Anda di halaman 1dari 24

MENGANALISIS VARIABEL DAN PENGKAJIAN

TEORI PENELITIAN KUANTITATIF DALAM


BIDANG PENDIDIKAN

MAKALAH METODE PENELITIAN

Dosen Pengampu: Dr. Armiati, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Hana Zafirah
2. Intan Rizkiah
3. Widya Mariska

Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika

Universitas Negeri Padang (UNP)

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan karena berkat limpahan karunia-Nya, kami dari
kelompok II dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.Makalah yang berjudul
“MENGANALISIS VARIABEL DAN PENGKAJIAN TEORI PENELITIAN
KUANTITATIF DALAM BIDANG PENDIDIKAN” ini disusun untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Metode Penelitian di semester I. Pada makalah ini, akan
diuraikan tentang bagaimana cara menganalisis dan merumuskan variabel,
penelitian, teori, asumsi dan hipotesis penelitian.

Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam menyukseskan penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini, oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Padang, 30 September 2020

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Variabel Penelitian .................................................................................6


B. Landasan teori Penelitian ........................................................................11
C. Asumsi Penelitian ...................................................................................14
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................22
B. Saran ......................................................................................................23

DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penelitian adalah suatu kegiatan pemecahan masalah menyangkut orang


banyak yang dilakukan secara sistematis dan terencana dengan metode ilmiah.
Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan yang ada. Masalah merupakan penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi, penyimpangan antara teori dengan praktek,
penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, penyimpangan antara tujuan
dengan hasil yang dicapai, dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau dan
yang terjadi.

Dalam dunia pendidikan salah satu metode yang diapakai dalam penelitian
yaitu metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Sugiono (2012:13)
menyatakan Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Dalam penelitian kuantitatif dibutuhkan hipotesis sebagai jawaban
sementara dari rumusan masalah yang bersumber dari teori atau hipotesis dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
sebagai jawaban yang empirik. Selain itu hipotesis juga berfungsi untuk menguji
teori, sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, memberikan kerangka untuk
menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Berdasarkan penjelasan diatas, sesuai tahapan dan sitematis dalam


penelitian kuantitatif dan melanjutkan pembahasan pemakalah sebelumnya tentang
konsep dasar penelitian kuantitatif serta menemukan dan merumuskan masalah
maka penulis akan membahas tentang bagaimana menganalisis variabel, teori,
asumsi dan hipotesis dalam penelitian kuantitatif dalam bidang pendidikan.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penulisan


makalah ini adalah bagaimana menganalisis variabel, teori, asumsi dan hipotesis
yang tepat dalam penelitian kuantitatif khususnya dalam biadang pendidikan.

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan pembahasan makalah ini adalah


untuk mengetahui cara menganalisis variabel, teori, asumsi dan hipotesis yang tepat
dalam penelitian kuantitatif khususnya dalam biadang pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Variabel Penelitian
1. Pengertian Variabel

Dalam melakukan penelitian tentunya harus ada objek yang diteliti. Objek
penelitian dapat berupa orang, benda, transaksi, atau kejadian. Selanjutnya,
sekumpulan objek yang dipelajari tadi dinamakan populasi. Dalam mempelajari
populasi, peneliti berfokus pada satu atau lebih karakteristik atau sifat dari objek.
Karakteristik semacam itu disebut sebagai variabel. Beberapa definisi variabel
menurut para ahli :

a. Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel dapat didefinisikan sebagai


atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
b. Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya: tingkat aspirasi,
penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji,
produk-tifitas kerja, dll.
c. Menurut kidder (1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
d. Sugiyono, (2009 )Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. 1

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah


suatu atribut atau nilai dari seseorang atau objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk diselediki/dipelajari dan
ditarik kesimpulannya dalam penelitian. Variabel merupakan atribut yang
bervariasi, maksudnya variabel yang tidak ada variasinya tidak dapat dikatakan

1
Ridha N. Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian. J Hikmah.
2017;14(1):62-70.

6
sebagai variabel. Untuk ada variasi, maka penelitian harus didasarkan pada
sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi. Contoh variabel adalah
atribut atau sifat yang memiliki variasi: a) Kata ‘badan’ (bukan variabel),
sementara ‘tinggi badan’ (variabel) hal ini karena berat badan satu orang dengan
orang lainnya berbeda (memiliki variasi), b) kata ‘kecerdasan’ (bukan variabel,
namun ‘tingkat kecerdasan’ (variabel), c) kata ‘siswa’ (bukan variabel) namun
‘motivasi siswa’ (variabel). Contoh variabel adalah atribut atau sifat yang akan
diselidiki atau dipelajari yaitu Prestasi,pendidikan,kreativitas,

Pentingnya mengenali variabel dalam penelitian adalah, untuk:

a. Menemukan fokus kajian agar peneliti tetap konsisten pada tujuan dan
fokus penelitian,
b. Untuk menemukan keterkaitan logis dengan variabel lain berdasarkan
teori dan paradigma ilmu yang mendasarinya, dan
c. Merumuskan indikator, dimensi, dan pilihan instrumen keilmuan yang
akan digunakan dalam penelitian beserta turunannya. 2

Ada tiga hal sebaiknya diperhatikan ketika menentukan kedudukan variabel-


variabel ini, yaitu sebagai berikut.

a. Perhatikan urutan waktu, dengan melihat variabel mana yang terjadi


terlebih dulu dibandingkan dengan variabel lain;
b. Perhatikan dampak, dengan melihat variabel mana yang merupakan
dampak atau akibat dari adanya variabel lain;
c. Perhatikan teori yang dijadikan dasar sumber.

2. Jenis Jenis Variabel

Variabel dapat dibedakan menjadi variabel kuantitatif dan variabel


kualitiatif. Contoh variabel kuantitaif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam
dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel kualitatif misalnya kemakmuran,
kepandaian. Variabel kuantitatif dibedakan menjadi 2 kelompok:

2
Ahyar H, Maret US, Andriani H, et al. Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Abadi
H, ed.). Pustaka Ilmu; 2020.hal 304

7
a. Variabel Diskrit, disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik
karena hanya dapat dibedakan menjadi 2 kutub yang berlawanan yakni “ya”
“tidak”. Misalnya wanita-pria, hadir-tidak hadir,angka angka digunakan
pada variabel diskrit ini untuk menghitung, yaitu banyaknya pria, banyak
yang hadir dan sebagainya. Maka angka dinyatakan sebagai frekuensi.
b. Variabel Kontinum, dipisahkan ke dalam 3 variabel kecil yaiyu:
1) Variabel ordinal ialah variabel yang menunjukan tingkatan misalnya
panjang, pendek.
2) Variabel intervalialah variabel yang mempunyai jarak, jika dibandingkan
dengan variabel yang lain,sedang
3) Variabel rasio, ialah variabel yang mengunakan angka 0.3

Berdasarkan fungsinya variabel dalam penelitian kuantitatif dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel
terikat (dependent variabel). Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau
terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik
penelitian. Sementara itu, variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau
yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini sebagai variabel
yang dijelaskan dalam fokus/topik penelitian. Jika digambarkan dalam bentuk
bagan, maka akan terbentuk seperti gambar berikut ini.

Variabel Bebas Variabel Terikat

(independent variabel) (dependent variabel)

X Y

Gambar 1. Hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

3
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal.159-160

8
Contoh: model pembelajaran A mempengaruhi kreatifitas siswa B (model
pembelajaran A merupakan variabel bebas X dan kreatifitas siswa B merupakan
variabel terikat Y).

3. Hubungan Antara Variabel


a. Variabel Moderator

Variabel Moderator merupakan variabel yang mempengaruhi


(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Variabel itu terkadang tidak dimasukkan ke dalam model statistik namun
memengaruhi mutu hubungan antar variabel tersebut.

X Y

Gambar 2. Variabel moderator

Contoh: Model pembelajaran A memengaruhi kreativitas siswa B akan diperkuat


dan diperlemah oleh variabel moderator misalnya jenis kelamin.

b. Variabel Intervening

Variabel Intervening atau variabel antara adalah variabel yang dipengaruhi


oleh variabel bebas dan mempengaruhi variabel terikat. Jika variabel antara ini
diselediki maka hubungan ststistik yang semula nampak antara variabel bebas
dan terikat menjadi lemah atau bahkan lenyap.

X I Y

Gambar 3. Variabel intervening

Contoh variabel antara dalam pendidikan Terdapat pengaruh jumlah biaya


pendidikan yang dikeluarkan oleh orang tua terhadap gaya hidup mahasiswa dan akan
berimbas pada IPK mahasiswa tersebut. Jumlah biaya pendidikan (variabel

9
independen), IPK mahasiswa (variabel dependen), Gaya hidup (variabel
intervening).

c. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga variabel independen dan dependen tidak dipengaruhi faktor luar yang
tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan peneliti bila akan melakukan
penelitian yang bersifat membandingkan.

Contoh: Model pembelajaran A memengaruhi kreativitas siswa B akan


dipengaruhi oleh durasi belajar dan fasilitas, sehingga durasi dan fasilitas belajar
adalah variabel yang harus dikontrol. 4

X Y

Gambar 4. Variabel kontrol

Variabel kontrol dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.

1) Variabel pendahulu (antecendent variable) yang memiliki kedudukan


sebagai variabel yang mendahului terjadinya variabel bebas.Variabel ini
merupakan variabel yang mengakibatkan perubahan pada variabel bebas.
Jika variabel ini dihilangkan, hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat tidak hilang atau tidak berubah.
2) Variabel penekan (suppressor variable) merupakan suatu variabel yang
mengubah hubungan. Awalnya antara variabel bebas dan variabel terikat
tidak ada hubungan. Namun setelah dihadirkan variabel ketiga, hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat menjadi tampak.

4
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.hal 39-41

10
3) Variabel pengganggu (distorter variable), yaitu pada awalnya hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat adalah hubungan yang positif.
Namun ketika dihadirkan variabel ketiga, hubungan tersebut menjadi
negatif. 5

B. Landasan Teori Penelitian


1. Pengertian Teori
Apakah sebenarnya teori itu? Dan mengapa di dalam penelitian
kuantitatif, teori memegang peranan penting? Kerlinger (1979) menyebutkan
teori sebagai a step of inlelrrelated constructs view of phenomena by specifying
relation among variables, tivith the purpose of explaining natural phenomena.
Menurut Neuman (2003), teori merupakan suatu sistem gagasan dan abstraksi
yang memadatkan dan mengorganisasi berbagai pengetahuan manusia tentang
dunia sosial sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia
sosial, sementara itu, menurut Turner (Babbie, 1992) teori adalah suatu
penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan kenyataan-kenyataan yang
dapat diamati yang berkaitan dengan aspek khusus dari kehidupan manusia.
Dari sini dapat dipahami bahwa landasan atau kerangka teori pada
prinsipnya bukan sekedar kumpulan defenisi dari berbagai macam buku,
namun lebih pada upaya penggalian teori yang dapat bahwa teori memberikan
kepada kita suatu kerangka yang membantu dalam melihat permasalahan.
Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan asumsi-asumsi dasar yang
dapat digunakan, dan mengarahkan pertanyaan penelitian yang diajukan, serta
membimbing kita dapat memberikan makna terhadap data. Dalam penelitian
kuantitatif yang menggunakan proses berfikir deduktif, peranan kerangka teori
adalah sebagai dasar untuk mengajukan pertanyaan sementara (hipotesis) atas
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.6

5
Priyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Zifatama Publishing hal 58-61

6 Priyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Zifatama Publishing hal 55

11
2. Fungsi Teori Dalam Penelitian

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Dalam sebuah penelitian teori yang digunakan harus sudah jelas
karena fungsi teori dalam sebuah penelitian menurut Sugiyono adalah sebagai
berikut:

a. Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau


konstruk variabel yang akan diteliti;
b. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian;
c. Memprediksi dan membantu menemukan fakta tentang sesuatu hal yang
hendak diteliti. 7

Teori yang tersusun secara sistematis mempunyai beberapa fungsi tertentu,


yaitu:
a. Fungsi pertama ialah, fungsi eksplanatif atau menjelaskan. Suatu teori
harus mampu menjelaskan hubungan antara peristiwa lain yang terdapat
dalam pengalaman empiris. Jika peristiwa yang satu adalah menurunnya
nilai rupiah dibandingkan dengan valuta asing dan peristiwa lainnya
adalah menurunnya permintaan terhadap saham di pasar bursa, maka teori
berusaha mencari peristiwa ini. Eksplanasi adalah berupa pernyataan
tentang hubungan tertentu untuk menggambarkan sejumlah kegiatan
(fenomena yang teramati).
b. Fungsi kedua dari suatu teori adalah fungsi prediktif atau peramalan atau
prakiraan. Jika suatu teori dapat menjelaskan hubungan antara pendidikan
dengan pendapatan masyarakat, maka ia dapat pula memperkirakan
tingkat pendapatan suatu masyarakat dengan perkembangan pendidikan
tertentu.Prediksi dengan sifatnya yang probabilitas itu dapat diterapkan
dalam tiga jenis situasi yaitu:
1) Pertama adalah untuk waktu yang akan datang. Pengetahuan kita
terhadap waktu yang lampau dan waktu yang sekarang dapat

7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.(
Bandung: Alfabeta. 2012). Hal. 57

12
diterapkan untuk waktu yang akan datang. Pada waktu-waktu yang
telah kita lampaui, kita ketahui bahwa matahari selalu terbit dari
sebelah timur. Karena itu kita mengatakan bahwa besok hari (hari yang
belum kita jalani) matahari terbit dari sebelah timur. Tetapi pernyataan
ini bukan suatu kepastian, melainkan pernyataan yang probabilitias.
Kepastiannya baru ada setelah kita menyaksikannya besok.
2) Penerapan yang kedua adalah tempat yang berbeda. Apabila
pendidikan dapat menaikkan pendapatan suatu masyarakat, maka kita
dapat menerapkannya pada masyarakat lain yang belum pernah kita
amati. Tetapi bahwa pada masyarakat lain itu berlaku penyataan
tersebut, itu adalah suatu probabilitas.
3) Penerapan yang ketiga adalah didalam kelompok sosial yang lebih
besar. Jika pernyataan itu kita ketahui dalam kelompok masyarakat
yang kecil, maka dapat juga kita berlakukan pada kelompok yang lebih
besar. Tetapi, penerapannya dalam kelompok yang besar itu bersifat
probabilitas.
c. Fungsi ketiga dari suatu teori adalah fungsi kontrol. Teori tidak hanya
menjelaskan dan memperkirakan, tetapi juga mampu mengendalikan
peristiwa-peristiwa supaya tidak mengarah pada hal-hal yang negatif. 8

3. Deskripsi Teori
Langkah langkah dalam pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya
b. Cari sumber sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah,
laporan penelitian, skripsi, tesis dan disertasi) yang sebanyak banyaknya
dan relevan dengan setiap variabel yang diteliti
c. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan

8
Syahrum dan Salim.2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapusaka Media.
Hal. 29-30

13
penelitian, lihat judul peneltian, permasalahan, teori yang digunakan,
tempat penelitian, sampel sumer data, teknik pengumpulan data, analisa,
kesimpulan dan saran)
d. Cari definisi dari setiap variabel yang diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan yang lain, pilih definisi yang sesuai
dengan penelitian.
e. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data.
f. Deskripsikan teori teori yang sudah dibaca dari berbagai sumber kedalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber sumber bacaan yang dikutip
atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus
dicantumkan

C. Asumsi Penelitian
1. Pengertian Asumsi
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya. Dalam hal ini peneliti harus memiliki sederet asumsi yang kuat
tentang kedudukan permasalahan. Asumsi disebut juga anggapan dasar
yang merupakan landasan dalam pelaporan hasil penelitian. Winarno
Surakhmand anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak
pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan
selanjutnya bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang
berbeda.
Asumsi harus merupakan pernyataan yang kebenarannya secara
empiris dapat diuji. Sebagai contoh pengemudi berasumsi bahwa jalan pada
hari pagi sangat aman karena kendaraan belum ramai, maka kemungkinan
besar orang tersebut mengendarai kendaraannya kurang berhati-hati toh
asumsinya jalan aman. Namun, bila asumsi tidak aman, karena banyak
pengemudi yang sembrono pada menjalankan kendaraannya sebab
asumsinya tidak aman. Itulah sebabnya asumsi harus dibuktikan

14
kebenarannya, sebab dengan asumsi yang tidak benar kita akan memilih
cara yang tidak benar pula.

2. Fungsi Asumsi Dalam Peneltian


Fungsi merumuskan anggapan dasar adalah:
a. Agar ada dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti
b. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian
c. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.9

3. Cara Menentukan Asumsi


Adapun cara cara dalam menenukan anggapan dasar, yaitu:
a. Banyak membaca buku, surat kabar atau terbitan lain. Dalam hal ini
Prof. Drs. Sutrisno Hadi , M.A mengklasifikasikan bahan pustaka (yang
disebut sumber acuan) menjadi dua kelompok yaitu:
1) Sumber khusus: buku teks, ensiklopedia, dan sebagainya.
2) Sumber acuan khsusus: buletin, jurnal, disertasi, skripsi, dan
sebagainya
b. Mendengarkan infoemasi dari berbagai sumber yang jelas
c. Berkunjung ke berbagai tempat yang berhubungan dengan yang
diteliti10

4. Kerangka berfikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono,
2012) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

9
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal.104

10
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal.105

15
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila
dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian
hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang
dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-
masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang
diteliti (Sapto Haryoko, 1999, dalam Sugiyono, 2012 ).
Selanjutnya Uma sekaran (1992) dalam sugiyono 2012 mengemukakan
bahwa, kerangka berfikir yang baik, memuat hal hal berikut:
1. Variabel variabel yang akan diteliti harus jelas
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, berbentuk simetris, kausal
atau interaktif (timbal balik)
3. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram (paradigma peneltian), sehingga pihak lain dapat memahami
kerangka berpikir yang dikemukakan dalam penelitian.

Contoh kerangka berpikir pada penelitian eksperimen pada judul


penelitian “Pengaruh Penerapan Teknik Bisnis Berisiko Terhadap
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Z” dengan rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan aktivitas siswa selama mengikuti proses
pembelajaran matematika dengan menggunakan Teknik Bisnis Berisiko?,
2. apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan Teknik Bisnis Berisiko
lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa menggunakan
pembelajaran konvensional pad siswa Z?.

Aktivitas belajar
siswa
Penerapan Proses
teknik bisnis Pembelajaran
berisiko Pemahaman konsep
matematis siswa

Gambar 5. contoh kerangka berfikir

16
D. Hipotesis penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat


sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2010:110). Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Hipotesis seringkala dikatakan hasil penelitian sementara, karena jawaban
yang diberikan hanya berdasarkan pada teori yang relevan, didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum sebagai jawaban yang empirik (Sugiyono, 2012:
64).

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang


menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak
dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.

1. Jenis Hipotesis

Arikunto (2010, 112) mengatakan Ada dua jenis hipotesis yang


digunakan dalam penelitian yaitu:

a. Hipotesis kerja disebut juga hipotesis alternatif disingkat dengan Ha.


Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y,
atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
b. Hipotesis nol ( disingkat Ho) sering disebut juga hipotesis statistik,
karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik. yang di
uji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya
perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X
terhadap variable Y

Sugiyono (2012, 64-65) mengatakan hipotesis penelitian yang


menggunakan sampel dalam pengerjaannya disebut dengan hipotesis

17
statistik. Penelitian langsung terhadap populasi tidak akan memerlukan
hipotesis statistik. Jadi hipotesis statistik diperlukan untuk menguji apakah
hipotesis penelitian yang diuji dengan data sampel itu dapat diberlakukan
untuk populasi atau tidak. Dalam pembuktian ini akan muncul istilah
“signifikan” yang artinya hipotesis penelitian yang telah terbukti pada
sampel itu (baik deskriptif, komparati, maupun asosiatif) dapat
diberlakukan ke populasi. Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori
yang dipandang handal. Sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori
yang digunakan masih diragukan kehandalannya.

Sugiyono (2012, 66) menambahkan bahwa dalam statistik terdapat


dua jenis hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol, hipotesis kerja
dinyatakan daam kalimat positif, sedangkan hipotesis nol dalam kalimat
negatif. Dalam hipotesis penelitian yang diuji terlebih dahulu adalah
hipotesis kerja, namun jika hipotesis statistik yang diuji terlebih dahulu
adalah hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara
sampel dengan populasi atau statistik dengan parameter ( statistik
merupakan ukuran yang berkenaan dengan sampel sedangkan parameter
adalah ukuran yang berkenaan dengan populasi)

2. Fungsi Hipotesis

Adapun fungsi penting hipotesis di dalam penelitian yaitu:

a. Untuk menguji teori


b. Mendorong munculnya teori
c. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian
d. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan
dihasilkan11

11
(Ahyar H, Maret US, Andriani H, et al. Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
(Abadi H, ed.). Pustaka Ilmu; 2020.hal 332)

18
3. Karakteristik hipotesis yang baik
a. merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan
keadaan variabel terhadap berbagai sampel, dan merupakan dugaan
anatata hubungan dua variabel atau lebih
b. dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan
berbagai penafsiran
c. dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode metode
ilmiah12
4. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhaap masalah yang di rumuskan
dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti dan maih harus dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan
berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah dirumuskan
dalam kalimat pernyataan deklaratif.

Pada penelitian kuantitatif, hipotesis perlu dirumuskan, sedangkan pada


pegnelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi diharapkan dapat
ditemukan hipotesis. Selanjutnya, selanjutnya penelitian tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan mnggunakan pendekatan kuantitatif. Sementara itu,
dalam penelitian kombinasi, hipotesis diperlukan untuk menjawab rumusan
masalah yang bersifat kuantitatif.

Berdasarkan bentuk rumusan masalahnya, hipotesis dibedakan menjadi


hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, hipotesis asosiatif, dan hipotesis
kooparatif-asosiatif. Berikut ini penjelasan dari masing-masing hnipotesis
tersebut.

12
(Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.hal 71)

19
b) Hipotesis deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah


deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.

Tabel 1. contoh rumusan dan hipotesis deskriptif


Rumusan Masalah Deskriptif Hipotesis Deskriptif
Bagaimanakah pencapaian Pencapaian kemampuan koneksi
kemampuan koneksi matematis siswa matematis siswa SMP di kota A
SMP di Kota A? sebesar 75% dari kriteria ideal
yang ditetapkan.

c) Hipotesis komparatif

Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara tegrhadap rumusan


masalah komparatif, yaitu yang megnyatakan perbandingan dua variabel
atau lebih. Pada rumusan ini, variabel yang dibandingkan sama tetapi
populasi atau sampelnya berbeda, atau membandingkan variabel yang
sama pada waktu yang berbeda, misalnya membandingkan keadaan
sebelum dengan sesudah penelitian.

Tabel 2. contoh rumusan dan hipotesis koparatif


Rumusan masalah komparatif Hipotesis komparatif
Apakah terdapat perbedaan Terdapat perbedaan peningkatan
peningkatan kemampuan komunikasi kemampuan komunikasi
matematis antara siswa yang matematis antara siswa yang
memperoleh pembelajaran A dengan memperoleh pembelajaran A
siswa yang memperoleh dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran B? pembelajaran B.

d) Hipotesis asosiatif

Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan


masalah asosiatif, yaitu yang menyatakan hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hubungan tersebut dapat berbentuk asosiatif simetris, asosiatif
kausal, dan asosiatif resiprokal.

20
Tabel 3. contoh rumusan dan hipotesis asosiatif

Bentuk Rumusan Rumusan masalah asosiatif Hipotesis asosiatif


asosiatif
simetris Apakah terdapat hubungan Terdapat hubungan
antara kemampuan penalaran yang positif antara
matematis dengan kemampuan penalaran
kemampuan b erfikir kritis matematis dengan
matematis siswa? kemampuan b erfikir
kritis matematis siswa.
Kausal Apakah terdapat pngarh Terdapat pengaruh
penerapan model yang positif penerapan
pembelajaran A terhadap model pembelajaran A
kemampuan pegnyelesaian terhadap kemampuan
masalah matematis siswa? pegnyelesaian masalah
matematis siswa
resiprokal Apakah ada hubungan antara Terdapat hubungan
motivasi dan prestasi belajar yang interaktif antara
matmatika siswa? motivasi dan prestasi
belajar matematika
siswa.

e) Hipotesis Komparatif-Asosiatif

Hipotesis komparatif-asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap


rumusan masalah komparatif-asosiatif yaitu yang menyatakan
perbandingan dan hubungan dua variabel atau lebih. 13

13
Lestari.2017. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung. Refika Aditama. Hal 16-18

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
variabel adalah suatu atribut atau nilai dari seseorang atau objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk
diselediki/dipelajari dan ditarik kesimpulannya dalam penelitian. Setelah
menentukan variabel maka salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang
memiliki peran sangat besar dalam penelitian adalah teori. Teori adalah alur logika
atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang
disusun secara sistematis. Teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.

Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang


pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau
konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk
merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya
hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori
yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga
selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah.
Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir,
sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang


bersumber dari teori atau hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum sebagai jawaban yang empirik. Selain
itu hipotesis juga berfungsi untuk menguji teori, sebagai pedoman untuk
mengarahkan penelitian, memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang
akan dihasilkan.

22
B. Saran

Penelitian yang baik adalah penelitian bersifat kritis dan analitis , memuat
konsep dan teori, menggunakan istilah dengan tepat dan definisi yang uniform,
rasional, dan obyektif . oleh sebab itu melakukan penelitian sesuai tahap-tahap dan
prosedurnya merupakan bagian penting yang harus dilakukan seorang peneliti.

23
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Basuki AT. Macam-macam Data dan Var Penelitan. Published online 2017:1-9

H. Ahyar. 2020. Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, no. March.
Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Hardani dkk.2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Mataram: CV.


Pustaka Ilmu

Lestari.2017. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung.Refika Aditama

Priyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Zifatama Publishing

Ridha N. Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian. J


Hikmah. 2017;14(1):62-70

Sarwono, Jonathan.2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Bandung:


Graha Ilmu

Sugiono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Syahrum dan Salim.2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapusaka


Media

24

Anda mungkin juga menyukai