Anda di halaman 1dari 12

Foreign Case Study 2018

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

THAI TEA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA KULINER


DI THAILAND
Era Kurniawati
1702715

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Thailand is a country that has many culinary that has been famous in various countries. One of
them is Thai Tea. This sweet creamy beverage, that barely resembles a cup of ordinary black tea, is
served at Thai restaurants and Thai Tea stalls around the world including Indonesia. With the
phenomenon makes tourists come to taste the original of Thai Tea.
Keyword: Thailand, beverage, culinary

1. PENDAHULUAN
Thailand adalah satu dari sepuluh negara di ASEAN dengan industri pariwisata yang patut
diperhitungkan. Berdasarkan hasil survey dari World Economic Forum (WEF) yang bertema
Travel & Tourism Competitiveness Index 2017, Thailand berhasil menempati peringkat ke-34
dunia dan peringkat ke-3 ASEAN. Hal tersebut dapat diartikan Thailand memiliki daya saing
yang baik dalam industri pariwisata. Selain itu dari sisi kunjungan wisata, Thailand juga banyak
diminati wisatawan mancanegara. Sampai akhir September 2017, kedatangan wisatawan
mancanegara ke Thailand mencapai 32,6 juta. Daya tarik wisata dari Negeri Gajah Putih yang
beragam menjadi alasan wisatawan mancanegara untuk datang.
Berbicara daya tarik wisata, salah satu highlight dari wisata di Thailand adalah wisata kuliner.
Thailand merupakan negara yang memiliki kuliner yang cukup beragam. Negeri Seribu Pagoda
ini terkenal dengan sajian dengan cita rasa pedas dan asam seperti tom yum, ada juga pad thai,
mango sticky rice dan makanan ekstrim seperti serangga goreng. Sedangkan untuk minuman
yang sangat populer adalah cha yen atau yang sering disebut thai tea.
Penulis sebagai mahasiswi pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta
berkewajiban melakukan Foreign Case Study (FCS). Nantinya jurnal penulisan mengenai
Foreign Case Study (FCS) menjadi salah satu syarat kelulusan penulis. Selain itu sebagai studi
banding dalam ilmu kepariwisataan yang bisa digunakan maupun diterapkan di Indonesia.
Penulis mengikuti Foreign Case Study ke tiga negara yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand
selama 7 hari 6 malam. Foreign Case Study dilakukan pada tanggal 17- 23 November 2017.
Objek yang dituju bermacam-macam mulai dari Merlion Park, Sentosa Island, dan Chinatown
di Singapura; Dataran Merdeka, Petaling Street (China Town), Batu Caves, dan Twin Tower di
Malaysia; Samila Beach, Songkhla Towards World Heritage Site, Tang Kuan Hill, Patung
Naga, dan Wat Hat Yai Nai di Thailand [1].
Dalam penulisan jurnal Foreign Case Study ini penulis tertarik menulis tentang salah satu
kuliner di Thailand yaitu cha yen atau yang lebih dikenal sebagai thai tea. Ketertarikan penulis
adalah karena ingin mengetahui cita rasa asli dan bahan yang digunakan untuk membuat cha
yen di Thailand. Selain itu juga hasil observasi diharapkan bisa digunakan sebagai
benchmarking dalam pengembangan kuliner di Indonesia.

1
2. PEMBAHASAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah
daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di
dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor
penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan
keinginan wisatawan [4].
Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama
menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya
dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi
bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan
pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap
pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk
mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan
pemasukan devisa dapat bertambah [6].
Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih
menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena
berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama,
kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8].
Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana
batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting
yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang
menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara.
Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli :
1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan
“wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang
dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah.
2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta
penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan
tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.
Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10].
Foreign Case Study yang dilakukan di Thailand hanya menghabiskan satu hari satu malam
dengan menginap di Hi Season Hotel di Hatyai. Perjalanan dimulai dari Terminal Berpadu
Selatan (TBS) di Malaysia menggunakan bis antar kota menuju ke Hatyai, Songkhla, Thailand.
Waktu yang diperlukan adalah kurang lebih 10 jam. Sesampainya di Hatyai, penulis bersama
rombongan melakukan check in di hotel dan langsung melakukan city tour dengan
menggunakan van.
Objek pertama yang dikunjungi adalah Wat Hat Yai Nai, disini terdapat patung Budha yang
sedang tidur bernama Phra Phuttha Hattha Mongkho. Objek kedua adalah Municipal Park yang
terkenal dengan patung Buddha raksasa yang menghadap ke arah kota Hatyai. Objek
selanjutnya adalah Patung Buddha Wat Phranon Laem Pho. Patung Buddha disini adalah patung
Buddha tidur, namun patung tersebut ada di ruang terbuka dan dikelilingi taman sedangkan di
Wat Hat Yai Nai letak Buddha tidurnya berada di dalam lorong tembok.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju ke Samila Beach. Sebelum melihat ikon dari Samila
Beach yaitu patung putri duyung yang terbuat dari emas, penulis singgah sebentar di patung
naga air. Dan dalam perjalanan meninggalkan Samila Beach, penulis diberi info oleh supir van
bahwa kepala naga yang tadi dikunjungi terhubung dengan patung yang hanya berupa ekornya
saja. Patung ekor naga ini terletak tak jauh dari patung kepala naga. Supir tersebut mengatakan
bahwa badannya terbenam di tanah sehingga tidak terlihat. Menjelang malam, penulis

2
meunju Night Market untuk wisata belanja sekaligus kuliner. Di lantai bawah terdapat toko-toko
yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Thailand. Sedangkan di lantai dua terdapat food
court yang menyediakan kuliner khas Thailand.

A. GAMBARAN UMUM
1. THAILAND
Negara Thailand merupakan negara kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama
Vajilarongkorn (Raja Rama X). Beliau menggantikan ayahandanya, Raja Bhumibol Adulyadej.
Memiliki luas kurang lebih 513.120 km² dan jumlah penduduk sekitar 68.200.824 jiwa (Juli
2017), Thailand adalah salah satu negara berkembang di Asia Tenggara. Kerajaan Thailand
dulunya bernama Siam tapi kemudian pada tahun 1939 namanya berubah menjadi Thailand.
Nama ini berarti “tanah orang-orang yang merdeka”, sangat cocok karena Thailand satu-satunya
negara di Asia Tenggara yang tidak dijajah oleh koloni Eropa. Bangkok merupakan ibukota
Thailand sekaligus menjadi kota terbesar yang kepala pemerintahannya dipegang oleh Perdana
Menteri, Prayuth Chan-ocha.
Thailand memiliki beberapa julukan seperti “Negeri Seribu Pagoda”. Ini karena pagoda yang
merupakan tempat ibadah umat Buddha, agama mayoritas di Thailand, jumlahnya sangat
banyak dan mudah ditemui. Selain itu, Thailand juga mendapat julukan “Negeri Gajah Putih”.
Ini dikarenakan gajah merupakan hewan khas Thailand dan masyarakat Thailand menganggap
gajah merupakan hewan yang memiliki arti penting dan suci bagi Kerajaan Thailand.
Etnis yang mendiami Thailand adalah etnis Thai atau Lao yang merupakan keturunan dari
orang-orang yang bermigrasi dari China selatan dan tenggara pada tahun 500-an Masehi. Selain
itu ada pula orang-orang keturunan China, Melayu, Kamboja (Khmer), dan Vietnam.
Thailand terletak di 5°-21° LU dan 97°-106° BT yang berbatasan langsung dengan Laos dan
Myanmar di sebelah utara, Laos dan Kamboja di sebelah timur, Teluk Thailand dan Malaysia di
sebelah selatan, dan Laut Andaman dan Myanmar di sebelah barat. Wilayah Thailand yang
berupa dataran rendah di bagian tengah dialiri Sungai Chao Praya. Sementara pegunungan yang
berada di bagian utara dan barat terdapat gunung dengan puncak tertinggi sekitar 2.594 m
bernama Gunung Dai Inthanon. Di daerah ini mengalir anak sungai Mekong. Di bagian timur
terdapat pegunungan kapur dan Plato Korat yang mencakup lebih dari seperempat luas daratan
Thailand. Dan di Semenanjung Thailand Selatan berupa dataran bukit-bukit rendah. Cuaca di
Thailand adalah tropis dengan zona waktu GMT+7. Sedangkan mata uang yang digunakan
adalah bath.
Seperti umumnya negara-negara lainnya, di Thailand terdapat 2 macam transportasi.
Transportasi pribadi dan publik. Transportasi publik di Thailand ada beberapa macam, seperti:
a. Skytrain (BTS)
Moda transportasi yang diresmikan sejak 5 Desember 1999 ini menjadi salah satu transportasi
umum yang aman dan nyaman untuk berkeliling Bangkok. Adanya Skytrain ini menawarkan
transportasi yang bebas macet, bising, dan banyak polusi. Masing-masing stasiun terdiri dari
concourse dan platform.
Concourse menawarkan fasilitas ticketing dan platform adalah tempat penumpang menunggu.
b. Subway (MRT)
Kereta api bawah tanah atau MRT (Mass Rapid Train) baru dibuka dan memiliki jalur terbatas.
Dimulai dari Stasiun Bangsue hingga ke Hua Lumphong dan terhubung dengan Skytrain di 3
stasiun yaitu, Silom, Sukhumvit, dan Chatuchak Park. MRT ini dapat dicapai dengan
menggunakan elevator maupun eskalator.
c. Airport Rail Link (ARL)
Airport Rail Link Suvarnabhumi resmi beroperasi pada Agustus 2010. ARL ini menempuh
jarak 28,6 km dari Bangkok menuju bandara atau sebaliknya dengan waktu kurang dari 30
menit. Layanan ARL terdiri dari dua macam yaitu layanan non-stop express dan layanan city
train. Keduanya beroperasi sejak pukul
6 pagi waktu setempat hingga tengah malam dan memiliki stasiun transit Makkasan yang
terhubung dengan stasiun MRT Phetchaburi. Khusus untuk jalur city train terhubung dengan
stasiun BTS (Skytrain) Phaya Thai.
d. Taksi
Bertarif minimum 35 bath dengan rata-rata perjalanan di Bangkok membutuhkan 100 bath, taksi
merupakan salah satu cara yang cepat dan nyaman untuk berkeliling kota Bangkok. Tanda
berupa lampu berwarna merah menandakan bahwa taksi tersebut kosong. Semua taksi di
Bangkok juga sudah menggunakan AC.
e. Express boat
Tersedia di Sungai Chao Phraya dengan nama Chao Phraya Express, perahu ini merupakan
transportasi yang digunakan untuk menghubungkan pusat kota Bangkok dan Nonthaburi,
provinsi di utara Bangkok. Di akhir pekan, perahu ini juga menawarkan perjalanan wisata bagi
para wisatawan. Perahu ini juga bisa disewa selama seharian.
f. Bis kota
Bis kota di Bangkok sebagian besar dioperasikan oleh Bangkok Mass Transit Authority
(BMTA), merupakan moda transportasi umum yang murah. Meski banyak rute yang disediakan
tapi penomoran bis menggunakan bahasa Thailand. Karena harganya sangat murah, bis kota ini
tidak mempunyai fasilitas AC dan sangat ramai.
g. Tuk-tuk
Disebut juga Sam Lor oleh masyarakat Thailand, tuk-tuk merupakan moda transportasi khas
Thailand yang banyak diminati oleh para wisatawan. Para wisatawan tersebut biasanya
memakai tuk-tuk untuk berkeliling Thailand. Sekilas, tuk-tuk merupakan perpaduan antara
becak dan bajaj. Tuk-tuk sering dijadikan gambar pada kaos dan replika untuk oleh-oleh.
h. Van
Kendaraan ini menjadi andalan para wisatawan yang ingin berkunjung ke Thailand. Biasanya
mereka akan menyewa dengan harga yang bervariasi untuk berkeliling.
2. SONGKHLA
Songkhla merupakan salah satu provinsi besar yang berada di selatan Thailand. Dikenal juga
sebagai Singgora atau Singora yang berarti kota diatas pegunungan. Ibukota Songkhla adalah
Muang Songkhla yang ditetapkan sebagai pusat administrasi, sementara Hatyai merupakan
pusat perdagangan. Songkhla berbatasan langsung dengan Malaysia. Meski tidak sepopuler
Bangkok, Chiang Mai, atau Phuket, tapi Songkhla punya daya tariknya sendiri.
Ada banyak tempat yang bisa dikunjungi di Songkhla, antara lain Pantai Samila yang berpasir
putih dengan ikon putri duyung, Kuan Im Temple yang berada di ketinggian, Songkhla Towards
World Heritage Site, Wat Hat Yai Nai, floating market, dan Tang Kuan Hill Top. Perjalanan
menuju Songkhla bisa ditempuh dari Bangkok selama kurang lebih 14 jam dengan
menggunakan jalur darat (bus).

B. REGULATION
Regulasi berarti sebuah peraturan, dalam arti luasnya adalah cara untuk mengendalikan manusia
atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan tertentu. Penerapan regulasi ini bisa
dilakukan dengan berbagai macam cara semisal pembatasan hukum yang diberikan oleh
pemerintah atau regulasi oleh suatu perusahaan. Seseorang atau kelompok yang lalai dalam
menjalankan regulasi yang ada bisa saja mendapat sanksi atau denda. Regulasi antar negara juga
tentu berbeda-beda.
Syarat utama jika ingin berwisata ke luar negeri adalah memiliki paspor, berikut tata cara
beserta dokumen yang perlu disiapkan untuk membuat paspor:
1. Form dari bdan Imigrasi yang sudah diisi lengkap
2. KK (Kartu Keluarga) fotocopy dan asli
3. KTP (Kartu Tanda Penduduk) fotocopy, KTP asli dibawa saat pendaftaran
4. Akta Kelahiran/Ijasah fotocopy dan asli Tahapan-tahapan untuk membuat paspor adalah:
1. Pergi ke kantor imigrasi pada hari dan waktu yang sudah ditentukan. Sebelumnya kita
harus mendaftar via online untuk mendapatkan nomor antrian.
2. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang sudah disiapkan. Semua dokumen tersebut
dimasukkan dalam map yang kemudian dikumpulkan untuk verifikasi data. Proses verifikasi ini
membutuhkan waktu yang tak sedikit sebab mereka akan memastikan bahwa dokumen kita
sudah lengkap dan tidak ada masalah.
3. Setelah disetujui oleh pihak imigrasi, kita akan diminta untuk membayar biaya paspor
sebesar Rp. 350.000 untuk paspor 48 halaman dengan tambahan Rp.
10.000 untuk biaya administrasi. Kita diberi waktu satu minggu untuk melakukan pembayaran,
jika tidak maka dokumen otomatis akan hangus.
4. Setelah pembayaran lunas, kita akan disuruh menunggu untuk pengambilan foto dan
wawancara dengan membawa bukti pembayaran. Saat wawancara kita juga akan diminta untuk
memindai sidik jari. Pengambilan paspor dilakukan seminggu setelah wawancara.
Pada umumnya setiap bandara sudah memiliki Standart Operasional Procedure dan biasanya
antar negara prosedurnya tak berbeda jauh. Di Thailand tidak boleh tinggal lebih dari 30 hari
tanpa visa. Berikut adalah tahapan-tahapan yang perlu dilakukan ketika ingin berpergian ke luar
negeri (tanpa menggunakan visa):
1. Membeli tiket pesawat, ada baiknya tak hanya tiket keberangkatan tapi sekaligus tiket
kepulangan.
2. Check in. Agar tidak tergesa-gesa biasanya kita harus sampai di bandara 2 jam sebelum
keberangkat. Ini dikarenakan ada beberapa prosedur yang bisa saja menghabiskan waktu. Waktu
untuk check in adalah sejam sebelum keberangkatan. Setelah check in kita akan melewati x-ray
detector. Benda yang terbuat dari logam, sabuk, jam tangan, atau hp ada baiknya diletakkan di
rak khusus yang sudah disediakan. Jadi ketika melewati x-ray detector, sensor pada detector
tidak akan berbunyi.
3. Pemerikasaan paspor di imigrasi
4. Menunggu di ruang tunggu untuk boarding
5. Boarding-landing
6. Pemeriksaan paspor di imigrasi negara tujuan. Selain paspor kita juga harus menyiapkan
kartu kedatangan yang nantinya akan dicap sehingga tidak boleh hilang.
Disini biasanya kita akan ditanyai beberapa pertanyaan singkat seperti:
- Namanya siapa?
- Di Thailand tinggal di hotel apa?
- Berapa lama di Thailand?
- Apa tujuan ke Thailand?
Setelah itu mereka akan menyuruh untuk meng-scan sidik jari. Baru setelah dirasa kita tidak
bermasalah, mereka akan memberikan cap imigrasi pada paspor kita.
C. BEHAVIOR
Berikut beberapa kebiasaan masyarakat Thailand yang patut kita hargai sebagai wisatawan:
1. Masyarakat Thailand sangat menghormati rajanya, oleh karena itu jika kita sebagai
wisatawan dilarang berbicara negatif mengenai kerajaan atau sang raja. Hal ini dianggap
sebagai penghinaan dan bisa kita bisa dipenjara. Kita juga dilarang merusak uang bath karena
disana terdapat gambar rajanya. Banyak foto-foto raja dan ratu di jalanan sebagai salah satu
bentuk penghormatan.
2. Di Thailand, kepala merupakan benda yang sakral. Jadi tidak dibenarkan jika kita
memegang kepala termasuk kepala Budha. Sedangkan kaki merupakan salah satu bagian tubuh
yang terendah shingga sebaiknya menghindari betul jika duduk dengan cara menyilangkan kaki,
mengangkat kaki sebelah di tempat umum dan terutama bercanda kepada teman-teman dengan
menendang bagian tubuhnya. Begitu juga dengan tangan, ada baiknya jika kita memberi atau
menerima sesuatu menggunakan tangan kanan.
3. Berfoto dengan Budha kita tidak diperkenankan lebih tinggi dari kepala sang Budha, kita
harus menunduk atau berlutut. Tak hanya kepala, kaki juga tidak
dibenarkan diangkat terlalu tinggi dan menghadap ke muka orang. Hal ini dianggap kurang
sopan.
4. Ketika mengucapkan salam sebaiknya menundukkan kepala sembari mengatupkan tangan
di depan dada. Saat berkenalan dengan wanita Thailand sebaiknya tidak menanyakan status dan
umur. Ini bisa menyinggung mereka karena wanita Thailand banyak yang tidak menikah atau
menikah di usia tua. Wanita Thailand sangat berpikiran modern.
5. Dilarang meludah dan membuang sampah sembarangan jika tidak maka pelanggar akan
membayar denda 200 bath.
6. Masyarakat Thailand mayoritas beragama Buddha, ini menjadikan sesajen bukan hal yang
aneh. Mereka menaruh sesajen di setiap tempat, tak hanya tempat-tempat yang terbilang sakral
seperti kelenteng. Di depan pintu rumah, di sudut ruangan, maupun di jalanan. Kita tak perlu
mengusik sesajen-sesajen tersebut hanya karena ingin tahu atau iseng.
7. Biksu di Thailand merupakan orang yang kedudukannya lebih tinggi. Hal ini karena biksu
merupakan penghubung antara manusia dan Sang Budha. Biasanya ada biksu-biksu yang
berkeliling untuk mendoakan tempat usaha mereka. Saat biksu tersebut berdoa, kita juga harus
berhadapan dengan beliau. Dilihat dari beberapa perilaku dan kebiasaan masyarakat Thailand,
meski masyarakat negara ini sudah berpola piker modern tapi mereka masih menjunjung tinggi
nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
D. CULTURE
Budaya di Thailand merupakan gabungan antara karakteristik asli daerah dengan kepercayaan
budaya. Kebudayaan Thailand mendapat banyak pengaruh dari India kuno, Cina, dan Kamboja.
1. Bahasa
Bahasa resmi yang digunakan di Negeri Gajah Putih ini adalah bahasa Thai atau dalam bahasa
aslinya disebut Mueang Thai, dengan aksara yang disebut Khmer kuno. Selain menggunakan
bahasa Thai, beberapa penduduk Thailand juga menggunakan bahasa Melayu dan sedikit bahasa
Inggris.
2. Agama
Agama mayoritas, sekitar 95% di Thailand adalah agama Buddha Theravada. Sisanya memeluk
agama Islam, Kristen, dan lainnya. Buddhisme di Thailand sangat dipengaruhi oleh kepercayaan
masyarakat terhadap roh-roh leluhur. Mereka selalu menyajikan persembahan kepada para
leluhur berupa makanan dan minuman untuk membuat para roh senang. Karena mereka
meyakini jika para roh tersebut tidak senang, maka roh-roh itu akan menghuni rumah yang lebih
besar dan menyebabkan kekacauan.
3. Pakaian adat
Mulanya, Thailand tidak memiliki pakaian adat. Tapi kemudian semuanya berubah ketika tahun
1960, Raja Bhumibol Adulyadej melakukan perjalanan ke Eropa dan Amerika dengan Ratu
Sirikit. Beliau berpikir mengenai busana tradisional yang bisa digunakan saat perjalanan dinas
hingga akhirnya beliau mendesainnya. Akhirnya pada tahun 1964, baju tradisional Thailand
yang disebut Chut Thai diluncurkan. Ada 8 jenis Chut Thai untuk perempuan dan untuk laki-
laki disebut Phraratchathan.
- Ruean Ton
Merupakan busana paling casual diantara busana-busana tradisional lainnya. Bawahan busana
ini adalah selembar sarung yang disebut Bha Sin, terbuat dari kain katun atau sutra bermotif
garis-garis horizontal atau vertikal. Sarung ini panjang hingga ke mata kaki dan dilipat satu
arah. Sedangkan atasannya berupa blouse dengan warna senada sarung atau bisa warna yang
kontras. Blouse ini memiliki lima buah kancing depan dan tanpa krah. Busana ini biasanya
digunakan pada acara-acara yang tidak resmi.
- Chit Lada
Busana yang memiliki model mirip dengan Ruean Ton ini biasanya digunakan pada siang hari
seperti saat penjemputan tamu negara di bandara. Perbedaannya dengan Ruean Ton adalah
adanya tambahan brokat pada keliman sarung. Blouse yang menjadi atasan terbuat dari warna
keemasan atau perak.
- Amarin
Busana yang biasa digunakan saat malam hari seperti acara makan malam ini terbuat dari bahan
brokat. Kesederhanaan blouse lengan panjang ini bisa dipadupadankan dengan aksesoris agar
terlihat semakin indah.
- Borom Bhiman
Busana ini juga termasuk busana malam. Blouse ini memiliki kancing di depan maupun di
belakang yang kemudian dalam penggunaannya dimasukan ke dalam lilitan sarung. Bahan yang
digunakan untuk atasan adalah kain brokat sedangkan untuk rok panjangnya terbuat dari bahan
sarung. Atasan dan bawahan busana ini dijahit menjadi satu. Borom Bhiman dikenakan pada
acara formal dan semi formal.
- Chakkri
Busana yang terbuat dari atasan yang berbahan dasar brokat dan sulaman ini menjadikan
penggunanya terlihat sangat elegan dan mewah. Apalagi dengan tambahan selendang panjang.
Bawahan busana ini adalah sarung dengan lipatan dua.
- Chakkrabhat
Model busana ini mirip dengan model busana Chakkri. Atasan busananya dilengkapi dengan
selendang panjang yang menjuntai menyamai panjang rok bawahannya. Perbedaannya adalah
selendang yang dikenakan memiliki lipatan dan terbuat dari bahan yang lebih tebal dan dipenuhi
dengan sulaman. Busana yang terlihat lebih kuno ini biasa digunakan saat upacara-upacara
nasional dan acara-acara kerajaan.
- Siwalai
Model busana ini sedikit mirip dengan busana Borom Bhiman. Perbedaannya adalah Siwalai
mempunyai tambahan selendang yang diletakkan di bagian bahu. Selendang ini menutup salah
satu bahu dan menjuntai hingga ke lantai. Karena terkesan mewah, busana ini digunakan pada
acara-acara resmi dan kerajaan.
- Dusit
Model busana memiliki atasan berupa blouse berkrah bulat yang dibuat cukup lebar dan rendah
dan tanpa lengan. Bahan yang digunakan berupa bahan bersulam yang memberikan kesan
mewah. Bawahan blouse ini berupa sarung berwarna keemasan atau keperakan.
- Prayook
Model busana merupakan modifikasi dari model busana Chakkri. Bagian atasnya dibuat tanpa
lengan dengan satu bahu saja. Sedangkan bahu lainnya dibiarkan terbuka. Bawahannya berupa
sarung dengan lipatan di bagian depan dan dilengkapi dengan ikat pinggang tradisional khas
Thailand.
- Phraratchathan
Busana ini dirancang oleh Raja Thailand pada tahun 1979 dan digunakan khusus untuk pria.
Busana ini dipadukan dengan celana panjang bergaya Eropa atau dengan celana khas Thailand.
Celana khas Thailand yang disebut Chong Kraben ini berupa selembar kain dengan panjang
kurang lebih 3 meter yang dililitkan di pinggang dan diantara kedua kaki sedemikian rupa
sehingga mendapatkan bentuk seperti celana. Kain yang digunakan biasanya berpola atau kain
yang kaya warna. Phraratchatchan berupa baju lengan panjang dengan kancing di bagian depan.
Krahnya berbentuk bulat dengan tinggi 3,5-4 cm. Busana ini memiliki dua kantung di bagian
depannya.
4. Seni
Seni kontemporer Thailand merupakan kombinasi antara unsur-unsur tradisional dan teknik
modern, sedangkan seni tradisional sendiri terpengaruh dari agama Buddha. Sastra di Thailand
dipengaruhi oleh budaya Hindu India. Karya sastra yang paling terkenal adalah puisi Sunthorn
Phu dan versi Ramayana, epik agama Hindu yang disebut Ramakien. Karya sastra ini ditulis
oleh Raja Rama I dan II.
- Tari Song Kran
Tari tradisional yang menceritakan keceriaan dan kegembiraan, meski begitu gerakannya
perlahan dan gemulai. Tarian ini dulunya dibawakan saat panen padi tapi sekarang dibawakan
saat menyambut event-event besar seperti menyambut tamu negara atau tahun baru. Tarian ini
biasanya dibawakan oleh 4-6 orang.
- Muay Thai
Merupakan seni bela diri keras dari Kerajaan Thailand yang menggunakan teknik yang mirip
dengan kickboxing. Muay Thai merupakan turunan olahraga Muay Boron. Muay Thai juga
dikenal sebagai seni delapan tungkai atau ilmu delapan tungkai. Hal ini karena Muay Thai
memiliki teknik yang menggunakan pukulan, tendangan, siku, dan serangan lutut.
Tidak hanya digunakan sebagai olahraga, Muay Thai yang muncul pada zaman peperangan ini
dulunya digunakan untuk hiburan para raja-raja. Pada pertunjukan hiburan tersebut, petarung
menggunakan tali rami yang panjangnya sekitar tangan dan lengan. Hiburan ini dikenal dengan
sebutan “Muay Kaad Cheuk”. Pada akhirnya, Kerajaan Ayutthaya membentuk satu peleton
pengawal kerajaan yang menggunakan muay thai sebagai teknik dasar dalam melindungi raja
dan negara. Satuan pengawal ini bernama “Grom Nak Muay”. Tradisi ini terus berlanjut hingga
masa pemerintahan Raja Rama V (1868-1910) dan Raja Rama VII (1925-1935) . Diperkenalkan
pertama kali sebagai bagian dari olahraga pada saat perang dunia II berakhir.
Pertandingan ini dibagi menjadi 5 ronde, dimana setiap ronde durasi waktunya 3 menit.
Sehingga total waktu pertandingan adalah 15 menit tanpa menghitung waktu istirahat. Muay
thai juga memiliki pembagian kelas mulai dari kelas ringan, kelas menengah, dan kelas berat.
- Cabaret Show
Ada sebuah seni pertunjukan yang menjadi ikon negara Thailand, yaitu cabaret show.
Pertunjukan ini menjadi special karena dilakukan oleh para transgender. Ada banyak
pertunjukan kabaret di Thailand, tapi yang paling besar dan banyak peminatnya adalah Alcazar.
Alcazar show bertempat di 78/14 Pattaya 2nd Rd, Naklua, Pattaya Utara. Lokasi ini bisa dengan
mudah dicapai dengan taksi atau tuk-tuk. Pertunjukan seharga 500-800 bath ini dibagi menjadi
kelas VIP dan deluxe. Sedangkan untuk jadwal pertunjukannya dimulai pukul 17.00; 18.30;
20.00; dan 21.30. Tiket bisa dibeli atau dipesan melalui website, biro travel, atau pusat
informasi wisatawan. Pertunjukan ini menampilkan berbagai bentuk tarian dan nyanyian
lipsync. Setiap pertunjukan Alcazar selalu diberi judul yang menggambarkan tema dalam
pertunjukan yang selalu berganti setiap minggunya. Wisatawan juga tak hanya bisa melihat
pertunjukan, tapi mereka juga bisa berfoto bersama dengan para artis Alcazar dan tentu saja
berbayar.
5. Kuliner
Masyarakat Thailand sangat menyukai masakan yang menggabungkan beberapa bumbu hingga
rasanya pedas sedikit asam. Bumbu manis yang mereka suka didapat dari gula, pedas dari cabai,
asam dari jeruk nipis, dan asin dari kecap ikan. Penggunaan rempah di Thailand juga sangat
digemari. Ada banyak kuliner Thailand yang populer dan dijual di negara-negara tetangga
seperti thai tea, mango sticky rice, tom yum hingga pad thai.

E. LIFESTYLE
Lifestyle masyarakat Thailand sangat menjunjung nilai-nilai kebebasan. Ini terbukti dari
banyaknya hubungan sesama jenis yang tidak dilarang oleh pemerintah, bahkan jika mereka
ingin melakukan operasi transgender sekalipun. Para transgender dan penyuka sesama jenis pun
hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat normal. Tak hanya itu, gaya hidup
masyarakat Thailand juga tak jauh dari mengkonsumsi minuman beralkohol, operasi plastik,
hingga seks bebas. Meski begitu antar umat beragamanya, mereka bisa saling toleransi.

F. THAI TEA
Pada awalnya teh terbilang sulit ditemukan di Thailand namun setelah tumbuhan teh masuk
sekitar tahun 1970-1980 industri teh mulai bermunculan. Bibit tanaman teh diperoleh dari China
untuk mengganti tanaman opium/ganja yang sebelumnya banyak ditanam oleh masyarakat
Thailand. Teh tersebut
bernama cha yen ( ) yang merupakan teh hitam atau black tea.
Karena harganya yang mahal, cha yen kemudian digantikan dengan seduhan teh ceylon, teh
hitam beraroma sangat pekat yang berasal dari Sri Lanka. Pemilihan teh tidak dilakukan secara
asal karena seduhan teh tersebut haruslah memiliki aroma yang tajam dan rasa teh hitam yang
sangat kuat. Maka dari itu, ceylon yang terpilih sebagai pengganti cha yen.
Selain seduhan teh hitam, thai tea diberi tambahan gula, sweetened condensed milk atau susu
kental manis, evaporated milk yang bisa juga digantikan dengan coconut milk atau yang sering
kita sebut dengan santan, rempah seperti biji asam dan bunga lawang. Namun tidak semua
penjaja thai tea menambahkan rempah dalam racikannya. Rasanya sendiri manis dan pekat serta
ada rasa khas yang dihasilkan dari tambahan rempah. Minuman ini berwarna coklat agak merah
bata. Warna tersebut bukanlah warna asli dari seduhan teh hitam melainkan ada tambahan
pewarna makanan dalam proses pengolahan daun teh. Selain menyegarkan ternyata thai tea
bermanfaat sebagai antioxidant karena teh hitam memiliki kandungan vitamin C dan E.
Daun teh hitam kemasan yang sering digunakan di Thailand adalah Cha Dra Muer ( ) atau juga
biasa disebut Number One Brand. Sedangkan untuk
susu kental manis dan evaporated milk, merk yang paling populer dan sering digunakan adalah
merk Carnation.
Cara pembuatan Thai tea ini terbilang mudah, berikut bahan dan cara pembuatan Thai tea.
1. Bahan (Untuk satu gelas thai tea)
- 2 sendok teh daun teh hitam
- 2 sendok teh susu kental manis
- 2 sendok teh gula
- 2 sendok teh evaporated milk
- Biji asam dan bunga lawang secukupnya
- 1 cup air
2. Cara Memasak
- Didihkan air
- Setelah mendidih tambahkan daun teh hitam, biji asam, dan bunga lawang, diamkan selama
3 menit (jika ingin aroma dan rasa yang lebih pekat maka waktu penyeduhan bisa ditambah)
- Saring teh dan rempah ke gelas yang berbeda, tambahkan susu kental manis, gula,
evaporated milk lalu aduk
- Tambahkan es dan evaporated milk diatas sajian teh.

3. PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari hasil observasi yang dilakukan dalam rangkaian Foreign Case Study pada tanggal 17-23
November 2017 di Singapura, Malaysia, dan Thailand; penulis tertarik mengambil salah satu
kuliner khas Thailand yaitu thai tea karena keunikan dan sensasi cita rasa yang dimiliki. Selain
itu fenomena kepopuleran thai tea yang juga terjadi di Indonesia dengan munculnya banyak
sekali stall thai tea. Pemilihan negara Thailand juga mengacu pada regulation, culture,
behavior, dan lifestyle.
Ada banyak kuliner khas Thailand yang memiliki rasa yang lezat, unik dan populer diberbagai
negara, namun penulis akhirnya memilih thai tea sebagai objek penelitian. Untuk makanan khas
memang ada banyak macam yang biasanya dicari oleh wisatawan seperti tom yum, mango
sticky rice dan pad thai. Namun untuk minuman khas, Thai tea ini adalah minuman khas paling
populer yang paling dicari wisatawan. Wisatawan ingin mencoba cita rasa Thai tea yang asli
karena ingin membandingkan dengan yang mereka minum ditempat asal mereka.
B. SARAN
Berikut adalah beberapa saran yang penulis bisa berikan pada pengelola bisnis thai tea:
1. Sebagian penjual thai tea tidak menambahkan rempah dalam pembuatan thai tea tersebut.
Padahal rempah adalah salah satu bahan yang bisa memberikan cita rasa yang unik dan berbeda
dari olahan teh-susu yang lain.
2. Jika ada kekhwatiran konsumen tidak menyukai rasa teh yang diberi tambahan rempah,
berikan dua opsi kepada konsumen yaitu ingin menambahkan rempah dalam racikan teh atau
tidak menggunakan sama sekali.

References
[1] Data Foreign Case Study pada tanggal 17-23 November 2017 di Hatyai, Songkhla, Thailand.
[2] Suryadana., & Octavia, Vanny. 2015. Pengantar Pemasaran Pariwisata.Bandung: Alfabeta.
[3] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H.,
& Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent
Developmental Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211.
[4] Isdarmanto, I. (2016). The advantage collaboration program of Tourism Education based on
Entrepreneurship in Culinary Products both Thailand and Indonesian countries. International
Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1).
[5] Suwantoro, Gamal. (2009). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
[6] Henny, Ni Luh. (2014). Manajemen Pemasaran Pariwisata.Yogyakarta: Graha Ilmu.
[7] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION AND
THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal Kepariwisataan,
7(2), 75-85.
[8] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To
The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97.
[9] Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT
(Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation,
Universitas Gadjah Mada).
[10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As
a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

LAMPIRAN

Foto Paspor Penulis


Original Thai Tea

Anda mungkin juga menyukai