SOSIO ANTROPOLOGI
Bd.6.105
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SOSIO ANTROPOLOGI
Dosen Pengampu : Eka Santy, SKM., M.Si
Riska Regia Catur Putri, S.ST., M.K.M
Kelompok 8 :
1. Nurdita Maysella
2. Nurita
3. Nyemas Putri Widya Nengsi
4. Pitriani
5. Putri Yani Siswanti
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Sosio Antropologi yang diampu oleh Eka Santy, SKM., Si dan Riska Regia Catur Putri,
S.ST., M.K.M selaku dosen POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK.
Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan dapat
bermanfaat. Namun tidak menutup kemungkinan makalah ini masih jauh sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kepentingan proses peningkatan
ilmu pengetahuan kesehatan.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................................
1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep individu, keluarga dan masyarakat.
2. Untuk mengetahui hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat.
3. Untuk mengetahui pandangan dan nilai masyarakat terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Selanjutnya bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap
individu dalam melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman
kepada nilai-nilai atau sistem nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang
dijadikan pedoman/petunjuk didalam tingkah laku baik secara individual, kelompok, maupun
masyarakat.
2. Sistem Nilai
Tylor dalam Imran Manan (1989,19) mengemukakan moral termasuk bagian dan
kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah yang kesemuanya dalam
konsep yang lebih besar termasuk kedalam “nilai”. Hal ini dilihat dari aspek penyampaian
pendidikan yang dikatakan bahwa pendidikan mencakup penyampaian, pengetahuan,
keterampian, dan nilai-nilai.
Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman
tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks
pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk
menyampaikan sistem perilaku dan produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat
yang bersangkutan.
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dan konsep-konsep abstrak yang hidup
dalam masyarakat, mengenal apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai
apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjadi
pedoman dan pedorong dalam kehidupan manusia dalam hidup.
Kluckhohn mengemukakan kerangka teori nilai-nilai yang mencakup pilihan nilai
yang dominan mungkin dipakai oleh anggota-anggota suatu masyarakat dalam memecahkan
masalah pokok kehidupan.
5
3. Orientasi Nilai Budaya
Kluchkhon dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan
sebuah konsep berluang lingkup luas yang hidup dengan alam fikiran.
Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa
yang dientukan. Merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu, sebab,
nilai-nilai tersebut merupakan wujud dari ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula
dikatakan bahwa sisem nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari
kebudayaan mereka, yang seolah-olah berada diluar dan di atas para individu warga
masyarakat itu.
Ada 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditentukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokook
tersebut adalah
1. Masalah hakekat hidup.
2. Hakekat kerja atau karya manusia.
3. Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
4. Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar
5. Hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai kebudayaan mengkonsepsikan masalah universal ini dengan berbagai
variasi yang berbeda-beda seperti, masalah pertama yaitu mengenal hakekat hidup manusia.
Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama budha misalnya mengaggap hidup
itu buruk dan menyedihkan.
Masalah kedua mengenai masalah kerja atau karya dalam kehidupan. Ada
kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup
(survive) semata.
6
Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang
memandang penting masa lampau. Tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya.
Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam.
Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia.
Masalah yang kelima menyangkut hubungan antarmanusia. Dalam kebudayaan
hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil
keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral)
antara individu, cenderung untuk mementingkan hak asasi.
Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994)
adalah siapa yang herus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical
keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam masyarakat yang
mementingkan kemandirian individual, maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada
masing-masing individu.
2.2 Sistem Nilai Dalam Masyarakat
Didalam kehidupan sisoal berkembang beberapa sistem nilai. Secara garis besar
sistem nilai tersebut dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Sistem nilai yang berhubungan dengan benar dan salah yang disebut dengan logika.
2. Sistem nilai yang berhubungan dengan baik dan buruk atau pantas dan tidak pantas yang
disebut dengan etika.
Jika nilai merupakan asumsi-asumsi yang bersifat abstrak, maka norma merupakan
bentuk kongrit dari sistem nilai yang ada dalam masyarakat.
A. Kesimpulan
Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan
petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual. Kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut dan tidak patut.
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup
dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga menjadi
pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya
terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam
bentuk abstrak tercermin dalam cara terpikir dan dalam bentuk kongkrit terlihat dalam bentuk
pola perilaku anggota-anggota masyarakat.
B. Saran
Sebagai manusia yang hidup di lingkungan masyarakat sosial, sangat ditekankan
untuk beretika/benilai baik dari ucapan, dan bermoral dalam tindakan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://asrikoe.wordpress.com/2011/12/22/nilai-dan-norma-dalam-kehidupan-
masyarakat/www.google.com
/20 feb 2018 23:13