PENDAHULUAN
2
Tabel 1. Sebaran Kasus Covid-19 di Indonesia Per 7 Desember 2020
3
Gambar 2. Laporan Hasil Swab Wilayah Puskesmas Barabai Tahun 2020
4
Barabai tentang protokol kesehatan (memakai masker dan mencuci tangan)
di masa pandemi Covid-19.
1.4.2 Bidang Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi masyarakat
cakupan Puskesmas Barabai untuk mengetahui dan menerapkan protokol
kesehatan di masa pandemi Covid-19.
1.4.3 Bidang Pengembangan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendahuluan dan bahan
rujukan bila topik yang serupa ingin diteliti oleh peneliti-peneliti lainnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi melalui proses pengindraan
terhadap objek tertentu.
Menurut Peter F. Drucker dalam The New Realities, pengetahuan adalah
informasi yang dapat mengubah seseorang atau sesuatu, dan pengetahuan tersebut
menjadi dasar sebuah tindakan, serta menjadikan seseorang (atau suatu institusi)
mampu melakukan tindakan yang berbeda dan lebih efektif.
6
Penerapan berarti adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari (metode, rumus, hukum, dan lain-lain) dalam situasi dan kondisi nyata.
4. Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan suatu objek ke dalam
bagian-bagian lebih kecil tetapi masih dalam struktur utama. Seseorang yang
memiliki kemampuan analisis dapat menggambarkan, memisahkan, membuat
bagan proses adopsi perilaku, dan membedakan.
5. Sintesis
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun bagian-bagian
dalam suatu bentuk atau formulasi baru yang berawal dari bentuk atau formulasi
yang sudah ada.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
objek, berdasarkan kriteria yang sudah ada atau kriteria baru.
2.2 Perilaku
2.2.1 Definisi
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Dapat disimpulkan bahwa perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam diri individu
tersebut.
b. Perilaku terbuka
7
Perilaku terbuka merupakan respon terhadap suatu stimulus yang berupa
suatu tindakan yang dapat diamati orang lain.
8
COVID-19 diakibatkan oleh coronavirus jenis SARS-CoV-2 yang termasuk
dalam genus betacoronavirus. Betacoronavirus umumnya berbentuk bundar
dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60 – 140 nm. Melalui pemeriksaan
analisis filogenik dan full-genome sequencing, SARS-CoV-2 memiliki kemiripan
dengan SARS-CoV yang menimbulkan wabah SARS pada tahun 2002. SARS-
CoV-2 menggunakan reseptor yang sama dengan SARS-CoV untuk menginfeksi
sel, yaitu reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE-2).
9
Coronavirus memiliki sensitivitas terhadap sinar ultraviolet dan panas, serta
dapat nonaktif bila berkontak dengan pelarut lemak seperti eter, etanol 75%,
desinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan kloroform (kecuali
klorheksidin).
10
hari-hari pertama penyakit, karena tingginya konsentrasi virus pada sekret. Orang
yang terinfeksi dapat langsung menularkan penyakit hingga 48 jam sebelum onset
gejala dan hingga empat belas hari setelah onset gejala. Perlu diingat, pada
sebagian kasus konfirmasi, pasien tidak mengalami gejala apapun atau
asimptomatik, tetapi pasien tersebut dapat berpotensi menularkan penyakit.
Virus masuk ke dalam sel inang setelah protein S yang berada di kapsul
virus berikatan dengan reseptor ACE-2 sel inang yang terdapat di sel epitel
saluran pernapasan. Setelah virus masuk ke dalam sel inang, terjadi replikasi di sel
epitel pernapasan. Replikasi diawali dengan translasi RNA virus. Selanjutnya,
akan terjadi transkripsi dan translasi sel inang yang memperbanyak salinan RNA
virus dan memproduksi komponen penyusun virus. Terakhir, akan terjadi viral
shedding atau pelepasan virus dari sel inang ke sel sekitarnya. Seluruh proses ini
akan terus terjadi berulang.
Proses replikasi dan pelepasan virus akan memicu pengeluaran sitokin-
sitokin proinflamasi. Produksi sitokin pada akhirnya akan menyebabkan kondisi
badai sitokin, menyebabkan paru memadat dan mengalami fibrosis sehingga
terjadi gangguan oksigenasi hingga gawat napas dan memerlukan ventilator untuk
membantu proses pernapasan.
11
menunjukkan gejala ringan sedang, 13.8% menunjukkan gejala sakit berat, dan
6.1% menunjukkan gejala kritis.
12
b. Pemeriksaan Radiologi
Pencitraan terpilih untuk membantu penegakkan diagnosis adalah CT-
scan dan foto polos toraks. Pada fase awal dapat ditemukan Ground Glass
Opacities (GGO) di area perifer, subpleural, dan lobus bawah. Selain itu, tampak
penebalan septal interlobular dan interstisial intralobular yang berbentuk crazy
paving pattern. Perjalanan klinis CT-scan pasien COVID-19 sebagai berikut:15,16
- Pasien asimtomatis: tampak GGO multifokal dan unilateral. Jarang ditemukan
penebalan septum interlobularis, efusi pleura, dan limfadenopati.
- Satu minggu setelah onset: tampak GGO lesi bilateral dan difus. Efusi pleura
ditemukan pada 5% kasus dan limfadenopati ditemukan pada 10%.
- Dua minggu setelah onset: tampak GGO predominan dan dapat terdeteksi
konsolidasi.
13
- Tiga minggu setelah onset: tampak GGO predominan disertai pola retikular.
Gambaran efusi pleura, limfadenopati, bronkiektasis, dan penebalan pleura
mulai ditemukan.
14
terjadi reaksi silang dengan antibodi virus Dengue sehingga menimbulkan positif
palsu. Karena alasan tersebut, pemeriksaan cepat tidak dianjurkan digunakan
sebagai baku emas dan pasien negatif perlu diobservasi dan diperiksa ulang bila
dianggap berisiko.
b. Pemeriksaan Virologi
Metode pemeriksaan virologi adalah dengan amplifikasi asam nukleat
dengan real-time reversetranscription polymerase chain reaction (rRT-PCR).
Sampel dikatakan positif (konfirmasi SARS-CoV-2) bila rRT-PCR positif pada
minimal dua target genom (N, E, S, atau RdRP) yang spesifik SARS-CoV-2;
ATAU RT-PCR positif betacoronavirus, ditunjang dengan hasil sequencing
sebagian atau seluruh genom virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2.
WHO merekomendasikan pengambilan spesimen pada dua lokasi, yaitu dari
saluran napas atas (swab nasofaring atau orofaring) atau saluran napas bawah
(sputum, bronchoalveolar lavage (BAL), atau aspirat endotrakeal). Sampel
diambil selama 2 hari berturut turut untuk PDP dan ODP, boleh diambil sampel
tambahan bila ada perburukan klinis. Pada kontak erat risiko tinggi, sampel
diambil pada hari 1 dan hari 14.
Hasil negatif palsu pada tes virologi dapat terjadi bila kualitas pengambilan
atau manajemen spesimen buruk, spesimen diambil saat infeksi masih sangat dini,
atau gangguan teknis di laboratorium. Oleh karena itu, hasil negatif tidak
menyingkirkan kemungkinan infeksi SARS-CoV-2, terutama pada pasien dengan
indeks kecurigaan yang tinggi.
15
Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern
Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dengan melihat klinis
pasien
- Derajat ringan
Isolasi dan Pemantauan
Isolasi mandiri selama maksimal 14 hari dirumah
Pemeriksaan laboratorium PCR swab nasofaring dilakukan pada hari 1
dan 2 dengan selang waktu > 24 jam serta bila ada perburukan.
Pemantauan terhadap suspek dilakukan berkala selama menunggu hasil
pemeriksaan laboratorium
Non Farmakologis
Pemeriksaan Hematologi, , hitung jenis leukosit, dan laju endap darah.di
FKTP
Foto toraks
Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
Pribadi :
o Pakai masker jika keluar
o Jaga jarak dengan keluarga
o Kamar tidur sendiri
o Menerapkan etika batuk
o Alat makan minum segera dicuci dengan air/sabun
o Berjemur sekitar 10-15 menit pada sebelum jam 9 pagi dan setelah
jam 3 sore
o Pakaian yg telah dipakai sebaiknya masukkan dalam kantong
plastik/wadah tertutup sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin
cuci
o Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi dan jam 19 malam
o Sedapatnya memberikan informasi ke petugas pemantau/FKTP atau
keluarga jika terjadi peningkatan suhu tubuh > 38oC
16
Lingkungan/kamar:
o Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
o Sebaiknya saat pagi membuka jendela kamar
o Saat membersihkan kamar pakai APD (masker dan goggles)
o Bersihkan kamar setiap hari , bisa dengan air sabun atau bahan
desinfektasn lainnya
Keluarga :
o Kontak erat sebaiknya memeriksakan diri
o Anggota keluarga senanitasa pakai masker
o Jaga jarak minimal 1 meter
o Senantiasa ingat cuci tangan
o Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih
o Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar
o Bersihkan sesering mungkindaerah yg mungkin tersentuh pasien
misalnya gagang pintu dll
Farmakologis
Vitamin C, 3 x 1 tablet
Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat
Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dengan
melihat klinis pasien
Azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk 3 hari) kalau tidak ada bisa pakai
Levofloxacin 750 mg/24 jam (5 hari) sambil menunggu hasil swab
Simptomatis (Parasetamol dan lain-lain).
- Derajat sedang, berat, kritis
Isolasi dan Pemantauan
Rawat di Rumah Sakit /Rumah Sakit Rujukan sampai memenuhi kriteria
untuk dipulangkan dari Rumah Sakit
Pemeriksaan laboratorium PCR swab nasofaring hari 1 dan 2 dengan
selang waktu > 24 jam
17
Non Farmakologis
Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi
(terapi cairan), dan oksigen
Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung
jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal,
fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.
Pemeriksaan foto toraks serial
Farmakologi
Bila ditemukan pneumonia, tatalaksana sebagai pneumonia yang dirawat
di Rumah Sakit.
Kasus pasien suspek dan probable yang dicurigai sebagai COVID-19 dan
memenuhi kriteria beratnya penyakit dalam kategori sedang atau berat
atau kritis (lihat bab definisi kasus) ditatalaksana seperti pasien
terkonfirmasi COVID-19 sampai terbukti bukan.
Catatan :
18
- Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut
- Catatan : Pada anak <5 tahun tidak diperkenankan menggunakan masker
KEMANDIRIAN BELUM BAIK
- Menjaga jarak minimal 1 meter
- Membatasi diri terhadap interaksi
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan
sehat (PHBS)
- Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol
- Bila sakit BEROBAT
- Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial
- Menerapkan adaptasi kebiasaan baru
19
- Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)
Pembatasan Fisik dan Pembatasan Sosial
Penerapan Etika Batuk dan Bersin
Isolasi Mandiri/Perawatan di Rumah
Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Populasi Berisiko
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif yaitu
dengan melakukan pembagian kuesioner penelitian berisi 10 poin pertanyaan
mengenai pengetahuan terhadap Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan
masyarakat cakupan puskesmas Barabai terhadap Covid-19.
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
Ditinjau usia dan jenis kelamin pasien, diketahui bahwa usia lanjut menjadi
salah satu faktor risiko perburukan gejala Covid-19 (Zhou,2020), namun tidak
menjadi parameter seseorang berisiko terpapar Covid kecuali didapatkan adanya
penyakit comorbid yang seringkali menyerang usia diatas 40 tahun. Dari sebuah
penelitian menyebutkan rerata usia rentan terpapar Covid-19 dan mengalami
perburukan gejala yaitu diatas 58 tahun, dibandingkan dengan pasien yang
mengalami gejala ringan yaitu memiliki rereta usia kurang dari 48 tahun (Zaki,
2020). Menurut WHO dikatakan bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan
memiliki prevalensi yang hampir sama terkait infeksi Covid-19, kecuali pada laki-
laki diketahui lebih banyak yang mengalami gejala berat oleh karena penyakit
comorbid seperti hipertensi dan diabetes mellitus. (Jin, 2020).
23
umum
Saya menjaga jarak setidaknya
1 meter dari orang lain saat
8. 15 27.27% 15 27.27% 25 45.45%
berada di luar rumah dan di
tempat umum
Saya menghindari hadir di
9. acara yang mengumpulkan 15 27.27% 20 36.36% 20 36.36%
banyak orang
Saya memeriksakan diri ke
puskesmas atau dokter saat
10. 20 36.36% 20 36.36% 15 27.27%
mengalami gejala batuk,
demam, ataupun sesak
24
Memakai Masker di Tempat Umum
Selalu Kadang-kadang Tidak pernah
27%
36%
36%
Mencuci Tangan
Selalu Kadang-kadang Tidak pernah
27%
36%
36%
25
selalu mencuci tangan dengan sabun cuci tangan dan air mengalir setelah
bersentuhan dengan benda-benda di tempat umum. Sebesar 36% responden masih
kadang-kadang mencuci tangan, sedangkan di sisi lain masih terdapat cukup
banyak responden (27% responden) yang masih memiliki kebiasaan hygiene yang
buruk karena tidak pernah mencuci tangan dengan sabun cuci tangan dan air
mengalir setelah bersentuhan dengan benda-benda di tempat umum.
Menjaga Jarak
Selalu Kadang-kadang Tidak pernah
27%
45%
27%
26
Menghindari Kerumunan
Selalu Kadang-kadang Tidak pernah
27%
36%
36%
27%
36%
36%
27
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa tingkat kesadaran responden
masih cukup rendah, dimana hanya 37% responden yang selalu memeriksakan
dirinya ke puskesmas atau dokter saat mengalami gejala batuk, demam, ataupun
sesak, diikuti oleh 36% yang kadang-kadang memeriksakan dirinya ke puskesmas
atau dokter saat mengalami gejala. Di sisi lain, masih terdapat 27% responden
yang memiliki tingkat kesadaran rendah yang tidak pernah memeriksakan diri ke
puskesmas atau dokter saat memiliki keluhan, dan ini merupakan hal yang
berbahaya dan meningkatkan penularan karena bila tidak berobat, responden tidak
akan menyadari kemungkinan telah terinfeksi Covid-19 dan tentu saja masih
mungkin untuk berinteraksi dengan orang-orang lain yang belum terinfeksi.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan dalam penelitian ini:
1. Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Babai masih rendah. Hal ini
dibuktikan dengan rata-rata skor pengetahuan yang hanya berkisar Desa
Babai 23.64.
2. Meskipun memiliki tingkat pengetahuan yang masih rendah, rata-rata
masyarakat Desa Babai sudah memiliki perilaku penerapan protokol
kesehatan yang baik dalam menerapkan protokol kesehatan seperti memakai
masker dan mencuci tangan.
5.2 Saran
1. Diharapkan ini dapat menjadi masukan kepada instansi pemerintah,
terutama dalam bidang kesehatan, dan juga aparat desa, tokoh masyarakat
( ulama, Kepala RT, Kepala RW), Kader, upaya untuk mendukung dan
memberikan wadah agar dapat dilakukan penyuluhan dan penerapan
mengenai COVID-19 lebih menyeluruh, terutama dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai Covid-19 dengan tujuan untuk
memperketat penerapan protokol kesehatan.
2. Diharapkan kepada para peneliti selanjutnya agar mengembangkan
penelitian yang kami lakukan agar memberikan dampak dan efek lebih baik
kepada masyarakat.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
12. COVID-19 SP. Peta Sebaran | Satgas Penanganan COVID-19 [Internet].
Covid19.go.id. 2020 [cited on 2020 Oct 18]. Available from:
https://Covid19.go.id/peta-sebaran
13. Coronavirus disease (COVID-19) [Internet]. 2020 [cited on 2020 Oct 18].
Available from: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/coronaviruse-
disease-Covid-19
14. Gluck MA, Mercado E, Myers CE. Learning and Memory : From Brain to
Behavior. New York: Worth Publisher; 2008. 83–169 p.
15. Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Santoso WD, Yulianti M,
Herikurniawan H, et al. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur
Terkini. J Penyakit Dalam Indones; 2020 Apr 1;7(1):45–67.
16. COVID-19 SP. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian CORONAVIRUS
DISEASE (COVID-19) Revisi ke-5 - Protokol | Satgas Penanganan
COVID-19 [Internet]. Covid19.go.id. 2020 [cited on 2020 Nov 8].
Available from: https://Covid19.go.id/p/protokol/pedoman-pencegahan-dan-
pengendalian-coronavirus-disease-Covid-19-revisi-ke-5
31
LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian
Pengetahuan dan Penerapan Masyarakat Tentang
Protokol Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19
I. Identitas
Nama : ____________________________________________
Jenis kelamin : ____________________________________________
Usia : ______tahun
Pendidikan terakhir : ____________________________________________
Pekerjaan : ____________________________________________
32
III. Penerapan Protokol Kesehatan
(Berikan tanda () sesuai dengan kebiasaan yang Anda lakukan sehari-hari)
6. Saya memakai masker saat berada di tempat umum (pasar,
terminal, tempat sembahyang, dan lain-lain)
□ Selalu □ Kadang-kadang □ Tidak pernah
7. Saya mencuci tangan dengan sabun cuci tangan dan air mengalir
setelah bersentuhan dengan benda-benda di tempat umum
□ Selalu □ Kadang-kadang □ Tidak pernah
8. Saya menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain saat berada
di luar rumah dan di tempat umum
□ Selalu □ Kadang-kadang □ Tidak pernah
9. Saya menghindari hadir di acara yang mengumpulkan banyak
orang
□ Selalu □ Kadang-kadang □ Tidak pernah
10. Saya memeriksakan diri ke puskesmas atau dokter saat mengalami
gejala batuk, demam, ataupun sesak
□ Selalu □ Kadang-kadang □ Tidak pernah
33