Anda di halaman 1dari 2

Tanya Jawab presentasi kelompok 5 mekanisme persalinan

Pertanyaan Selly Indah Sari :


Pada Ibu partus kala IV terjadi robekan jalan lahir derajat 3 sampai otot sphinterani, bagaimana
penaganan atau tindakan segera yang di lakukan oleh bidan dalam melakukan pelayanan
Jawab: jika terjadi kasus robekan Jalan lahir dengan derajat 3 atau tingkat 3, yang mana Berarti
terjadi robekan pada bagian mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum, otot perineum, dan
otot sfingter Ani. Berdasarkan Permenkes nomor 1464 tahun 2010 tidak mengatur kewenangan
bidan dalam melakukan episiotomi yang luas atau diperluas hanya episiotomi dengan penjahitan
luka Jalan lahir tingkat 1 dan 2 maka hal yang harus dilakukan bidan adalah segera mencari bantuan
dengan sistem rujuk ke fasilitas kesehatan yang ada dokter spesialis nya dengan alasan kompetensi
bidan dalam menjahit otot sfingter Ani.

Penambahan dari Ajeng sukma karira:


Bidan harus segera mengajukan rujukan atau bantuan ke fasilitas kesehatan yang memadai

Pertanyaan Rahmi Nevi Lestari :


jika, kita sebagai bidan mendapat kasus distosia bahu atau di mana posisi bahu janin gagal lahir
secara spontan setelah lahirnya kepala janin diPMB,mekanisme Apa yang harus dilakukan bidan?
Jawab: Disponsia bahu atau bahu janin gagal lahir secara spontan merupakan gawat daruratan
Kebidanan dan bidan praktek Mandiri tidak memiliki kewenangan untuk kasus tersebut, tetapi
kewenangan tersebut bisa diberikan dengan tujuan penyelamatan yang lah ibu dan janin seperti
pada Pasal 10 ayat (3) butir (c) dan sebagaimana disebutkan dalam undang-undang nomor 36 tahun
2009 pasal 32 ayat 1 yang berbunyi "Dalam keadaan darurat fasilitas Pelayanan Kesehatan baik
pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa
pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu."
Pada bidan praktek Mandiri tanggung jawab hukum berada pada dirinya sendiri sebagai tenaga
kesehatan ketika melakukan tindakan indikasi kegawatdaruratan dengan syarat bidan melakukan
persetujuan tindakan medis melalui inform consent dan izin dari pihak keluarga, kemudian bidan
bisa menangani distosia bahu dengan cara seperti memberikan tekanan pada perut ibu minta ibu
untuk menekukkan kedua kaki dan mendekatkan lutut ke arah dada membantu memutar bahu baik
secara manual melakukan episiotomi irisan bedah untuk melebar vagina untuk memberikan ruang
pada bahu untuk lahir.

Pertnyaan Saryani : Pada saat partus kala 3 terjadi hambatan seperti retensio plasenta atau plasenta
Tertinggal dalam rahim Bagaimana cara bidan menangani hal tersebut?
Jawab: untuk kasus retensio plasenta ini biasanya pada saat kelahiran plasenta bidan akan
mengecek keutuhan plasenta untuk memastikan tidak adanya bagian plasenta yang tertinggal, Jika
terjadi kasus plasenta Tertinggal dalam rahim atau adanya bagian dari plasenta yang tertinggal bidan
dapat menangani dengan cara mengeluarkan dengan tangan yaitu bisa memasukkan tangan ke
dalam rahim untuk mengambil plasenta yang tertinggal bisa juga dengan, cara ibu menyusui sebab
dalam beberapa kasus menyusui juga bisa membantu mengeluarkan plasenta secara efektif dengan
sendirinya karena menyusui dapat merangsang tubuh melepaskan hormon yang mendorong rahim
berkontraksi sehingga plasenta akan keluar atau lahir.

Penambahan dari Irfani Hasanah :


Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya :
a. Perdarahan
Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit pelepasan hingga kontraksi
memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat luka tidak menutup.
b. Infeksi
Karena sebagai benda mati yang tertinggal didalam rahim meingkatkan pertumbuhan bakteri
dibantu dengan pot d’entre dari tempat perlekatan plasenta.
c. Terjadi polip plasenta sebagai masa proliferative yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
d. Terjadi degenerasi (keganasan) koriokarsinoma Dengan masuknya mutagen, perlukaan yang
semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik (displastik-dikariotik) dan akhirnya menjadi
karsinoma invasive, proses keganasan akan berjalan
terus. Sel ini tampak abnormal tetapi tidak ganas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa
perubahan abnormal pada sel-sel ini merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang
berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker. Karena itu beberapa
perubahan abnormal merupakan keadaan pre kanker, yang bisa berubah menjadi kanker.

Anda mungkin juga menyukai