Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL OBSERVASI PADA PENJUAL IKAN HIAS

LAPORAN LAPANGAN SOSIOLOGI DAN PENYULUHAN PERIKANAN

Disusun oleh:
Kelompok 4/Perikanan C

Yunita Nadzira A. K 230110180136


Adam Herman 230110180140
Ronaldo Jhon 230110180153
Arrijal Fadhli A. 230110180170
Fadil Zainal M. 230110180177

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas teknologi
penanganan hasil perikanan berjudul “Laporan Hasil Observasi Pada Penjual Ikan
Hias”. Shalawat serta salam selalau tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Tugas ini dapat terlaksana tidak lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak
yang telah mengarahkan dan membimbing penulis, baik tenanga, ide-ide, maupun
pemikiran dan terimakasih kepada berbagai sumber yang telah memberi referensi serta
menambah pengetahuan penulis.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun bagi
penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum yang telah disusun
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jatinangor, Maret 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Memelihara suatu jenis hewan dapat mendatangkan suatu kepuasan pribadi baik
secara lahir maupun batin bagi sebagian orang. Salah satu jenis hewan peliharaan yang
lazim dipelihara adalah ikan, khususnya adalah ikan hias. Kehadiran ikan hias di
dalam rumah dapat menjadi salah satu alternatif hiburan di tengah rutinitas yang padat.
Ikan hias adalah jenis ikan baik yang berhabitat di air tawar maupun di laut yang
dipelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah taman/suatu ruangan.
Panorama bawah laut seringkali dinilai mempesona sehingga banyak orang yang rela
menghabiskan uang banyak untuk menyelam dan menikmatinya. Namun selain
menyelam, banyak juga orang yang menikmatinya di dalam rumah dengan
memelihara ikan hias di akuarium.
Ikan- ikan hias banyak dipelihara untuk kesenangan. Oleh karena itu, bentuk,
warna, ukuran, keserasian, dan kebiasaannya benar-benar harus diperhatikan.
Komoditas ikan hias mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki
prospek yang cukup menjanjikan jika ditinjau secara ekonomi. Terlihat dari trend
produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya, tercatat sampai dengan bulan
Oktober 2012 produksi ikan hias telah mencapai 834.060.990 ekor. Membudidayakan
ikan hias juga dapat memberikan nilai ekonomis, karena dapat dilakuakan walaupun
hanya pada lahan sempit dengan jumlah air yang terbatas (Lesmana dan Damawan,
2001).
Banyaknya pemelihara ikan hias ini salah satunya dapat kita lihat dengan
banyaknya para penjual akuarium dan juga para penjual ikan hias serta para
pengunjung yang mengunjunginya. Maka dari itu, diadakan wawancara pada
pedagang ikan hias dan akuarium agar mengetahui mengenai ikan hias dan aquascape
serta pemasarannya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan wawancara agar dapat mengetahui mengenai ikan hias,
aquascape dan juga dapat mengetahui mengenai penjualan dan pemasarannya.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah memberikan informasi serta pengetahuan
mengenai ikan hias, aquascape, dan pemasarannya yang dapat diterapkan untuk
memelihara ikan hias, aquascape, penjualan ikan hias dan aquascape, ataupun sebagai
bahan pembalajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Perikanan dalam Bidang Ekonomi


Sektor Kelautan dan Perikanan merupakan sektor potensial bagi sumber
pertumbuhan ekonomi baru, juga merupakan sumber penghidupan masyarakat banyak
dan harapan masa depan bangsa. Indonesia merupakan negara kepulauan dan 2/3
wilayahnya merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah.
Secara fisik, sektor kelautan dan perikanan memilki potensi yang sangat besar.
Jawa Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang mempunyai potensi
perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya kontribusi Jawa Barat
terhadap produksi perikanan Indonesia. Dibandingkan dengan propinsi lain, Jawa
Barat berada pada peringkat ketiga setelah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Pada
tahun 1991, Jawa Barat memberikan kontribusi sebesar 8,9% terhadap produksi
perikanan Indonesia dengan volume sebesar 298.011 ton.
Kenyataan yang telah disebutkan sebelumnya, menunjukkan bahwa Propinsi
Jawa Barat dan Provinsi lainnya memiliki peranan besar dalam pembangunan
perikanan Indonesia. Peranan tersebut masih dapat ditingkatkan dengan lebih
menggalakkan pembangunan sektor perikanan di Indonesia, mengingat potensi
perikanan yang ada cukup besar dan masih belum dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Pembangunan perikanan di Indonesia mempunyai peluang untuk ditingkatkan.
Namun demikian, pembangunan subsektor perikanan tentu saja terkait dengan
kebijaksanaan pembangunan wilayah yang dirancang pada terciptanya struktur
ekonomi yang kokoh. Struktur ekonomi tersebut diantaranya mengharuskan
keterkaitan antar sektor dalam perekonomian.
Meskipun peranan subsektor perikanan dalam penciptaan PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) relatif kecil, akan tetapi perkembangannya tidak dapat
diabaikan begitu saja. Laju pertumbuhan subsektor perikanan pada periode 1988 -
1993 cukup tinggi, yaitu 6,39% per thaun. Dibandingkan dengan subsektor lain dalam
sektor pertanian, angka ini cukup besar, di bawah laju pertumbuhan sektor perkebunan
(10,02%) dan petemakan (7,73%). Selama periode 1988 - 1993, perkembangan
kesempatan kefja di subsektor perikanan meningkat dengan laju rata-rata 4,18% per
tahun. Pada tahun 1993 subsektor perikanan menyumbang kesempatan kerja sebesar
274.447 orang, berarti mengalami pertambahan sebesar SO,770 orang atau 22,7% dari
tahun 1988.
Sampai saat ini perikanan dan kelautan Indonesia memiliki potensi
pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar, sehingga dapat
dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi. Ekonomi dalam
bidang perikanan sangatlah menjanjikan bagi perekonomian nasional. Sampai pada
tahun 2018 sektor perikanan (ikan hias) menyumbang sebesar 7,5% terhadap devisa
negara. Hanya saja perlu ditingkatkan kembali pengelolaan sember daya secara
optimal dengan berbagai fasilitas penunjang untuk meningkatkan sektor perikanan
Menurut hasil survei dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2013, pendapatan
pembudidaya ikan hias merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor perikanan
lainya seperti perikanan tangkap, budidaya air tawar, perairan umum dan nelayan.
Secara keseluruhan ikan hias yang diproduksi di Indonesia mengalami peningkatan
yang cukup pesat dari tahun ke tahun.

2.2 Potensi Usaha Ikan Hias & Aquascape


Salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan adalah usaha di bidang-
bidang yang merupakan jadi hobi, salah satunya adalah Aquascape dan Ikan Hias.
Usaha ikan hias dan perlengkapan aquascape saat ini masih sangat tinggi peminatnya.
Ini dikarenakan semakin meningkatnya penghobi ikan hias dan aquascape.
Aquascaping adalah hobi kedua yang paling diminati di dunia setelah fotografi
(Majalah Pengusaha, 2008). Hal ini merupakan peluang dalam mengembangkan usaha
aquascape. Perusahaan aquscape yang ada saat ini cenderung membidik pasar kelas
besar seperti hotel, restoran, dan perkantoran sehingga produk mereka pun memiliki
harga dan grade yang timggi. Padahal, banyak masyarakat kelas menengah penggemar
aquarium yang ingin menjadikan aquariumnya lebih indah dan bernilai seni tinggi
namun dengan harga yang terjangkau.
Ikan hias Indonesia memiliki prospek pasar yang berkembang pesat. Menurut
keterangan Kementrian Kelautan, pada tahun 2012 lalu nilai ekspornya mencapai 600
milyar rupiah. Angka ini menepatkan Indonesia kedalam lima besar Negara-negara
pengekspor ikan hias dibawah Ceko, Thailand, Jepang, dan Singapura. Khusus untuk
Singapura, sebagian besar ikan hias asal negara ini dipasok dari Indonesia. Prospek
perikanan adalah peluang yang terjadi karena adanya usaha seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya juga untuk mendapatkan profit/ keuntungan.
Pemasaran ikan hias dan aquascape juga semakin meningkat karena banyak
yang menggemari ikan hias di aquarium untuk menghiasi ruangan maupun pada
kolam-kolam kecil ditaman atau halaman rumah. Mengingat prospek bisnis usaha
budidaya ikan hias air tawar dan aquascape ternyata mampu memberikan kehidupan
bagi banyak orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias,
banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan
memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Hal tersebut dapat
dikarenakan membudidayakan ikan hias dapat memberikan nilai ekonomis walaupun
hanya dilakukan dilahan sempit dengan jumlah air terbatas (Lesmana dan Damawan,
2001).

2.3 Aquascape
Aquascape adalah seni mengatur tanaman air dan batu, batu karang, koral, atau
kayu apung, secara alami dan indah di dalam akuarium sehingga memberikan efek
seperti berkebun di bawah air (Widhianto 2012). Tujuan utama Aquascaping yaitu
untuk menciptakan sebuah pemandangan bawah air yang bagus dengan
mempertimbangkan aspek pemeliharaan tanaman air dan aquascape tidak hanya
mengenai keindahan saja melainkan sebuah pemaknaan hidup yang membentuk
panorama alam.
Aquascape meniru konsep ekosistem mini di dalam akuarium. semua komponen
biotik dan abiotic bersinergi melakukan hubungan timbal balik. tanaman
membutuhkan CO2 dari ikan, ikan membutuhkan O2 dari tanaman, cahaya yang
dibutuhkan tanaman dapat berfotosintesis, Nitrat, decomposer, dan sebagainya. Semua
komponen ini saling membutuhkan satu sama lain menjadikan aquascape patut disebut
sebagai hobi yang mengajarkan tentang kehidupan (Widjaja 2015).
Dalam merawat aquascape terdapat masalah yang sering menjadi kendala yaitu
pada sistem fotosintesis tumbuhan air aquascape yang tidak berjalan normal. Ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam proses fotosintesis, antara lain yaitu
pencahayaan/lighting sebagai pengganti sinar matahari, tingkat kekeruhan air dan suhu
air pada aquascape.

2.4 Ikan Hias


Menurut Badan Pengembangan Eksport Nasional (1994) dalam M.Nur Purnama
(2004), ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk,warna dan karakter
khas sehingga mampu menciptakan suasana aquarium yang mendukung tata ruang
serta mampu memberikan suasana tentram. Dengan kata lain ikan hias menjadi
komoditi perdagangan karena aspek keindahan.
Di negara-negara maju popularitas ikan hias meningkat di sebabkan pengaruh
sosial budaya masyarakat yang semakin individualitis sebagai salah satu jalan keluar
mengatasi kendala kehidupan di kota besar. Ikan hias Indonesia di dalam dunia
perdagangan di kenal sebagai tropical fish, ikan hias juga di kenal dengan bermacam-
macam jenis dan secara garis besar dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Ikan hias yang berasal dari air tawar pada istilah perdagangannya dikenal
sebagai freshwater ornamental fish.
2. Ikan hias yang berasal dari air laut di kenal sebagai marine ornamental fish.
3. Tanaman hias dari air tawar di kenal sebagai freshwater ornamental plant atau
aquatic plant.
4. Kerang-kerangan atau biota laut di kenal sebagai invertebrata.
Jenis ikan hias yang dapat di budidayakan terbilang cukup banyak. Pemilihan
jenis ikan tergantung pada lahan yang tersedia, modal, maupun ketrampilan
pembudidaya. Biasanya, pembudidaya dengan modal yang cukup dan memiliki tenaga
kerja terampil akan memilih memelihara jenis ikan bernilai ekonomi tinggi.
Pada umumnya jika ikan bernilai tinggi, maka kesulitan penangkaranya pun
akan tinggi sehingga perlu keterampilan sendiri. Jenis ikan hias yang hidup di laut
mempunyai bentuk dan warna yang sangat indah sehingga memiliki harga yang sangat
tinggi di banding ikan hias air tawar.

2.5 Strategi Pemasaran


Setiap organisasi bisnis dihadapkan pada 2 jenis ”lingkungan” internal dan
eksternal, makin besar suatu perusahaan atau organisasi, makin komplek pula bentuk,
jenis, dan sifat interaksi yang terjadi dalam menghadapi ke 2 jenis lingkungan tersebut.
Oleh karena itu strategi pemasaran sangat diperlukan dalam mensiasati perkembangan
pada suatu organisasi tersebut.
Menurut Stephanie K. Marrus strategi adalah suatu proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut J. L Thompso strategi adalah sebagai cara untuk mencapai sebuah dari hasil
akhir, hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi.
Sedangkan pemasaran menurut E. Jerome Mc Coartthy memiliki arti sebagai
prestasi dari berbagai kegiatan yang mencari pencapaian sasaran organisasi dengan
cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien dan mengatur arus barang dan
juga pemuas kebutuhan dari produsen atau klien
Berdasarkan pengertian beberapa pakar di atas, dapat di simpulkan bahwa
strategi pemasaran ialah proses penentuan rencana terus-menerus mencapai sebuah
hasil akhir tentang apa yang di harapkan oleh pelanggan dari masa depan akan sebuah
kebutuhan yang memuaskan dari produsen terhadap konsumen tentang penetapan
harga, promosi serta penyaluran barang dan jasa.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 24 Maret 2020 pukul WIB yang
bertempat di Rancaekek Kencana, Kab. Bandung pada penjual/toko ikan hias dan
aquascape yang bernama “Sumida Aquascape”.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan kegiatan wawancara yaitu
meliputi:
1. Camera, untuk mengambil gambar dan merekam
2. Voice recorder, untuk merekam suara
3.3 Metode Kegiatan
Data yang dibutuhkan dalam kegiatan ini diperoleh dari data primer. Data primer
merupakan data langsung yang diperoleh berdasarkan pengamatan, wawancara atau
eksperimen. Dalam kegiatan ini, metode kegiatan dilakukan dengan teknik wawancara
sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data.
Menurut Moleong (2016: 186) wawancara adalah perihal bercakap-cakap
dengan maksud tertentu dengan adanya hal yang ditulis. Wawancara juga merupakan
suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan
langsung kepada seorang informan atau autoritas atau seorang ahli yang berwenang
dalam suatu masalah.
3.4 Prosedur Kegiatan

Menentukan tema

Membuat pertanyaan

Menentukan narasumber

Menghubungi narasumber

Wawancara
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Lesmana DS dan Dermawan I. 2001. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta:
PT Penebar Swadaya.

Moleong, Lexy. J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

Muflikhati, I., Fannayanti, N., dan Yulianto, G. 1996. Peranan Subsektor Perikanan
Dalam Perekonomian Wilayah Jawa Sarat. Buletin Ekonomi Perikanan vol 1. No.3

Purnama, Muhamad Nur.2004. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Hias di Desa Cibuntu,
Ciampea-Bogor. Skripsi,Institut Pertanian Bogor.

Widjaja, T., 2015, Aquascape : Pesona Taman Dalam Akuarium, AgroMedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai