Indra Rahmawati1*
Departemen Histologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya1
*e-mail: Indra_rachma07@yahoo.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh potensi produk PMSG
(Pregnant Mare Serum Gonadotropin) terhadap jumlah fetus mencit. Metoda yang digunakan
untuk penelitian ini adalah dengan menyuntikkan 0,1 ml PMSG (Pregnant Mare Serum
Gonadotropin) pada tikus superovulasi dengan PMSG dan hCG. Ada enam perlakuan dalam
penelitian ini. Kelompok kontrol adalah kelompok tikus yang hanya diovaskulasi. P1 diberi
PMSG dan PMSG PMSG. P2 adalah kelompok tikus yang diberi Abpo diberikan 1 jam setelah
PMSG, P3 diberi Abpo PMSG saat mereka mengalami masalah. P4 diberi Abpo PMSG 1 jam
sebelum hCG, dan P5 diberi Abpo PMSG 1 jam setelah hCG. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah janin terbanyak berasal dari P3. Jumlah janin paling sedikit berasal dari
kelompok kontrol. Angka janin P1, P2, P4 dan P5 menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan dengan kelompok P3 (P> 0,05).
Abstract
The purpose of this study was to evaluate the potencial influence local product Abpo PMSG
treatment on mice foetus number. Methode used for this research was by injecting 0,1 ml Abpo
PMSG on superovulated mice with PMSG and hCG. There were six treatments in this research.
Control group was group of mice that only superovulated. P1 was given PMSG and Abpo PMSG
together. P2 was group of mice that wich Abpo given 1 hour after PMSG, P3 given Abpo PMSG
when they were estrous. P4 given Abpo PMSG 1 hour before hCG, and P5 given Abpo PMSG 1
hour after hCG. The result showed that the most foetus number resulted from P3. The least
foetus number was from control group. Foetus number of P1, P2, P4 and P5 was showed no
significant difference with P3 group (P> 0.05).
51
Pengaruh Pemberian Antibodi Poliklonal PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin)…
Indra Rahmawati
52
1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 51-61, Maret 2018
superovulasi. Superovulasi merupakan cara et al, 1993). Residu PMSG yang masih
untuk meningkatkan jumlah oosit yang beredar dalam sistem sirkulasi darah dan
diproduksi oleh ovarium melalui masih memiliki potensi biologis akan terus
peningkatan jumlah kematangannya merangsang aktivitas ovarium. Ovarium
menjadi ovum, sehingga terjadi ovulasi dan yang terus terangsang akan menghasilkan
akan diikuti peningkatan jumlah korpus folikel-folikel yang gagal berovulasi
luteum (Ratnawati et al, 2011). (persisten). Dampak lanjutan dan masih
Pemanfaatan Pregnant Mare Serum beredarnya PMSG dalam sirkulasi darah
Gonadotrophin (PMSG) sebagai salah satu adalah gangguan keseimbangan hormonal,
preparat hormon untuk superovulasi telah ovulasi, pembuahan (fertilisasi) dan
banyak digunakan di lapangan. Secara pengangkutan embrio di saluran telur
endokrinologi PMSG berasal dari serum (Supriatna et al, 1998).
kuda yang bunting. Sediaan PMSG yang Ketersediaan anti-PMSG paten sama
banyak digunakan selama ini adalah sulitnya dengan memperoleh PMSG paten,
produksi luar negeri (PMSG paten). Harga karena harus impor dengan biaya yang
PMSG paten relatif mahal serta cukup mahal dan waktu tunggu yang lama.
ketersediaannya di lapangan yang terbatas Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
karena membutuhkan waktu yang cukup untuk mengetahui biopotensi antibodi
lama untuk mendapatkan hormon poliklonal PMSG lokal (Abpo PMSG lokal)
tersebut, sedangkan PMSG paten tersebut yang berasal dari serum kelinci
dibutuhkan setiap saat di lapangan. (Oryctolagus cuniculus) jantan terhadap
Hormon PMSG lokal merupakan salah satu perolehan jumlah fetus mencit (Mus
alternatif pilihan dengan harga yang lebih musculus) yang disuperovulasi
terjangkau (Ratnawati et al, 2011). menggunakan kombinasi PMSG dan hCG.
Pemberian PMSG sebagai preparat hormon
untuk superovulasi pada sapi, memberikan BAHAN DAN METODE
hasil yang rendah dan bervariasi dalam Produksi Antibodi poliklonal PMSG
persentase ovulasi (ovulation rate) dan (Abpo PMSG) dari PMSG (Gonaplas)
pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
hasil panennya berupa embrio layak
Jantan
transfer. Hasil panen embrio yang rendah
diakibatkan oleh rangsangan 1anjutan Sebanyak 2 ekor kelinci (Oryctolagus
PMSG yang memiliki waktu paruh (half life) cuniculus) jantan strain lokal diimunisasi
panjang yakni mencapai 123 jam (Dielman dengan PMSG produk lokal. Kelinci
53
Pengaruh Pemberian Antibodi Poliklonal PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin)…
Indra Rahmawati
54
1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 51-61, Maret 2018
diestrus, dua hari kemudian disuntik hCG 5 yang dilarutkan dalam pelarut Complete
IU secara intramuskular dan dikawinkan Freund Adjuvant (CFA) dan di booster
dengan mencit jantan, setelah 1 jam sebanyak 1 kali dengan 80 IU PMSG dalam
disuntik 0,1 ml dari pengenceran 20 kali pelarut Incomplete Freund Adjuvant (IFA).
Abpo PMSG secara intramuskular. Kemudian dilakukan pengambilan darah
sebanyak 3 kali pada vena auricularis di
HASIL daerah telinga kelinci. Serum darah yang
Tabel 1. Jumlah Rataan Fetus Mencit dengan penyuntikan Abpo PMSG local
Perlakuan N Abpo PMSG local
K (tanpa pemberian Abpo PMSG) 5 3,20a ± 1,92
P1 (Abpo PMSG bersamaan dengan 5 3,40a ± 2,80
PMSG)
P2 (Abpo PMSG 1 jam setelah PMSG) 5 4,60ab ± 1,14
P3 (Abpo PMSG saat estrus bersama 5 7,00b ± 1,00
hCG)
P4 (Abpo PMSG 1 jam sebelum hCG) 5 5,60ab ± 0,54
P5 (Abpo PMSG 1 jam setelah hCG) 5 3,60a ± 2,88
Tabel 1 merupakan Jumlah rataan fetus mencit kelompok kontrol dan perlakuan dengan penyuntikan
Abpo PMSG lokal yang diperoleh setelah mencit dibedah. Angka dengan superskrip sama pada kolom
yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata ( p> 0,05 ), superskrip yang berbeda dalam
satu kolom menunjukkan adanya perbedaan yang nyata ( p < 0,05 ).
Berdasarkan Tabel 1. diatas dapat Abpo PMSG lokal terhadap jumlah fetus
diketahui bahwa pengaruh pemberian mencit yang dibedah pada hari ke-18,
55
Pengaruh Pemberian Antibodi Poliklonal PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin)…
Indra Rahmawati
dengan uji Anova menunjukan hasil adanya Pregnant Mare Serum Gonadotropin
perbedaan yang nyata ( p < 0,05 ) pada (PMSG) dianggap sebagai benda asing yang
setiap kelompok kontrol dan perlakuan, dimasukkan ke dalam tubuh kelinci dan
sehingga dapat dilanjutkan dengan uji nantinya akan dihasilkan antibodi yang
Duncan yang menunjukkan hasil tertinggi disebut antibodi poliklonal PMSG (Abpo
pada kelompok P3 yang tidak berbeda PMSG). Produksi antibodi dengan
nyata dengan kelompok P2 dan P4, akan memasukkan antigen secara berulang-
tetapi berbeda nyata dengan kelompok ulang disebut sebagai produksi serum
kontrol, P1 dan P5. Sedangkan hasil hiperimun atau antibodi poliklonal.
terendah pada kelompok kontrol yang Imunisasi hormon protein dilakukan untuk
berbeda nyata dengan kelompok P3, akan mendapatkan anti protein dengan satu kali
tetapi tidak berbeda nyata dengan penyuntikkan dalam Complete Freund
kelompok P1, P2, P4 dan P5. Adjuvant (CFA) dan diulang dengan
Jumlah anak mencit yang penyuntikkan dalam Incomplete Freund
dihasilkan dan gambarannya berdasarkan Adjuvant (IFA) sebagai booster (Leenaar et
perbedaan waktu pemberian antibodi al, 2005).
poliklonal PMSG pada kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan adalah sebagai Kemampuan Abpo PMSG terhadap
berikut: Jumlah Fetus Mencit (Mus musculus)
56
1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 51-61, Maret 2018
sebesar 3,4 ± 2,881; 4,6 ± 1,140; 5,6 ± halnya dengan pada perlakuan P1 dan P2
0,548; dan 3,6 ± 2,881. yaitu pemberian Abpo PMSG dilakukan
Berdasarkan uji statistik seperti pada bersamaan dengan PMSG dan 1 jam
Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada hasil setelah PMSG maka akan menghasilkan
anak yang diperoleh setelah pemberian jumlah anak yang sedikit karena Antibodi
Abpo PMSG lokal, terdapat perbedan yang tersebut akan menetralisir kerja PMSG.
nyata (p < 0,05) dalam setiap masing- Pregnant Mare Serum Gonadotropin
masing kelompok perlakuan terhadap (PMSG) merupakan hormon eksogen yang
jumlah anak mencit, yaitu dimana mampu menggertak terjadinya
kelompok P3 berbeda nyata dengan superovulasi. Superovulasi adalah proses
kelompok kontrol, P1 dan P5. Hal ini biologis pertumbuhan, pematangan dan
berarti kelompok P3 lebih berpengaruh pelepasan sel telur dari folikel ovarium
terhadap perolehan jumlah anak mencit yang melebihi dari normal. Mencit yang
dibandingkan dengan kelompok kontrol, P1 disuntik dengan kombinasi PMSG dan hCG
dan P5, akan tetapi kelompok P3 tidak dengan dosis yang sama yaitu 5 IU dan
berbeda nyata dengan kelompok P2 dan dikawinkan dengan pejantan akan
P4, yang berarti kelompok P2 dan P4 juga mengalami proses superovulasi dengan
berpengaruh terhadap perolehan jumlah menghasilkan embrio yang lebih banyak
anak mencit. dari normal, dimana nantinya juga akan
Data statistik yang diperoleh berpengaruh terhadap jumlah anak yang
menunjukkan hasil jumlah fetus terendah dihasilkan.
yaitu pada kelompok kontrol yang tidak PMSG mempunyai aktivitas mirip
berbeda nyata dengan kelompok P1, P2 FSH dan LH, meskipun efek FSH terlihat
dan P5 yang berarti Abpo PMSG dapat lebih dominan daripada LH (8). Secara
menetralisir kerja PMSG, dimana Abpo alami PMSG akan merangsang
PMSG dapat diberikan pada saat pembentukan folikel pada ovarium, seperti
bersamaan dengan PMSG, 1 jam setelah kerja FSH. Beberapa folikel yang
PMSG serta 1 jam setelah pemberian hCG. diovulasikan akan mengalami luteinisasi
Kelompok kontrol memiliki jumlah karena efek LH yang dimiliki oleh PMSG.
fetus yang rendah dikarenakan masih PMSG berperan dalam
adanya pengaruh kerja yang panjang (long folikulogenesis yakni pada folikel
acting) dari PMSG sehingga menyebabkan primordial, PMSG akan meningkatkan
suasana estrogenik pada uterus. Sama jumlah folikel pada stadium pertumbuhan.
57
Pengaruh Pemberian Antibodi Poliklonal PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin)…
Indra Rahmawati
Folikel primordial dikenal sebagai folikel akan hilang dalam waktu 17 jam (Katagiri,
primer. Pembentukan folikel primer terjadi 1991).
setelah terbentuk perkembangan Penelitian anti PMSG yang
oogonium menjadi oosit. Pertumbuhan disuntikan pada sapi 72 jam setelah injeksi
oosit ditandai dengan bertambahnya PMSG dapat menghambat terjadinya
kuning telur pada sitoplasma, Folikel superovulasi (Boryczko, 1994). Sapi yang
primer mulai berkembang secara terus- disuntik anti-PMSG, kadar PMSG menurun
menerus membentuk folikel sekunder tajam dan menghilang dalam waktu 2 jam
setelah proses perkembangan oogonium setelah penyuntikan anti PMSG dan hal ini
menjadi oosit berakhir (Hafez, 20008). menunjukan bahwa PMSG dinetralkan oleh
Folikel sekunder berkembang anti PMSG pada waktu akhir maturasi
menjadi folikel tersier yang ditandai oleh folikel (Dielman, 1993).
adanya perkembangan sel-sel granulosa Hasil penelitian ini menunjukan
sehingga folikel tampak lebih besar. Folikel bahwa perolehan jumlah fetus pada P3
de Graaf merupakan perkembangan yaitu pemberian Abpo saat estrus dan
bentuk terakhir dan terbesar dari folikel bersamaan dengan hCG serta pada
ovariunm. Terjadi proses pematangan oosit perlakuan P4 yaitu pemberian Abpo PMSG
dibawah pengaruh LH sebelum ovulasi. 1 jam sebelum hCG memberikan hasil yang
Pecahnya folikel de Graaf dan keluarnya tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang
ovum dari dalam folikel disebut sebagai lainnya. Jumlah fetus yang meningkat
ovulasi.Sitoplasma oosit yang diovulasikan disebabkan karena pemberian anti PMSG
dikelilingi oleh membran vitelin, zona yang tepat. Keberhasilan perolehan jumlah
pelusida, dan kumulus ooporus fetus tergantung pada embrio yang
(Partodihardjo, 1992). ditentukan dari angka ovulasi. Pemakaian
Antibodi terhadap PMSG yang PMSG untuk tujuan superovulasi dapat
terbentuk akan mengadakan perlawanan menghasilkan sel telur yang belum masak
atua menetralisir tergadap biopotensi dan abnormalitas embrio yang menjurus ke
PMSG dan reaksi superovulasi akan arah kematian embrio dini (Keller and
menghilang. Pemberian anti PMSG dengan Tepker, 1990). Pemberian antibodi
dosis yang sama degan PMSG pada mencit poliklonal PMSG bersamaan dengan hCG
akan menyebabkan penurunan kadar mampu meningkatkan perolehan jumlah
PMSG darah secara cepat dan kadar PMSG fetus mencit yang disuperovulasi dengan
PMSG.
58
1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 51-61, Maret 2018
59
Pengaruh Pemberian Antibodi Poliklonal PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin)…
Indra Rahmawati
pertama yaitu pada hari ke-10 akan segera PMSG, perlu kiranya diikuti dengan
diikuti oleh pasangan-pasangan berikutnya pemberian antibodi poliklonal PMSG
sehingga dalam waktu 24 jam telah (Abpo PMSG) untuk mencegah adanya
terbentuk 10 pasang somit. Anggota badan birahi yang berkepanjangan,
bagian depan terbentuk ketika somit sudah perkembangan folikel yang
mencapai 20 pasang yang diikuti berkelanjutan setelah ovulasi dan
pertumbuhan ekor. Memasuki umur menjaga agar suasana uterus tidak
kebuntingan hari ke 15, sudah terbentuk estrogenik sehingga embrio yang
60 pasang somit dan mulai terlihat didapatkan lebih baik kualitasnya
pergerakan dari fetus sampai pada saat dengan jumlah embrio lebih banyak.
dilahirkan pada umur kebuntinga 19-21 2. Penggunaan Abpo PMSG lokal bisa
hari (Knobil, 1988). digunakan sebagai alternatif di
Pemberian anti PMSG dapat lapangan untuk menggantikan Abpo
menetralkan efek PMSG secara in vivo dan PMSG paten yang harganya mahal.
meningkatkan jumlah embrio layak
transfer bila diberikan pada saat LH pra DAFTAR PUSTAKA
ovulasi. Netralisasi PMSG setelah puncak Boryczko Z, Bostedt H, Gajewski Z,
LH pra ovulasi akan menekan pengaruh Witkowski M, and Hoffmann B,
PMSG pada akhir maturasi folikel dan 1994. Morphological and
meningkatkan angka ovulasi (Dielman, Hormonal Changes After
1997). Superovulation in Cows Treated
with Neutral-PMSG. Arch. Vet.
KESIMPULAN Pol. 34 (1-2): 117-126.
Pemberian Abpo PMSG Dielman SJ, Bevers MM, Vos P and Deloos
menunjukkan hasil yang signifikan F, 1993. PMSG, Anti-PMSG in
terhadap jumlah fetus mencit yang Catttle- A Simple and Efficient
dihasilkan pada program superovulasi Superovulatory Treatment.
dengan menggunakan kombinasi PMSG Theriogenology. 39(1): 25-41.
dan hCG. Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, 2012.
SARAN Keterpaduan Program/ Kegiatan
1. Pada program superovulasi dan transfer Pengembangan Sapi/ Kerbau di
embriodengan menggunakan preparat Tingkat Kab. / Kota. Musyawarah
60
1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 51-61, Maret 2018
61