Anda di halaman 1dari 6

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA ACTINOMYCETES

DARI TANAH PERAKARAN KUNYIT PUTIH (CURCUMA ZEDOARIA)

Andi Dian Astriani, M. Natsir Djide, Tadjuddin Naid


Jurusan Farmasi Fakultas MIPA, Universitas Islam Makassar
Email : andidianastriani.dty@uim-makassar.ac.id

ABSTRAK
Secara historis, Actinomycetes menghasilkan jumlah terbesar calon obat antibiotik
baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi Actinomycetes dari tanah perakaran kunyit
putih yang berpotensi sebagai antimikroba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode experimental laboratory. Teknik pengumpulan data yaitu dengan uji daya
hambat Actinomycetes yang telah diisolasi terhadap bakteri uji yaitu Eschericia coli dan
Staphyloccocus aureus dan fungi Candida albicans untuk mengetahui adanya potensi
antimikroba. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan mengukur zona hambat yang
terbentuk. Berdasarkan hasil uji daya hambat, dari 4 isolat, hanya 1 isolat yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli dan Candida albicans. Pemeriksaan
ornamen rantai spora menunjukkan bahwa isolat tersebut adalah Actinomycetes.

Kata Kunci: Actinomycetes, kunyit putih, antimikroba

PENDAHULUAN
Secara historis, Actinomycetes menghasilkan antiobiotik dan antitumor
menghasilkan jumlah terbesar calon obat yatiiu Actinoplanes, Microsmonospora,
antibiotik baru (Berdy, 2005). Menurut Saccharopolyspora, Actinomodura, dan
Okami & Hotta dalam Ambarwati (2007), Dactylosporangium.
hampir 95% dari 200 antibiotik yang ada Actinomycetes termasuk bakteri
dihasilkan oleh Streptomyces. yang berbentuk batang, gram positif, yang
(Ambarwati, 2007). bersifat anaerob fakultatif. Struktur
Streptmomyces dikenal mampu Actinomycetes berupa filament lembut
menghasilkan banyak antibiotik seperti yang sering disebut hifa atau miselia,
streptomycin yang dihasilkan sebagaimana yang terdapat pada fungi,
Streptomyces griseus, aureomisin yang memiliki konidia pada hifa yang menegak.
dihasilkan oleh S. aureofaciens, Actinomycetes merupakan bakteri yang
oleandomycin dihasilkan oleh S. bereproduksi dengan pembelahan sel,
antibioticus, spyramicin dihasilkan oleh S. rentan terhadap penicillin tetapi tahan
ambofaciens, dan eritromisin yang terhadap zat antifungi (Ambarwati, 2007).
dihasilkan oleh S. erythreus (Ambarwati, Tanah merupakan habitat
2007) yang masing-masing mempunyai Actinomycetes. Populasi streptomyces
khasiat yang berlainan. Selain pada tanah mencapai 70%, sedangkan
Streptomyces, masih ada anggota populasi Actinomycetes pada tanah yang
Actinomycetes yang juga mampu subur mencapai 700.000 (Budiyanto,

JF FIK UINAM Vol.6 No.1 2018 66


2004). Fakta menunjukkan bahwa menguji daya hambat Actinomycetes
Actinomycetes naik secara kualitatif yang telah diisolasi terhadap mikroba uji
maupun kuantitatif memiliki peranan di Alat
dalam rizosfer, yang mempengaruhi Alat yang digunakan adalah
pertumbuhan serta melindungi akar Cawan petri (Herma®, Normax®) steril,
tanaman dari serangan fungi patogen spatula, lilin, cawan porselin (Herma®),
akar (Ambarwati, 2007). oven (Memmert®), mikropipet (Health®),
Sampel yang digunakan dalam blue tips, timbangan analitik (Acis® CAD-
penelitian ini berasal dari rhizosfer 360H), beaker glass (Pyrex®) ukuran 50
tanaman kunyit putih, pemilihan tanaman mL, pengaduk gelas, pH meter, botol
ini didasarkan pada fakta bahwa tanaman universal, tabung reaksi (Pyrex®), pipet
ini digunakan untuk mencegah kanker. (Pyrex®) steril, 4 vortex mixer (Health®),
Interaksi antara tanaman dan mikroba di colony counter (Stuart Scientific®),
rizosfir diinisiasi oleh tanaman dengan erlenmeyer (Pyrex®) autoklaf (One
cara mensekresikan eksudat akar Med®), ose steril, objek glass, bunsen,
sehingga mengundang mikroba datang ke tissue, mikroskop (Olympus®), perangkat
rizosfir. Mikroba yang mengkoloni rizosfir digital mikroskop (Optilab® CPU Intel
mengakibatkan terjadinya modifikasi RAM 512 MB).
lingkungan fisik dan kimia tanah di sekitar Bahan
rizosfir yang akan mempengaruhi Sampel tanah yang diperoleh dari
pertumbuhan tanaman (Enny, 2013). rhizosfer Kunyit putih (Curcuma
Penelitian ini bertujuan untuk zedoaria), aquadest, alcohol, larutan
mengisolasi dan mengidentifikasi secara Ringer laktat, media Starch Casein Agar,
morfologi Actinomycetes dari tanah media Nutrient Agar, media Potato
perakaran kunyit putih yang berpotensi Dekstora Agar, paper disk,
sebagai antimikroba. Staphylococcus aureus, Eschericia coli,
Candida albicans, aquades.
METODE PENELITIAN Pengambilan dan pengolahan sampel
Lokasi dan Rancangan Penelitian Sampel tanah yang diambil dari
Penelitian ini dilakukan di rizosfer kunyit putih (Curcuma zedoaria)
Laboratorium Mikrobiologi Farmasi yaitu tanah yang melekat pada akar
Universitas Hasanuddin. Desain kunyit putih (Curcuma zedoaria)
penelitian ini adalah experimental sebanyak satu genggam dari 5 tempat
laboratories. Lokasi pengambilan sampel yang berbeda dalam 1 rumpun/lahan.
yaitu di Kabupaten Gowa Sulawesi Sebanyak 5 gram sampel tanah
Selatan. Penelitian dilakukan dengan cara dilarutkan ke dalam labu Erlenmeyer yang

JF FIK UINAM Vol.6 No.1 2018 67


berisi 45 ml aquadest, lalu dihomogenkan dengan posisi kemiringan 450 berdekatan
menggunakan vortex, selanjutnya diberi dengan koloni mikrobia. Inkubasi
praperlakuan dengan metode heat shock dilakukan pada suhu 300C selama 14 hari
yang dilakukan dengan memanaskan sampai isolat tumbuh pada kaca slide.
0
sampel selama 1 jam pada suhu 70 C. Setelah terbentuk spora, maka kaca slide
Kemudian sampel dibuat pengenceran diambil dan diamati pembentukan rantai
bertingkat sampai 10-4. Masing-masing spora dengan menggunakan mikroskop
pengenceran diambil 0,1 ml dan pembesaran 400x.
diinokulasikan dengan metode sebar
(pour plate) pada medium Starch Casein HASIL DAN PEMBAHASAN
Agar (SCA) yang sebelumnya telah Dari 4 isolat yang diperoleh, 1
disuplemantsi Nystatin untuk mencegah isolat mampu menghambat pertumbuhan
pertumbuhan fungi. Selanjutnya E.coli dan C. albicans (gambar 1).
diinkubasi pada suhu 300C sampai isolat
A
tumbuh. Koloni hasil isolasi yang
menunjukkan penampakan berbeda pada
isolasi tahap pertama dipurifikasi pada
medium Starch Casein Agar dan medium
Nutrien Agar dengan menggunakan B C
metode quadrant streak sehingga
diperoleh isolat murni.
Uji potensi antimikroba dengan metode
difusi agar
Uji antimikroba dilakukan terhadap Gambar 1. Hasil uji antagonis terhadap
mikroba uji
bakteri (E.coli, S.aureus) dan jamur (C. Keterangan :
albicans). Analisis antimikroba dengan A. Penghambatan terhadap Candida
albicans
menggunakan metode difusi agar B. Penghambatan terhadap E.coli
C. Penghambatan terhadap S. aureus
Pengamatan morfologi dan rantai spora
Pengamatan morfologi dilakukan
Hasil pengujian yang dilakukan
terhadap isolat yang memiliki kemampuan
menunjukkan jika isolat terpilih mampu
menghambat mikroba. Pengamatan
menghasilkan senyawa antibakteri
morfologi dilakukan dengan
terhadap gram negatif (E.coli).
menggunakan metode culture slide, yaitu
Berdasarkan data tersebut dapat
: isolat Actinomycetes ditumbuhkan pada
disimpulkan bahwa isolat yang terpilih
medium SNA, selanjutnya pada medium
hanya mampu menghasilkan senyawa
ditancapkan pada kaca steril pada media
antifungi dan antibakteri gram negatif.

JF FIK UINAM Vol.6 No.1 2018 68


Diameter zona hambat hasil uji
antagonis masing-masing isolat
Actinomycetes terhadap mikroba uji
ditampilkan pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Diameter zona hambat uji
antagonis dari semua isolat
Aktinomycetes

Diameter zona hambat (mm)


Kode
NO
isolat E.coli S. aureus C. albicans
Gambar 3. Morfologi spora aktinomycetes
1. KP 1 - - -
2. KP 2 - - -
3. KP 3 - - - Streptomyces dicirikan dengan
4. KP 4 14 - 20 penampakan yang khas dan mirip dengan

Ali (2009) menyatakan jika suatu kapang sehingga Aktinomycetes

senyawa antibiotic dikatakan memiliki terkadang diidentikkan dengan kapang

kemampuan penghambatan yang kuat meskipun kenyataannya tidaklah

jika luas zona bening yang dihasilkan di demikian. Karena kenampakan

atas 20 mm. Berdasarkan zona hambat morfologisnya serta perkembangannya

yang diperoleh, kemampuan yang mirip dengan fungi yang dilihat dari

penghambatan Actinomycetes isolat KP4 miseliumnya, sehingga Aktinomycetes

tergolong lemah. disebut juga ray fungi. Hal paling

Pengamatan morfologi dan rantai substansial yang membedakan fungi

spora dilakukan terhadap Isolat KP 4 dengan Aktinomycetes adalah komposisi

(gambar 2). selularnya.


Salah satu ciri dari genus
Streptomyces yang dapat diamati pada
isolat yang terpilih adalah bagian yang
menyerupai kerak pada permukaan isolat
dapat mudah terlepas saat digores dan
menyisakan bagian permukaan yang

Gambar 2. Morfologi rantai spora menyerupai warna miselium substrat yaitu


berdasarkan pengamatan kuning kecoklatan. Ciri ini pula yang
secara mikroskopik
(pembesaran 400x). dapat digunakan untuk membedakan
jamur dengan Aktinomycetes (Madigan
dkk, 2003). Bagian kerak yang berwarna
putih pada dasarnya merupakan spora
yang dihasilkan oleh Aktinomycetes.
JF FIK UINAM Vol.6 No.1 2018 69
Warna kerak pada isolat akan mengalami KEPUSTAKAAN
perubahan seiring dengan bertambahnya
Ali dkk. (2009). Antifungal Production of a
waktu pertumbuhan, perubahan warna Strain of Actinomycetes spp Isolated
from the Rhizosphere of Cajuput
pada isolat Aktinomycetes akan terjadi
Plant Selection and Detection of
saat memasuki minggu ke lima inkubasi Exhibiting Activity Tested Fungi. I.J.
Biotech. 16(1): 1-10.
dari putih menjadi abu-abu dan akan
terus menjadi gelap hingga pada akhirnya Ambarwati. (2007). Studi Actinomycetes
yang Berpotensi Menghasilkan
menjadi hitam.
Antibiotik dari Rhizosfer Tumbuhan
Untuk menentukan apakah isolat Putri Malu (Mimosa pudica L.) dan
Kucingkucingan (Acalypha indica
yang didapatkan adalah Aktinomycetes
L.).Jurnal Penenlitian Science dan
yaitu dengan pengamatan rantai spora. Teknologi 8(1), 1-14.
formasi rantai spora yang berhasil diamati
Ambarwati & Trisnawati A.
memperlihatkan closed spiral (gambar 2). G.(2009).Isolasi Actinomycetes dari
Tanah Sawah Sebagai Penghasil
Rantai spora yang terbentuk hanya terdiri
Antibiotik.Jurnal Penelitian Sains &
dari satu buah untuk setiap percabangan. Teknologi, 10(2), 101-111.
Spora yang dimiliki oleh Streptomyces
Berdy.(2005). Bioactive microbial
sendiri sangat beragam namun dapat metabolites. A personal view. J
Antibiot 58(1) :1-26
dikelompokkan berdasarkan formasi dan
susunannya (gambar 3) Untuk jenis Budiyanto M.A.K. (2004).Mikrobiologi
Terapan. Malang: UMM Press
Streptomyces dibagi menjadi tiga bagian
yaitu Rectifleksibiles (RF), Dwi N dkk. (2007). Isolasi dan
Karakterisasi Actinomycetes
Retinaculiapetri (RA), dan Spirales (S)
Penghasil Antibakteri. Jurnal
(Shirling & Gottlieb, 1966). AgroBiogen 3 hal 7-15.

Enny Widyati. 2013. Memahami Interaksi


KESIMPULAN Tanaman Mikroba. Tekno Hutan
Tanaman Vol 6 No 1. Bogor :
Dari hasil penelitian, diperoleh 1
Kampus Balitbang Kehutanan.
isolat (KP 4) mampu menghambat
Madingan, M. T., Martinko, J. M., &
pertumbuhan E.coli dan C. albicans. Dari
Parker, J. 2003. Brock Biology of
penampakan morfologi, isolat KP 4 Microorganisms. Tent Edition.
Prentice Hall, USA.
menunjukkan kesamaan dengan ciri khas
genus Streptomyces. Melihat potensi Nedialkov, D. & Naidenova M. (2005)
Screening the Antimicrobial Activity
tersebut, maka perlu dilakukan
ofActinomycetes Strains Isolated
karakterisasi dan identifikasi molekuler from Antarctica, Journal of Culture
CollectionsVolume 4, 2004-2005, pp.
lebih lanjut isolat KP 4.
29-35.

Sembiring L., Ward A. C. & Goodfellow


M., (2000).Selective Isolation and

JF FIK UINAM Vol.6 No.1 2018 70


Characterisation of Members of the
Streptomyces violaceusniger clade
associated with the roots of
Paraserianthes falcataria, Antonie
van Leewenhoek. 78, 353-366.

Shing S. et al. (2006). Actinomycetes of


Loktat Habitat: Isolation and
Screening for Antimicrobial Activities.
Biotechnology 5(2): 217-221

Shirling & Gottlieb. (1966). Methods For


Characterization of Streptomyces
Species. International Journal of
Systematic Bacteriology Vol 16 No 3
Jul 1966 Hal 313-340.

Susilowati dkk. (2007). Isolasi dan


Karakterisasi Aktinomisetes
Penghasil Antibakteri Enteropatogen
Eschericia coli K1.1, Pseudomonas
pseudomallei 02 05, dan Listeria
monocytogenes 5407. Jurnal
AgroBiogen. 3 Hal 15-23.

JF FIK UINAM Vol.6 No.1 2018 71

Anda mungkin juga menyukai