Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM LABOLATORIUM

KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH KELOMPOK B.2

Nurramadani (PO713201181039)
Nurul Ilmi (PO713201181040)
Nurul Syakirah (PO713201181041)
Nurul Uswatun Khotimah (PO713201181042)
Putri Amalia Febriani (PO713201181043)
Putri Nabila Indah (PO713201181044)
Ratnah (PO713201181045)
Riska Oktaviani Agustin (PO713201181046)
Riswayuni (PO713201181047)
Sarmila Sari (PO713201181048)
Syamsul Rijal (PO713201181050)

( TINGKAT 3.A )

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PRODI DIII KEPERAWATAN MAKASSAR

TAHUN 2020/2021
Pertemuan 1

“ Skenario Kasus Paradigman Kesehatan”


Pembagian Peran

1. Kakek: Sungging
2. Nenek: Amadea
3. Suami: Indra
4. Istri: Dwi Nida
5. Mbok: Desi
6. Adik suami: Ditta
7. Mahasiswa 1: Risha
8. Mahasiswa 2: Ananti
9. Mahasiswa 3: Reni

Pada suatu sore, sepasang suami istri sedang berbincang-bincang di teras rumah.

Suami : akhirnya Ma, tinggal dua minggu lagi kita akan menjadi orang tua.

Istri : Iya, tidak terasa sudah Sembilan bulan ya, Pa. Mama sudah tidak sabar menimang
bayi.

Nenek : Niatnya mau melahirkan dimana ini? Di bidan apa di rumah sakit? (sambil membawa
teh )

Istri : Masi kurang tau, Bu.

(tiba-tiba Istri merasakan kontraksi pada perutnya)

Istri : Aduuh..aduuh Pa, perut mama sakit.

Suami : Ayo kita ke klinik terdekat Ma !! (terlihat wajah panik di wajah sang suami)

Nenek : (bergegas masuk ke dalam rumah dengan raut muka panik)

Pada hari itu juga, istri Pak Indra harus melahirkan karena air ketubannya sudah pecah.

Seminggu kemudian.......

Istri : Pa..pa. Ini Saro kenapa ya Pa kok nggak mau minum, terus ASI ini juga nggak mau
keluar.
Suami : Ya nggak tau Ma. Kamu gimana jadi ibuk kok nggak ngerti kondisi anak.

Nenek : Kenapa..kenapa. Ada apa ini kok ribut-ribut??

Suami : itu loo bu katanya ASI nya gak keluar (sambil berjalan meninggalkan mereka)

Nenek : Loo kenapa nggak bisa keluar??

Kakek : ASI nggak keluar aja ribetnya minta ampun (menutup koran langsung pergi)

Istri : mbok..!! tolong gendong Saro dulu. Aku mau bikin susu formula buat Saro

Mbok : Enggeh Bu

Di dapur.......

Nenek : kamu jarang makan sayur yaa nduk? Jamu yang ibu kasih kemarin juga nggak kamu
minum ya? Mangkanya ASI mu nggak keluar-keluar

Istri : Iya Bu. Jamunya pahit. Saya dari dulu juga gak begitu suka sayur. Memang itu
pengaruh ya Bu ya?

Nenek : ya berpengaruh dong, harus dipaksain demi anak kamu! Kamu mau kondisi anakmu
semakin memburuk?

Istri : (terdiam)..permisi ya bu, saya mau ke Saro dulu

Nenek : Mau kemana kamu?? Ibu belum selesai bicara!

Malam harinya...

Suami : kamu kenapa Ma kok murung terus dari tadi?

Istri : (berkaca-kaca)

Suami : Kamu kenapa, Ma? Ayo cerita

Istri : Itu lho Pa. Ibu kamu marah-marah terus. Aku capek Pa, serba salah aku jadinya.
Masalah ASI yang nggak keluar lah, yang dipaksa minum jamu lah.

Suami : ya sudah, kamu yang sabar. Namanya juga orang tua.

Istri : tapi juga enggak gini terus dong pa, sakit hati mama pa.. (kemudian menangis)
Keesokan harinya...

Suami: Ma, sepatuku mana? Dasiku yang biru mana?

Istri : di dekat lemari Pa (sambil mengganti baju anaknya)

Suami: Ck.. yasudahlah kalau gitu. Papa berangkat dulu. Assalamualaikum.

Istri: Lho Pa kok nggak sarapan dulu?

Suami: males. Sudah telat (sambil membawa tas kemudian berangkat)

Istri: hmm salah lagi

Nenek : Kenapa itu suamimu? Itu suami kamu berangkat tapi kenapa nggak diantar ke depan?
Sini biar Saro ibu yang pegang.

Istri : Nggeh bu (menyerahkan Saro ke ibu dan mengejar suaminya)

Ternyata sang suami sudah pergi untuk berangkat kerja. Kemudian sang istri kembali ke
dalam rumah.

Nenek : loh, kok cepet? (sambil menggendong Saro)

Istri : iya bu, mas Indra ternyata sudah berangkat.

Nenek : ah, kamu itu, makanya kalau suami mau berangkat kerja itu di urusin dulu, jangan
sibuk sendiri (kemudian pergi meninggalkan menantunya sendirian).

Adik : sabar ya mbak, namanya juga orang tua, apalagi kan Saro cucu pertama mereka. Mbak
sabar aja mbak, didengerin aja apa yang ibu bilang.

Dua hari kemudian datanglah tiga orang mahasiswa yang sedang melakukan praktik belajar
lapangan di desa bapak indra dan ingin mengkaji keluarga bapak indra. Bapak indra adalah
seorang manager di perusahan swasta terbesar dikota Jember. Bapak indra tinggal
diperumahan mewah di Jember dengan luas rumah sekitar 600 m 2 dengan ventilasi dan
pencahayaan rumah yang sangat baik.

Mahasiswa 1, mahasiswa 2, mahasiswa 3 : Assalamualaikum.. (mengetuk pintu)

Mbok : Walaikumsalam..... siapa..?? (membuka pintu)


Mahasiswa 2 : maaf bu, bapak Indranya ada?

Mbok : oh, ada non, silahkan masuk, sebentar saya panggilkan.

Mahasiswa 1, 2, 3 : terima kasih bu.

Indra : iya, ada yang bisa saya bantu.

Mahasiswa 1 : Kami mahasiswa Keperawatan dari POLTEKKES KEMENKES


MAKASSAR yang sedang Praktik Belajar Lapangan di Desa bapak. Kedatangan kami ke
sini ingin melakukan observasi tentang perkembangan keluarga bapak. Apakah bapak
bersedia?

Indra : oh, iya iya nggak apa-apa.

Mahasiswa 3 : baik pak, ada berapa orang yang tinggal disini?

Indra : Ada saya, istri saya, anak saya, ibu saya, ayah saya, adik saya, dan pembantu saya.

Mahasiswa 1 : umurnya mereka berapa Pak?

Indra : saya 26 tahun, istri saya 24 tahun, ibu saya 55 tahun, ayah saya 64 tahun, adik saya 21
tahun.

Mahasiswa 2 : berarti ada enam orang anggota keluarga ya yang tinggal disini dengan satu
orang pembantu. Apakah disini bapak sebagai kepala keluarga dan tulang punggung
keluarga?

Indra: kalau kepala keluarga tidak mbak karena ayah saya masih ada, saya hanya sebagai
tulang punggung keluarga.

Mahasiswa 1: ngomong-ngomong istrinya di mana ya pak?

Indra : ada di dalam. Sebentar saya panggil ya mbak. (masuk ke dalam)

Indra : (keluar dari ruang tengah bersama istri dan anaknya)

Mahasiswa 1,2,3 : selamat pagi bu.. (senyum sambil berjabat tangan dengan istri)

Mahasiswa 3 : anggota keluarga yang lainnya ke maana ya Pak?

Indra : kebetulan ayah ibu saya sedang keluar, adik saya sedang kuliah.
Mahasiswa 2 : anaknya umur berapa Bu?

Istri : masih umur 15 hari mbak.

Mahasiswa 1 : berat lahirnya berapa bu?

Istri : 2300 gram mbak.

Mahasiswa 3 : Ibu terlihat sangat pucat. Apakah ibu sakit?

Indra : iya ini istri saya lagi banyak pikiran jadi kondisinya juga kurang sehat.

Mahasiswa 2 : ya sudah istrinya dipersilahkan istirahat dulu pak.

Indra : (mengantar istri ke dalam)

(keluar lagi menemui mahasiswa kemudian duduk)

Mahasiswa 1 : jika Bapak tidak keberatan, Bapak boleh menceritakan kepada kami tentang
masalah didalam keluarga bapak. Mungkin kami bisa membantu Bapak untuk menyelesaikan
masalah yang ada di dalam keluarga Bapak.

Indra : begini mbak, anak saya kan lahir dengan berat badan kurang. Saya dan istri saya juga
masih baru menikah. Jadi masih canggung menghadapi keadaan yang seperti ini. Bingung
mau melakukan apa dengan keadaan anak yang lahir diluar dugaan kita sebelumnya. Selain
itu, anak saya tidak bisa minum ASI dan lebih banyak tidur. ASI dari ibunya tidak bisa
keluar. Belum lagi ibu saya yang marah-marah terus karena istri saya ngga mau minum jamu
yang beliau belikan, dan istri saya susah makan sayur dan buah-buahan. Maka dari itu istri
saya kelihatan seperti itu.

Mahasiswa 2 : kalau seperti itu, kami akan mencoba membantu untuk menyelesaikan
permasalahan keluarga bapak. Apakah seluruh keluarga bapak ada waktu bertemu dengan
kami untuk membahasa permasalahan keluarga bapak?

Indra: bisa mbak.. kalau besok bagaimana mbak?

Mahasiswa 1: bisa bapak.. kira-kara jam berapa bapak bisanya?

Indra: kalau jam 4 sore, bagaimana mbak?

Mahasiswa 2: bisa bapak.. kalau begitu kami permisi dulu pak.. Assalamualaikum
Indra: Waalaikumsalam.

Keesokan harinya.

Mahasiswa 3: Assalamualakum..

Indra: Waalaikumsalam.. Mari mbak silahkan masuk..

Mahasiswa 1,2,3: iya bapak

Indra: silahkan duduk mbak, sebentar saya panggil dulu orangtua dan istri saya..

Kemudian Indra bersama orang tua dan istri duduk …

Mahasiswa 3: baik bapak, saya ingin menanyakan beberapa hal .. yang pertama bolehkah
kami mengetahui kebiasaan dari istri bapak selama mengandung sehingga bisa menyebabkan
anak bapak lahir dengan berat badan rendah.

Nenek langsung menyahut

Nenek: (sambil menggerutu) itu mbak, menantu saya sukanya makan makanan yang kurang
sehat, seperti mie instan, bakso, makanan kaleng. Disuruh makan sayuran dan buah-buahan
saja sangat sulit, kemarin saja saya kasih jamu yang jelas-jelas bagus untuk proses menyusui
tidak mau, alasannya pahit kaatanya mbak..

Kakek: sudahlah ma… jangan disalahkan terus menantu kita.. kasian kan..

Nenek: papa diam..

Mahasiswa 2: apakah benar seperti itu bu?

Istri: iya mbak.. sejak saya kecil saya sudah tidak suka dengan sayuran dan buah-buahan.
Apalagi semenjak saya mengandung, ketidaksukaan saya terhadap sayuran dan buah-buahan
semakin bertambah.

Mahasiswa 1: kalau seperti itu menurut kami, mungkin yang harus diubah adalah kebiasaan
dari ibu yang tidak menyukai sayuran dan buah-buahan harus sedikit dipaksa untuk menyukai
sayuran dan buah-buahan. Dikarenakan sayuran dan buah-buahan sangat penting bagi ibu dan
juga anak ibu dengan mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan ASI ibu dapat keluar
nantinya dan berat badan anak ibu akan bisa bertambah.
Mahasiswa 3: dan untuk jamunya mungkin juga bisa digunakan jika jamunya terbuat dari
rempah bahan-bahan alami apalagi dibuat sendiri akan menjamin kualitasnya. Apakah
jamunya ibu membuat sendiri untuk menantu ibu?

Nenek: tidak mbak saya membelinya dipasar

Mahasiswa 3: apakah terdapat merk pada jamunya?

Nenek: tidak mbak..

Mahasiswa 3: kalau tidak ada ibu harus berhati-hati jangan sembarangan member jamu
dengan kualitas yang diragukan karena dapat membahayan menantu ibu..

Nenek: iya mbak

Mahasiswa 2: untuk itu sangat penting ibu mengetahui manfaat sayuran dan buah-buahan
tidak hanya pada saat menyusui, untuk sehari-hari sayuran dan buah-buahan bisa mengurasi
resiko terkena penyakit karena bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Dan dikarenakan anak
ibu memiliki berat badan rendah kami sarankan untuk ibu untuk sering makan telur dan
daging seperti daging ayam dan dan sapi yang memiliki kandungan protein sangat tinggi
sehingga bisa meningkatkan berat badan anak ibu.

Mahasiswa 1: apakah ada yang perlu ditanyakan lagi bapak?

Indra: tidak mbak..

Mahasiswa 1: kalau tidak ada kami permisi dulu, Assalamualaikum..

Indra sekeluarga: Waalaikumsalam

Didapur..

Nenek: betul kan apa yang ibu katakana sayuran dan buah-buahan itu penting…

Istri: (sambil menunduk) iya bu, mulai besok saya akan mencoba menyukai sayuran dan
buah-buahan demi cucu ibu.. saya kekamar dulu ya bu’..

Sejak saat itu istri indra mulai menyukai sayuran dan buah-buahan dan saro sedikit demi
sedikit tumbuh menjadi anak yang sehat dengan berat badan yang sesuai pada anak
umumnya. ( TAMAT )
Kesimpulan:

Setelah melahirkan,seorang ibu tetap harus mengonsumsi makanan bernutrisi guna proses
pemulihan organ kandungan dan organ intimnya.

Di samping itu, nutrisi makanan sehat tentu saja diperlukan oleh bayi melalui ASI. Nutrisi-
nutrisi tersebut akan sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.Usai
melahirkan, seorang wanita umumnya memiliki kebutuhan berkisar 1.800-2.200 kalori per
hari. Tapi, ini bukan berarti Anda bisa makan apa saja dalam jumlah banyak demi memenuhi
target tersebut. Asupan nutrisi tetap harus diatur agar lengkap dan seimbang sesuai
kebutuhan, karena saat menyusui bayi akan menyerap zat gizi yang diperlukan dari tubuh ibu.
Jika asupan nutrisinya tidak mencukupi, tubuh akan mengambilnya dari cadangan yang ibu
miliki.
Dokumentasi Diskusi
Pertemuan 2

“ Skenario Kasus Peran Keperawatan Komunitas Dalam Paradigma Kesehatan”


Naskah roleplay : tugas kesehatan keluarga dengan retardasi mental

 Pengkajian

Perawat : Assalamualaikum. . . apa benar ini rumah keluarga Tn. X ?


Ny. B : (Berdiri didepan pintu). Waalaikum salam. Iya benar. Ada perlu apa?
Silahkan duduk.
Perawat : Saya perawat X, dari puskesmas Sumberwaras. Dipuskesmas tempat saya
bekerja saya mendapatkan tugas untuk mengidentifikasi status kesehatan
keluarga ibu dan bapak. Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan.
Apakah ibu dan bapak bersedia?
Tn. X : Apa pentingnya untuk keluarga kami? (tampak ketus).
Perawat : Tujuan dari identifikasi ini yaitu agar keluarga bapak dapat memperoleh
kesehatan yang lebih baik. Serta mendeteksi kemungkinan yang akan
terjadi/mengancam kesehatan keluarga bapak.
Tn. X : Memangnya keluarga saya penyakitan?
Perawat : Bukan begitu bapak.
Tn. X : (memotong pembiacaraan perawat). Baiklah. .tapi jangan lama-lama.
Perawat : Bolehkah saya tahu, usia bapak dan ibu serta berapa orang yang tinggal
dalam rumah ini?
Tn. X : Saya umur 50 tahun (sembari meninggalkan ruangan).
Ny. B : Saya 45 tahun, kami mempunyai seorang anak laki-laki berumur lima belas
tahun bernama An. H.
Perawat : Bolehkah anak ibu dipanggil kemari?
Ny. B : Maaf anak sakit, dia sedang istirahat (Menundukkan kepala).
Perawat : Bagaimana kegiatan An. H disekolah bu? Apa dia sering mengalami sakit?
Ny. B : An. H putus sekolah kelas lima SD. Keadaan anak saat teman-teman
seumurannya dapat berjalan, dia belum bisa. Saat kelas dua SD, tetangga
selalu memanggil anak saya dengan sebutan idiot.
Perawat : (mendengarkan).
Ny. B : Saya sedih. . tetangga selalu meremehkan anak saya.
Perawat : Apakah ibu pernah memeriksakan penyakit anak ibu kerumah sakit?
Ny. B : Pernah satu kali. Kata dokter anak saya mengalami cacat mental.
Perawat : Pernahkah ibu menanyakan dan mengetahui penyebab kewadaan anak ibu
seperti itu?
Ny. B : Tidak pernah, cuma sekali waktu periksa saja. Saya cuma curiga kenapa
anak saya mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Saya takut memang
anak saya idiot seperti yang tetangga bicarakan. Saat saya periksa kata dokter
anak saya begitu karena kurang asupan gizi saat masa kehamilan. Setelah itu
saya tidak pernah memeriksakan kembali karena tidak punya uang. Saya dan
suami hanya lulusan SD dengan pekerjaan menjadi seorang buruh tani.
Perawat : Adakah kondisi lain yang mungkin dapat menjadi penyebab yang ibu
ketahui?
Ny. B : Sebelum saya hamil, saya pernah periksa ,kata dokter saya mengidap
penyakit Rubella. Ntah apa penyakit itu berbahaya atau tidak saya juga tidak
tahu.
Perawat : saat ibu melahirkan bagaimana status penyakit yang ibu derita menurut
dokter?
Ny. B : Saya melahirkan didukun beranak dekat sini sus. Saat itu suami saya
melarang saya melahirkan dibidan atau rumah sakit karena tidak punya uang.
Menurutnya dukun beranak tetangga saya lebih ahli urusan melahirkan dan
biayanya juga murah sus.

Perawat : Kapan ibu menyadari anak ibu mengidap penyakit tersebut?


Ny. B : Ya. . saat anak saya umur 9 tahun. Saat itu saya curiga karena anak saya
tidak dapat merespon seseorang yang berinteraksi dengannya dengan
tindakan yang sesuai. Dia cenderung bertingkah laia sulit mengucapkan kata-
kata. Dia juga tidak dapat berbicar lantang layaknya anak seusianya. Jika
kemauannya tidak diberikan dia cenderung marah, pasif terhadap kondisi
sekelilingnya.
Perawat : Apakah tetangga ibu merespon baik keadaan anak ibu?
Ny. B : Tentu saja tidak, sebagian besar tetangga saya orang Madura. Wataknya
keras, keadaan anak saya menjadi hal yang aneh untuk mereka. Mereka
sering mengucilkan anak saya.
Perawat : Pernahkah ibu mendiskusikan terapi atau usaha penyembuhan untuk anak
ibu dengan suami?
Ny. B : Pernah. Tapi suami saya menolak. Dia enggan mengakui anak saya. Dia
menganggap An. H adalah beban dikeluarga ini. Semenjak keadaan An. H
begitu saya tidak pernah bertemu dengan keluarga suami saya, karena
dilarang.
Perawat : Tapi, apakah Tn. X tetap baik dan mecukupi kebutuhan keluarga ibu?
Ny. B : Tetap. Tapi dia menolak jika saya membicarakan tentang keadaan An. H.
Saat dia marah dia akan memukuli An. H. Setelah itu dia akan kembali baik.
Perawat : Apakah keluarga ibu sering meluangkan waktu bersama untuk rekreasi atau
liburan?
Ny. B : Ya, mana pernah sus. Paling anak saya cuma nonton TV dirumah bersama
saya dan sesekali dengan suami saya.
Perawat : Em, usaha apa yang ibu telah lakukan untuk penyembuhan anak ibu?
Ny. B : Ya Cuma ya saya ceritakan tadi itu sus, ditambah lagi saya berdoa setiap
selesai shalat berjemaah.
Perawat : Baik ibu, bolehkah saya melakukan pemeriksaan fisik pada An. H dan
keluarga untuk memastikan lebih jelasnya status kesehatan keluarga ibu.
Ny. B : Boleh. (menuju kamar An. H).
Perawat : Baik ibu, saya akan melakukan pemeriksaan fisik pada An. H. Tujuan dari
pemeriksaan fisik ini untuk mendapatkan data fisik untuk menentukan status
kesehatan keluarga.
Ny. B : Iya sus.
Perawat : Selamat siang adik, saya perawat X. Hari ini saya akan melakukan
pemeriksaan fisik pada adik. Apakah adik bersedia?
An. A : (senyum)
Perawat : Baik adik, jika adik setuju kita akan mulai untuk pemeriksaan fisik ya?
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
Tn. X Ny. B An. H
Fisik

Kepala Rambut besih, tidak Rambut besih, tidak ada Terjadi kebotakan, rambut
ada luka luka maupun benjolan tipis, tidak ada luka maupun
benjolan,

Tanda Vital N : 75 N : 78 Tidak terkaji

RR : 20 RR : 20

S : 37 S : 37

TD : 130/90 TD : 110/80

BB dan TB BB : 63 Kg BB : 49 Kg Tidak terkaji

TB : 165 cm TB : 155 cm

Mata Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis

Hidung Tidak bersekret Tidak bersekret Tidak bersekret

Mulut Mukosa lembab, Mukosa lembab, Mukosa lembab, menelan tidak


menelan tidak sulit menelan tidak sulit sulit, berbicara tidak jelas,
kesulitan berbicara.

Leher Tidak ada benjolan, Tidak ada benjolan, dan Tidak ada benjolan, dan
dan kelenjar limfe kelenjar limfe tidak kelenjar limfe tidak membesar,
tidak membesar membesar ada bekas operasi
pengangkatan kelenjar

Dada Bunyi jantung dan Bunyi jantung dan paru Bunyi jantung dan paru normal
paru normal normal

Abdomen Tidak ada kembung Tidak ada kembung Tidak ada kembung

Genital Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Tangan Tidak ada keluhan Kulit pada kedua Tidak ada keluhan
tangan mengelupas
akibat alergi sabun
pencuci tangan

Kaki Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Perawat : Baik adik, pemeriksaan fisiknya sudah selesai, adik hembat adik pintar.
Adik dapat bekerja sama dengan baik. Untuk latihan-latihan atau tindakan
selanjutnya kita akan lakukan besok pagi jam delapan, apakah adik bersedia?
An. H : Hahahah (senyum).

Perawat : Begini buk dari hasil pemeriksaan fisik anak ibu. Dapat ditarik diagnosa
keperawatan yaitu: . . (Munculin gambar diagnosa).

Perawat : Baik ibu dari diagnosa yang didapatkan saya akan membuat beberapa
perencanaan pengobatan untuk An. H, Tindakan selanjutnya akan
dilaksanakan besok jam delapan ya bu, apakah ibu bersedia?
Ny. B : Baik sus

Keesokan harinya
Perawat : Selamat pagi bu, sesuai dengan kontrak kemarin, hari ini saya akan
memberikan tindakan-tindakan dari rencana asuhan yang yang kemarin.
Ny. B : Baik sus.
Perawat : Baik bu, kali ini kita akan mendiskusikan tentang retaedasi mendal.
Menurut ibu retardasi mental itu apa?
Ny. B : Ya itu, retardasi mental ya penyakit idiot itu.
Perawat : Retardasi mental adalah penurunan intelegensi sehingga khasnya anak RM
memiliki kemampuan dibawah anak-anak yang normal. RM ini bisa terjadi
sejak lahir atau masa anak-anak.
Ny. B : Oh begitu sus?
Perawat : Menurut ibu apa yang menjadi penyebab dari retardasi mental?
Ny. B : Seperti kata dokter dulu, mungkin karena asupan gizinya kurang ya?
Perawat : Iya, asupan gizi saat kehamilan merupakan salah satu penyebab, penyebab
lain yaitu genetik. Riwayat penyakit sang ibu saat hamil dapat mempengaruhi
kesehatan janin yang dikandungnya.
Ny. B : Oh, rubella itu mungkin sus.
Perawat : Iya, betul ibu. Bagaimana apa kita akan terus meneruskan diskusi ini atau
ada yang ingin ibu tanyakan?
Ny. B : Iya sus, terusapa pencegahan agar retardasi mental ini tidak terjadi?
Perawat : Deteksi sedini mungkin adanya penyakit retardasi mental, untuk
mengetahui dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Selain itu juga upaya
memperhatikan asupan gizi anak, memastikan asupan gizi anak cukup baik
saat melahirkan maupun saat masa pertumbuhan, memberikan perlindungan
pada anak misalnya imunisasi dini.
Ny. B : Lalu bagaimana dengan anak saya sus, hubungan keluarga saya menjadi
tidak seperti dulu. Saya ingin seperti keluarga lainnya.
Perawat : Anak retardasi metal mempunyai kekurangan dalam hal intelegensi atau
kemampuan, sehingga usaha seperti kursus, pelatihan, kursus menjadi
penunjang yang bermanfaat untuk mendapatkan perkembangan yang optimal.
Ny. B : Oh begitu, lalu bagaimana dengan suami saya?
Perawat : Ibu harus memotivasi beliau, agar dapat menerima kondisi sekarang.
Sehingga dapat bersama-sama mementau pertumbuhan An. H.
Ny. B : Adakah usaha lain yang dapat dilakukan?
Perawat : Bapak dan ibu bisa mengikuti konseling. Selanjutnya perkembangan dan
pertumbuhan anak H harus dipantau dan diperhatikan.
Ny. B : Baik sus, saya akan melakukan hal itu. Saya ingin anak saya sembuh atau
suami saya dapat menerima keadaan anak saya.
Perawat : baik ibu, saya akan terus memantau perkembangan anak ibu, terimakasih
atas kerjasama ibu, ibu adalah ibu yang hebat saya. Kalau begitu saya permisi
ya bu.
Ny. B : iya sus, terimakasih.

Gambar/ bacaan muncul :


Penaganan retardasi mental yaitu dengan :
1. Pelatihan makan tanpa tumpah
2. Membantu anak untuk sosialisai
3. Menghindari mengurung anak dikamar
4. Hindari anak dari perasaan diabaikan
5. Menerima kondisi anak, menjauhi rasa malu dan berikan pelatihan pelatihan.
Kesimpulan :

Paradigma keperawatan anak merupakan landasar berfikir dalam penerapan ilmu


keperawatan anak, dimana landasar berfikir tersebut terdiri atas empat komponen.

Anak

Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulasi dari bayi (0-1
tahun), usia bermain/ todler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11
tahun), remaja (11-18 tahun).

Sehat dan Sakit

Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi
sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal.

Lingkungan

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal
maupun internal yang berperan dalam status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis kelamin,
emosi dan lain-lain.

Keperawatan

Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga
seperti adanya dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan ke tenaga
kesehatan dalam program perawatan anak.

Pendekatan melalui keluarga adalah keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan
anak mengingat anak bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan
keluarga karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain
atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi
proses kesembuhan anak. Program terapi yang telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak
terlaksana jika perawat selalu membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap
anak yang dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada anak.
Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan anak yang sakit
selama dirawat.

Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada anak
dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak
adanya trauma, untuk mencapai perawatan tersebut.

B. SARAN

Calon perawat harus mengetahui konsep dasar keperawatan anak dan memperhatikan pasien,
anak atau keluarga klien untuk melakukan asuhan keperawatan di dunia kerja maupun
didunia praktek klinik keperawatan dengan baik.
Dokumentasi Diskusi
Pertemuan 3
“ Skenario Kasus Trend dan Isu Keperawatan “

Pemeran:
Meja1 :Pendaftaran  (Nurramadhani &Nurul ilmi)
Meja2            :Pengukuran (Putri amalia febriani & Putri Nabila)
Meja3 :Pengisian KMS (Ratnah)
Meja4 :Penyuluhan (Nurul Syakirah&Nurul uswatun)
Meja5 :PelayananMedis (Riska oktaviani & Riswahyuni )
Keluarga :Ibu (Sarmila sari) & Bapak (Syamsu rijal)

Desa Rappocini akan mengadakan kegiatan posyandu yaitu suntik campak. Ibu
dan bapak sedang berbincang-bincang untuk mengimunisasi anaknya di rumah.

Bapak :Bu, bukannya sekarang imunisasi campak anak kita ya? Kan Ibu pernah
bilang sama bapak untuk mengingatkannya.
Ibu :Oh iya pak ibu lupa, nanti bapak antar ibu keposyandu ya pak?
Bapak :Iya bu, nanti bapak antar mumpung bapak libur kerja.
Ibu :ya pak, tolong sekalian siapin yang mau dibawa keposyandu ya pak.
Bapak :Iya bu nanti bapak siapkan.

Setelah beberapa waktu ibu dan bapak pergi keposyandu. Kemudian, setelah
sampai di posyandu petugas kesehatan mendata dan ibu mengambil nomor antrian.

Nurra :Selamat pagi, silahkan duduk bapak dan ibu(melakukan pendataan.) Nanti
Ibu dipanggil sama bapak di meja 1 ya bu.
Ibu :Iya bu.

Setelah beberapa menit menunggu, ibu dan bapak dipanggil ke Meja 1.

Nurra, Ilmi :Panggilan pada ibu sarmila.


Ibu :Assalamualaikum bu.(sambil menggendong anaknya)
Nurra               :Wa’alaikumsalam bu. Silahkan duduk bu. Bagaimana kabarnya hari ini Ibu?
Ibu             :Iya buk, alhamdulilah sehat.
Ilmi             :Bukunya ada bu ?
Bapak       :Ada bu,ini bukunya.(sambil menyerahkan buku KIA)
Ilmi :Iya pak.Nama adeknya Aisyah .Umur adeknya udah 9 bulan. Alamatnya
Emmy saelan III. Jadi,adeknya sudah bisa disuntik campak.(membukabuku
KIA)
Ibu          :Iya bu. Bulan kemarin juga sudah dikasih tahu sama petugas kemarin waktu
posyandu bulan kemarin.
Nurra               :Iya bu, ini langsung kemeja 2 ya. Nanti adeknya ditimbang sama mbaknya.

Ibu menuju kemeja 2untuk menimbang bayinya.

Ibu :Selamat pagi mbak. (sambil menggendong anaknya)


Paramitha :Iya selamat pagi. Silahkan duduk.
Bapak :Iya mbak. Ini mau nimbang anak saya.
Ibu :Kemarin itu kalau tidak salah beratnya 8 kg mbak.
Nabila        :Iya bu, ditimbang dulu ya dek. (sambil menulis hasil penimbangan). Berat
badan adeknya sekarang 8,4 kg ya bu. Naik 4 ons.
Ibu :Iya mbak. Syukurlah kalau naik, tadi takut kalau berat badannya turun.
Soalnya lama tidak ditimbang.
Amalia :Iya bu. Ini sudah selesai nimbangya bu. Sekarang ibu dan bapak bisa
langsung kemeja 3 ya bu biar dicatat hasilnya.
Ibu             :Iya mbak. (sambil membawabuku KMS dan kertas kecil dari meja 2)

Kemudian, ibu dan bapak menuju kemeja 3.

Ibu            :Permisi mbak. (memberikan buku KMS dan kertas)


Ratnah          :Iya bu. Saya catat dulu ya bu hasilnya tadi. (mencatat hasil penimbangan
kebuku KMS). Nama adeknya Aisyah .Umurnya 9 bulan .Hasil timbangannya
tadi 8,4 kg ya bu.
Ibu            :Iya mbak, sudah mulai naik beratnya mbak dari bulan kemarin. Sudah mulai
gemuk.
Ratnah          :Iya bu. (setelah selesai mencatat). Ini bu bukunya langsung dibawa kemeja
selanjutnya ya. Nanti akan diberi penjelasan sama petugas di sana.
Ibu             :Iya mbak, makasih.
Ibu dan Bapak menuju meja 4.

Bapak :Selamat pagi.


Uswatun :Iya, selamat pagi bapak dan ibu. Bisa saya lihat buku KMSnya ?
Ibu : Oh, iya. Ini bu bukunya.
Uswatun :Ibu, adeknya kan sudah umur 9 bulan. Sesuai jadwal imunisasi untuk campak
sudah bisa diberikan hari ini.
Ibu      :Iya mbak. Imunisasi campak itu buat apa ya mbak?
Nunu     :Imunisasi campak itu tujuannya untuk mencegah anak ibu dari penyakit
campak. Nanti kalau sudah disuntikan anak ibu mungkin akan sedikit demam.
Ibu tidak usah khawatir karena itu adalah efek samping dari obatnya.
Bapak :Suntiknya di mana bu?Terus kalau panas dikasih apa bu agar anak saya tidak
rewel?
Uswatun :Ini suntiknya di bagian lengan atas sebelah kanan(menunjukkan tempat
penyuntikan). Nanti akan dikasih obat parasetamol supaya panas badannya
turun. Bagaimana ibu, apakah ibu dan bapak mengerti ?
Ibu  :Iya bu, saya mengerti. Tapi,benar-benar tidak apa-apakah bu ?
Nunu    :Iya, tidak apa-apa kok bu. Nanti diminumin obat sirupnya kalau badannya
panas .
Ibu     :Iya bu makasih.
Uswatun    :Kalau begitu, ibu langsung kemeja sebelah sana ya supaya adeknya langsung
di suntik.

Menuju meja 5

Riska  :Ibu silahkan duduk di sini ya ibu. Gendongannya dipindah di sebelah kananya
bu. Lengan bajunya di buka, soalnya nanti di daerah sini yang akan di suntik.
Ibu pegang tangan dan kakinya supaya adeknya tidak bergerak..
Ibu    :Iya mbak.
Yuni            :Permisi, adek. Disuntik duluya.(sambal menyuntik)

Setelah disuntik, perawat memberikan obat sirup parasetamol.


Yuni             :Ini obatnya bu. Nanti kalau badannya panas diminumin ½ sendok 3 kali sehari.
Bapak        :Terima kasih mbak.
Riska :Iya pak.Nanti kalau adeknya kenapa-kenapa segera di bawa kepuskesmas ya
bu.

Akhirnya, Ibu Sarmiladan Pak syamsul pulang dengan anaknya setelah diberikan
imunisasi campak.
SIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1. PelaksanaanTugasKader
Tugas dari kader posyandu meliputi dari menyebarkan hari buka posyandu
sudah baik karena hasil menunjukkan sebesar 97.6%,untuk koordinasi kader dan
petugas kesehatan yang melaksanakannya sebesar 64.4%, untuk
mempersiapkan tempat dan sarana, pembagian tugas antar kader yang
melaksanakannya sudah baik karena hasilnya sebesar 88.9%, untuk kader yang
memperisapkan PMT sebesar 91.1%,untuk kader yang melaksanakan
penyuluhan kepada warga sudah cukup baik sebesar 86.7%,untuk kader yang
melengkapicatatandan membahashasilkegiatanposyandusebesar
75.5%, untuk kader yang melakukan tindak lanjut kewarga tidak hadir hasilnya
juga sama lumayan baik sebesar 75.5%,untuk kader yang membuat laporan hasil
posyandu sudah baik yaitu sebesar
88.9% dan yang terakhir untuk kader yang menghadiri pertemuan warga rutin
untuk membicarakan permasalahan yang ada di posyandu sebesar 64.4%.
2. Kinerja Posyandu
Untuk hasil dari kinerja posyandu yang ada adalah jumlah dari rata- rata D/S
atau jumlah balita yang datang sudah
cukup baik yaitu sebesar71.1%, untuk rata-rata hasil kinerja N/S atau jumlah
balita yang naik yang cukup baik hanya sebesar 64.4%, untuk hasil laporan
kinerja jumlah rata-rata B/S yaitu jumlah balita baru yang sudah cukup baik
sebesar 37.8%, untuk hasil laporan kinerja jumlah rata- rata T/S yaitu jumlah
balita yang turun sebesar cukup baik sebesar
55,6%, dan yang terakhir jumlah rata-rata kader yang hadir sudah cukup baik
sebesar37.8%.
3. Hasil Uji Chi Square
Dari hasil uji yang telah dilakukan menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara pelaksanaan tugas kader dengan kinerja posyandu di posyandu
wilayah kerja puskesmas Pandanaran Semarang tahun2016(p-value= 0,519).
B.Saran
1. Bagi kader
Diharapkan lebih tertib untuk melaksanakan tugas–tugas sebagai kader sebelum
pelaksanaan posyandu sampai dilaksanakan posyandu seperti contoh selalu
menyiapkan alat dan bahan posyandu. Sehingga dengan maksimalnya
pelaksanaan tugasakan membuat pengunjung posyandu menjadi meningkat dan
senang. Untuk koordinasi kader dengan petugas kesehatan juga harus
ditingkatkan dengan cara selalu menjalin komunikasi dengan petugas dari
puskesmas, serta melakukan pecantatan hasil posyandu dan melakukan tidak
lanjut kewarga yang tidak hadir harus lebih diperhatikan agar kinerjaposyandu
meingkat.
2. Bagi posyandu
Kinerja posyandu sebaiknya ditingkatkan agar segala hasil kinerja posyandu
menjadi lebih baik dan meningkat.Seperti contoh jumlah cakupan balitayang
datang keposyandu dengan cara selalu mengingatkan ibu balita tentang
jadwal posyandu, serta meningkatkan cakupan jumlah balita yang naik berat
badanya dengan cara selalu memantau asupan makanannya,dan meningkatkan
selalu keaktifan kader untuk menghadiri posyandu. Karena dengan
meningkatnya hasil kinerja posyandu dapat membuat derajat kesehatan juga
lebih baik, pelayanan kesehatan yang didapatpun akan lebih baik.Untuk jumlah
rata-rata B/S untuk lebih ditingkatkan, untuk N/S juga masih rendah maka dari
itu harus meningkatkan informasi dan meningkatkan penyuluhan tentang
pertumbuhan balita agar gizi balita juga meningkat.
3.Bagi puskesmas
Bagi pihak puskesmas diharapkan lebih membimbing para kader untuk
melaksanakan tugasnya dan juga membantu memantau hasil kinerja posyandu
dengan cara selalu berkomunikasi dengann para kader tentang keadaan balita.
Diharapkan juga puskesmas melakakukan pelatihan untuk para kader yang ada
agar lebih menambah pengetahuan dan pemahaman bagi kader juga petugas
kesehatan juga selalu memantau pelaksanaan posyandu. Puskesmas juga
dapat memberikan penghargaan bagi kader yang memiliki prestasi dan aktif
sehingga mereka merasa senang dan memancing untuk meningkatkan
kinerjanya.
Dokumentasi Diskusi

Anda mungkin juga menyukai