Anda di halaman 1dari 9

ISSN:2339 -0042 (p)

Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

Keseimbangan Sosial untuk Keserasian Sosial


(Kasus Keserasian Sosial antara Penduduk Setempat dan Pendatang
di Daerah Industri Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat)

Rudi Saprudin Darwis1, Agus Wahyudi Riana2


1. Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
rudi.darwis@unpad.ac.id
2. Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
agus.wahyudi@unpad.ac.id

ABSTRAK
Pembangunan sektor industri telah mendorong berdirinya pusat-pusat industri di berbagai daerah dalam
bentuk kawasan industri ataupun tidak dalam bentuk kawasan industri. Keberadaan pusat industri menjadi
daya tarik bagi para pencari kerja untuk datang ke daerah tersebut. Situasi tersebut dapat menimbulkan
adanya benturan kepentingan antara penduduk setempat dengan penduduk. Tulisan ini akan menguraikan
tentang keseimbangan sosial yang terdapat pada masyarakat di daerah industri yang akan mencerminkan
kondisi keserasian sosial masyarakat tersebut berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kabupaten
Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Aspek-aspek keseimbangan sosial dalam tulisan ini meliputi kemerataan sosial
ekonomi, kesempatan kerja dan berusaha yang sama, kesamaan hak dan kewajiban, serta kemampuan
mengelola konflik. Hasil penelitian menunjukkan keseimbangan sosial antara penduduk setempat dengan
pendatang secara keseluruhan dirasakan masih seimbang, walaupun dalam mendapatkan pekerjaan dan
berusaha penduduk pendatang mempunyai kesempatan yang lebih besar dibandingkan penduduk setempat.

Kata kunci: keserasian sosial, keseimbangan sosial, masyarakat industri

ABSTRACT
Development of industrial sector has encouraged the establishment of industrial centers in various regions in
the form of industrial estates or not. The existence of an industrial estates becomes an attraction for job
seekers to come to the area. This situation may lead to a conflict of interest between the local people and the
migrant in relation to the existence of the industry. This paper will describe the social balance that existed in
the community in industrial areas that will reflect the condition of social harmony of the community based on
the results of research conducted Sumedang District, West Java Province. The aspects of social balance in this
paper include equal socio-economic, employment and endeavor, equal rights and obligations, and the ability
to manage conflict. Factors affecting social balance will be discussed also in this paper. The results indicate
that the social balance between the local people and the migrants as a whole is felt to be balanced, although
in getting jobs and trying the migrant has a greater opportunity than the local people.

Keywords: social harmony, social balance, industrial society

PENDAHULUAN industrial zone. Menurut Emil Salim (1986),


Kebijakan pembangunan nasional pada keuntungan dari pemusatan industri di dalam
masa lalu telah mendorong tumbuhnya industri- suatu kawasan adalah untuk membantu
industri manufaktur. Lokasi pendirian industri mempermudah pengendalian pencemaran
ini telah diatur oleh pemerintah pusat maupun industri.
daerah agar industri-industri tidak tersebar Pendirian industri tidak lagi selalu harus
begitu saja, namun terpusat pada daerah-daerah di dekat sumber bahan mentah. Menurut
yang sudah ditetapkan sebagai daerah industri Bintarto (1969), penentuan lokasi industri lebih
baik dalam bentuk industrial estate ataupun memperhitungkan pengeluaran biaya minimal,

55
ISSN:2339 -0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

diantaranya biaya untuk bahan bakar, air, sektor industri menjadi daya tarik untuk
listrik, lahan, dan sarana angkutan. Seringkali masuknya para pencari kerja dari berbagai
lokasi industri itu berkembang menjadi pusat daerah. Akibatnya, masyarakat yang berada di
industri, karena suatu jenis industri yang daerah-daerah industri cenderung memiliki
didirikan di daerah pinggiran menarik industri- tingkat heterogenitas yang tinggi.
industri lain yang sejenis untuk didirikan di Hai ini penting untuk diantisipasi, karena
sana (Schneider, 1993). Tidak jarang pula, bagaimanapun juga pembangunan industri pada
pendirian pusat industri sudah direncanakan suatu daerah akan menimbulkan adanya
sebelumnya yang tentunya dengan perubahan pada masyarakat di sekitarnya
memperhitung-kan tata ruang wilayah. seperti dalam struktur lapangan kerja
Dari sejak awal, pengembangan sektor disamping perubahan-perubahan lain dalam
industri ini dilakukan dengan harapan dapat masyarakat. Pembukaan industri baru
meningkatkan kemakmuran bangsa karena menyebabkan terjadinya perubahan pada pola
sektor industri akan memberikan percepatan kehidupan masyarakat antara lain lapangan
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Bagi pekerjaan, peranan wanita, lapangan
Bangsa Indonesia yang sebagian besar pendidikan, peranan keluarga, serta persepsi
masyarakatnya hidup dari pertanian, “sektor masyarakat terhadap industri (Sani dkk., 1985;
industri merupakan alternatif untuk Suhandi dkk., 1985). Akan tetapi, perubahan
meningkatkan kemakmuran masyarakat tersebut tidak disertai dengan kesiapan
Indonesia, mengingat pertumbuhan masyarakat untuk menghadapi situasi yang
perekonomian yang mengandalkan dari sektor baru. Kemampuan dan keterampilan yang
pertanian saja tidak begitu cepat dimiliki masyarakat lokal tidak sesuai dengan
pertumbuhannya" (Sutowo, 1982). Industri kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri.
dipandang akan dapat menyerap tenaga kerja Industri yang didirikan pada suatu daerah
yang banyak dan mampu mengubah memberikan harapan kepada masyarakat
pengangguran tersembuyi (yang dinamis) disekitarnya akan adanya lapangan kerja baru.
menjadi kerja yang produktif. Daya tarik ini dirasakan sangat besar, terutama
Munculnya industri sebagai alternatif oleh mereka yang tidak memiliki sumber daya
dalam memperoleh penghidupan menyebabkan materil yang dapat dijadikan modal usaha;
terganggunya sektor pertanian. Hal ini walaupun dalam melakukan tuntutan tersebut
disebabkan adanya daya tarik yang lebih besar seringkali warga masyarakat setempat tidak
untuk bekerja di industri bila dibandingkan memperhitungkan adanya tuntutan kualifikasi
dengan bekerja menjadi buruh tani, seperti tertentu dari industri.
adanya penghasilan yang tetap dan cepat bila Situasi demikian merupakan hal yang
bekerja di industri. Kesempatan ekonomi pun cukup rawan untuk memicu adanya
akan lebih banyak bertolak dari sektor idustri ketidakserasian sosial antara penduduk
karena untuk bakerja di luar industri lebih setempat dengan pendatang, jika penduduk
terbatas peluangnya sementara untuk bekerja setempat memandang hanya dari satu sisi saja
atau berusaha sendiri diperlukan kemampuan bahwa penduduk pendatang telah mengambil
materil dan non material serta keterampilan hak penduduk setempat untuk bekerja pada
tertentu yang sesuai dengan bidang garapannya. industri. Perebutan kesempatan ekonomi
Sektor industri menjadi salah satu seperti bekerja pada industri dapat berkembang
penggerak dalam pertumbuhan ekonomi yang menjadi konflik, terlebih lagi bila sumber yang
juga menjadi faktor penarik (pull factor) bagi ada jumlahnya sangat terbatas dan penduduk
migran yang berharap mendapatkan setempat mengalami kesulitan dalam
kesempatan kerja yang lebih baik. Peningkatan memanfaatkan sumber ekonomi lainya.
jumlah tenaga kerja pada sektor industri Konflik yang ditimbulkan oleh
menunjukkan bahwa kesempatan kerja pada persaingan dalam memperoleh kesempatan

56
ISSN:2339 -0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

ekonomi ini merupakan salah satu sumber HASIL DAN PEMBAHASAN


ketidakseresian sosial (Pelly, 1992). Dampak dari pendirian industri pada
Kesempatan ekonomi yaitu peluang untuk suatu komunitas adalah adanya pemanfaatan
bekerja di industri, peluang untuk bekerja di tenaga kerja di daerah tersebut oleh industri
luar industri, dan peluang untuk bekerja atau yang akan berpengaruh kepada aktifitas kerja
berusaha sendiri yang terbatas menyebabkan yang sudah ada di daerah sekitarnya serta
terjadinya persaingan (competition) antar banyaknya pendatang yang menetap dan mecari
anggota masyarakat, baik secara langsung penghidupan di daerah tersebut.
maupun tidak langsung. Pada gilirannya, Perubahan struktur penduduk di Desa
persaingan yang terjadi akan menganggu Sindangpakuon mengakibatkan pula terjadinya
keserasian sosial pada masyarakat tersebut; pergeseran keseimbangan sosial dalam
terlebih lagi bila persaingan itu berjalan dengan komunitas tersebut, khususnya antara
tidak seimbang dan tidak jujur. Keserasian penduduk setempat dengan pendatang.
sosial dalam masyarakat sekitar industri yang Keseimbangan sosial ini menunjuk kepada
dipengaruhi oleh adanya persaingan dalam situasi yang terjadi dalam masyarakat, dimana
memperoleh kesempatan ekonomi, dapat institusi sosial yang ada di dalamnya berfungsi
terlihat dari proses interaksi yang terjadi pada sebagaimana mestinya dan saling mengisi.
masyarakat tersebut. Institusi yang dimaksud adalah institusi
ekonomi, politik, pendidikan, keluarga, dan
METODE agama, yang tercermin dalam kemerataan
Penelitian ini menggunakan metode sosial ekonomi, kesempatan kerja dan berusaha
deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan yang sama, kesamaan hak dan kewajiban, serta
untuk menganalisis secara mendalam fenomena kemampuan mengelola konflik. Keberadaan
sosial yang ada pada masyarakat di daerah setiap institusi dalam masyarakat yang
industri. berfungsi akan mampu menopang kehidupan
Sumber data dalam penelitian ini adalah anggota masyarakatnya.
informan yang terlibat dalam proses interaksi di Seperti yang disampaikan oleh Schneider
daerah industri, yang secara garis besar terbagi (1993:430), “salah satu akibat yang terpenting
dua kelompok, yaitu kelompok penduduk dari timbulnya industrialisme adalah
setempat dan kelompok penduduk pendatang. terbentuknya komunitas-komunitas baru, atau
Pemilihan informan dari masing-masing perubahan serta pertumbuhan yang cepat dan
kelompok dilakukan dengan menggunakan komunitas yang sudah ada." Secara khusus
teknik purposif. Selain itu, informasi Parker et.al (1990:93) menunjukkan bahwa
dikumpulkan pula dari aparat dan tokoh-tokoh munculnya industri-industri baru dalam suatu
masyarakat untuk mengetahui gambaran situasi wilayah akan memberikan pengaruh besar
masyarakat secara umum. terhadap jumlah tenaga kerja. Peningkatan
Pengumpulan data dilakukan dengan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan
menggunakan teknik wawancara mendalam komunitas di sekitar industri yang cepat
dan observasi. Data yang dikumpulkan disebabkan oleh masuknya para pekerja
mencakup data mengenai: (1) kondisi pendatang dalam jumlah yang banyak dan
keseimbangan sosial pada interaksi antara menetap di daerah tersebut. Pertumbuhan
penduduk setempat dan pendatang dalam komunitas ini dikarenakan "Industri
berbagai aspek kehidupan; dan (2) faktor-faktor membutuhkan tenaga kerja yang dapat
yang mempengaruhi kondisi keseimbangan diandalkan dan dapat masuk kerja setiap hari
sosial penduduk setempat dengan pendatang. dan pada waktu yang tepat" (Schneider,
1993:430), sehingga para pekerja pendatang
memilih bermukim di sekitar industri.

57
ISSN:2339 -0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

Kesenjangan atau ketidakseimbangan Dari beberapa tokoh penduduk setempat


secara sosial-ekonomi pada masyarakat dapat menginformasikan bahwa pendatang justru
menyebabkan adanya keadaan yang tidak stabil lebih maju daripada penduduk setempat. Yang
dalam kehidupan masyarakat tersebut. Bahkan menjadi penyebab kenapa pendatang lebih
yang keseimbangan inilah yang justru menjadi maju daripada penduduk setempat yaitu bahwa
awal untuk keserasian sosial diantara penduduk pendatang dinilai memiliki sifat ulet,
masyarakat pendatang dengan masyarakat tekun dan rajin hingga inilah yang menjadi
setempat. Sebab dalam keseimbangan sosial kesuksesan pendatang yang berusaha di
akan terlihat dalam berbagai aspek yang Sindangpakuon. Kelebihan penduduk
menyebabkan terjadinya interaksi yang positif pendatang yang seperti ini tidak menjadi
atau konflik diantara mereka. Demikian juga persoalan dalam membangun hubungan diatara
dengan masyarakat di Desa Sidangpakuon, mereka.
apabila terjadi ketidakseimbangan antara Keseimbangan sosial yang didalamnya
penduduk setempat dengan pendatang akan ada kesempatan dalam bidang ekonomi sangat
terjadi ketidakserasian sosial, yang dapat menentukan keserasian sosial di suatu daerah
menyebabkan konflik manifest diantara terutama daerah yang heterogen karena adanya
penduduk pendatang dengan penduduk penduduk pendatang seperti di Desa
setempat. Sindangpakuon. Dalam kaitannya dengan
Perbedaan ras dan kesukuan diantar keserasian sosial, Pelly (1993)
penduduk pendatang dan setempat tidak mengungkapkan: “...pertarungan di bidang ini
menjadi persoalan yang menimbulkan gesekan (ekonomi, pen.) biasanya dimenangkan oleh
diantara mereka. “Seringkali orang-orang ini individu atau kelompok yang memiliki
berasal dari daerah, ras, suku, atau agama yang kekuatan dan kemampuan yang lebih unggul,
berbeda-beda" (Schneider, 1993:437) yang baik apabila ditinjau dari sumber daya manusia
mempunyai nilai-nilai yang berbeda dengan ataupun teknologi yang dipergunakan.”
masyarakat setempat. Sebagai akibatnya Perebutan dalam memanfaatkan sumber-
masyarakat di sekitar industri tersebut menjadi sumber ekonomi pasti akan terjadi, karena
semakin heterogen. individu memerlukan sumber mata pencaharian
Berdasarkan hasil penelitian dalam bagi kehidupannya. Seperti hasil penelitian di
keseimbangan sosial, penduduk pendatang Sindangpakuon bahwa sektor ekonomi lebih
justu lebih banyak menguasai beberapa aspek didominasi pendatang yang notabene memiliki
kehidupan seperti perekonomian, baik dalam kemampuan berdagang lebih baik daripada
kesempatan bekerja maupun kesempatan untuk penduduk setempat, hingga dari sumber
berusaha. Hal ini diperkuat dengan beberapa ekonomi yang lebih banyak dikuasai
informasi hasil penelitian yang menjelaskan pendatang, menyebabkan posisi pendatang
bahwa dalam aspek perdagangan pun justru menjadi lebih unggul.
para pendatang lebih banyak yang maju mulai Dalam pekerjaan di industri pun, lebih
dari warung-warung pinggir jalan sampai ke didominasi oleh pendatang sebab masih ada
usaha-usaha yang lebih besar seperti toko grosir pandangan bahwa penduduk setempat kurang
di pasar, tempat makan maupun toko-toko bagus dalam bekerja, sehingga banyak kasus
kelontong lainnya. Namun pelaku usaha ini yang menyebabkan penduduk setempat
adalah pendatang yang sudah lama menetap di dikeluarkan oleh pabrik. Penyebabnya adalah
Sindangpakuon dan memiliki motivasi datang mabok-mabokan dalam bekerja atau
ke Sindangpakuon untuk berusaha. Hal ini perkelahian, Hal ini tidak menguntungkan bagi
memperlihatkan bahwa pendatang lebih banyak masyarakat setempat secara keseluruhan yang
mendominasi dalam bidang perdagangan seolah-olah tidak dapat bekerja dengan tuntutan
informal daripada penduduk setempat. kerja yang terdapat pada sektor indutri.

58
ISSN:2339 -0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh menjadi pabrik atau pemukiman bagi pekerja.
industri adalah mereka yang mempunyai sifat Luasnya tanah yang dibutuhkan untuk
yang dapat mendukung lancarnya produksi, membangun suatu kawasan Industri
karena yang penting adalah produksi dapat menyebabkan masyarakat petani di daerah
berjalan dengan lancar, tanpa adanya gangguan tersebut harus kehilangan tanahnya. Tidak
yang dapat menghambat jalannya produksi. adanya lahan garapan untuk bertani, maka
Maka tenaga kerja yang dibutuhkan dalam harapan masyarakat tertuju pada industri yang
industri adalah : didirikan, termasuk juga dan anggota
"... suatu angkatan kerja yang mobil, masyarakat lain yang membutuhkan pekerjaan;
yaitu suatu angkatan kerja yang tidak terikat terutama mereka yang sudah memasuki usia
baik kepada tempat maupun kepada oknum.... kerja den putus sekolah. Harapan masyarakat
Selanjutnya, industrialisme menuntut disiplin terhadap industri dihadapkan pada situasi
kerja yang ketat, yang tidak mungkin diperoleh adanya pendatang yang juga bermaksud untuk
tanpa suatu angkatan kerja yang tidak bekerja di industri tersebut.
mempunyai sumber penghasilan, ikatan, hak- Perubahan lingkungan yang disebabkan
hak selain yang diberikan oleh Industri ltu." perkembangan industri dapat menimbulkan
(Schneider, 1993:440). terjadinya masalah-masalah dalam masyarakat.
Pekerja industri harus siap bekerja Penyesuaian terhadap perubahan tersebut
dengen jadwal kerja yang ketat, yang terkadang tidak dapat dilakukan dengan cepat bersamaan
waktu kerja pun berubah-ubah dengan adanya dengan saat industri berdiri, sedangkan
sistem shift. Pola kerja yang diberlakukan kebutuhan industri akan tenaga kerja tidak
dalam industri sangat berbeda dengan pola dapat ditunda. Maka hanya mereka yang sudah
kerja yang biasanya dilakukan pada sektor siap dapat bekerja di industri. Bila
pertanian. Tuntutan jam kerja dan pengaturan dibandingkan, kelompok masyarakat yang
pekerjaan sangat ketat serta tidak dapat ditawar- sudah siap –secara mental- untuk bekerja pada
awar. Hal ini menuntut kemampuan masyarakat industri adalah para pekerja pendatang, yang
untuk menyesuaikan dengan tuntutan pola kerja dari sejak awal sudah mempersiapkan diri
dalam industri. Dengan demikian, hanya untuk dapat bekarja pada industri di daerah
mereka yang dapat memenuhi tuntutan- tersebut, sebagaimana tujuan mereka datang ke
tuntutan dari pihak industri saja yang dapat daerah tersebut.
dapat bekerja di industri. Walaupun masih bisa dijaga
Tidak mengherankan jika terdapat keseimbangan antara penduduk setempat
beberapa pandangan bahwa masyarakat dengan penduduk pendatang, tetapi perasasan
setempat tidak mampu untuk bekerja di kekecewaan masih ada di penduduk setempat.
industri. Namun sebaliknya, beberapa Mereka masih menganggap ada kesenjangan
penduduk setempat bepandangan adanya dalam masalah perekonomian di antara mereka,
ketidakadilan dalam memperoleh kesempatan bahkan banyak penduduk pendatang yang
kerja. Pendatang dianggap telah merebut bekerja dan sekian lama bisa membeli rumah
pekerjaan yang seharusnya menjadi pekerjaan untuk menetap di Sindangpakuon.
penduduk setempat. Kondisi ini terutama Untuk terwujudnya keseimbangan sosial
terjadi pada penduduk setempat yang tidak pada masyarakat, maka kesempatan yang sama
memiliki pekerjaan dan hanya melihat menjadi untuk memperoleh pekerjaan dan untuk
pekerjaan industri sebagai harapn utamanya. berusaha harus dapat dirasakan oleh semua
Pada beberapa kelompok masyarakat anggota masyarakat. Dengan adanya kesamaan
harapan masyarakat setempat terhadap akan ini, maka tidak akan terjadi rasa saling curiga
adanya lapangan pekerjaan dari pendirian dan merasa diperlakukan tidak adil. Apabila
industri adalah antara lain karena hilangnya dalam masyarakat kondisi ini tidak tercipta,
lahan garapan mereka yang beralih fungsi

59
ISSN:2339 -0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

maka keseimbangan sosial masyarakat akan Kesempatan yang sama dalam bekerja di
terganggu. industri disampaikan pula oleh pihak
Pada penduduk setempat terdapat pendatang, bahkan untuk berusaha pun mereka
perbedaan pandangan mengenai kesempatan memiliki kesempatan yang sama. Hanya saja
untuk bekerja di Sindangpakuon. Beberapa dari beberapa penduduk setempat tidak
penduduk setempat berpandangan kesempatan memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh
kerja mereka di pabrik-pabik direbut oleh industri, hingga mereka menganggap bahwa
penduduk pendatang, dan sebagian penduduk mereka tidak memiliki kesempatan yang sama
setempat lainnya mengatakan bahwa penduduk dengan penduduk pendatang, yang memiliki
pendatang banyak yang berhasil karena mereka kualifikasi yang dibutuhkan oleh pabrik.
lebih ulet dalam bekerja, dan memiliki Bahkan beberapa informan mengatakan
keseriusan untuk bekerja. kesempatan untuk bekerja di industri justru
Upaya dari penduduk setempat dan para lebih besar dimiliki penduduk setempat karena
pendatang untuk memperoleh pekerjaan pada domisilinya yang dekat dengan pabrik dapat
industri menimbulkan terjadinya persaingan di mengetahui lebih dahulu mengenai lowongan
antara mereka. Soekanto (1987:146) pekerjaan. Sedangkan penduduk pendatang
mengemukakan bahwa: “Suatu konflik antar baru mengetahuinya dari teman atau saudara
kelompok disebabkan karena persaingan untuk yang sudah bekerja di pabrik tersebut.
mendapatkan mata pencaharian hidup yang Bila berdasarkan gender, baik laki-laki
sama”. Bila persaingan itu menghasilkan penduduk setempat maupun penduduk
ketidakpuasan pada pihak yang dikalahkan, pendatang mengalami kesulitan untuk
maka konflik akan menjadi sulit untuk memperoleh pekerjaan di industri. Itulah
dihindarkan. Dalam hal ini, penduduk setempat sebabnya lebih banyak pengontrak perempuan
merasa tidak dapat menerima kenyataan bahwa dibandingkan laki-laki. Bila pengontrak itu
para pekerja pendatang lebih mudah diterima sudah berkeluarga, istrilah yang bekerja
bekerja di industri, sedangkan seharusnya sedangkan suami mengurus rumah.
merekalah yang memperoleh prioritas. Masih munculnya anggapan bahwa
Sebenarnya kesempatan yang sama sudah penduduk setempat tidak memiliki kesempatan
diberikan kepada penduduk setempat maupun yang sama karena pada beberapa kasus
pendatang, khususnya yang sudah diupayakan penerimaan pekerja terdapat kecenderungan
oleh pemerintah desa. Menurut salah satu tokoh pihak industri lebih memperioritaskan
masyarakat, jika dari pihak industri penduduk pendatang untuk bekerja di pabrik.
memberikan jatah pekerjaan bagi penduduk Hal ini diperkuat dengan informasi dari tokoh
sekitar pabrik, permintaan ini langsung penduduk setempat yang menduga ada
disampaikan melalui kepala desa dan dimintai beberapa pabrik yang lebih senang menerima
ke tiap RW. Maka yang diusulkan akan pekerja dari kelompok pendatang; yang bisa
dibuatkan seadil mungkin. Misalkan jika jadi disebabkan oleh keterampilan yang
industri meminta 30 orang karyawan, maka dibutuhkan oleh pabrik adalah keterampilan
kepala desa langsung membagi adil 15 dari yang tidak akan dimiliki oleh pekerja dari
penduduk setempat dan 15 orang lagi dari kalangan penduduka setempat.
penduduk pendatang. Namun dari hasil Kejadian lain yang memperkuat
evaluasi pihak industri setelah mereka bekerja, pandangan bahwa penduduk setempat tidak
ternyata karyawan yang lebih bagus bekerja memiliki prioritas untuk masuk kerja adalah
adalah dari penduduk pendatang, karena ketika banyak penduduk setempat yang tidak
mereka dianggap lebih rajin dan ulet. Berbeda diterima bekerja karena berpendidikan lebih
dengan penduduk setempat yang lebih olo-olo rendah dari kualifikasi yang dibutuhkan tetapi
dalam pekerjaan serta dianggap justru membuat tetap memaksakan untuk mengajukan lamaran
masalah dalam bekerja. ke industri. Misalnya industri membutuhkan

60
ISSN:2339 -0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

kualifikasi pendidikan minimal SMA pula silaturahmi di semua penduduk. Bahkan


sedangkan penduduk setempat yang melamar begitu banyak penduduk pendatang yang mulai
hanya memiliki pendidikan SMP, maka secara menggantikan peran-peran penduduk asli
otomatis penduduk setempat tidak lolos dalam dalam kegiatan kemasyarakatan. Hal inilah
saringan rekrutmen. yang menekan posisi penduduk setempat untuk
Kemudian pandangan ini justru menerima penduduk pendatang secara
dibenarkan dengan tindakan-tindakan dari perlahan-lahan. Bahkan pendatang yang sudah
beberapa tokoh yang mempioritaskan bertahun-tahun tinggal di Sindangpakuon
penduduk pendatang. Mereka beranggapan memberikan perubahan-perubahan seperti
kinerja penduduk pendatang lebih bagus memajukan perekonomian Sindangpakuon
daripada penduduk setempat dan mereka ingin dengan mulai munculnya usaha-usaha
penduduk setempat dapat mau lebih banyak perdagangan, lapangan pekerjaan, kontrakan-
belajar, mau berubah dan maju seperti yang kontrakan yang menambah penghasilan
dialami oleh penduduk pendatang. Inilah yang penduduk setempat yang mengontrakan
menyebabkan beberapa kesempatan dalam beberapa kamar di rumahnya bagi pendatang.
faktor ekonomi dilihat lebih memprioritaskan Bahkan semakin banyaknya pendatang
pada penduduk pendatang. Namun, dianggap semakin memajukan daerah tersebut
kekecewaan para penduduk terhadap situasi dan dapat merubah cara pandang penduduk
tersebut lebih diarahkan ke pihak industri, tidak setempat terhadap perubahan dan kemajuan.
mengarah ke penduduk pendatang, sehingga Perkembangan di Desa Sindangpakuon
masih ada demo-demo yang dilakukan seperti itu menuntut kemampuan-kemampuan
penduduk untuk meminta jatah pekerjaan di dalam mengelola konflik agar keseimbangan
industri yang bersangkutan. sosial tetap terjaga. Terutama dengan begitu
Dalam aspek kehidupan lainnya pun, banyak pendatang yang semakin menguasai
tidak ada pembedaan hak dan kewajiban antara aspek kehidupan di Sindangpakuon.
penduduk setempat dengan pendatang. Konflik merupakan bagian dari dinamika
Terutama yang berkaitan dengan statusnya sosial yang lumrah terjadi di setiap interaksi
sebagai penduduk yang tinggal di desa sosial dalam tatanan pergaulan keseharian
Sindangpakuon. Penduduk pendatang masyarakat. Seperti disampaikan oleh
mendapatkan perlakuan yang sama dengan Dahrendorf bahwa dalam masyarakat akan
penduduk setempat dalam hak dan kewajiban selalu ada konflik dan yang dapat dilakukan
sebagai warga masyarakat seperti mengenai oleh masyarakat adalah mengupayakan agar
pelayanan keamanan (ronda) maupun untuk konflik tersebut dapat ditanggulangi. Namun
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti kerja demikian, bahwa konflik sosial menjadi tidak
bakti, pebaikan jalan dan kegiatan lainnya. lumrah dan menjadi sumber malapetaka
Dalam hal kontribusi dalam bentuk iuran manakala disertai dengan tindakan anarkis dan
atau sumbangan untuk kagiatan brutal. Konflik tidak dapat dihilangkan sama
kemasyarakatan, ketua RT justru sudah sekali, karena itu konflik yang ada dalam
menyamakan kewajiban yang harus masyarakat kiranya perlu dikelola dengan
dikeluarkan oleh setiap penduduk. Namun dilakukan upaya pengendalian sehingga konflik
demikian, khusus dalam kegiatan perayaan menjadi lumrah, bahkan dapat menciptakan
kemerdekaan RI penduduk pendatang sering dinamika sosial yang positif.
dibebani kewajiban lebih daripada penduduk Apabila konflik sudah dapat dikelola oleh
setempat, dan dianggap sebagai hal wajar. masyarakat baik penduduk setempat atau
Pengurus RT maupun RW sudah penduduk pendatang maka tidak hanya
berupaya untuk menyamakan hak dan keseimbangan sosial saja yang dapat
kewajiban penduduk baik pendatang maupun diwujudkan tapi ketertiban sosialpun dapat
penduduk setempat, hal ini untuk mempererat diciptakan sehingga memunculkan rasa aman.

61
ISSN:2339 -0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

Berdasarkan keterangan dari beberapa penduduk dengan perusahaan melalui dialog


informan yang berhasil ditemui di lapangan yang difasilitasi tokoh masyarakat yang juga
menjelaskan bahwa pada umumnya baik penduduk pendatang lama seperti ketua BPD
penduduk setempat maupun penduduk desa maupun kecamatan. Dalam situasi
pendatang telah aktif dalam menjaga keamanan tersebut, penduduk pendatang pun membantu
dan ketertiban lingkungan. Bahkan ketika ada aksi ini, hingga tidak ada lagi kebencian antar
gejala yang mengarah pada situasi konflik penduduk.
masyarakat dengan cepat meredamnya. Kemudian adanya penduduk pendatang
Pertentangan yang pernah terjadi antara yang sudah lama menetap di Sindangpakuon
penduduk setempat dengan pendatang dapat membawa perubahan-perubahan yang
dilatarbelakangi kecemburuan terhadap positif, dan keberadaannya menguntungkan
pendatang yang nampak mudah untuk bekerja bagi pihak penduduk setempat. Pendatang
di Industri. Pada umumhya jika penduduk dianggap memiliki nilai-nilai yang patut
setempat memiliki rasa kecemburuan kepada dicontoh oleh penduduk setempat. Bahkan
penduduk pendatang, mereka tidak berani pendatang memiliki andil cukup besar untuk
langsung mengungkapkan di depan orangnya memajukan daerah Sindangpakuon, dengan
langsung, tetapi menyimpannya secara pibadi adanya partisipasi ide, tenaga dan materi untuk
ataupun hanya dibicarakan pada teman- menggerakan daerah Sindangpakuon dalam
temannya sesama penduduk setempat atau bentuk kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
kepada tokoh-tokoh masyarakat. Tokoh Penduduk pendatang juga memberikan
masyarakat masih bisa mengelola rasa dampak positif bagi penduduk setempat
kecemburuan ini untuk tidak mencuat ke dengan memanfaatkan ruang atau tanah yang
permukaan dan menjadi konflik terbuka, dimilikinya seperti kamar di rumahnya untuk
dengan memfasilitasi kegiatan-kegiatan dikontrakan atau membangun kontrakan-
kemasyarakatan untuk mempererat hubungan kontrakan. Kemudian warung-warung kecil
sosial mereka. menjadi salah satu alternatif penambahan
Dengan proses ini perlakuan-perlakukan penghasilan penduduk setempat.
yang mengarah ke kebencian dan konflik Adanya pergeseran nilai nilai lama ke
tersebut masih bisa diantisipasi dengan nilai-nilai yang dibawa pendatang dapat
menenangkan masyarakat dan mengalihkannya menguntungkan penduduk setempat walaupun
dengan melibatkan penduduk pendatang yang pada satu sisi penduduk setempat harus
baru tersebut ke kegiatan kemasyarakatan berjuang untuk tidak tergeser perannya di
dengan meminta partisipasi mereka dalam dalam aspek kehidupan di Desa Sindangpakuon
bentuk sumbangan yang lebih besar dari pada dalam nilai-nilai yang berlaku di Desa
penduduk setempat agar ada pandangan positif Sindangpakuon.
dari penduduk setempat.
Sesekali konflik diarahkan ke konflik D. Simpulan dan Rekomendasi
vertikal seperti penduduk dengan Keseimbangan sosial antara penduduk
perusahaan/pabrik. Berdasarkan hasil setempat dan pendatang secara keseluruhan
penelitian konflik vertikal masih terjadi dirasakan Seimbang. Tidak ada perbedaan hak
terutama terkait permasalahan tenaga kerja dan kewajiban antara penduduk setempat dan
karena penduduk setempat masih menganggap pendatang. Akan tetapi jika dilihat dari
ketidakadilan mengenai jatah tenaga kerja, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan
sebab justru penduduk pendatang yang lebih berusaha penduduk pendatang mempunyai
banyak. Disinilah terjadinya pengelolaan kesempatan yang lebih besar. Hal ini
konflik tersebut yang berawal dari rasa disebabkan karena penduduk pendatang telah
kekecewaan dan kebencian dengan sesama mempersiapkan diri untuk memasuki
penduduk menjadi konflik vertikal antara persaingan.

62
ISSN:2339 -0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 1 HALAMAN: 55-63 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i1.16050

Perlu affirmatif policy yang diberlakukan Sutowo, Ponco. 1982. Industrialisasi Sebagai
pengusahan. Membuat aturan khusus bagi Alternatif. Dalam Prisma, Tahun XI, No.
penduduk setempat oleh perusahaan industri. 7/Juli 1982. Hal. 48-51.
Hal ini ditujukan agar masyarakat setempat
dapat menjadi tenaga kerja pada perusahaan
tersebut. Tertinggalnya pendidikan, keahlian,
dan mental penduduk setempat dibandingkan
dengan pendatang akan berpotensi
memunculkan kecemburuan yang lebih
jauhnya dapat memunculkan konflik. Oleh
sebab itu diperlukan aturan khusus sehingga
tenaga kerja dari penduduk setempat dapat
diterima bekerja di industri pada pekerjaan-
pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan
Permasalahannya. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Dharmawan, A. 1986. Aspek-aspek dalam
Sosiologi Industri. Bandung : Binacipta
Parker, S.R., Brown, R.K., Child, J., Smith,
M.A. 1990. Sosiologi Industri. Jakarta :
Rineka Cipta
Pelly, Usman. 1993. Pengukuran Intensitas
Potensi Konflik dalam Masyarakat
Majemuk. Dalam Analisa CSIS hal 187-
193, Tahun XXII, No. 3/Mei-Juni 1993
Sani, M. Y. 1990. Perubahan Pola Kehidupan
Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri
di Daerah Sulawesi Selatan. Proyek
Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai
Budaya. Jakarta : Depdikbud
Schneider, E.V. 1993. Sosiologi Industri.
Terjemahan J.L. Ginting. Jakarta : Aksara
Persada Indonesia
Soekanto, Soerjono, 1987 Sosiologi Industri.
Bandung : Remaja Karya
Suhandi, A. 1990. Perubahan Pola Kehidupan
Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri
(Daerah Jawa Barat). Proyek Inventarisasi
dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya. Jakarta :
Depdikbud
Suharto, Ph.D., Edi. (tanpa tahun).
Permasalahan Pekerja Migran: Perspektif
PekerjaanSosial.
Melalui<http://www.policy.hu/suharto/mak
Indo14.html> [15/09/08]

63

Anda mungkin juga menyukai