Anda di halaman 1dari 5

Mondate#5

REVIEW SURAH AT-TIN

Jika kita perhatikan ayat 1 – 3 ada semacam pattern (pola yang sama), ketiganya diawali
dengan ‫ = َو‬demi,
Semacam satu paket qosam (sumpah). Jadi ayat 1 – 3 adalah ayat-ayat sumpahnya Allah.
Allah sebutkan ada :
1. Tin Tin dan zaitun adalah nama buah (makanan).
2. Zaitun
3. Gunung Sinai
Gunung Sinai dan Mekah adalah nama lokasi.
4. Mekah.

Riwayat Abu Darda


“Sekiranya kukatakan ada buah-buahan yang turun dari surga maka itulah buah Tin. Karena
buah-buahan surga itu tanpa biji. Makanlah ia, karena ia dapat menghentikan wasir dan
bermanfaat menyembuhkan encok”.
-ANALOGI-
Apa yang kita ingat jika membicarakan “Kota Gudeg”? –Yogyakarta
Apa yang kita tau jika membicarakan “Kota Apel”? –Malang
Saat dimention tentang makanan, kita auto teringat dimana lokasi makanan atau banyaknya
makanan itu. Ternyata hal ini juga terjadi pada orang Arab dahulu, saat mereka mendengar
sebuah makanan maka memori mereka akan merewind dimana daerah asal makanan itu.
Relate pada ayat pertama wattini – wazzaitun, mereka akan merewind dimana letak lokasi buah
tin berada di Bukit Judiy dan buah zaitun di Palestina.
Dari makanan kita convert menjadi lokasi, sehingga:
1. Bukit Judiy (relate dengan kisah Nabi Nuh)
2. Palestina (lahir di Palestina = Nabi Isa)
3. Gunung Sinai (Tempat Allah berbicara dengan Nabi Musa)
4. Mekah (Yang meninggikan Ka’bah = Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad)
Jika kita lihat, Nabi Nuh, Nabi Isa, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Muhammad adalah
kelompok Ulul Azmi.

Ayat 1 – 3, Allah menceritakan tentang Ulul Azmi. Lalu ayat 4 Allah bilang, “Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Kalau kita ingin tau
siapa itu aḥsani taqwīm (manusia dalam bentuk sebaik-baiknya) itu? Maka lihatlah Ulul Azmi.
Jadi buah tin, buah zaitun, gunung sinai, dan Mekkah itu semacam kode.

REVIEW STRUKTUR
1. Tin Dari urutannya menandakan urutan keberkahan.

2. Zaitun Secara struktur dari Tin sampai Mekah, semakin ke bawah


semakin diberkahi.
3. Gunung Sinai

4. Mekah

REVIEW LINGUISTIK/MAKNA
(Ayat 2) Biasanya gunung = Jabal, tapi Allah mention gunung pakai tur. Menurut Ibnu Abbas
dan Qatadah tur memiliki makna rimbun, penuh pepohonan, gunung yang hijau.
(Ayat 3) Balad dalam Al-quran bisa diartikan sebagai tanah namun yang lebih pas adalah
negeri dengan batas tetitorial yang jelas. Kenapa Allah kok mention Mekah menggunakan kata
Balad? Kenapa tidak langsung “wa mekkah”/demi kota Mekkah?
Kalau cek QS Ibrahim: 35 ada doa Nabi Ibrahim berbunyi “Ya Rabb jadikan negeri ini negeri
yang aman, jauhkanlah aku dan anak cucuku agar tidak menyembah berhala”.
Allah kabulkan doanya di Surah At tin: 3. Allah respect dengan doa Nabi Ibrahim sebab Nabi
Ibrahim menyebut kota ini sebagai Baladul aminan, maka Allah juga mentionnya baladul
aminan.

‫ َو‬disini artinya bukan “dan” tapi “demi”, secara grammar disebut wau qosam (sumpah).
“Kapan sih kita biasanya bersumpah” –secara garis besar saat orang lain ragu terhadap argument kita.
Dalam Bahasa Arab disebut taukid (penekanan).
Dalam nahwu ada 4 syarat bersumpah:
1. Muqsim (orang yang bersumpah)
2. Huruf qosam (huruf yang digunakan untuk bersumpah dalam Al-quran: wau, ba’, ta’)
3. Muqsam bih (objek yang digunakan untuk bersumpah)
Misal: “Demi buah Tin dan buah Zaitun”, muqsam bih nya adalah buah Tin dan Zaitun
Biasanya jika kita berumpah demi sesuatu, poinnya adalah muqsam bih itu adalah sesuatu yang
berharga. Sebagaimana Allah ketika bersumpah, maka sesuatu itu adalah yang penuh keberkahan
bukan sesuatu yang remeh atau receh. Maka dari itu, buah tin, buah Zaitun, gunung Sinai, dan
Mekah adalah sesuatu yang penuh keberkahan.
4. Muqsam ‘alaih/jawabul qosam (sesuatu hal yang kita bersumpah karenanya, kita bersumpah
karena apa)
Misal: “Sumpah demi motor, aku gak keluar tadi siang”, maka jawabul qosamnya adalah aku gak
leuar tadi siang.
Qosam selain untuk tauqid (penekanan) juga untuk get attention.
Sumpah itu poinnya bukan di muqsam bih nya tapi di jawabul qosamnya. Jadi se keren apa demi
sumpahnya ketika tidak ada jawabul qosamnya maka menjadi sia-sia. Jadi bukan demi apa, demi
siapanya tapi kalimat setelah sumpah itu yang menjadi esensi.
Allah bersumpah di ayat 1 – 3 mengunakan 4 muqsam bih, artinya attention nya serius sekali, dan
pesannya powerful.

Allah menggunakan 4 muqsam bih untuk memberikan pesan (ayat 4) seakan-akan Allah
memuji kita:
“Sumpah, sumpah hambaku, youre perfect. Kamu adalah makhluk yang aku ciptakan dalam
bentuk sebaik-baiknya, dalam bentuk aḥsani taqwīm.”

“La” dalam Al-quran punya banyak arti sebagai:


1. huruf jarr (untuk/bagi) *lillah=untuk Allah
2. Amr (perintah) *liyunfiku = hendaklah
3. Jawabul kalimah (maka) *lainsakartum…
4. Ibtida’/taukid (penekanan) *QS At-tin: 4
“Qod” = telah
“Kholaqna” = Kami menciptakan
“Al insan” = manusia
“Fi” = dalam
“Ahsan” berasal dari kata hasan artinya baik. Ahsan di ayat ini artinya sebaik-baiknya, better,
bermakna indah (inner dan outer beauty)
“Taqwim” berasal dari kata “qoma” artinya berdiri. Setelah berubah menjadi taqwim maka
artinya Allah jadikan setiap bagian-bagian bentuknya seimbang sehingga bisa berdiri menjadi
lebih baik.
Kita manusia punya kemampuan lebih dibanding makhluk Allah yang lain kita juga dituntut
tanggung jawab yang lebih.

#QUOTE
“With the great power there come some great responsibility"
Kalau kita tidak bisa menggunakan aḥ sani taqwīm dengan baik, maka yang terjadi adalah (QS
At-Tin ayat 5).

Radda = kembali, memalingkan sesuatu baik zat ataupun keadaanya.


Dalam Al-quran, kembali bisa menggunakan ro-ja-a atau radda.
ro-ja-a = kembali ke tempat semula, kembali ke asal, pulang kampung (rojiun)

radda= kembali sebab dia tidak diterima (direject). Misal melamar seseorang tapi ditolak,
kemudian di pulang, (kembalinya sebab dia tidak diterima maka radda)
“Asfala safilin” = tempat serendah-rendahnya
Rewind QS. Al- baqarah: 29 (derajat manusia lebih tinggi daripada semua makhluk yang ada di
langit dan bumi) tapi kalau kita tidak bisa memanfaatkan aḥ sani taqwīm, maka Allah jatuhkan
kita, kembalikan kita ke tempat serendah-rendahnya, derajat manusia kemudian bisa lebih
rendah dari derajat hewan.

Marilah kita menjadi manusia sebagaimana manusia itu seharusnya, mari kita jadi makhluk
yang Allah mau, selalu bersyukur dengan menyadari bahwa kita benar-benar seorang yang
aḥ sani taqwīm, ciptaan Allah yang terindah, karya terbaik Allah yang penuh keseimbangan di
dalamnya.
Kekurangan yang kita lihat dengan mata kita (pipi tembem, alis ga simetris), bisa jadi kita
mudah sombong jika Allah kasih pipi tirus, alis bagus, iman kita akan terganggu, kedekatan
kita dengan Allah terganggu, akhirat terganggu.
Jadi saat Allah ciptakan kita dengan kondisi kita yang sekarang ini juga ahsani taqwim, Allah
ingin menyeimbangkan hidup kita, Allah ingin kehidupan dunia dan akhirat kita seimbang.

“Kalau ada yang terlahir cacat apakah ahsani taqwim”


-Iyaa, sebab bisa jadi ia manusia dengan keadaan seperti amal baiknya tidak bisa mengantarkan
ia ke surga, tapi karena kesabarannya dengan kondisi seperti itu, itulah yang mengantarkannya
ke surge, itulah yang menjadikan Allah ridho.

Anda mungkin juga menyukai