar yang baik, (3) informasi cara menyelesaikan tugas, (4)
informasi cara-cara menghadapi ujian dan sebagainya.
2. Pengertian Konseling
Konseling sebagai terjemahan dari “Counseling” merupakan bagian dari bimbingan, baik
sebagai layanan maupun sebagai teknik. Layanan konseling adalah jantung hati layanan
bimbingan secara keseluruhan (Dewa Ketut Sukardi,2000).
Konseling adalah hubungan pribadi yang dlakukan secara tatap muka antara dua orang
dimana konselor melalui hubungan itu dan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya
menyediakan situasi belajar untuk membentuk individu memahami diri sendiri, keadaan
sekarang dan kemungkinan masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya (Tolbert,1959).
Sementara itu menurut Shertzert & Stone (1981) konseling adalah proses yang terjadi
dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh masalah-masalah yang
tidak dapat diatasinya dengan sorang pekerja yang profesional, yaitu orang-orang yang terlatih
dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan
pribadi.
Konseling adalah sat jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.
Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang
seorang (konselor) berusaha emebantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang
dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang
akan datang (Rochman Natawidjaja,1987). Sedangkan Prayitno (1983) mengemukakan
pengertian konseling sebagai proses peberian bantuan yang dilakukan dalam suasana kaehlian
yang didasarkan atas nrma-norma yang berlaku. Konseling adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka antara seorang ahli (yaitu konselor) da
sorang individu yang sedang mengalami masalah atau kesulitan sendiri (Erman Amti &
Marjohan,1993).
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui tatap muka oleh seorang konselor terhadap
individu guna mengatasi suatu masalah atau mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Contoh pelayanan konseling disekolah antara lain membantu memecahkan masalah-
maslah siswa yang suka bolos, kurang motivasi belajar, putus sekolah dan sebagainya.