Reaksi asetilasi merupakan suatu reaksi yang memasukkan gugus asetil ke dalam
suatu substrat yang sesuai. Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau
acetylsalicylic acid yang dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida
asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Pada
percobaan ini dilakukan tiga tahap yaitu pembuatan aspirin, rekristalisasi aspirin dan
uji kemurnian aspirin. Pada labu didih dimasukkan 5 gram asam salisilat, 9 ml asam
asetat anhidrida dan 10 tetes asam sulfat pekat. Setelah dipanaskan, didiamkan pada
suhu kamar sebelum didinginkan dengan es batu selama 1 jam. Pada pendinginan
inilah terbentuk kristal aspirin berwarna putih dan selanjutnya disaring dengan pompa
vakum. Kemudian dilakukan rekristalisasi pada filtrat aspirin dan menghasilkan 2
gram aspirin dengan rendemen 30%. Tahap terakhir yaitu pengujian terhadap aspirin
yang terbentuk dengan cara menambahkan tiga tetes ferri klorida. Hasilnya larutan
berubah menjadi warna air the terang dan itu berarti tidak terdapat asam salisilat pada
produk aspirin.
ABSTRACT
Acetylasi reaction is a reaction that put him into kriya group acetil a suitable
substrate. Aspirin is also called acetylsalicylic acid or acetyl salicylic acid is made
by reacting salicylic acid with acetic acid anhydride used as a catalyst concentrated
H2SO4 as Hydrating substances. In this experiment conducted three stages
manufacture of aspirin, aspirin recrystallization and purity test aspirin. At the boiling
flask included 2 grams of salicylic acid, 9 ml of acetic acid anhydride and 10 drops
of concentrated sulfuric acid. Once heated, allowed to stand at room temperature
before cooling on ice for 1 hours. On cooling these crystals formed white aspirin
and then filtered with a vacuum pump. Then do the recrystallization of the filtrate
produced 2 grams of aspirin and aspirin with a yield of 30%. The last step is testing
the aspirin is formed by adding three drops of hydrochloric ferry. As a result the
solution becomes clear orange color and that means there is no salicylic acid in
aspirin products.
Keywords: Acetylasi, Acid Acetic Anhydride Acid, Salicylates, Aspirin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Membuat aspirin dalam skala labor.
2. Mengamati dan mempelajari proses reaksi yang terjadi.
3. Menghitung persentase aspirin yang dihasilkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Etanol
Etanol adalah alkohol 2-karbon dengan rumus molekul CH3CH2OH. Rumus
molekul dari etanol itu sendiri adalah CH3CH2OH dengan rumus empirisnya C2H6O.
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Ada 2 jenis etanol, etanol sintetik sering disebut
metanol atau metil alkohol atau alkohol kayu, terbuat dari etilen, salah satu derivat
minyak bumi atau batu bara. Bahan ini diperoleh dari sintesis kimia yang disebut
hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa dari biomassa (tanaman) melalui proses
biologi (enzimatik dan fermentasi).
2.6 Aspirin
2.6.1 Sejarah Aspirin
a. Sejarah Penemuan Aspirin
Lebih dari 2500 tahun silam, kurang lebih 500 SM, ahli obat-obatan Cina
menggunakan kulit pohon (willow bark), yang merupakan cikal bakal aspirin, sebagai
obat untuk mengobati penyakit yang ringan. Sepraktikanr 400 SM, Hipokrates
seorang Yunani yang sering diakui sebagai bapak obat-obatan, menyarankan bahwa
mengunyah kulit pohon dapat mengurangi demam dan rasa sakit. Lima ratus tahun
sesudah Hipokrates, Dioscrorides, seorang dokter Yunani, menggunakan kulit pohon
untuk mengurangi inflammation pada pasiennya.
Hal-hal di atas menunjukkan penggunaan kulit pohon sebagai cikal bakal dari
aspirin. Pada pertengahan abad ke-18, Reveren Edward Stone dari Oxford mulai
melakukan eksperimen dengan berbagai cara untuk mengurangi demam. Stone
menghancurkan satu pound kulit pohon yang dikeringkan dan memberikannya
kepada 50 orang yang demam selama beberapa tahun. Dia mencoba mencampurkan
bubuk kulit pohon tersebut dengan teh, air dan bahkan bir.
Dengan beberapa pengecualian, demam yang diderita pun hilang. Mungkin ini
merupakan bukti nyata tetapi Stone tidak mengetahui bahwa ia sebenarnya
melanjutkan pekerjaan ribuan tahun yang lalu. Pada tahun 1763 The Royal Society of
London mempublikasikan kesuksesan Stone dalam menemukan kemampuan kulit
pohon willow untuk menurunkan demam. Masih memakan waktu beberapa tahun
untuk dapat menjadikan kulit pohon willow menjadi obat (Schror K, 2009).
b. Sejarah Penamaan Aspirin
Pada tahun 1828, ahli kimia Itali Raffaele Piria dan apoteker Perancis Henri
Leroux menemukan dan memisahkan bahan aktif yang terkandung di dalam kulit
pohon. Karena nama Latin dari pohon willow putih adalah Salix alba, senyawa baru
yang terkandung di dalam kulit pohon itu dinamakan salicin. Sepuluh tahun
kemudian, ahli kimia Perancis berhasil memisahkan senyawa yang lebih murni dan
dikenal dengan nama asam salisilat. Asam salisilat menjadi dasar dari banyak produk
farmasi lainnya termasuk asam asetil salisilat, yang dikenal dengan nama aspirin pada
saat sekarang ini.
Walaupun asam salisilat memiliki banyak kegunaan, namun ada efek samping
yang tidak disukai yaitu menyebabkan iritasi pada lambung. Penelitian dilakukan
untuk menetralisir keasaman asam salisilat dengan natrium, dan dengan
mengkombinasikan natrium salisilat dan asetil klorida, namun usaha ini masih belum
berhasil. Baru pada tahun 1899, ilmuwan yang bekerja pada Bayer, Felix Hoffman
berhasil menemukan asam asetilsalisilat yang lebih ramah ke lambung. Kemudian
produk ini diberi nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari nama bunga spiraea ,
dan –in merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu (Schror K, 2009).
2.6.2 Pengertian Aspirin
Aspirin juga disebut asam asetil salisilat atau acetyl salicyl acid yang
merupakan kristal jarum berwarna bening yang dapat diperoleh dengan cara acetylasi
senyawa fenol (dalam bentuk asam salisilat) menggunakan acetate anhidrat dengan
bantuan sedikit katalis asam sulfat pekat. Pada pembuatan aspirin, asam salisilat
berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Gugus
hidroksi dari asam salisilat akan bereaksi dengan asetil dari asetat anhidrat. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi esterifikasi (Fessenden, 1987).
2.7.3 Sifat Fisika dan Kimia Aspirin
Titik leleh aspirin diatas 70oC. Aspirin tidak larut dalam air. Hal ini
disebabkan karena asam salisilat sebagai bahan baku aspirin merupakan senyawa
turunan asam benzoat yang merupakan asam lemah yang memiliki sifat sukar larut
dalam air. Oleh karena itu, dalam pembuatan aspirin dilakukan penambahan air.Hal
ini bertujuan agar terjadi endapan aspirin.Reaksi ini juga di lakukan pada air yang
dipanaskan agar mempercepat tercapainya energi aktivasi. Selain pemanasan juga
dilakukan pendinginan yang dimaksudkan untuk membentuk kristal, karena ketika
suhu dingin molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerak melambat dan pada
akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced
nucleation).
Tabel 2.7 Sifat Fisika Aspirin
No Identitas Sifat Fisika
.
1. Nama IUPAC 2-acetil benzoate
2. Nama Trivial Aspirin
3. Rumus Molekul C9H8O4
4. Berat Molekul 180,2 g/mol
5. Titik Didih 140oC
6. Titik Nyala 76oC
7. Titik Lebur 138-140oC
No Keterangan
1 1 Labu didih
dasar bulat
2 Penangas Air
No Keterangan
1 Pompa Vakum
2 Corong Buchner
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengamatan Pembuatan Aspirin
Perlakuan Hasil Pengamatan
5 gram asam salisilat + 9 ml asetat larutan berwarna putih seperti larutan
anhidrat+10 tetes asam sulfat kapur.
Campuran larutan tersebut dipanaskan Larutan berubah warna menjadi bening
diatas penangas air pada temperatur 70- kecoklatan (seperti warna air the
100 o C selama 15 menit. jernih/terang).
Larutan didinginkan pada suhu kamar, Terbentuk endapan berwarna putih
ditambahkan 30 ml akuades dingin, dan susu.
didinginkan selama 1 jam menggunakan
batu es.
Endapan disaring menggunakan pompa Terbentuk bubuk kristal berwarna putih
vakum dan dioven selama 10 menit susu.
4.2 Pembahasan
1. Melarutkan senyawa yang akan dimurnikan ke dalam pelarut yang sesuai pada
atau dekat titik didihnya.
2. Menyaring larutan panas dari molekul atau partikel tidak larut.
3. Biarkan larutan panas menjadi dingin hingga terbentuk kristal
4. Memisahkan kristal dari larutan berair.
5.2 Saran
1. Sebaiknya pencampuran zat-zat dilakukan di lemari asam serta menggunakan
sarung tangan dan masker agar tidak kontak langsung dengan senyawa-senyawa
yang berbahaya.
2. Lakukan penyaringan zat pengotor dengan segera setelah aspirin dipanaskan
agar aspirin yang didapat lebih murni.