Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB AKTIF


TENTANG KONTRASEPSI IMPLAN DI DESA DOKO
KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI

Susiani Endarwati1. Eka Sulistyadini Saputri2


Akademi Kebidanan Dhara Husada Kediri

ABSTRAK
Kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk. Masyarakat banyak yang
sudah mengetahui mengenai keluarga berencana, namun hanya beberapa orang saja yang
tertarik untuk menggunakan kontasepsi implan. Hal ini karena kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang kontrasepsi implan dan dalam menyikapi kontrasepsi implan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap akseptor KB aktif
tentang kontrasepsi implan di BPM Ny. Agustin Desa Doko, Kecamatan Ngasem Kabupaten
Kediri.
Jenis rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB aktif. Tehnik pengambilan
sampel dengan accidental sampling didapatkan sampel 30 responden. Penelitian dilakukan
pada tanggal 7-15 Mei 2015. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner, data diolah
dengan editing, coding, scoring, tabulating dan dianalisis dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan responden dengan pengetahuan baik adalah 18 responden
(60%), dan pengetahuan kurang 12 responden (40%). Sedangkan sikap akseptor KB aktif
tentang kontrasepsi implan dalam kategori positif adalah 17 responden (56, 7%). Hasil uji
statistik dengan menggunakan chi square, diperoleh hasil chi square = 0,016 < 0,05 maka H0
ditolak.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Ada Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Akseptor KB Aktif tentang kontrasepsi implan. Dengan demikian diharapkan akseptor
KB lebih termotivasi untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang kontrasepsi
implan melalui tenaga kesehatan, media massa, dan kader serta dapat mengaplikasikan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kontrasepsi Implan, Akseptor KB

___________________________________________________________________________
41 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015
Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu kelebihan dan kekurangan. Padahal
negara berkembang dengan salah satu informasi ini penting difahami sebelum
permasalahannya yaitu masih tingginya memutuskan menggunakan alat kontrasepsi
pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan tertentu. (BKKBN, 2007). Alasan inilah
penduduk Indonesia di periode 2000-2010 yang membuat para akseptor KB dalam
dibandingkan periode 1990-2010 mengalami memilih alat kontrasepsi belum berbasis
peningkatan sebesar 1,49% per tahun. pada rasional, efektivitas, dan efisien.
Semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2012 tercatat
menyebabkan jumlah penduduk semakin jumlah peserta KB aktif dari 64.133.347 juta
banyak di masa yang akan datang. Hal jiwa, dengan jumlah Pasangan Usia Subur
tersebut menunjukkan ketidakberhasilan dari (PUS) 161.750.743 juta jiwa dan Wanita
program pemerintah dalam menekan laju Usia Subur (WUS) 51.472.069 juta jiwa.
pertumbuhan penduduk melalui program Dari data BKKBN Jawa Timur, tercatat
Keluarga Berencana (KB). (Dinkes RI, 2011) sampai dengan pada bulan September 2012
KB adalah sebagai suatu usaha yang sebanyak 91.242 peserta IUD, 21.415
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian peserta MOW, 107.242 peserta implan, dan
rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, 2.423 peserta MOP. (BKKBN, 2012).
bayi, ayah serta keluarganya yang Sedangkan pada Kabupaten Kediri, jumlah
bersangkutan tidak akan menimbulkan akseptor KB aktif sebanyak 821.391 peserta.
kerugian sebagai akibat langsung dari Dengan persentase sebagai berikut : 20.160
kehamilan tersebut (Suratun dkk, 2008 :19). peserta IUD (9,3%), 10.402 peserta MOW
Kontrasepsi dibutuhkan untuk (4,8%), 9.801 peserta implant (4,5%),
membatasi jumlah penduduk dan menjamin 147.719 peserta suntikan (68,1%), 26.412
ketersediaan sumber daya alam sehingga peserta pil (12,2%), 605 peserta MOP (0,3%)
menjaga kualitas hidup manusia. Masyarakat dan 1.897 peserta kondom (0,9%). (BKKBN,
kebanyakan menggunakan metode 2012).
kontrasepsi yang efektivitasnya pendek Hasil studi pendahuluan yang
seperti pil dan suntik. Hal ini terjadi karena dilakukan pada 16 Maret 2015, pada 10
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang responden dengan membagikan kuisioner
kontrasepsi implan dan dalam menyikapi mengenai pengetahuan ibu tentang
kontrasepsi implan. Salah satunya kontrasepsi implan, jenis kontrasepsi implan,
kebanyakan masyarakat masih beranggapan efek samping implan, indikasi implan,
bahwa implan/susuk dapat hilang sendiri dari kontraindikasi implan, kelebihan dan
tubuh atau berpindah sendiri ke anggota kekurangan implan, serta cara kerja implan.
tubuh yang lain. Hanya 20% ibu yang memiliki pengetahuan
Implan adalah kontrasepsi jangka baik. Dan sebanyak 80% ibu tidak
panjang yang menggunakan kapsul mengetahui kontrasepsi implan serta tidak
levonorgestrel fleksibel dan ditanam pada mendukung metode kontrasepsi jangka
subdermal dengan prosedur operasi kecil. panjang dengan alasan sakit pada waktu
Kontrasepsi ini efektif untuk lima tahun. pemasangannya, dan biayanya mahal.
(Purwandari, 2010 : 131). Masyarakat belum mempunyai keinginan
Tingkat pengetahuan masyarakat untuk mengganti metode kontrasepsi yang
akan kontrasepsi sudah tinggi (97,5%) mereka gunakan ke metode kontrasepsi
namun baru sebatas mampu menyebut jenis jangka panjang implan, karena mereka
alat dan obat kontasepsi, tetapi belum dapat belum mengetahui secara detail mengenai
menyebutkan efek samping, kontraindikasi, kontrasepsi implan.
42 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015
Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

kontrasepsi implan.

METODE
Jenis rancangan yang digunakan dalam b. Akseptor KB aktif yang datang periksa di
penelitian ini adalah penelitian korelasi BPM Ny. Agustina yang bisa baca tulis.
dengan pendekatan cross sectional. Populasi Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah semua akseptor dalam penelitian ini adalah Accidental
KB aktif di BPM Ny. Agustina Desa Doko Sampling. Accidental Sampling. Variabel
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri dalam penelitian ini adalah variabel
sebanyak 62 orang. independen dan variabel dependen :
Sampel dalam penelitian ini adalah 1. Variabel Independen dalam penelitian ini
akseptor KB aktif yang datang periksa yang yaitu pengetahuan ibu tentang kontrasepsi
memenuhi kriteria inklusi di BPM Ny. implan
Agustina Desa Doko Kecamatan Ngasem 2. Variabel dependen dalam penelitian ini
Kabupaten Kediri sebanyak 30 orang. yaitu sikap ibu terhadap kontrasepsi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini implan.
a. Semua akseptor KB aktif di BPM Ny.
Agustina yang bersedia menjadi
responden.

Tabel III.1 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB Aktif tentang Kontrasepsi
Implan di BPM Ny. Agustina
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Kriteria
Operasional Ukur
Pengetahuan Segala sesuatu Jawaban Responden: K N Skor :
akseptor KB yg diketahuioleh 1. Definisi implan U O Pernyataan positif:
tentang akseptor KB ttg 2. Jenis-jenis kontrasepsi E M Benar (1)
kontrasepsi kontra-sepsi Implan S I Salah (0)
implan. implan di BPM 3. Mekanisme kerja Implan I N Pernyataan negatif:
Ny. Agustina 4. Efektivitas Implan O A Benar (0)
Desa Doko 5. Efek samping Implan N L Salah (1)
Kecamatan 6. Keuntungan Implan E Kriteria :
Ngasem 7. Kerugian Implan R Baik : hasil > 50%
Kabupaten 8. Indikasi Implan Kurang baik : hasil ≤
Kediri. 9. Kontraindikasi Implan 50%
(Budiman & Agus,
2013 : 11)

43 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015


Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

Sikap Reaksi perasaan Indikator sikap terhadap K N Skor :


akseptor KB akseptor KB kontrasepsi implan : U O Skor untuk pernya-
terhadap terhadap metode 1. Kognitif E M taan positif (+) :
kontrasepsi konstrasepsi Pendapat akseptor tentang S I STS : 1
implan. implan di BPM kontrasepsi implan. I N TS : 2
Ny. Agustina 2. Afektif O A S :3
Desa Doko Perhatian akseptor tentang N L SS : 4
Kecamatan kontrasepsi implan. E Skor untuk pernya-
Ngasem 3. Konatif R taan negatif (-) :
Kabupaten Respon akseptor tentang STS : 4
Kediri. kontrasepsi implan. TS : 3
S :2
SS : 1
Kriteria :
Positif:Jika skor T ≥
mean T
Negatif:Jika skor T<
mean T
(Azwar, 2013 : 156)

Instrumen yang digunakan pada


penelitian ini adalah kuesioner bersifat
Keterangan:
tertutup. Uji statistik yang digunakan
= chi kuadrat
dalam penelitian ini adalah teknik uji Chi
kuadrat (Chi Square). Fo = frekuensi yang diobservasi
Fh = frekuensi harapan
(Sugiyono, 2010 : 107

HASIL
1. Pengetahuan Akseptor KB Aktif tentang kontrasepsi Implan
Tabel IV.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Akseptor KB Aktif tentang kontrasepsi
Implan di BPM Ny. Agustin Desa Doko, Kecamatan Ngasem Kabupaten
Kediri
No
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1. Baik 18 60
2. Kurang 12 40
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel IV.6 dapat menunjukkan dari 30 responden yang diteliti, terdapat 18
responden (60%) berpengatuhan baik, dan 12 responden (40%) berpengetahuan kurang.

2. Sikap Akseptor KB Aktif tentang kontrasepsi Implan.


Tabel IV.2 Distribusi Frekuensi Sikap Akseptor KB Aktif tentang kontrasepsi Implan
di BPM Ny. Agustin Desa Doko, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
No Sikap Jumlah Prosentase (%)
1 Positif 17 57
2 Negatif 13 43
Jumlah 30 100

44 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015


Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

Berdasarkan tabel IV.7 dapat menunjukkan dari 30 responden yang diteliti, terdapat 17
responden (57 %) memiliki sikap positif, dan 13 responden (43 %) memiliki sikap negatif.

3. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Akseptor KB Aktif tentang


kontrasepsi Implan

Tabel IV.8 Tabel Silang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Akseptor KB Aktif
tentang kontrasepsi Implan di BPM Ny. Agustin Desa Doko, Kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri
Sikap Positif Negatif
Jumlah
Pengetahuan
∑ % ∑ %
Baik 7 23 11 37 18
Kurang 10 33 2 7 12
Jumlah 17 57 13 43 30

Dari tabel IV.8 dapat diketahui bahwa dari 30 responden:


a. Responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan sikap akseptor KB positif
sebanyak 7 responden (23%), sedangkan yang berpengetahuan baik dengan sikap akseptor
KB negatif sebanyak 11 responden (37% ).
b. Responden yang mempunyai pengetahuan kurang dengan sikap akseptor KB positif
sebanyak 10 responden (33%), sedangkan yang berpengetahuan kurang dengan sikap
akseptor KB negatif sebanyak 2 responden (7%).

Diskusi
1. Pengetahuan Akseptor KB Aktif ibu-ibu yang menjadi kader PKK saja
tentang Kontrasepsi Implan yang aktif mengikuti acara tersebut.
Berdasarkan pada tabel penelitian Sosialisasi dari kader PKK yang aktif
yang terdapat pada tabel IV.6 dapat mengikuti acara penyuluhan kepada ibu
menunjukkan dari 30 responden yang yang tidak aktif belum efektif diberikan
diteliti, terdapat 18 responden (60%) sehingga pemahaman ibu mengenai alat
berpengetahuan baik, dan 12 responden kontrasepsi kurang. Rata-rata ibu
(40%) berpengetahuan kurang. mendapat informasi mengenai alat
Sebagian besar reponden memiliki kontrasepsi dengan cara bertukar pikiran
pengetahuan baik tentang kontrasepsi atau pendapat, serta pengalaman.
implan. Namun masih adanya responden Salah satu faktor yang dapat
yang memiliki pengetahuan dalam mempengaruhi pengetahuan adalah
kategori kurang, yaitu sebanyak 40% tingkat pendidikan akseptor.
dikarenakan beberapa hal yang Berdasarkan tabel IV.2 dapat
mempengaruhi antara lain informasi menunjukkan dari 30 responden yang
yang kurang mengenai alat kontrasepsi diteliti, terdapat 10 responden (33%)
beserta efek samping, kontraindikasi, sebagian besar berpendidikan SMP, dan
kekurangan, dan kelebihan. 5 responden (17%) sebagian kecil
Beberapa ibu sangat jarang Perguruan tinggi.
mengikuti acara-acara penyuluhan
mengenai keluarga berencana. Hanya
45 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015
Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

Semakin tinggi tingkat pendidikan kelebihan implan jauh lebih banyak


seseorang diharapkan penalaran serta dibandingkan kekurangannya.
pemahaman akan sesuatu yang terjadi di Selain itu faktor lain yang dapat
sekitarnya semakin peka dan baik, sehingga mempengaruhi pengetahuan adalah
apabila terjadi hal yang dirasa kurang sesuai umur. Berdasarkan tabel IV.1 dapat
dapat langsung merespon dengan baik. menunjukkan dari 30 responden yang
Pendidikan ini termasuk pengaruh utama diteliti, terdapat 14 responden (47%)
dalam pengetahuan, pengetahuan seseorang sebagian besar berumur 21-30 tahun dan
akan semakin luas tergantung pada tingkat 5 responden (17%) sebagian kecil
pendidikan yang diperoleh orang tersebut. berumur >40 tahun.
Dengan pendidikan pula seseorang Semakin cukup umur tingkat
dapat menilai sesuatu hal dari berbagai aspek kematangan dan kekuatan seseorang
misalnya dalam memilih kontrasepsi implan, akan lebih matang dalam berfikir. Dari
pada akseptor yang berpendidikan tinggi, segi kepercayaan masyarakat yang lebih
cenderung lebih bisa memahami dalam hal dewasa akan lebih dipercayai dari orang
definisi dan manfaat dari kontrasepsi implan, yang belum cukup kedewasaannya.
berbeda dengan akseptor yang berpendidikan Contoh saja dalam memilih kontrasepsi
kurang, akseptor dengan pendidikan kurang implan. Masyarakat masih banyak yang
biasanya cenderung kurang memahami, hal cenderung mempercayai hal-hal yang
ini juga dikarenakan tingkat ilmu yang di tidak nyata seperti implan dapat hilang
dapat lebih banyak pada akseptor yang sendiri, atau berjalan ke anggota tubuh
mengenyam tingkat pendidikan yang lebih yang lain.
tinggi. Kedewasaan dalam berfikir sangat
Dari hasil penelitian sebagian diperlukan dalam hal menyikapi
akseptor KB yang menjadi responden kontrasepsi implan, usia akseptor dapat
memiliki pengetahuan baik tentang mempengaruhi pola pemikiran dalam
kontrasepsi implan salah satu yang pemilihan kontrasepsi implan akan
menunjukkan bahwa pengetahuan responden tetapi tidak menutup kemungkinan
dalam kriteria baik adalah kuesioner nomor 2 pengetahuan akseptor dengan usia yang
dalam soal tersebut dinyatakan “Implan masih muda cenderung acuh terhadap
adalah metode kontrasepsi yang dipakai di kontrasepsi implan, hal ini di karenakan
lengan atas bagian sebelah dalam” yang pengalaman yang kurang pada akseptor
termasuk pernyataan positif, dari 30 usia muda.
responden di dapat 23 responden (77%) yang Sebaiknya memperhatikan
menjawab benar tentang pernyataan tersebut. penyebab terjadinya kenapa pengguna
Pengetahuan yang baik tentang kontrasepsi implan jumlahnya sedikit. Hal ini sangat
implan jika tidak di ikuti dengan aplikasi penting, agar tidak terjadi kesalahan
yang benar dan nyata tidak akan mempunyai persepsi tentang kontrasepsi implan
dampak yang positif dalam membantu yang berlarut-larut. Pengaruh kesalahan
pencapaian target penggunaan implan. persepsi yang berulang dapat menambah
jumlah penurunan penggunaan implan.
Hal ini dikarenakan akseptor KB Saran yang tepat bagi akseptor
sebagian besar lebih mengetahui tentang diharapkan aktif dalam mengikuti kegiatan
kekurangan implan daripada kelebihan posyandu di daerah setempat serta
atau keuntungannya. Sehingga masih berkonsultasi pada bidan tentang kontrasepsi
banyak yang belum berminat untuk yang cocok baginya. Adapun untuk petugas
menggunakan implan. Padahal kesehatan agar lebih sering melakukan
penyuluhan tentang alat kontrasepsi.

46 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015


Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

Ada satu lagi faktor yang dapat responden (23%) belum pernah
mempengaruhi sikap akseptor yaitu mendapat informasi.
pekerjaan. Berdasarkan tabel IV.3 dapat Informasi merupakan sekumpulan
menunjukkan dari 30 responden yang diteliti, fakta-fakta yang telah dilah menjadi
terdapat 15 responden (50%) sebagian besar bentuk data, sehingga akan menjadi
sebagai IRT, dan 1 responden (3%) sebagian lebih berguna dan dapat digunakan oleh
kecil sebagai PNS. siapa saja yang membutuhkan data-data
Lingkungan pekerjaan dapat tersebut sebagai pengetahuan ataupun
membuat seseorang memperoleh dapat digunakan dalam pengambilan
pengalaman dan pengetahuan, baik secara keputusan. Pada kemajuan teknologi
langsung maupun tidak langsung. (Mubarak, yang semakin canggih ini, dapat
2011 : 83). mempengaruhi sikap seseorang dalam
Pekerjaan akseptor dapat memperoleh suatu informasi. Berbagai
mempengaruhi pengetahuan seseorang. informasi saat ini sangat mudah dan
Sebagai contoh IRT, akseptor yang memiliki cepat didapat, misalnya informasi
pekerjaan sebagai IRT cenderung terhadap kontrasepsi implan.
pengetahuannya lebih sedikit daripada Dari hasil penelitian yang sudah
seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai dilakukan, 18 responden sudah pernah
wiraswasta, swasta, dan PNS. mendapat informasi tentang kontrasepsi
Jumlah IRT dari `15 responden hanya implan. Tetapi hal tersebut juga tidak
4 responden (27%) yang memiliki berpengaruh terhadap baiknya sikap
pengetahuan baik. Hal ini karena IRT akseptor tentang kontrasepsi implan,
cenderung di rumah sehingga kurang karena bisa saja hanya sekilas saat
memiliki pengalaman untuk bertukar memperoleh informasi tentang
pengetahuan kepada orang lain. kontrasepsi implan.
Dalam penelitian ini dapat
2. Sikap Akseptor KB Aktif tentang diketahui bahwa jumlah sikap positif
Kontrasepsi Implan sebanyak 17 responden (57%). Sikap
yang positif tersebut dapat dilihat dari
Berdasarkan tabel IV.7 dapat kuesioner nomor 2. Dalam kuesioner
menunjukkan dari 30 responden yang diteliti, tersebut dinyatakan “Implan merupakan
terdapat 17 responden (57%) memiliki sikap alat kontrasepsi yang memiliki sedikit
positif, dan 13 responden (43%) memiliki efek samping” Dari 30 responden 66%
sikap negatif. mempunyai sikap positif. Sikap negatif
Sikap (attitude) merupakan konsep juga dapat dilihat dari kuesioner nomor
paling penting dalam psikologi sosial yang 14 yang menyatakan “Pemasangan
membahas unsur sikap baik sebagian implan akan membutuhkan biaya yang
individu maupun kelompok. Banyak kajian lebih mahal” yang termasuk komponen
dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap kognitif. Dari 30 responden 56%
sikap, proses terbentuknya sikap, maupun mempunyai sikap negatif dalam
perubahan (Wawan , 2010:19). menyikapinya.
Selain itu faktor yang dapat Sikap bisa dapat dipengaruhi oleh
mempengaruhi sikap akseptor terhadap pengalaman pribadi yang telah ada pada diri
kontrasepsi implan adalah informasi. kita atau yang sedang kita alami akan ikut
Berdasarkan tabel IV.4 dapat membentuk dan mempengaruhi penghayatan
menunjukkan dari 30 responden yang kita, tanggapan akan menjadi salah satu
diteliti, terdapat 23 responden (77%) dasar terbentuknya sikap. Dalam masyarakat
sudah mendapat informasi, dan 7 sering terlihat bahwa, sikap akseptor KB

47 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015


Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

tentang kontrasepsi implan acuh atau tidak sikap akseptor KB positif sebanyak 7
berminat dan para akseptor KB sering responden (23%).
menyalah persepsikan kontrasepsi implan. Sedangkan yang berpengetahuan baik
Selain itu faktor lain yang dapat dengan sikap akseptor KB negatif
mempengaruhi sikap adalah sumber sebanyak 11 responden (37% ).
informasi. Berdasarkan tabel IV.5 dapat Dari hasil penelitian diatas
menunjukkan dari 30 responden yang diteliti, sebagian akseptor KB mempunyai
terdapat 15 responden (50%) sebagian besar pengetahuan yang baik tentang
mendapat informasi dari Media massa. kontrasepsi implan. Akseptor KB yang
Akseptor lebih tertarik pada produk atau berpengetahuan baik dikarenakan sudah
program yang dikemas dalam bentuk unik mendapat informasi-informasi. Faktor
dan menarik, mereka cenderung lebih pendidikan juga mempengaruhi akseptor
memilih melihat di TV, radio, majalah, KB dalam pemahaman karena makin
internet, dan lain-lain daripada datang tinggi pendidikan seseorang maka
mengunjungi tenaga kesehatan. Hal ini semakin banyak seseorang menerima
ditunjukkan dengan jumlah responden yang informasi sehingga akseptor KB dapat
sebagian besar mendapat informasi tentang memahami tentang kontrasepsi implan.
kontrasepsi implan dari media massa.
Media massa dapat mempengaruhi sikap
seseorang yang melihatnya. Terutama TV,
internet, dan radio. Karena kata-kata atau Dari data yang didapat, ternyata sebagian
bentuk yang digunakan pada media massa besar responden yang berpengetahuan baik
dapat menghipnotis pemirsa yang memiliki sikap negative terhadap kontrasepsi
melihatnya. implan. Hal ini dapat terjadi karena setiap
responden meiliki sikap berbeda dalam
3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap menerima informasi atau pengetahuan.
Akseptor KB Aktif tentang Pengetahuan responden yang masih
Kontrasepsi Implan cukup dapat di tambah dengan meminta
penjelasan dari orang yang lebih mengerti
Pada hasil uji statistika dengan metode atau petugas kesehatan untuk memberikan
chi-kuadrat ( ) maka Ha diterima ini artinya penjelasan tentang kontrasepsi implan,
dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan sehingga nantinya sikap akseptor dalam
Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB Aktif menanggapi kontrasepsi implan positif atau
tentang kontrasepsi implan di BPM Ny. baik. Pola pikir seseorang juga dipengaruhi
Agustina Desa Doko Kecamatan Ngasem oleh umur karena semakin bertambahnya
Kabupaten Kediri. usia maka semakin berkembang daya
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 tangkap dan pola pikir seseorang. Dan
responden yang diteliti, terdapat responden diharapkan pengetahuan seseorang semakin
yang mempunyai pengetahuan baik dengan membaik dan meningkat.

Simpulan
1. Pengetahuan akseptor KB aktif tentang 3. Ada hubungan pengetahuan dan sikap
kontrasepsi implant dalam kategori baik Akseptor KB Aktif tentang kontrasepsi
adalah 18 responden (60%) implan
2. Sikap akseptor KB aktif tentang
kontrasepsi implan dalam kategori
positif adalah 17 responden (57%)

48 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015


Hubungan Pengetahua dan Sikap Akseptor KB Aktif Tentang Konstrasepsi Implan

DAFTAR PUSTAKA
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Prawirohardjo.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Jakarta: Rineka Cipta. Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Azwar, Saifudin. 2013. Sikap Manusia. Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode
Yogyakarta : Rineka Cipta Penelitian Lengkap, Praktis, dan
Budiman dan Agus, 2013. Kapita Selekta Mudah Dipahami. Yogyakarta :
Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Pustaka Baru Press.
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga
Salemba Medika. Berencana. Jakarta : Salemba Medika.
Bowden, Jan. 2011. Promosi Kesehatan Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga
Dalam Kebidanan Prinsip & Praktik. Berencana dan Pelayanan
Jakarta : EGC. Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info
Everett, Suzanne. 2013. Buku Saku Media.
Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Wawan, A dan Dewi. 2010. Teori &
Reproduktif. Jakarta : EGC. Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Keluarga Berencana. Yogyakarta : Medika.
Pustaka Rihama. BKKBN, 2007. Tingkat Pengetahuan
Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Masyarakat tentang Kontrasepsi.
Kebidanan dan Teknik Analisis Data. http://e-journal.akesrustida.ac.id.
Jakarta: Salemba Medika. [Diakses tanggal : 9 Maret 2015].
Hikmawati, Isna. 2011. Promosi Kesehatan _______, 2011. Potensi Penggarapan
untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Program KB. www.bkkbn.go.id.
Medika. [Diakses tanggal : 9 Maret 2015].
Irianto, Koes. 2014. Pelayanan Keluarga _______, 2012. BKKBN Jatim Garap Pasar
Berencana Dua Anak Cukup. Bandung Tradisional. http://jatim.bkkbn.go.id.
: Alfabeta. [Diakses tanggal : 9 Maret 2015].
Luknis S. dan Susanto. 2010. Statistic Blogspot, 2011. Keluarga Berencana.
Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers. http://zury.blogspot.com. [Diakses
Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan tanggal : 17 Maret 2015].
Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Dinkes RI, 2011. Profil Kesehatan
Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Indonesia. http://www.depkes.go.id.
Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : [Diakses tanggal : 6 Maret 2015].
Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rhineka Cipta.
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Purwandari, Atik. 2010. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Dalam Konteks
Kebidanan. Jakarta : EGC.
Saifuddin, Abdul Bari. 2012. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta

49 | Jurnal Kebidanan Dharma Husada Vol. 4, No. 2 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai