Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN ANAK 1

Disusun Oleh :
Widia Cyntia Bela (I1032191016)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020/2021
A. Penerapan 12 Benar Obat
Adapun 12 benar obat ialah :

1. Benar Pasien
 Selalu memastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang
identifikasidan meminta menyebutkan namanya sendiri
 klien berhak untuk mengetahui alasan obat
 klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
 membedakan klien dengan dua nama yang sama

2. Benar Obat
 klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
 Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
 Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal
tiga kali
 Pada saat melihat botol atau kemasan obat
 Sebelum menuang&menghisap obat
 Setelah menuang & mengisap obat
 memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
 mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
 memberikan obat obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa

3. Benar Dosis
 Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien
 Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan
 Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan
diberikan,dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan
dosis obat yangdiresepkan & diminta, pertimbangan berat badan klien
(mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisiobat harus dihitung kembali dan diperiksa
oleh perawat lain
 Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.

4. Benar Cara Pemberian (rute)


 Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.
 Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat
peroral
 Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral
 Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai
obat oral telah ditelan.
Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
a.oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul . ;
b.sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ) ;
c.bukal (diantara gusi dan pipi) ;
d.topikal ( dipakai pada kulit ) ;
e.inhalasi ( semprot aerosol ) ;
f.instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) ;
g.parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.

5. Benar Waktu
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
 Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. isalnya seperti dua
kalisehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan kali sehari sehingga kadar obat
dalam plasmatubuh dapat dipertimbangkan.
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t 1/2). Obat yang
mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang
memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu
tertentu.
 Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
 Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi
mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
 Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontraindikasi pemeriksaan obat.

6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan
selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan.

7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien


Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada
pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti
manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat
dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek
samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari selama sakit, dsb.

8. Hak Klien Untuk Menolak


Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan
Inform consent dalam pemberian obat.

9. Benar Pengkajian

Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.

10. Benar Evaluasi


Perawata selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya

11. Benar Reaksi Terhadap Makan


Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus
diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang
diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya
ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.

12. Benar Terhadap Reaksi dengan obat lain


Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol
penggunaan pada penyakit kronis

B. Ciri-ciri Tumbuh & Kembang Anak


1. Masa Neonatal (0-28 hari)
 Terjadi adaptasi terhadap lingkungan
 Terjadi perubahan sirkulasi darah
 Mulainya berfungsi organ-organ tubuh lainnya
2. Masa Bayi

Masa bayi (1-12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung
secara kontinyu terutama meningkatnya sungsi sitem saraf

3. Masa Todler (1-2 tahun), kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan mendapat
kemajuan dalam perkembangan motoric dan fungsi ekskresi
4. Masa Prasekolah (2-6 tahun)
Pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas
jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir
5. Masa sekolah (6-12 tahun)
Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan
kognitif dibandingkan dengan masa usia prasekolah. Senang bermain berkelompok
dengan jenis kelamin yang sama.
6. Masa Remaja/ adolesensi (12-18 tahun)
Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan dan laki-laki.
Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk ke dalam tahap
remaja/pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki dan perkembangan ini
ditunjukkan pada perkembangan pubertas.

C. Prinsip Komunikasi Pada Anak


1. Usia Bayi (0-12 bulan)
Prinsip komunikasi pada umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi,komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal,
menggunakan komunikasi non verbal dengan berprinsip sentuhan seperti mengusap,
menggendong, memangku, dan lain-lain.
2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2 tahun dan 2-6 tahun)
Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang
terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat
pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak
dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap
mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat
komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak
komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak,
adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk
yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan
penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari
anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas,
menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat
melakukan komunikasi.
3. Usia Sekolah (6-12 tahun)
Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata
sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak
atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional
dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan
prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan
menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi
secara efektif.
4. Usia Remaja (12-18 tahun)
Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah
pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan
rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya
kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.

D. Konsep Family Care Center


Konsep Family centered care merupakan filosofi dalam keperawatan anak yang
mengakui peran keluarga sebagai bagian yang penting selama anak sakit (Hokenberry.
2011). Peran orang tua atau keluarga sebagai mitra bagi perawat yaitu untuk menentukan
pemenuhan kebutuhan anak dalam bentuk asuhan keperawatan anak yang berpusat pada
keluarga (Purmailani, 2014). Family centered care meyakini adanya dukungan individu,
menghormati, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga.
Familly centered care digambarkan sebagai sebuah pendekatan kemitraan untuk
pembuatan keputusan perawatan kesehatan. Sebagai falsafah perawatan, family centered
care telah diakui oleh banyak tenaga medis dan sistem perawatan kesehatan (Institute of
Medicine, 2012).
Tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi orang tua untuk merawat anak
mereka selama proses hospitalisasi dengan pengawasan dari perawat sesuai dengan aturan
yang berlaku ( Bruner and Suddarth, 1989).
Konsep family centered care awalnya dikembangkan di negara-negara maju, karena
keterlibatan orang tua adalah sumber utama kekuatan dan dukungan anak untuk memenuhi
kebutuhan psikososial dan perkembangan anak (American Academy of Pediatric, 2012).
Konsep family centered care di Indonesia kemungkinan sudah di terapkan di setiap rumah
sakit yang ada, tetapi tidak mudah untuk mewujudkannya secara ideal karena masih banyak
petugas kesehatan terutama perawat yang belum memahami konsep family centered care.
American Academy of Pediatric, 2012).
Dalam penerapan konsep family centered care harus melibatkan orang tua dalam
pemberian asuhan keperawatan. Untuk membangun sebuah komunikasi dan kerja sama
antara tenaga kesehatan dan keluarga untuk kelancaran penerapan family centered care,
perawat harus mampu melibatkan orang tua dengan menjelaskan pentingnya keterlibatan
keluarga dalam perawatan anak untuk mengurangi efek hospitalisasi pada anak.

REFERENSI

Indarwati F. 2019. Konsep Komunikasi Dasar Keperawatan Anak 1. Buku Ajar. FKIK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sarfika et al. 2018. Nuku Ajar Keperawatan Dasar2 2 Komunikasi Terapeutik Dalam

Keperawatan. Andalas University Press. Padang

Tanaem e al. 2019. Family Care Pada Anak di RSUD SOE Timor Tengah Selatan. Jurnal Riset

Kesehatan. Vol 8 (1). 22-27.

Anda mungkin juga menyukai