Anda di halaman 1dari 9

NAMA : BONIFASIUS AGUNG N

NIM :110015116

TUGAS 1 ANALISIS STRUKTUR II (KELAS 02)

1. Konstruksi Rangka, Konstruksi Kabel, Konstruksi Pelengkung Tiga Sendi dan Konstruksi
Portal Tiga Sendi.

A. KONSTRUKSI RANGKA
Kerangka (frame) terdiri dari sebuah balok horisontal yang dihubungkan secara tegar
dengan dua buah kolom vertikal, adalah merupakan salah satu komponen dasar dari banyak
struktur bergantung kepada apakah kolom-kolom tersebut diberi sendi atau dijepit pada
dasarnya (Salvadori dan Levy,1992:142)

Rangka batang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah batang-batang
yang disambung satu dengan yang lain pada kedua ujungnya, sehingga membentuk satu
kesatuan struktur yang kokoh. Bentuk rangka batang dapat bermacam-macam sesuai dengan
fungsi dan konstruksi, seperti konstruksi untuk jembatan, rangka untuk atap, serta menara,
dan sesuai pula dengan bahan yang digunakan, seperti baja atau kayu.

Rangka konstruksi berat yang dimaksud di atas adalah jembatan, rangka bangunan
pabrik, menara yang tinggi dan sebagainya. Banyak pula dijumpai konstruksi rangka batang
yang dibuat dari bahan kayu, baik berupa balok maupun papan. Konstruksi rangka kayu ini
banyak dimanfaatkan untuk kuda-kuda rangka atap, atau konstruksi yang terlindung.

Bentuk rangka batang sederhana yang paling stabil adalah segi tiga. Satu atau dua batang
tidak dapat membentuk rangka. Sebaliknya bentuk segi empat atau lebih tidak dapat
membentuk rangka batang yang stabil dan kaku. Rangka batang yang labil itu akan menjadi
kaku bila ditambahkan diagonal,seperti diperlihatkan pada Gambar
B. KONTRUKSI KABEL

Struktur Kabel Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya
tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang
menjamin tertutupnya sebuah bangunan. Prinsip konstruksi kabel sudah dikenal sejak zaman
dahulu pada jembatan gantung, di mana gaya-gaya tarik digunakan tali. Contoh lainnya
adalah tenda-tenda yang dipakai para musafir yang menempuh perjalanan jarak jauh lewat
padang pasir. Setelah orang mengenal baja, maka baja digunakan sebagai gantungan pada
jembatan. Pada taraf permulaan baja itu dapat berkarat. Pada zaman setengah abad sebelum
sekarang, ditemukanlah baja dengan tegangan tinggi yang tahan terhadap karat.

Ada jenis-jenis struktur yang telah banyak digunakan oleh perencana gedung, yaitu struktur
pelengkung dan struktur kabel. Kedua jenis struktur yang berbeda ini mempunyai karakteristik
dasar struktural yang sama, khususnya dalam hal perilaku strukturnya.

Kabel yang mengalami beban eksternal tentu akan mengalami deformasi yang bergantung
pada besar dan lokasi beban eksternal. Bentuk yang didapat khusus untuk beban itu ialah
bentuk funicular ( sebutan funicular berasal dari bahasa Latin yang berarti “tali”). Hanya gaya
tarik yang dapat timbul pada kabel. Dengan membalik bentuk struktur yang diperoleh tadi, kita
akan mendapat struktur baru yang benar-benar analog dengan struktur kabel, hanya sekarang
gaya yang dialami adalah gaya tekan. Secara teoritis, bentuk yang terakhir ini dapat diperoleh
dengan menumpuk elemen-elemen yang dihubungkan secara tidak kaku (rantai tekan) dan
struktur yang diperoleh akan stabil. Akan tetapi, sedikit variasi pada beban akan berarti bahwa
strukturnya tidak lagi merupakan bentuk funicular sehingga akan timbul momen lentur dan
gaya geser akibat beban yang baru ini.
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya keruntuhan pada struktur tersebut sebagai akibat
dari hubungan antara elemen-elemen yang tidak kaku, tidak dapat memikul momen lentur.
Karena bentuk struktur tarik dan tekan yang disebutkan di atas mempunyai hubungan dengan
tali tergantung yang dibebani, maka kedua jenis struktur disebut sebagai struktur funicular.
• Penerapan Struktur Kabel
Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang
menggunakan elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja
terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika terjadi perubahan
besar atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular dimana beban pada
struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material konstruksinya,
sehingga memungkinkan peniadaan momen.

• Keuntungan struktur kabel :


Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup
permukaan yang luas Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter
mengungguli semua sistem lain Memberikan efisiensi ruang lebih besar Memiliki
faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang sering
runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja
lebih dapat menjaga konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih
panjang, sehingga mengurangi resiko kehancuran Dari segi teknik, pada saat terjadi
penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan
yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan Cocok untuk
bangunan bersifat permanen.

• Kelemahan struktur kabel


Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat
bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan
yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar dan dapat
mengakibatkan robohnya bangunan
C. KONSTRUKSI PELENGKUNG TIGA SENDI

Pelengkung adalah sebuah struktur yang dibentuk dari elemen garis yang
melengkung dan membentang antara dua titik, membentuk busur. Struktur ini
membentang suatu ruang sekaligus menopang beban. Struktur ini umumnya terdiri atas
potongan-potongan kecil yang mempertahankan posisinya akibat adanya
pembebananSeperti pada balok menerus, pada pelengkung 3 sendi ini pun terdapat
muatan yang tak langsung,Pada kenyataannya tidak pernah ada muatan yang langsung
berjalan diatasgelagar pelengkung 3 sendi, yang melewati diatas pelengkung 3 sendi
harus melalui gelagar perantara.

Apabila pada suatu konstruksi balok diatas dua perletakan diberikan beban terpusat
seperti diatas, ataupun beban terbagi rata penuh, maka bidang momen yang terjadi akan
berbentuk parabola. Untuk mengurangi momen yang terjadi dibuat konstruksi pelengkung,
dimana kedua perletakannya digunakan sendi. Pada kedua perletakan ini akan muncul reaksi
perletakan RAH, RAV, RBH dan RBV. Reaksi perletakan ini berusaha menghalang-halangi
beralihnya ujung pelengkung baik mendatar maupun vertikal.
D. Konstruksi Portal Tiga Sendi

Dalam praktek sering kita jumpai portal dengan dua perletakan sendi atau lebih, hal
ini termasuk Struktur Statis Tak Tentu (STT).
• Agar menjadi Struktur Statis Tentu (ST), maka perlu ditambah perletakan sendi
pada bagian penghubung tersebut sehingga menjadi Portal Tiga Sendi
• Sistem ini banyak kita jumpai pada struktur rangka batang, rangka kaku pada
bangunan tinggi, jembatan-jembatan, bangunan bentang lebar seperti stad stadion,
gedung pertemuan, dan lain-lain.

2. Gaya Geser, Gaya Normal dan Gaya Lentur

Gaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan benda yang dalam keadaan diam menjadi
bergerak atau sebaliknya. Gaya dapat berupa tarikan, dorongan, tekanan dan lain
sebagainya. Contohnya adalah bila seseorang menarik sebuah benda dengan batang/tali,
maka benda tersebut telah mendapatkan gaya sehingga benda tersebut berpindah.
• Sifat gayaGaya dapat dipindahkan sepanjang garis kerjanya dan tidak berubah
sifatnya.Beberapa gaya dapat digantikan dengan satu (1) gaya pengganti yang
disebut Resultan GayaGaya boleh dipindahkan dari garis kerjanya apabila
pada gaya tersebut ditambahkan suatu besaran kopel dan sifat gaya tidak
berubah.Kopel adalah 2 buah gaya sejajar sama besarnya dan berlawanan
arah. Contoh: gaya dipindahkan
Berdasarkan cara kerjanya gaya dapat dibagi atas “gaya luar” dan “gaya dalam”.
Gaya luar merupakan gaya yang bekerja di luar konstruksi. Gaya ini dapat berupa:
Gaya vertikal, atau Gaya Lintang atau gaya geser (S), adalah gaya yang tegak
lurus terhadap sumbu balok.

Gaya horisontal, atau Gaya Normal (N) adalah gaya yang bekerja tegak lurus
pada bidang dan garis kerja searah atau sejajar sumbu batang/balok, disebut gaya
normal sentris. Sedangkan jika gaya bekerja di luar garis kerja gaya, maka gaya
normal disebut gaya normal eksentris.

• Gaya dalam

Gaya dalam adalah gaya yang ada di dalam badan struktur yang berusaha
menjaga keseimbangan beban - beban luar yang bekerja pada struktur (Reaksi
vertikal/Rv dan Reaksi horisontal/Rh). Aksi gaya eksternal (beban)
menyebabkan timbulnya gaya internal (reaksi) di dalam elemen struktur.
Timbulnya tegangan dan regangan internal. Tegangan adalah intensitas
gaya/satuan luas (N/nm2).
Reaksi (Rv)

Jika pada balok dengan dua perletakan seperti pada gambar di bawah ini diberikan
gaya F yang arahnya ke bawah, maka reaksi perletakan RA & RB mengarah ke
atas.
aya dalam dapat juga diartikan sebagai gaya pada badan struktur yang timbul
akibat adanya keseimbangan gaya aksi dan reaksi. Gaya dalam tidak mungkin
timbul jika gaya aksi dan reaksi tidak seimbang. Apabila pada suatu benda
bekerja sebuah gaya, maka di dalam benda tersebut terjadi gaya lawan yang
besarnya sama dengan gaya tersebut dalam satu garis kerja (gaya aksi = gaya
reaksi, hukum Newton III). Tipe gaya internal, yaitu: Tarik, Tekan,
Lentur, Geser, Torsi, Tumpu.
• Gaya Tarik. Kecenderungan menarik elemen hingga putus. Kekuatan elemen tarik
tergantung dari luas penampang, panjang dan materialnya. Tegangan tarik/ gaya internal
tarik terdistribusi merata pada penampang elemen (gaya/luas).
• Gaya Tekan. Kecenderungan menyebabkan hancur atau tekuk pada elemen. Elemen
pendek cenderung hancur, elemen panjang dapat tiba-tiba tertekuk/fenomena buckling.
Elemen panjang tidak dapat memikul beban yang besar.
• Gaya Lentur. Umumnya terjadi di balok. Jika satu permukaan terjadi tekan, satu
permukaan lain terjadi tarik. Tekan dan tarik terjadi pada satu penampang yang sama.
Kekuatan terhadap lentur tergantung dari distribusi material pada penampang dan jenis
material.
• Gaya Geser. Aksi-aksi gaya berlawanan arah yang menyebabkan bagian struktur
tergelincir/geser terhadap yang lain, umumnya terjadi pada balok
• Gaya Torsi. Torsi adalah fenomena puntir, dimana terjadi gaya rotasi berlawanan secara
aksial pada penampang elemen struktur. Pada torsi, terjadi gaya tarik dan tekan.
▪ Gaya Normal / Aksial (Axial Force) Gaya normal atau aksial adalah gaya
dalam yang bekerja sejajar dengan as atau sumbu balok. Pada gambar di
atas, panah berwarna merah menunjukkan gaya dalam aksial yang timbul.
Terdapat dua sifat gaya normal, yaitu itu tarik (tension) dan tekan
(compression). Gaya nomal tarik terjadi saat gaya normal "menarik"
elemennya atau arah gaya menjahui/meninggalkan potongan (←→)
sedangkan gaya normal tekan terjadi saat gaya normal "menekan"
elemennya atau arah gaya mendekati/menghampiri potongan (→←). Pada
umumnya, sifat tarik adalah postif (+) dan sifat tekan adalah negatif (-). Di
sini, gaya aksial diberi notasi "N".

▪ Gaya Lintang / Geser (Shear Force) Gaya lintang atau geser adalah gaya
dalam yang bekerja tegak lurus dengan as atau sumbu balok. Pada gambar
di atas, panah berwarna biru menunjukkan gaya dalam lintang yang
timbul. Perjanjian arah untuk gaya lintang adalah positif untuk searah
jarum jam (↑↓) dan negatif untuk berlawanan arah jarum jam (↓↑). Pada
gambar di atas gaya lintang pada potongan itu bertanda positif. Di sini,
gaya lintang diberi notasi "L".

▪ Momen Lentur (Bending Moment / Flexure) Momen lentur adalah gaya


dalam yang berupa momen, di mana salah satu serat balok tertarik dan
yang satu lagi tertekan. Pada gambar di atas, panah berwarna hijau
menunjukkan momen lentur yang timbul. Karena suatu benda mengalami
lentur, dia akan lengkung sehingga timbul tegangan tarik pada satu sisi
dan tegangan tekan pada sisi yang lainnya. Pada umunya, momen lentur
positif adalah saat serat atas tekan dan serat bawah tarik, dan momen
lentur negatif adalah saat serat atas tarik dan serat bawah tekan. Arah
momen lentur di atas adalah positif, di mana bisa dilihat arah panah
"menekan" sisi atas dan "menarik" sisi bawah. Notasi untuk momen positif
adalah ∪ dan notasi untuk momen negatif adalah ∩. Di sini, momen lentur
diberi notasi "M".
3. Sistem Penilaian :
Tugas = 40….%
UTS = 20 ….%
UAS = 40% (+)
 = 100%

Anda mungkin juga menyukai