Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
rempah dan tumbuhan obat-obatan (Aditya et al., 2016). Pemanfaatkan berbagai jenis
penggunaan obat yang berasal dari tumbuhan atau pengobatan dengan cara tradisional
atau alami lebih digemari, karena relatif lebih murah dan minim efek samping
dibanding dengan menggunakan obat-obat modern atau obat-obatan dari bahan kimia.
hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan dikembangkan, terutama dengan
hidupnya pada sumberdaya alam sekitar tempat mereka hidup terutama dalam hal
pangan dan kesehatan. Bagi masyarakat kebutuhan pangan dan obat merupakan
kebutuhan yang esensial dan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk.
Kebutuhan akan pangan dan obat hampir sepenuhnya tergantung pada tumbuhan,
oleh karena itu sejak zaman prasejarah manusia telah melaksanakan pekerjaan seleksi
tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tumbuhan pangan (Hartanto et al., 2016).
1
Salah satu masyarakat yang masih mempertahankan adat dan tradisi dalam
penggunaan sumber daya alam khususnya tumbuhan sebagai obat adalah penduduk
tumbuhan pangan dan obat oleh masyarakat etnis diwariskan secara turun-temurun
dari generasi ke generasi, hal ini disebut sebagai suatu kearifan lokal. Menurut
sebagai pengetahuan lokal yang berasal dari budaya masyarakat yang unik,
mempunyai hubungan dengan alam dalam sejarah yang panjang, beradaptasi dengan
sistem ekologi setempat, bersifat dinamis dan selalu terbuka dengan tambahan
pengetahuan baru.
Sejahtera khususnya masyarakat Dusun III hanya terbatas penyampaian dari orang
tua kepada anak dan atau cucu secara turun temurun dalam keluarga, sehingga
lokal tersebut dapat secara perlahan tergerus oleh kebiasaan yang dapat menyebabkan
yang hanya diketahui dan dimanfaatkan oleh sebagian penduduk saja. Untuk itu,
perlu dilakukan kajian etnobotani tumbuhan obat sehingga dapat dimanfaatkan untuk
2
1.2 Rumusan Masalah
tumbuhan obat pada etnis kaili di Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi?
etnobotani tumbuhan obat pada etnis kaili Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo,
Kabupaten Sigi.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Istilah etnobotani pertama kali diusulkan oleh Harsberger pada tahun 1985.
Etnobotani berasal dari dua suku kata Yunani yaitu Ethnos dan botani. Etno berasal
dari kata Ethnos yang berarti memberi ciri pada kelompok dari suatu populasi dengan
latar belakang yang sama baik dari adat istiadat, karakteristik bahasa dan sejarahnya.
Sedangkan botany adalah ilmu yang mengetahui tentang tumbuhan. Dengan demikian
etnobotani berarti kajian interaksi antara manusia dengan tumbuhan atau dapat
(Rahayu, 2013).
2018). Pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh etnis atau suku tersebut, dan
diwariskan secara turun temurun. Contonya yaitu sebagai obat-obatan, bahan pangan,
upacara adat dan lain-lain Etnobotani adalah cabang ilmu yang mendalami tentang
Dalam hal ini adalah upaya untuk mempelajari masyarakat dalam mengatur system
4
masyarakat tidak hanya memanfaatkan tumbuhan sebagai keperluan ekonomi saja
pengobatan, sumber pangan dan lain-l ain. Disiplin ilmu lainnya yang berkaitan
dalam penelitian etnobotani adalah antara lain adalah linguistic, antropologi, sejarah,
hubungan timbal balik antara manusia atau masyarakat dengan etnis tertentu dengan
pemanfaatan tetumbuhan oleh masyarakat secara turun temurun dan dalam kurun
Kontribusi dan peran etnobotani sangat luas dan beragam baik pada generasi
identitas etnik dan nasionalisme, pengakuan hak masyarakat lokal terhadap kekayaan
sumberdaya dan akses terhadapnya, berperan dalam penemuan obat-obatan baru dan
bangsa atas kekayaan intelektual bangsa sehingga harus dikelola dengan profesional
5
(Noorcahyati 2018). Menurut Noorcahyati (2018), pemanfaatan obat-obat tradisional
(22,47%), dan untuk kesehatan kuratif (21,78%), serta selebihnya digunakan untuk
ditemukan 110 jenis tumbuhan obat yang terdiri dari 50 famili diantarnya family
Poaceae (7,27%), merupakan family yang terbanyak dijumpai, kemudian dari segi
habitus terdiri dari pohon sebanyak 31 jenis tumbuhan, perdu sebanyak 28 jenis
sebanyak 2 jenis tumbuhan, habitus bambu sebanyak 1 jenis tumbuhan, dan Epifit 1
Studi lain yang dilakukan pada masyarakat Bugis di kawasan pesisir desa
berbagai penyakit seperti batuk kering, TBC yang diobati dengan cara penggunaan
6
beberapa daun pegangan dan di tambahkan air hangat kemudian perasan airnya
ditambahkan gula merah diminum dua gelas sehari. Sedangkan sebagai bahan
pembersih luka akibat tersayat benda tajam mereka menggunakan daun lantana
camara. Sedangkan sebagai obat infeksi mata digunakan daun maiyana, patikan kebo,
pucuk daun kelor (Moringa oleifera) dan Daucus carota (Murahmi dkk, 2016).
Selatan dengan tujuan menginventarisasi jenis tumbuhan obat, cara memperoleh dan
pengelolahan obat oleh masyarakat lokal atau sanro. Jenis tumbuhan yang digunakan
oleh sanro atau dukun yang memiliki keahlian dalam melakukan praktek pengobatan
tradiosonal nonmedis pada masyarkat suku buis, jenis tumbuhan yang digunakan
untuk pengobatan yaitu obat dimakan secara mentah, obat yang diminum bahan
7
dikelompokkan dalam 34 famili yang dipergunakan untuk mengobati 37 jenis macam
penyakit, yang sering dimanfaatkan pleh masyarakat sebagai obat, dimana cara
pengalaman saja. Dari 50 jenis tumbuhan obat ternyata yang paling banyak
paling banyak digunakan sebagai tanaman obat adalah jenis herba 22 jenis (44%).
Bagian tanaman yang paling banyak digunakan sebagai obat yaitu bagian daun dari
ternyata satu jenis tumbuhan bisa mengobati lebih dari satu macam/jenis penyakit
Kawasan Hutan Desa Di Desa Namo Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi tumbuahan
obat yang penyebaranya hampir merata untuk tingkat pohon adalah (Pterospermum
celebicium Mi L.), tiang adalah huka (Gnetum gnemon L.), pancang adalah huka
(Gnetum gnemon L.), serta semai dan tumbuhan bawah adalah harao (Areca vestiaria
Giseke.). tumbuhan obat yang memiliki INP tertinggi tingkat pohon adalah ntorode
(Pterospermum celebicum L.) dengan INP 97,64, tiang adalah huka (Gnetum gnemon
L.) dengan INP 84,64%, pancang adalah huka (Gnetum gnemon L.) dengan INP
72,69% serta semai dan tumbuhan bawah adalah haro (Areca vestiaria Giseke.)
8
Neta (2011) dengan judul etnobotani tumbuhan obat oleh masyarakat Suku
tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat Suku Using spesies yang sering digunakan
oleh masyarakat sebagai bahan baku pengobatan tradiosonal adalah kunyit 42% dari
suku Zingiberaceae dan sirih 32% dari suku Piperaceae. Organ tumbuhan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Suku Using di Kecamatan Glagah yaitu: daun sebesar
32%, rimping sebesar 27%, bunga sebesar 13%, batang sebesar 9%, akar 6% dan
getah 7%).
berkembang pesat, namun penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat tradiosanal oleh
masyarakat terus meningkatkan dan perkembanganya semakin maju. Hal ini dapat
masyarakat yang diolah oleh industri industri. Menurut Sada et al., (2015), ada
dari berbagi lapisan, mulai anak anak, remaja dan orang lanjut usia.
9
2. Memperbaiki status gizi masyarakat. Banyaktumbuhan apotik hidup yang
Tumbuhan obat adalah semua jenis tumbuhan baik yang sudah ataupun belum
di budidayakan yang dapat digunakan sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan obat juga
merupakan salah satu komponen penting dalam pengobatan tradisional yang telah
secara langsung atau tidak langsung mempunyai kaitan dengan upaya pelestarian
pemanfaatan sumber daya alam hayati, khususnya tumbuhan obat (Zuhud et al.,
2013).
10
Tumbuhan berkhasiat obat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi belum
Indonesia umumnya memiliki adat istiadat dan budaya yang sangat beragam.
pedalaman dan terasing. Penggu naan obat tradisional tersebut, pada prinsipnya
obat pengganti atau pendamping obat medik dan memulihkan kesehatan (Setyowati
et al., 2017).
tersebar lebih dari 65.000 desa. Pengobatan tradisional adalah dengan menggunakan
dan diakui keberadaanya dimasyarakat sampai saat ini. Oleh karena itu, pengobatan
11
tradisional perlu dibina, ditingkatkan, dikembangkan dan diawasi agar dapat
rimpang (rhizome), batang (caulis), buah (fructus), daun (folia) dan bunga (flos)
pola makanan sehat dan penggunaan obat alami yang lebih baik dan praktis
spesies tumbuhan pangan sebagai kebutuhan pokok dan tumbuhan obat dalam
12
Keinginan masyarakat untuk kembali ke alam menjadi faktor berkembangnya
tumbuhan obat sebagai pengganti alternatif pengobatan medis yang berbahan kimia.
Keinginan masyarakat tersebut perlu dibimbing dan didukung oleh sarana prasarana
Hal tersebut juga agar terhindar dari ancaman kerusakan hutan dan lingkungan serta
1260 spesies tumbuhan obat yang berasal dari hutan tropika Indonesia.
berdampak terhadap pola kesehatan masyarakat dan dipengaruhi gaya hidup modren
sehingga memilih makanan cepat saji dan obat kimia tanpa memperhatikan
kandungan gizi makanan dan efek samping penggunaan obat kimia. Menurut
disebabkan oleh beberapa faktor sepeti struktur masyarakat, tempat tinggal, dan
memilih kebutuhan hidup dari alam seperti bahan pangan, obat obatan, dan sandang.
Indonesia sudah mengenal obat dari jaman dahulu, khususnya obat yang berasal dari
penjual jamu dan buatan pabrik (Zuhud et al,. 2013). Konsumsi jamu di Indonesia
13
merupakan suatu budaya untuk kesehatan dan kebugaran. Obat-obat tradisional
bermanfaat bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah
dijangkau oleh masyarakat, baik dari aspek harga maupun ketersediaannya (Rahayu,
2013).
masyarakat dalam memanfaatkan simplisia. Saat ini banyak petani yang menjual
tumbuhan obat dalam bentuk segar (Rahayu, 2013). Jika diolah dalam bentuk lain
keanekaragaman hayati di sekitar lingkungan relatif masih tinggi. Oleh karena itu
meningkat. Hal ini terjadi karena seiring berkembangnya isu back to nature yang
dapat dimanfaatkan oleh para petani Indonesia sebagai peluang bisnis tumbuhan obat
14
(Riswan, 2016). Menurut Amzu et al., (2018) karakteristik individu sangat mendasari
tingkah laku seseorang dalam situasi kerja maupun situasi yang lainnya.
15
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan mulai bulan Juli sampai
Agustus 2020, yang bertempat di Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: alat perekam (tape
Bahan yang digunakan adalah semua bahan yang spesies tumbuhan obat yang
menghasilkan data kualitatif berbagai berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang yang berperilaku yang dapat diamati (Sugiyono, 2014). Jadi peristiwa atau
keberadaan dan status yang akan digambarkan peneliti yaitu Pemanfaatan tumbuhan
Sulawesi Tengah.
16
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer terdiri atas etnobotani tumbuhan obat masyarakat desa
sejahtera dalam etnis suku kaili, data diperoleh melalui pengamatan langsung di
Sedangkan data sekunder di peroleh dari aparat desa terkait serta hasil kajian
pustaka. Data sekunder meliputi gambaran umum lokasi (kondisi demografi, sosial
ekonomi, dan budaya masyarakat), serta data-data lainya yang dapat menunjang
penelitian.
secara langsung keadaan fisik dan lingkungan social budaya serta karakteristik
dengan mengambil data dan sampel dilapangan secara luas atau lengkap untuk
dilakukan peneliti bertujuan untuk mencari tahu segala hal yang berkaitan
17
dengan penelitian ini. Metode wawancara yang digunakan untuk memperkuat
dan memperjelas data yang diperoleh yaitu tentang Profil Desa Sejahtera,
Dalam pengambilan sampel yang diambil adalah Dusun III dimana jumlah
kepala keluarga sebanyak 120 kepala keluarga yang berada di sekitar kawasan
2010) yang menyatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 maka
lebih dari 100 maka populasi dapat diambil 15% atau 25% atau lebih.
orang) dan masyarakat biasa yang telah ikut dalam pemanfaatan Tumbuhan
18
Setelah data terkumpul maka perlu dilakukan pengolahan data dengan cara
memilih data sesuai dengan sumber data. Adapun data dari hasil observasi disatukan
sendiri, demikian pula dengan data dari hasil wawancara. Kemudian, baik data
observasi, dan data wawancara diseleksi kembali sesuai dengan kebutuhan. Data
tersebut akan dianalisis secara kualitatif yakni, mengolah data dan informasi sesuai
adalah analisis deskriptif, yaitu analisis yang dipakai untuk mendapatkan gambaran
pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh etnis atau suku tersebut, dan
b. Tumbuhan Obat adalah semua jenis tumbuhan baik yang sudah ataupun belum
19
d. Tumbuhan obat modern, merupakan spesies, tumbuhan yang secara ilmiah
atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi belum
sumberdaya alam sebagai kebutuhan pokok seperti pangan dan obat, sehingga
obat alami yang lebih baik dan praktis dibandingkan masyarakat yang hidup
di daerah perkotaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aditya M, Alamanda TP. 2016. Khasiat gambir untuk mengobati jerawat. Jurnal
Kedokteran Universitas Lampung. 5 (3): 173-177.
Dedi, T, 2015 Potensi tumbuhan obat pada kawasan hutan desa di desa namo
kecamatan kulawi kabupaten sigi. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas
Tadulako.
Efremila, Evy W. Lolyta S. 2015. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat oleh etnis Suku
Dayak di Desa Kayu Tanam Kecsmstsn Mandor Kabupaten Landak 3 (2):
234-246.
21
Neta. 2011. Etnobotani tumbuhan obat oleh masyarakat suku using di kecamatan
glagah kabupaten banyuwangi. Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang.
Noocahyati. 2018. Asosiasi akar kuning (fibraurea tinctoria lour.) dengan tumbuhan
berpotensi obat di samboja, kalimantan timur. Jurnal Hutan Tropis. 4 (3):
232-239
Nurlaila S., B. Farhatul W., Nurkhalis A. G., 2017. Etnobotani Tumbuhan Yang
Digunakan Dalam Pengobatan Tradiosonal di Kecamatan Sinjai Selatan
Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Biology
for Life Gowa
Nurrani L,. 2015. Kearifan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat
di sekitar Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Provinsi Maluku Utara.
Jurnal penelitian dan sosial ekonomi kehutanan. 12 (3): 163-175.
Sada JT, Tanjung RHR. 2015. Keragaman tumbuhan obat tradisional di Kampung
Nansfori Distrik Supiori Utara, Kabupaten Supiori-Papua. Jurnal biologi
Papua. 2 (2): 39-46.
22
Sugiyono, 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Yant, 2010. Studi Etnobotani Pada Masyarakat Adat Kaili Ledo Di Desa
Raranggonau Kabupaten Sigi. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas
Tadulako.
Zuhud EA, Ekarelawan M, Riswan S. 2013. Hutan tropika Indonesia sebagai sumber
keanaekaragaman plasma nutfah tumbuhan obat. Jurnal pelestarian
Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia.
1 (1).
23