Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 7 ( 3.

A )

NAMA ANGGOTA :
1. Nurul Ilmi
2. Nava Syafa’at Arafat Utsman
3. Nurekayanti Bakri
4.Halimah
5.Erni
6.Syamsul Rijal

PERAWATAN PASIEN KANKER BERDASRAKAN EVIDENCE


Gejala yang
Data tambahan Intervesi
No dialami pasien Diagnosis Keperawatan Evidence based
yang diperlukan Keperawatan
kanker
1. Nyeri Mengeluh nyeri, Nyeri kronis b.d infiltrasi Intervensi 1. Persepsi pasien tentang timbulnya nyeri
merasa depresi, tumor d.d Mengeluh nyeri, exercise pada sendi danotot secara tiba-tiba terkait
gelisah, tidak merasa depresi, gelisah, tidak pasien kanker kemoterapi tidak diperparah dengan
mampu Mampu menuntaskan payudara yang pelatihan. Intensitas nyeri memuncak
menuntaskan aktivitas mendapatkan antara 2 dan 9 hari setelah kemoterapi
aktivitas kemoterapi dan digambarkan sebagai rasa sakit
adjuvant untuk yang menusuk disertai perasaan
nyeri otot dan gelisah.
sendi 2. Pasien menunjukkan tingkat kepatuhan
yang tinggi terhadap intervensi latihan
yang disebabkan oleh kemauan mereka
sendiri dan persahabatan dalam
kelompok
2. Dyspne Mengeluh sesak Pola nafas tidak efektif 1. Manajemen Persepsi pasien tentang Penggunaan kipas
napas,Penggunaan berhubungan dengan ekspansi jalan napas angin merupakan salah satu pendekatan
otot bantu paru menurun (I.01011) non farmakologis dalam manajemen
pernapasan Observasi dispnea. Tujuan penerapan keperawatan
Parshall, Fase a) Monitor pola berbasis bukti (EBN) adalah untuk
ekspirasi napas (frekuensi, membuktikan efektivitas penggunaan kipas
memanjang, Pola kedalaman, usaha angin dalam mengurangi sensasi dispnea
napas abnormal napas) yang dirasakan pasien kanker. EBN
b) Monitor bunyi diterapkan pada pasien dengan kanker
napas tambahan stadium lanjut, kanker paru-paru atau
(mis. gurgling, kanker yang telah mengalami metastasis ke
mengi, wheezing, paru-paru yang melaporkan dispnea.
ronkhi kering) Penerapan EBN ini menunjukkan
c) Monitor keefektifan kipas angin dalam mengurangi
sputum (jumlah, sensasi dispnea pasien kanker. Penggunaan
warna, aroma) kipas angin diharapkan dapat menjadi
bagian dari manajemen dispnea pada
Terapeutik pasien kanker baik di rumah maupun di
a) Pertahankan tempat perawatan paliatif.
kepatenan jalan
napas dengan
head-tilt dan
chinlift (jaw-
thrust jika curiga
trauma servikal)
b) Posisikan
semi-Fowler atau
Fowler
c) Berikan
minum hangat
d) Lakukan
fisioterapi dada,
jika perlu
e) Lakukan
penghisapan
lender kurang
dari 15 detik
f) Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal
g) Keluarkan
sumbatan benda
padat dengan
forsep McGill h)
Berikan oksigen,
jika perlu.

Edukasi
a) Anjurkan
asupan cairan
2000 ml/hari, jika
tidak
kontraindikasi
b) Anjurkan
teknik batuk
efektif
Kolaborasi
a) Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
3. Delirium
4. Fatigue Mengeluh pusing Intoleransi aktivitas b.d 1.Kaji status Persepsi pasien tentang penyebab dan
dan mudah lelah kelemahan fisik fisiologis yang pengaruh kemoterapi berbasis antrasiklin
menyebabkan terhadap timbulnya fatigue pada penderita
kelelahan. kanker payudara.Dengan diberikan
2.Anjurkan pelatihan ,pasien dapat menyeimbangkan
pasien untuk antara kegiatan dan istirahat.
mengungkapkan
kelelahan.
3.Monitor intake
dan output untuk
mengetahui
sumber energi
yang adekuat.
5. GangguanTidur Pasien mengalami 1) mengkaji Persepsi pasien tentang aromaterapi dengan
dimensi fisik Gangguan tidur b/d nyeri akut kualitas tidur minyak Esensial mawar, yang merupakan
seperti gangguan postoperasi sebelum dan metode pengobatan non-Farmakologis,
tidur, nyeri, sesudah Operasi sebagai adjuvant untuk metode pengobatan
merasa tidak a). Observasi konvensional mungkin bermanfaat untuk
berdaya, isyarat nonverbal meningkatkan kualitas tidur dan
kelelahan dan ketidaknyamanan menghilangkan rasa sakit pada individu
mobilitas , khususnya pada dengan dismoner primer
terganggu. mereka yang
tidak mampu
berkomunikasi
efektif;
b). Memberikan
informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa
lama nyeri akan
dirasakan dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur;
c). Mengajarkan
penggunaan
teknik non
farmakologis.
d). Mengajarkan
teknik napas
dalam
e). mengkaji
nyeri secara
menyeluruh yang
terdiri dari,
karakteristik
nyeri, lokasi
nyeri,
durasinyeri,
frekuensi nyeri,
kualitas,
intensitas dari
keparahan nyeri
dan faktor
presipitasinya;
2) Pendidikan
kesehatan
manajemen nyeri:
a). Memeberikan
informasi yang
akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
respon keluarga
terhadap respon
nyeri;
b). Libatkan
keluarga dalam
modalitas
penurunan nyeri
jika
memungkinkan;
c). Informasikan
tim kesehatan lain
atau anggota
keluarga
mengenai strategi
nonfarmakologi
yang sedang
digunakan untuk
mendorong
pendekatan
preventif terkait
manajemen nyeri.
Setelah dilakukan
pengkajian
selama 3x24 jam
masalah
keperawatan
gangguan tidur
teratasi dengan
kriteria hasil
skala nyeri
menurun pasien
dapat beristirahat
dengan baik.

6. Cachexia
Referensi :
1. Andersen, C., Roth, M., Ejlertsen, B., &Adamsen, L. (2014). Exercise despite pain – breast cancer patient experiences of muscle and joint
pain during adjuvant chemotherapy and concurrent participation in an exercise intervention. European Journal of Cancer Care. Vol 23 (5).
653-667.
2. http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/171
3. SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

4. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

5. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

6. Lodia Kristin. (2017). WOC Kanker Payudara. https://id.scribd.com/document/348608933/WOC-KANKER-PAYUDARA No Title. (2012).


Dokumentasi Kegiatan Diskusi

Anda mungkin juga menyukai