Secara organoleptik bahan baku harus mempunyai karakteristik yaitu kenampakan aroma
tekstur dan rasa, perubahan organoleptic yang terjadi pada ikan yaitu terlihat saat ikan dalam
keadaan segar dan ikan dalam keadaan busuk
2. Udang
Daging udang merupakan salah satu produk perikanan yang mudah busuk, sehingga
menuntut cara penanganan dan pengolahan yang cepat dan tepat agar mutu dan kesegarannya
terjaga.
Tingkat perubahan organoleptic udang menurut SNI 01 2728 1-2006 dalam Munadi 2017
yaitu :
Kenampakan
Utuh, bening bercahaya asli menurut jenis, antar ruas kokoh
Utuh, kurang bening, cahaya mulai pudar, berwarna asli, antar ruas kokoh
Utuh, kebeningan agak hilang, sedikit kusam, antar ruas kurang kokoh
Utuh, kebeningan hilang, kusam, warna agak merah muda, sedikit noda hitam, antar ruas
kurang kokoh
Warna merah, noda hitam banyak, kulit mudah lepas dari daging
Warna merah sangat kusam, banyak sekali noda hitam
Bau
Bau sangat segar spesifik jenis
Bau segar spesifik jenis
Bau spesifik jenis netral
Mulai timbul bau amoniak
Bau asam sulfit
Bau amoniak kuat dan bau busuk
Tekstur
Sangat elastis, kompak dan padat
Elastis, kompak dan padat
Kurang elastis, kompak dan padat
Tidak elastis, tidak kompak dan tidak padat
Agak lunak
Lunak
3. Rumput laut
Rumput laut diklasifikasikan berdasarkan kandungan pigmen terdiri dari 4 kelas, yaitu
rumput laut hijau (Chlorophyta), rumput laut merah (Rhodophyta), rumput laut coklat
(Phaeophyta) dan rumput laut pirang (Chrysophyta) (Hidayat et al 2018)
Umumnya bentuk rumput laut yaitu pipih, bulat, dan bercabang. Rumput laut yang dijadikan
bahan baku harus bersih dan bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari
tanda dekomposisi, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak
membahayakan kesehatan, dalam badan standarisasi nasional SNI 2690: 2015 secara
organoleptic bahan baku mempunya karakteristik kesegaran sebagai berikut
Kenampakan : bersih, warna cerah dan cabang (thalus) besar sesuai spesifik jenis
Aroma
Tekstur
kaku, padat
agak lunak, tidak padat
lunak, sangat mudah terurai
dan kenampakan yang biasa dilihat dari rumput laut segar yaitu tidak ada bercak, tidak
mengelupas, dan tidak banyak lender, lentur (tidak layu ), mulus (tidak terluka dan tidak patah-
patah), tidak ditumbuhi lumut atau tanaman menempel
Rumput laut segar Rumput laut busuk
Pada ikan sejak ikan diangkat dari air, serangkaian kemunduran mutu terjadi dan
membuat rupa, bau, dan rasa ikan menjadi semakin buruk, sehingga menurunkan nilai
ekonomisnya. Perubahan ini terjadi sangat cepat tergantung jenis, ukuran, dan bentuk ikan, suhu
dan kondisi lingkungan ikan
DAFTAR PUSTAKA
Suhono, L, Listyaningrum, N. P, Trowulan, E. Andayani. 2019. Modul: Bahan Baku Olahan
Hasil Perikanan. Pusat pendidikan kelautan dan perikanan.
Hidayat, T, Nurjanah, Nurilmala, M., Anwar. 2018. Karakterisasi Rumput Laut Tropika Dari
Kepulauan Seribu Sebagai Sumber Bahan Baku Kosmetik. Creative Research Journal.
Vol 4 (2): 49-62
[BSN] Badan Standarisasi Nasional (2015) rumput laut kering. Standar nasional Indonesia (SNI)
2690
Mulyono. 2010. Pengaruh Penggunaan Berbagai Konsentrasi Biji Kluwak (Pangium edule)
Terhadap Daya Awet Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) Segar. Skripsi S1, Jur.
Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Semarang.
Hasan, B, Desmelati, Iriani. D, Sumarto, Sahyudi. 2016. Evaluasi Karakteristik Fisikokimia
Baung Asap yang dibuat dari Ikan Segar dan Beku. Jphpi,19 (2)