Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

JENIS-JENIS PROFESI DI BIDANG PENDIDIKAN


MAKALAH PROFESI PENDIDIKAN

MK. PROFESI PENDIDIKAN

PRODI S1 PEND. BAHASA


JERMAN - FBS

SKOR NILAI :

Disusun oleh :

Anggota Kelompok 2 : 1. MERRY NATALIA SIDABUTAR ( 2203132019 )

2. YENNY SARMA MANULLANG ( 2203332004 )

Dosen pengampu : IMELDA FREE UNITA S,Pd.,M.Pd

Mata Kuliah : PROFESI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FEBRUARI 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa atas berkat dari karunianya pada
kesempatan ini sehingga penulis dapat makalah yang berjudul JENIS-JENIS
PROFESI DI BIDANG PENDIDIKAN untuk memenuhi mata kuliah PROFESI
PENDIDIKAN.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen pengampu yang
telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dalam
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah profesi pendidikan. Pada
kesempatan ini penulis memaparkan jenis-jenis profesi di bidang pendidikan
berdasarkan referensi yang digunakan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
adanya kritikan dan saran dari pembaca dengan harapan membantu penulis
dalam menyempurnakan makalah yang telah dibuat. Atas perhatiannya terima
kasih.

Medan, 16 februari 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................1

KATA
PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang............................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 5

BAB II....................................................................................................................................... 6

KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................ 6

B. Pengertian tenaga kependidikan........................................................................9

C. Syarat dan Ciri Tenaga Kependidikan............................................................11

D. Hak dan Kewajiban Tenaga Kependidikan..................................................14

E. Tugas Pokok Tenaga Kependidikan................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata kependidikan berkenaan dengan bidang pekerjaan mendidik. Kata ini
berasal dari kata pendidikan dapat awalan "ke" dan berakhiran "an", berarti
proses atau kegiatan mendidik. dalam konteks pendidikan di indonesia kata
pendidikan berarti sama dengan menunjuk kata "keguruan dan ilmu
pendidikan" sehingga apabila dikaitkan dengan tenaga kependidikan berarti
orang-orang yang terlibat dalam proses kegiatan pendidikan (Yahya, 2013:17).

Dalam proses belajar-mengajar, pendidik memiliki peran utama dalam


menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan
pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan
(psikomotor). Dengan kata lain tugas dan peran pendidik yang utama terletak
di bidang pengajaran. Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan.

Seorang guru dituntut memiliki penguasaan bahan ajar, memiliki pengalaman


intelektual, yaitu tenaga terdidik atau terlatih dengan kebiasaan kebiasaan
baik, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan peserta didik. Seorang guru
ideal mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan anak didiknya.
Tenaga Pendidik adalah ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa, melalui berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan.

Dalam bidang kependidikan terdapat banyak jenis-jenis profesi di mana


profesi atau pekerjaan tersebut berlandaskan pendidikan yang ditempuh dan
terarah. Jenis-jenis profesi ini merupakan salah satu pekerjaan yang terdapat
pada lembaga pemerintahan untuk mendidik dan mengarahkan anak didik
untuk menjadi lebih baik lagi dengan ilmu yang diberikan atau materi yang
disampaikan.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi bahan dari penyusunan makalah ini
sebagai berikut :

1. Apa saja jenis-jenis profesi di bidang pendidikan?


2. Apa yang dimaksud dengan tenaga kependidikan?
3. Apa saja syarat dan ciri tenaga pendidikan?
4. Apa saja hak dan kewajiban tenaga kependidikan?
5. Apa yang menjadi tugas pokok tenaga kependidikan sesuai dengan UU
yang berlaku?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini, yakni :

1. Mengetahui jenis-jenis profesi di bidang pendidikan


2. Mengetahui pengertian tenaga kependidikan
3. Mengetahui syarat dan ciri tenaga pendidikan
4. Hak dan kewajiban dari tenaga kependidikan
5. Tugas pokok tenaga kependidikan yang sesuai dengan uu yang berlaku

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Jenis-Jenis Profesi di Bidang Pendidikan

Jenis-jenis profesi di bidang pendidikan juga diartikan sebagai klasifikasi


tenaga kependidikan dimana dalam profesi di bidang pendidikan terdapat
bagian-bagian penempatan atau suatu jabatan sesuai dengan tugas atau
tanggung jawab sesuai dengan profesinya.

Menurut Yahya (2013:17) profesi tenaga kependidikan adalah pekerjaan yang


dilakukan seseorang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pendidikan
yang dapat menghasilkan dan dilakukan dengan kemahiran, keterampilan, dan
kecakapan tertentu serta didasarkan pada norma yang berlaku.

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang


sistem pendidikan nasional bab satu pasal 1 disebutkan bahwa tenaga kerja ke
pendidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. dalam konteks ini adalah
anggota masyarakat dengan kriteria dan standar tertentu diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan proses pendidikan pada satuan pendidikan
seperti pendidik, kepala sekolah, pengawas, laboran, pustakawan, peneliti, dan
tenaga teknis administrasi penyelenggaraan pendidikan.

Klasifikasi tenaga kependidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-


Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan sebagai berikut:

1. Kepala satuan pendidikan

6
Kepala satuan pendidikan adalah orang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk memimpin institusi atau satuan pendidikan. Termasuk tenaga
kependidikan ini adalah:

a. Rektor
b. Kepala sekolah
c. Direktur atau istilah lainnya

2. Pendidik

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam


penyelenggaraan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.
Termasuk dalam tenaga kependidikan ini adalah:

a. Guru
b. Dosen
c. Konselor
d. Pengawas
e. Pamong belajar
f. Widyaiswara
g. Tutor
h. Fasilitator
i. Ustad dan sebutan dalam istilah lain yang berlaku di masyarakat

3. Tenaga kependidikan lainnya

Tenaga kependidikan lainnya adalah orang yang berpartisipasi dalam


penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan atau institusi walaupun
tidak secara langsung terlibat dalam proses pendidikan. Tenaga kependidikan
ini adalah:

a. Wakil kepala sekolah


b. Pustakawan
c. Laporan

7
d. Tata usaha
e. Pelatih ekstrakurikuler
f. Petugas keamanan

Demikian halnya klasifikasi tenaga pendidikan menurut undang-undang


republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
bab I pasal 1 pandawa kepala sekolah dan konselor termasuk sebagai profesi
di bidang pendidikan. kepala sekolah merupakan jabatan yang sering
diperdebatkan oleh sebagian kaum awam. Dilihat dari sisi hukum yang
berlaku, kepala sekolah termasuk tugas tambahan guru yang diberi tugas
mengelola dalam bidang-bidang tugas manajemen pendidikan. untuk menjadi
kepala sekolah SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK terdapat kriteria yang sesuai
dengan peraturan pemerintah republik indonesia nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan sesuai dengan pasal 38 meliputi :

a. Berstatus sebagai guru SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK


b. memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK, dan
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang
pendidikan

Dalam rangka menata dan mereformasi kepemimpinan pendidikan di sekolah,


sekaligus melengkapi peraturan sebelumnya khususnya Permendiknas nomor
13 tahun 2007 yang terkait dengan kekepala sekolahan, pemerintah melalui
Menteri Pendidikan Nasional menghadirkan kembali regulasi baru dalam
pengangkatan kepala sekolah yaitu Permendiknas nomor 28 tahun 2010
tentang penugasan guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah yang terdiri dari 10
bab dan 20 pasal. Peraturan ini melengkapi peraturan-peraturan sebelumnya,
seperti kepemilikan sertifikasi pendidikan, memiliki sertifikasi Kepala
Sekolah/Madrasah pada jenjang yang sesuai dengan pengalamannya sebagai
8
pendidik yang diterbitkan oleh lembaga yang ditunjukkan ditetapkan oleh
direktur jenderal.

Peraturan ini telah melegitimasi kok hijab kan untuk menjadikan setiap guru
bisa menjadi kepala sekolah. Artinya guru dengan disiplin ilmu apapun dapat
menjadi kepala sekolah. peraturan ini telah membuka peluang kepada siapa
saja untuk dapat menjadi kepala sekolah.

Untuk menjadi kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian,


manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan. Kelima kompetensi ini tidak
dapat dimiliki saat seorang menjadi guru. lebih dari itu harus menjalani proses
pendidikan dan latihan dalam waktu yang relatif lama hingga perguruan tinggi.
Minimal memiliki sertifikasi ke kepala sekolahan yang dikeluarkan oleh
lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan ilmu kekepala sekolahan,
seperti jurusan Administrasi/Manajemen Pendidikan yang terakreditasi.

Demikian juga halnya dengan konselor, sebagai tenaga kependidikan, yang


perolehan ilmunya melalui proses pendidikan dan latihan dalam waktu yang
relatif lama hingga tingkat perguruan tinggi. tenaga konselor di sekolah tidak
boleh dilaksanakan oleh sembarang orang hanya mereka yang memiliki
kemampuan dan keahlian (profesionalitas) di bidang bimbingan konseling dan
yang dapat menjalankannya dengan profesional.

B. Pengertian tenaga kependidikan


Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan
erat dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini
dapat dilihat dari pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Sementara Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,

9
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup
“profesi” yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik.
Pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah
adalah diantara kelompok “profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga
kependidikan. Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang
yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi
langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis,
terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu
disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru
dan dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah
dan perguruan tinggi.

Hubungan antara pendidik dan tenaga kependidikan dapat digambarkan


dalam bentuk spektrum tenaga kependidikan berikut: (Miarso, 1994)
Dari gambar di atas, tampak sekalipun pendidik (guru) yang akan berhadapan
langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan
dari para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang hampa, tidak ada
aturan yang jelas, tidak didukung sarana prasarana yang memadai, tidak
dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar
lain yang mendukung. Karena itulah pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki peran dan posisi yang sama penting dalam konteks penyelenggaraan
pendidikan (pembelajaran). Karena itu pula, pada dasarnya baik pendidik
maupun tenaga kependidikan memiliki peran dan tugas yang sama yaitu
melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung pada terciptanya kemudahan
dan keberhasilan siswa dalam belajar.

10
C. Syarat dan Ciri Tenaga Kependidikan
Guru atau tenaga pendidik menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39, ayat 2 tentang Tenaga Kependidikan
dinyatakan bahwa “pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar,
melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat”. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
Dari dua undang-undang tersebut sangat jelas bahwa guru memegang peranan
yang sangat sentral dan strategis dalam proses pembelajaran di sekolah.
Mengingat peran pentingnya tersebut sehingga peran guru sebagai pendidik
tak akan pernah tergantikan oleh peran apa pun. Guru yang awalnya dikenal
dengan istilah pendidik dalam sejarahnya sampai sekarang tidak pernah dapat
tergantikan oleh apa pun termasuk oleh teknologi seperti sekarang yang
sedang tumbuh dan berkembang pesat dalam berbagai aspek kehidupan
manusia. Setinggi dan secepat apa pun perkembangan teknologi peranan guru
tidak akan pernah bisa tergantikan oleh kemajuan teknologi, karena guru
bukan hanya sebagai pengajar yang tugasnya mentransfer ilmu pengetahuan
dan teknologi kepada peserta didik, tetapi yang terpenting justru tugasnya
sebagai pendidik. Tugas sebagai pendidik adalah mendidik anak menjadi
manusia dewasa dalam pengertian yang sebenarnya.

Seorang guru atau tenaga pendidik yang dikatakan profesional harus memiliki
kompetensi yang sudah ditetapkan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru yang profesional meliputi:

11
1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan
Pasal 28 ayat 3 butir a).

Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dan


merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru
harus menguasai manajemen kurikulum, mulai dan merencanakan perangkat
kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum, serta
memiliki pemahaman tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap
kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih
bermakna dan berhasil guna.

2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap,


stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b).

Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu


menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki
kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri-pusat
yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan guru memberi
teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang memberikan
dorongan! motivasi).

3. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi


pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28
ayat 3 butir c).

12
Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang
studi yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti
memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu memilih model, strategi, dan
metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum,
dan landasan kependidikan.

4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dan


masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. (Standar Nasional Pendid ikan,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d).

Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan


murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah
bahkan dengan masyarakat luas.

Apabila guru telah memiliki keempat kompetensi tersebut di atas, maka guru
tersebut telah memiliki hak profesional karena ia telah jelas memenuhi syarat-
syarat berikut:

1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang


keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.
2. kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam
batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan
pendidikan setempat.
3. teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif dan
efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.
4. perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan
prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.
5. kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara
individual maupun secara institusional.

13
D. Hak dan Kewajiban Tenaga Kependidikan
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional tenaga pendidik
dan kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh
peraturan pemerintah maupun kebutuhan masyarakat.

Tenaga kependidikan juga memiliki hak dan kewajiban untuk menjalankan


profesinya sebagaimana yang sudah ditentukan sesuai dengan peraturan yang
ada. Peraturan inilah yang menjadi pedoman atas kinerja dari tenaga
kependidikan. hamdan kewajiban inilah yang harus dilakukan sesuai dengan
aturan tertentu. Hak yang melekat pada diri tenaga kependidikan sebagaimana
dipaparkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan


memadai.

2. Memperoleh penghasilan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3. Memperoleh pembinaan karir sesuai dengan tuntunan pengembangan


kualitas.
4. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas
hasil kekayaan intelektual.

5. Memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan


fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Sedangkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh tenaga kependidikan
adalah:

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,


dinamis dan dialogis.

2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu


pendidikan.

14
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi da kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

1. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:


a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan soaial yang pantas dan memadai.
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.
d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual.

e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan


untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (Idris, 2014: 61).

E. Tugas Pokok Tenaga Kependidikan


Menurut Yahya (2013:17) profesi tenaga kependidikan adalah pekerjaan yang
dilakukan seseorang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pendidikan
yang dapat menghasilkan dan dilakukan dengan kemahiran, keterampilan, dan
kecakapan tertentu serta didasarkan pada norma yang berlaku.

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal 1 disebutkan bahwa tenaga kerja
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam konteks ini adalah
anggota masyarakat dengan kriteria dan standar tertentu diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan proses pendidikan pada satuan pendidikan

15
seperti pendidik, kepala sekolah, pengawas, laboran, pustakawan, peneliti, dan
tenaga teknis administrasi penyelenggaraan pendidikan.

Tugas pokok tenaga kependidikan sebagaimana dijelaskan dalam Undang-


Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bab XI pasal 39 ayat 1 disebutkan bahwa tugas pokok tenaga
kependidikan adalah melaksanaka administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusyidi. 2018. Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Medan :


Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)

Wau, Yasaratodo., Ibnu Hajar Damanik, dkk. 2019. Profesi Pendidikan. Medan :
UNIMED Press

Suriansyah, Ahmad., dkk. 2015. Profesi Kependidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo


Persada

Suargabk. 2019. "Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidik dan Tenaga


Kependidikan" dalam Jurnal Idaarah, VOL. III, No. 1, Juni 2019. Makassar :
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Sanusi, Achmad. 2015. Pendidikan Profesi Keguruan. Bandung : CV. Pustaka


Setia

17

Anda mungkin juga menyukai