Jika kita perhatikan ayat 1 – 3 ada semacam pattern (pola yang sama), ketiganya diawali
dengan = َوdemi,
Semacam satu paket qosam (sumpah). Jadi ayat 1 – 3 adalah ayat-ayat sumpahnya Allah.
Allah sebutkan ada :
1. Tin Tin dan zaitun adalah nama buah (makanan).
2. Zaitun
3. Gunung Sinai
Gunung Sinai dan Mekah adalah nama lokasi.
4. Mekah.
Ayat 1 – 3, Allah menceritakan tentang Ulul Azmi. Lalu ayat 4 Allah bilang, “Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Kalau kita ingin tau
siapa itu aḥsani taqwīm (manusia dalam bentuk sebaik-baiknya) itu? Maka lihatlah Ulul Azmi.
Jadi buah tin, buah zaitun, gunung sinai, dan Mekkah itu semacam kode.
REVIEW STRUKTUR
1. Tin Dari urutannya menandakan urutan keberkahan.
4. Mekah
REVIEW LINGUISTIK/MAKNA
(Ayat 2) Biasanya gunung = Jabal, tapi Allah mention gunung pakai tur. Menurut Ibnu Abbas
dan Qatadah tur memiliki makna rimbun, penuh pepohonan, gunung yang hijau.
(Ayat 3) Balad dalam Al-quran bisa diartikan sebagai tanah namun yang lebih pas adalah
negeri dengan batas tetitorial yang jelas. Kenapa Allah kok mention Mekah menggunakan kata
Balad? Kenapa tidak langsung “wa mekkah”/demi kota Mekkah?
Kalau cek QS Ibrahim: 35 ada doa Nabi Ibrahim berbunyi “Ya Rabb jadikan negeri ini negeri
yang aman, jauhkanlah aku dan anak cucuku agar tidak menyembah berhala”.
Allah kabulkan doanya di Surah At tin: 3. Allah respect dengan doa Nabi Ibrahim sebab Nabi
Ibrahim menyebut kota ini sebagai Baladul aminan, maka Allah juga mentionnya baladul
aminan.
َوdisini artinya bukan “dan” tapi “demi”, secara grammar disebut wau qosam (sumpah).
“Kapan sih kita biasanya bersumpah” –secara garis besar saat orang lain ragu terhadap argument kita.
Dalam Bahasa Arab disebut taukid (penekanan).
Dalam nahwu ada 4 syarat bersumpah:
1. Muqsim (orang yang bersumpah)
2. Huruf qosam (huruf yang digunakan untuk bersumpah dalam Al-quran: wau, ba’, ta’)
3. Muqsam bih (objek yang digunakan untuk bersumpah)
Misal: “Demi buah Tin dan buah Zaitun”, muqsam bih nya adalah buah Tin dan Zaitun
Biasanya jika kita berumpah demi sesuatu, poinnya adalah muqsam bih itu adalah sesuatu yang
berharga. Sebagaimana Allah ketika bersumpah, maka sesuatu itu adalah yang penuh keberkahan
bukan sesuatu yang remeh atau receh. Maka dari itu, buah tin, buah Zaitun, gunung Sinai, dan
Mekah adalah sesuatu yang penuh keberkahan.
4. Muqsam ‘alaih/jawabul qosam (sesuatu hal yang kita bersumpah karenanya, kita bersumpah
karena apa)
Misal: “Sumpah demi motor, aku gak keluar tadi siang”, maka jawabul qosamnya adalah aku gak
leuar tadi siang.
Qosam selain untuk tauqid (penekanan) juga untuk get attention.
Sumpah itu poinnya bukan di muqsam bih nya tapi di jawabul qosamnya. Jadi se keren apa demi
sumpahnya ketika tidak ada jawabul qosamnya maka menjadi sia-sia. Jadi bukan demi apa, demi
siapanya tapi kalimat setelah sumpah itu yang menjadi esensi.
Allah bersumpah di ayat 1 – 3 mengunakan 4 muqsam bih, artinya attention nya serius sekali, dan
pesannya powerful.
Allah menggunakan 4 muqsam bih untuk memberikan pesan (ayat 4) seakan-akan Allah
memuji kita:
“Sumpah, sumpah hambaku, youre perfect. Kamu adalah makhluk yang aku ciptakan dalam
bentuk sebaik-baiknya, dalam bentuk aḥsani taqwīm.”
#QUOTE
“With the great power there come some great responsibility"
Kalau kita tidak bisa menggunakan aḥ sani taqwīm dengan baik, maka yang terjadi adalah (QS
At-Tin ayat 5).
radda= kembali sebab dia tidak diterima (direject). Misal melamar seseorang tapi ditolak,
kemudian di pulang, (kembalinya sebab dia tidak diterima maka radda)
“Asfala safilin” = tempat serendah-rendahnya
Rewind QS. Al- baqarah: 29 (derajat manusia lebih tinggi daripada semua makhluk yang ada di
langit dan bumi) tapi kalau kita tidak bisa memanfaatkan aḥ sani taqwīm, maka Allah jatuhkan
kita, kembalikan kita ke tempat serendah-rendahnya, derajat manusia kemudian bisa lebih
rendah dari derajat hewan.
Marilah kita menjadi manusia sebagaimana manusia itu seharusnya, mari kita jadi makhluk
yang Allah mau, selalu bersyukur dengan menyadari bahwa kita benar-benar seorang yang
aḥ sani taqwīm, ciptaan Allah yang terindah, karya terbaik Allah yang penuh keseimbangan di
dalamnya.
Kekurangan yang kita lihat dengan mata kita (pipi tembem, alis ga simetris), bisa jadi kita
mudah sombong jika Allah kasih pipi tirus, alis bagus, iman kita akan terganggu, kedekatan
kita dengan Allah terganggu, akhirat terganggu.
Jadi saat Allah ciptakan kita dengan kondisi kita yang sekarang ini juga ahsani taqwim, Allah
ingin menyeimbangkan hidup kita, Allah ingin kehidupan dunia dan akhirat kita seimbang.