Jawab :
1. Umur rencana didefinisikan sebagai jumlah tahun dari saat jalan tersebut
dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan hingga saat dibutuhkan suatu perbaikan
yang bersifat struktural. Elemen elemen perkerasan pada perkerasan lentur beserta
umur rencananya yaitu lapisan aspal dan lapisan berbutir umur rencana 20 tahun,
fondasi jalan umur rencana 40 tahun, semua pekerjaan untuk daerah yang tidak
dimungkinkan pelapisan ulang (overlay), seperti jalan perkotaan, underpass,
jembatan, dan terowongan umur rencana 40 tahun, dan Cement Treated Based
(CTB), umur rencana 40 tahun.
Pada pekerjaan tanah struktur ini, perbaikan tanah dasar dan lapis penopang di
bagian pondasi dilakukan hanya jika diperlukan. Lapisan perkerasan pada tanah asli
terdiri dari AC-WC, AC-BC, AC Base, CTB, dan LPA kelas B
Struktur Perkerasan Tanah pada Timbunan
Pada pekerjaan perkerasan tanah pada timbunan bagian pondasi dipadatkan dengan
CBR. Langkah pengerjaannya adalah clearing and rubbing, top soil and stripping,
compaction of foundation, pemadatan tanah dasar, melakukan uji density,
malakukan penimbunan layer by layer.
Struktur Perkerasan Tanah pada Galian
Tahap pelaksanaan pada perkerasan tanah galian antara lain tanah digali dengan
excavator, Merapikan galian dengan alat bantu seperti sekop, memasang rambu
peringatan lalu lintas, dan membuang atau menggunakan kembali material tanah
yang telah digali.
3. Material aspal AC-WC atau beton aspal adalah salah satu jenis lapis perkerasan
konstruksi perkerasan lentur, Jenis ini menggunakan campuran merata antara
agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu. Bahan penyusun pada
beton aspal terdiri dari agregat kasar yang menggunakan agregat kasar tertahan
saringan no 8, agregat halus menggunakan agregat halus lolos saringan no 8, dan
bahan pengisi yang memenuhi SNI 03-4142-1996. Properti dan Sifat Material AC-WC
adalah :
Jumlah tumbukan per bidang sebanyak 75
Memiliki rasio lolos ayakan 0.075 mm dengan kadar aspal efektif yaitu 0.6-1.2
Memiliki rongga dalam campuran 3%-5%
Rongga dalam agregat (VIM) maksimal 15%
Rongga terisi aspal minimal 65%
Memiliki stabilitas marshall minimal 800
Pelelehan 2-4mm
Stabilitas marshall tersisa minimal 90% setelah perendaman 24 jam pada suhu
60°C
Rongga dalam campuran pada kepadatan membal minimal 2%
Memiliki penetrasi 60-79 mm
Berat jenis minimal 1
Titik lembek 48-58º
Daktalitas 25º adalah 100 cm
Berdasarkan diagram tersebut, analisa dimulai dari mencari data lalu lintas (traffic data).
Data ini nantinya akan digunakan untuk menghitung beban lalu lintas yang akan ditumpu
oleh pekerjaan perkerasan jalan selama umur rencana. Data-data lalu lintas yang diperlukan
antara lain adalah jenis kendaraan komersial, klasifikasi kendaraan, hingga volume lalu
lintas. Data ini dapat diperoleh dari hasil survey lapangan. Data-data tersebut digunakan
untuk menghitung vehicle composition-VHT, traffic growth, dan vehicle damaging factor.
Data-data yang digunakan untuk pekerjaan perkerasan jalan:
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
Pertumbuhan lalu lintas tahunan
Vehicle Damage factor (VDF)
Umur rencana – design life
Tahun rencana jalan dibuka
Jumlah lajur
Koefisien distribusi arah dan lajur
Equivalent Single Axle Road