Anda di halaman 1dari 3

Pembatasan Sosial Berskala Besar sebagai upaya Pencegahan Corona Virus Disease 2019

(Covid-19)

Pandemi virus corona di Indonesia masih berlangsung. Kasus-kasus yang dilaporkan


setiap harinya menunjukkan peningkatan. Pada 14 April 2020 data positif corona di Indonesia
sebanyak 4.839 orang, sebanyak 459 orang meninggal dunia dan pasien sembuh bertambah
menjadi 426 orang. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah tidak menambah korban
dengan cara tidak menyebarkan virus tersebut. Pemerintah Indonesia saat ini sudah
melakukan upaya untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) merupakan upaya terbaru yang dilakukan pemerintah untuk
melakukan pencegahan penyebaran corona 19 ini.

Istilah PSBB muncul dari Presiden Joko Widodo yang menyebut PSBB sebagai upaya
yang harus dilakukan untuk melawan pandemi Covid-19. PSBB merujuk pada Permenkes
Republik Indonesia No. 9 tahun 2020 merupakan pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus disease 2019 (Covid-19). Presiden
Joko Widodo meminta pembatasan sosial berskala besar, physical distancing dilakukan lebih
tegas, lebih disiplin dan lebih efektif lagi. Pembatasan yang diterapkan meliputi peliburan
sekolah dan tempat kerja; pembatasan kegiatan keagamaan; pembatasan kegiatan di tempat
umum atau fasilitas umum; pembatasan kegiatan sosial dan budaya; pembatasan moda
transportasi; dan pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan kemanan.
Proses belajar mengajar di sekolah untuk sementara dihentikan dan diganti dengan proses
belajar mengajar di rumah melalui media yang paling efektif. Proses kerja di tempat kerja
juga dibatasi diganti dengan bekerja di rumah/tempat tinggal.pembatasan kegiatan
keagamaan adalah kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah dan dihadiri keluarga
terbatas dengan menjaga jarak setiap orang. Semua tempat ibadah ditutup untuk umum.
Sementara itu, untuk pemakaman orang yang meninggal bukan karena Covid – 19, dihadiri
tidak lebih dari dua puluh orang dapat diizinkan dengan mengutamakan upaya pencegahan
penyebaran penyakit. Pembatasan tempat umum atau fasilitas umum dikecualikan untuk
supermarket, minimarket, pasar, toko atau tempat penjualan obat-obatan dan peralatan medis,
kebutuhan pangan, barang penting, bahan bakar minyak, gas dan energi; fasilitas pelayanan
kesehatan atau fasilitas lain dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan; dan tempat
umum atau fasilitas umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar penduduk lainnya termasuk
kegiatan olahraga.
Kebijakan PSBB ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang
Karantina Kesehatan. Untuk mendukung pemberlakuannya, pemerintah merilis dua regulasi
turunan, yaitu Peraturan Pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PP Nomor
21 tahun 2020) serta Keputusan Presiden tentang Kedaruratan Kesehatan. PSBB dapat
diusulkan oleh gubernur/wali kota kepada Menteri Kesehatan dengan pertimbangan Ketua
Gugus Tugas, atau dapat diusulkan oleh Ketua Gugus Tugas kepada Menteri Kesehatan.
Pengajuan permohonan PSBB harus dilengkapi data peningkatan jumlah kasus menurut
waktu disertai kurva epidemiologi, penyebaran kasus dan peta penyebaran menurut waktu.
Selain itu, juga terdapat bukti adanya kejadian transmisi lokal dilengkapi hasil penyelidikan
epidemiologi yang menyebutkan telah terjadi penularan generasi kedua dan ketiga. Kesiapan
daerah mengenai kesediaan kebutuhan hidup dasar rakyat, sarana dan prasarana kesehatan,
anggaran dan operasionalisasi jaring pengaman sosial dan aspek keamanan juga perlu
disiapkan.

Selanjutnya, pelaksanaan PSBB akan berlaku selama 14 hari dan bisa diperpanjang.
Aturan ini diterbitkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 33 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pembatasan Sosial Berskala Besar. Daerah yang mengambil langkah penerapan PSBB antara
lain DKI Jakarta diterapkan mulai 10 April 2020, Tangerang Raya meliputi Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan aturan akan berlaku mulai 18 April
2020, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi mulai
memberlakukan PSBB pada 15 April 2020, dan Kota Pekanbaru masih dalam pembahasan.

Presiden menegaskan dalam pelaksanaan PSBB ini, Kepolisian Republik Indonesia


bisa mengambil langkah hukum kepada siapa saja yang dianggap melanggar aturan hukum.
Penegakan hukum bagi mereka yang melanggar aturan dilakukan agar PSBB dapat berlaku
secara efektif dan berhasil melakukan tujuannya dalam pelaksanaan PSBB ini. presiden Joko
Widodo meminta kepada kepala daerah tidak membuat kebijakan sendiri dan tetap
berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Masyarakat juga tetap diminta untuk sosial
distancing untuk memutus rantai penularan virus ini. Selalu menerapkan sosial distancing dan
membatasi seluruh akses masuk maupun keluar dan dari semua wilayah dinilai efektif untuk
mengendalikan penyebaran covid – 19.

Dapat disimpulkan, semua upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk
mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh Corona Virus
Disease ini. Salah satunya adalah pelaksanaan PSBB di daerah yang telah memenuhi kriteria
penerapan. PSBB ini menekankan pada pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah
yang diduga terinfeksi virus Corona Disease agar tidak menyebar ke daerah lain. Diharapkan
masyarakat juga ikut melaksanakan atura yang telah ditetapkan agar pandemi virus corona
disease ini segera berakhir.

Anda mungkin juga menyukai